Aku memang menyuruh Khansa untuk tidur, tapi Aku sendiri tidak bisa memejamkan mata. Aku sibuk menatap wajah yang terlelap di sampingku. Rasanya masih tidak percaya Khansa sudah menjadi istriku.
Dia adalah wanita yang kuimpikan. Wanita yang ada dipikiranku selama belasan tahun. Meskipun caraku untuk mendapatkannya salah, tapi dia sudah menjadi milikku sekarang.
Aku mengelus pipi Khansa yang mulus. Meraba alis, menyusuri hidungnya yang berujung pada bibirnya. Khansaku selalu cantik. Dia wanita paling cantik.
Aku menampar diriku sendiri untuk meyakinkan bahwa Aku sedang tidak bermimpi.
PLAK
"Aauuww!" ternyata sakit. Aku benar-benar tidak bermimpi. Wanita yang kucintai selama bertahun-tahun telah menjadi milikku!! Andaikan Dino mengetahuinya, dia pasti bangga padaku! Besok Aku akan memamerkan prestasiku ini padanya.
Semalaman yang kulakukan hanya mengecupi tangan Khansa, mengelus pipinya, mengecup keningnya dan mendaratkan ciuman kecil di bibir mungilnya.
Tanganku juga mengelus perut Khansa yang membesar. Aku mengangsur tubuhku hingga kepalaku berhadapan dengan perut besarnya. Aku memeluk perut itu dan menciuminya. Mengucapkan permintaan maaf berkali-kali terhadap Khansa maupun calon bayi Kami. Tak terasa airmata menetes dari mataku. Aku benar-benar bersyukur memiliki mereka berdua dalam hidupku.
Puas menciumi calon anakku, Aku kembali menarik Khansa ke dalam pelukan dan tertidur dengan perasaan yang bahagia.
***
Pagiku terganggu oleh suara kebisingan. Kabar dari Winda mengganggu rencana bulan maduku. Ada masalah di kantor pusat, sehingga Aku dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Sepertinya Aku harus menunda bulan madu Kami.
Aku harus segera kembali ke Jakarta. Direktur sedang berada di luar negeri. Dia memasrahkan penyelesaian masalah ini padaku. Aku menyanggupinya.
Sebenarnya kalau boleh jujur, Aku sudah tidak ada urusan dengan perusahaan ini. Tujuanku masuk ke perusahaan hanya untuk mendapatkan Khansa. Sekarang Aku sudah mendapatkannya.
Sewajarnya Aku melepas jabatan ini dan kembali bergelut di perusahaanku sendiri. Namun, sebagai bentuk tanggung jawabku karena telah diberi kesempatan untuk menyandang posisi ini, Aku akan menyelesaikan semua masalah di perusahaan itu sebelum meninggalkannya.
Aku menyuruh Winda untuk memesan tiket untuk Kami berdua. Aku sudah membeli rumah baru untuk Khansa. Rumah itu bersebelahan dengan rumah Aaron, dengan begitu akan lebih mudah bagiku dalam mengawasi Diana sesuai dengan tanggung jawab yang diamanatkan Mama kepadaku.
Di bandara Aku harus merelakan berpisah dengan Khansa. Hatiku sangat berat berpisah dengannya, tapi tugas sudah menungguku.
"Bareng Winda dulu ya, nanti kalau semua urusan sudah selesai Aku segera pulang." Aku menarik tubuh Khansa dalam pelukan. Memeluknya seolah-olah memberi kekuatan tersendiri bagiku. Aku mencuri beberapa ciuman sebelum berpisah dengannya.
Ada mobil jemputan lain yang sudah menungguku. Mobil itu membawaku ke perusahaan yang saat ini tengah di tempa krisis. Adanya pemberitaan miring yang diberitakan besar-besaran oleh media membuat image perusahaan langsung turun. Harga saham langsung turun drastis.
Begitu Aku datang, semua karyawan menunjukkan sikap hormat. Asisten direktur mengarahkanku ke ruang meeting dimana para GH dari berbagai divisi sudah menunggu kehadiranku.
"Apa semua sudah hadir?" tanyaku membuka meeting.
"Sudah Pak."
"Bagus. Jelaskan padaku pokok permasalahan sedetail-detailnya." Salah satu GH menceritakan awal mula masalah tanpa melewatkan detail kecil sekalipun. Aku mengangguk-angguk, mulai mengerti akar masalahnya.
"Cari media yang pertama kali menerbitkan berita ini. Kemudian cari media kedua dan ketiga yang ikut menyebarkan. Layangkan surat tuntutan pada direktur mereka. Gunakan media untuk mengklarifikasinya. Sebelum OOJK (maaf ya disamarkan) melayangkan putusan resmi mengenai kebenaran isu tersebut, perusahaan Kita tidak akan bisa dikaitkan. Untuk meyakinkan publik, layangkan surat untuk OOJK agar memeriksa perusahaan Kita dan menerbitkan berita sanggahan. Paham?!"
"Baik Pak." jawab semua yang hadir.
"Kerahkan semua SDM kalian. Aku ingin masalah ini selesai hari ini. Berapa kerugian yang ditanggung perusahaan hanya untuk berita seperti ini?!"
Hari itu semua tim tampak bekerja keras. Menggantikan posisi direktur sementara, Aku bertugas mengarahkan setiap lini. Tidak mudah membujuk OOJK untuk menyambut surat Kami. Namun kemudian surat Kami ditanggapi dan OOJK mengerahkan timnya untuk memeriksa dugaan money laundry yang berhembus di publik.
Sementara tim lain bertugas untuk melayangkan gugatan pada beberapa media. Pengacara Kami mengadakan klarifikasi dengan mengundang puluhan wartawan stasiun TV.
Begitu surat gugatan diterima, masing-masing dari direktur perusahaan media mulai melakukan permintaan maaf. Ada yang meminta maaf melalui media visual, ada yang berbentuk surat, ada juga yang memutuskan untuk mengundurkan diri.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh OOJK juga berakhir di hari itu. Menjelang malam OOJK mengumumkan hasilnya, bahwa tidak ada keterkaitan perusahaan Kami terhadap money laundry yang dilakukan oleh perusahaan asuransi milik pemerintah.
Semua kerumitan itu terjadi dalam jangka waktu sehari. Ketika semua hasil sudah di floor-kan ke publik, Kami hanya menunggu hasilnya dengan harap-harap cemas. Para GH berkumpul di ruangan, memantau pergerakan saham Kami.
Kesibukan itu membuatku tidak leluasa bergerak. Bahkan Aku tidak memiliki waktu untuk sekedar makan. Namun sesibuk-sibuknya Aku, pikiranku tetap melayang pada Khansa. Tubuhku tidak sabar untuk pulang dan meraih wanita itu dalam pelukan. Untuk menghapus kerinduan, Aku menyuruh Winda untuk mengirim foto Khansa selama satu jam sekali. Sebenarnya melakukan hal itu belum cukup untuk menghapus kerinduanku, namun setidaknya ada setitik kerinduan yang berhasil terpuaskan.
Aku menatap jam tangan. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Aku khawatir Khansa menungguku. Aku segera memanggil Winda, menyuruhnya untuk mengabari Khansa untuk tidak menungguku. Selesai melakukannya, Aku kembali memantau pergerakan saham.
Awalnya indeks saham itu tidak bergerak. Malah cenderung menurun secara perlahan. Namun beberapa jam kemudian, mulai terjadi kenaikan secara signifikan hingga akhirnya harga saham stabil di harga normal. Semua orang yang berada di ruangan bersorak-sorai. Euforia menguasai mereka. Mereka memutuskan untuk melakukan pesta kecil-kecilan sebagai bentuk perayaan.
Aku tidak peduli mereka mau melakukan apa. Tanggung jawabku sebagai GH telah selesai hari ini. Saatnya Aku pulang ke rumah, karena ada istri cantik yang telah menungguku di sana.
Membayangkan Khansa menungguku membuat hatiku menghangat. Untuk hari ini dan hari-hari selanjutnya Aku tidak akan sendiri lagi. Ada Khansa yang akan selalu menemani hari-hariku. Dia akan menjadi pendamping hidupku.
Supir perusahaan mengantarku ke rumah. Aku tiba di rumah ketika waktu sudah menunjukkan pukul satu pagi. Rumah sudah tampak sepi. Tanpa berbasa-basi Aku langsung menuju lantai tiga, tempat kesayanganku berada.
Aku menarik napas dalam-dalam dan membuka pintu secara perlahan.
DEG
Hatiku selalu berdebar ketika melihatnya. Malaikatku tengah tertidur nyenyak. Di tengah ornament kamar yang dipenuhi oleh nuansa baby pink, keberadaan Khansa sangat kontras di sana. Dia seperti putri tidur yang tengah menunggu dicium pangerannya agar terbangun.
Secara perlahan Aku mendekati Khansa. Aku menekuk lututku dan berada di sampingnya. Menatap wajahnya berlama-lama sembari menyibakkan helaian rambut yang menutupi wajahnya.
Aku mendekatkan bibirku dan mencium keningnya dengan lembut. "Aku pulang sayang."
***
Happy Reading 🤗
NB : Yeay, setelah 5 hari off, akhirnya update juga 😅. Terima kasih buat yang masih setia menunggu ya. Cium dan peluk banyak2 untuk kalian 😙🤗
Eiitttsss... Pasti ada yang kelupaan ninggalin jejak karena keasyikan baca nih. Yuukk balik ke chapter2 sebelumnya. Jangan lupa tinggalin jejak berupa like dan komen ya, agar Aku tahu seberapa banyak hati yang nungguin AlKhans. Ya syukur-syukur kalau di vote juga, hahahaha 🤣😂. #keplak #OtorGakTauDiri
Udah itu aja, selamat bertemu di chapter selanjutnya. Makaseeeh ya 😙🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Erna Yunita
ngukkkkk.... 😂😂😂😂😂😂😂😂
2024-08-31
0
Khanza Za
ini kedua kali ny aku baca,terakhir baca 4 tahun yang lalu.saat hamil.alhamdulillah anak ku perempuan.dan nama ny khanza😀🥰🥰
2024-06-28
3
Ningke Endengi
ini semua karna author yg tdk terbuka maka kami para pembaca selalu penasaran 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-06-15
0