20. Namaku Cinta

Cakra

Ia tengah melayani pengunjung yang sejak sore hingga jelang petang ini membludak sampai wl (waiting list) ketika Riany memanggil namanya, "Cakra!"

"Ya?"

"Ada ponsel di loker yang bunyi terus. Tadi udah ditanya sama anak-anak, bukan punya mereka katanya. Coba kamu cek siapa tahu ponsel kamu yang bunyi."

"Habis ini Kak," ia berjanji akan segera menuju loker setelah menyelesaikan tugasnya mengantar beberapa pesanan.

Sekitar setengah jam kemudian barulah ia bisa pergi ke loker, dan terkejut demi mendapati 6 missed calls dari Kak Pocut. Ada apa?

"Ada apa , Kak?" tanyanya cemas. Semoga bukan hal yang buruk.

"Cepat pulang!" suara Kak Pocut terdengar tergesa.

"Sebentar lagi, aku selesai jam enam. Ada apa?"

"Anjani ke rumah!" jawab Kak Pocut cepat yang membuatnya kaget. Anja?

Dengan terburu-buru ia menyelesaikan semua tugas sebelum akhirnya melarikan motor dengan kecepatan tinggi pulang ke rumah. Ia bahkan tak sempat mampir ke Indoapril untuk membeli snack pesanan Sasa. Namun berjanji dalam hati, besok ia akan membelikan snack yang jumlahnya dua kali lipat lebih banyak.

Beberapa meter sebelum mencapai kediamannya, ia harus mematikan mesin motor dan menuntunnya karena Cing Mahbub, yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari tempat tinggalnya, sedang mengadakan acara tasyakuran.

"Baru pulang, Gam?" sapa Cang Romli tetangga sebelah rumah persis yang kini sedang duduk di teras rumah Cing Mahbub bersama para tetua lain.

"Iya, Cang," ia mengangguk.

"Udah ditunggu noh di rumah lu, cewek cakep," seloroh Cang Romli sambil terkekeh memperlihatkan sederet gigi palsu yang ukurannya jauh melebihi kapasitas mulutnya.

Ia hanya tertawa.

"Nyang ini beda sama yang biasa, Gam. Aye setuju dah lu ame nyang ini," lanjut Cang Romli sambil terus terkekeh dan mengacungkan dua jempol.

Membuatnya kembali tertawa sambil menggelengkan kepala.

"Kerjaannya ngurusin orang lain aja lu, Rom," cibir Cang Juned yang duduk di sebelah Cang Romli.

"Eh, sebagai tetangga yang baik, gue boleh dong kasih pendapat."

"Iye, iye, gimana menurut elu aja dah."

Sambil terus tertawa ia mengangguk kepada seluruh tetua yang sedang duduk di teras dan berlalu, "Duluan, Cang."

Tak lama kemudian ia telah sampai di depan rumahnya yang malam ini terlihat tak biasa karena ruang tamu lebih benderang. Tanda jika rumah mereka tengah kedatangan tamu. Berarti Anja masih ada disini, batinnya lega.

Ia pun segera memarkirkan motor dan berniat untuk menaikkannya ke atas teras agar tak mengganggu pejalan kaki atau motor lain yang hendak lewat, namun diurungkan demi mendengar suara Mamak dari arah ruang tamu tengah bicara dengan nada tercekat,

"Maafkan Mak ya nak."

"Sudah gagal mendidik anak."

"Sudah membuat kau sengsara seperti ini."

Telak memukul relung hati yang bahkan telah hancur. Membuatnya hanya bisa berdiri diam mematung sambil bersandar di dinding depan rumah. Dan kalimat Mamak selanjutnya tak sanggup lagi untuk ia dengarkan. Hanya bisa masuk kuping kanan keluar kuping kiri, terlalu menyesakkan.

Mamak yang saat ia memberi pengakuan hanya mengucap istighfar sambil meneteskan air mata. Alih-alih memukulnya, menamparnya, memaki-makinya dengan kata-kata hina. Mamak justru terus beristighfar dengan air mata berderai. Yang membuat hatinya semakin hancur berkeping-keping.

Jujur, ia sangat berharap Mamak akan memukulnya habis-habisan, memaki-makinya dengan kalimat terburuk sekalipun, memarahinya hingga berhari-hari, bahkan tak mengajaknya bicara seumur hidup. Ia rela. Sangat rela. Karena memang pantas menerimanya.

Namun Mamak terus saja beristighfar tiada henti, lantas mengambil Al Qur'an, dan mulai membacanya meski dengan suara tersendat-sendat,

"Qad aflaḥal-mu`minụn...."

(QS Al Mu'minun : 1 )

"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman...."

Suara bacaan Qur'an Mamak yang beberapa kali harus tertahan karena air mata, membuat hatinya yang telah hancur berkeping-keping menjadi semakin porak poranda. Ia pun hanya bisa terisak di belakang punggung rapuh Mamak yang terus melanjutkan mengaji.

"Wallażīna hum lifurụjihim ḥāfiẓụn...."

(QS Al Mu'minun : 5 )

"Dan orang yang memelihara ke ma lu annya...."

"Kau sudah datang?" lamunannya buyar demi mendengar suara kaget Kak Pocut yang melihat dirinya tengah bersandar di dinding depan rumah.

Membuatnya langsung menyusut sudut mata sambil berpura-pura tak mendengar pertanyaan barusan.

"Cepat masuk. Anjani sudah nunggu dari tadi!"

Ia mengangguk dan mulai menguatkan hati untuk memasuki ruang tamu, namun langkahnya terhenti tepat di depan pintu karena terpana demi melihat pemandangan yang sedang tersaji di hadapannya.

"Makan yang banyak," begitu kata Mamak sambil menyimpan sesendok besar manok (ayam) masak puteh ke dalam piring Anja yang tersenyum saat menerimanya. Membuat wajah cantiknya menjadi terlihat semakin bersinar.

"Orang hamil harus banyak makan makanan bergizi biar bayinya sehat," lanjut Mamak balas tersenyum.

"Dulu waktu Mamak hamil Agam sering makan ikan-ikanan dan sayuran yang banyak. Makanya sekarang dia bisa sebesar itu."

"Makan buah-buahan juga. Nanti ini semua dibawa pulang ya buat makan di rumah," pungkas Mamak sambil menunjuk sebaskom penuh berisi mangga, jambu, anggur, apel, dan jeruk.

"Besok Mamak buatkan ayam tangkap spesial. Dulu waktu hamil Agam ngidamnya makan ayam tangkap yang dipanggang. Belum pernah coba kan?"

Membuat kedua matanya kembali memanas.

***

Ia menatap Anja yang kini tengah melahap makanan di dalam piring seperti orang yang tak pernah melihat makanan selama seminggu penuh. Setelah beberapa menit lalu Mamak pergi berkunjung ke rumah Cing Mahbub bersama ibu-ibu yang lain. Sementara Kak Pocut menemani Umay dan Sasa belajar di ruang belakang.

"Ape lo?!" gerutu Anja sambil mendelik. "Belum pernah lihat orang makan?!"

Ia yang selama setengah jam terakhir lupa bagaimana caranya tertawa kini tersenyum sambil menggelengkan kepala.

"Lapar banget?"

Anja tambah mendelik, "Ya iya lah. Lo pikir gampang apa nyari rumah lo. Udah mirip kek mencari jejak ini sih!"

Membuatnya tertawa sambil terus menggelengkan kepala.

"Ada apa kesini?"

Anja semakin mendelik, "Nggak dibahas sekarang! Lo mau apa bikin orangtua lo jadi tambah sedih. Hih! Dasar nggak punya perasaan!"

Ia pun mengangguk setuju. Sudah cukup rasanya melihat Mamak melakukan semua hal hanya untuknya. Hatinya takkan sanggup lagi melihat hal lain yang sejenis. Untuk itulah ia lebih memilih mengikuti jejak Anja, mengambil piring kosong yang tersimpan di atas meja, lalu mulai mengisinya dengan nasi dan lauk.

"Ini enak bener sih," komentar Anja dengan mulut penuh. "Apa ini namanya tadi?"

"Ayam masak puteh."

"Sejenis opor ayam kan?"

"Mirip. Cuma ini bumbunya lebih banyak."

Anja mengangguk-angguk sambil kembali mengambil nasi entah untuk yang keberapa kalinya.

"Pasti ada resepnya di internet kan? Nggak harus nanya sama ibu lo?"

Ia tersenyum mengangguk, "Lo mau masak?"

"Masak?" Anja mengernyit. "Enggak lah, gue mau nyari resepnya di internet terus nyuruh Bi Enok buat masakin."

Membuatnya tertawa.

"Apa ketawa?!"

"Enggak," ia menggeleng.

"Lo ngetawain gue? Iya kan?!" Anja mendesis sebal.

"Enggak, Ja, gue nggak ngetawain elo."

"Lo pikir gue nggak bisa masak. Iya kan?!" sungut Anja.

"Gue nggak bilang gitu."

"Hah! Udah kelihatan di mata lo ngomong gitu!"

"Lo bisa baca mata gue?"

Pertanyaannya sontak membuat Anja kembali mendelik marah, "Apa sih?! Buru makannya, abis ini anterin gue pulang!"

Setengah jam kemudian mereka berdua telah berjalan kaki menuju jalan raya menyusuri gang yang semakin malam justru terasa kian semarak dengan banyaknya orang dewasa yang saling bercengkrama dan anak-anak kecil yang bermain-main dengan riang, berlarian kesana kemari. Tak ketinggalan para penjual makanan keliling yang menjajakan dagangannya. Karena masih banyak rezeki yang bisa diraup meski hari telah beranjak malam.

Ia sengaja meninggalkan motor di rumah karena Anja bilang, "Gue nggak mau naik motor. Dingin."

Jadi ia akan memesan Taxi Online untuk mengantarkan Anja pulang ke rumahnya.

Mereka berjalan sambil berdiam diri karena gang yang dilewati ramai oleh keriuhan para penduduknya. Tak memungkinkan mereka untuk saling bicara. Sesekali ia harus memindahkan kresek dari tangan kanan ke tangan kiri karena sempitnya jalan yang dilewati. Kresek berisi buah-buahan yang sengaja Mamak beli di pasar begitu Kak Pocut memberitahu jika Anja datang ke rumah. Ditambah seplastik ayam masak puteh yang tadi sempat membuat Anja menambah nasi berkali-kali.

"Harusnya tadi buah-buahannya nggak usah dibawa," ujar Anja memecah keheningan ketika mereka melewati deretan langgar (masjid) dan sekolah madrasah yang gelap dan sepi.

"Nggak papa," jawabnya. "Emang Mak sengaja beli buat kamu."

Anja menatapnya sambil mengkerut, "Padahal mendingan buat dimakan sama adik-adik lo."

"Keponakan."

"Ya apalah terserah."

"Iya, gue tahu lo bisa beli sendiri buah-buahan kayak gini," lanjutnya sambil tersenyum. "Tapi ini kan udah dikasihin, jadi ya terima aja."

Anja hanya mencibir, terus berjalan mendahuluinya di depan.

"Di sekitar sini ada cafe nggak?"

Ia tertawa, "Ini di kampung. Mana ada cafe. Adanya warung kopi, mau?"

"Ya tempat apalah yang bisa buat ngobrol. Gue perlu ngobrol penting sama lo!"

Ia harus melihat pergelangan tangan kanan sebelum menjawab, "Udah malam. Mendingan lo pulang. Kita ngobrolnya besok lagi aja."

"Enak aja!" salak Anja cepat. "Gue maunya sekarang!"

"Ya udah ngobrol disini. Ini juga kita lagi ngobrol."

Anja menoleh ke belakang sambil melotot, "Masa ngobrol di gang kayak gini?! Yang bener aja lo! Yang mau gue omongin ini serius banget!"

Ia menghela napas, "Ya udah, lo mau ngobrol dimana?"

Dengan menggunakan Taxi Online mereka akhirnya meluncur menuju cafe di pinggiran kota, tempat mereka pernah bertemu beberapa waktu lalu. Cafe tua khusus lansia yang sepertinya akan menjadi tempat tujuan utama mereka berdua saat harus bicara.

Dan di malam minggu ini, cafe terlihat lebih ramai dibanding siang hari saat mereka datang kemari untuk pertama kalinya. Sekelompok pria wanita paruh baya dan lanjut usia memenuhi kursi pengunjung. Membuat mereka kebagian meja di tempat yang paling tidak diinginkan, yaitu pojok ruangan dekat dengan dapur.

"Disini nggak papa?" ia khawatir Anja merasa tak nyaman karena meja mereka menjadi jalan utama pegawai Cafe lalu lalang mengantarkan pesanan pada para pengunjung.

"Nggak ada tempat lagi kan?!"

Ia mengangguk. Masing-masing hanya memesan minuman karena masih merasa kenyang setelah makan di rumah tadi.

"Gue tadi ke klinik," ujar Anja membuka pembicaraan. Membuatnya terperanjat dan langsung berusaha melihat perut Anja yang tertutup meja. Jangan bilang kalau....

"Apa lo lihatin gue?!" damprat Anja kesal karena ia berusaha melihat perut Anja dengan lebih jelas.

"Lo udah ngelakuin itu?" tanyanya dengan suara tercekat. Takut Anja benar-benar telah melakukannya.

"Gue kan udah bilang kalau lo mau ngelakuin itu kasih tau, biar gue antar!"

"Dengerin dulu jangan motong omongan orang!" Anja memukul tangannya yang tersimpan di atas meja dengan sangat keras sampai membuatnya mengaduh.

"Gue tadi udah ke klinik, tapi nggak jadi...."

"Alhamdulillah....," ia langsung berucap lega.

BUG!

Anja kembali memukul tangannya dengan tangan terkepal. "Dibilang jangan motong!"

"Sori...sori...," ia meringis karena memang pukulan Anja dilakukan dengan sekuat tenaga. Membuatnya tak habis pikir dengan karakter cewek berisik yang meledak-ledak ini.

"Karena gue kabur pas mau di bius, duit gue nggak bisa balik lagi," lanjut Anja dengan mimik serius.

"Enam juta," kali ini sambil melotot. "Gue udah bayar enam juta ke klinik tapi nggak jadi ditindak. Then, duit gue hangus. Nggak ada."

"Jadi sekarang, gue mo nagih sama lo, duit enam juta itu."

Membuatnya mengernyit heran.

"Lo pikir gara-gara siapa gue sampai kehilangan duit liburan gue?! Gara-gara elo lah yang bikin gue jadi kayak gini!"

"Oke....oke....," ia mengerti sekarang. "Berapa hutang gue?"

"Enam juta. Ongkos Taxi, biaya browsing, dan lain-lain nggak gue hitung. Tuh, baik banget kan gue?!"

Ia mengangguk-angguk mengerti, "Gue minta waktu dua minggu."

"Hah?! Dua minggu?! Lama amat?!" Anja memekik kesal.

"Gue maunya sekarang! Lo sekarang ada duit nggak?!"

Ia menghembuskan napas dan menggeleng. Ia memang memiliki tabungan, tapi bukan untuk aborsi. Rencananya ia akan mencari pinjaman ke Retrouvailles (lagi).

"Tuh kan," Anja mencibir. "Lo aja nggak megang duit sama sekali tapi pede banget mau bertanggungjawab!"

"Anja!" potongnya tak suka. "Megang duit sama tanggungjawab itu beda urusan."

"Sama lah!" sahut Anja cepat. "Lo mau tanggung jawab pakai apa kalau nggak ada duit? Lo pikir kita hidup nggak pakai biaya?!"

"Iya...oke...oke...," ia mengerti. "Enam juta bakal gue bayar secepatnya. Tapi itu artinya, lo setuju buat nerusin kan?"

"Nerusin apa?!"

"Kehamilan elo. Sampai anaknya lahir."

Anja tak menjawab, lebih memilih untuk menyesap minuman pilihannya, secangkir cokelat hangat yang masih mengepulkan asap.

"Intinya gue mau tanggungjawab. Semua terserah elo. Gue ikut rencana elo."

Anja menatapnya sambil mencibir, "Gue tadi kabur dari klinik, bukan berarti mau terus lanjutin sampai lahir."

"Hah?"

"Gue cuma perlu waktu buat jeda," Anja kembali menyesap cokelat hangatnya. "Ntar kalau udah siap, gue bakal cari tempat yang lebih bagus buat aborsi. Pastiin lo yang bayar biayanya!"

"Anja?!" ia menggeleng tak setuju. "Kandungan lo udah empat bulan lebih. Mau lima bulan. Dan keadaan semua sehat."

"Kalau lo mau tetep ngelakuin itu di usia kehamilan yang sekarang, justru bahaya. Nyawa lo jadi taruhannya."

"Nggak bahaya kalau ditangani sama ahlinya, profesional," jawab Anja yakin. "Gue bakal nyari referensi yang lebih meyakinkan lagi. Ntar kalau udah ketemu, gue kontak lo biar lo bisa siapin duitnya!"

"Oh ya, sama jangan lupa, yang enam juta. Gue nggak mau nunggu sampai dua minggu."

"Lebih cepat lebih baik."

Terpopuler

Comments

Mrs.Kristinasena

Mrs.Kristinasena

Anja..Anak manja..kepala batu..wkwkk

2025-02-27

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

huuft....hrs banyak stok sbr ngadepin ank manja

2024-09-16

1

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

mamak terlaaaaafffff

2024-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Retrouvailles
2 2. Run All Night
3 3. Room Number 27
4 4. A Big Mistake
5 5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6 6. "Gue Hancur ...."
7 7. Cakra itu ....
8 8. Year End Film Project
9 9. Mamayu dan Mager
10 10. Chocolate Almond Cinnamon
11 11. Hadiah dari Kakak Cantik
12 12. Fantastic Four
13 13. The Result is ....
14 14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15 15. Bad Timing
16 16. How It Feels
17 17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18 18. Tersesat
19 19. Menepilah
20 20. Namaku Cinta
21 21. Blue Saturday Night
22 22. Meregang
23 23. Melampaui Semua Batasan
24 24. Cinta Selalu Ada
25 25. Cinta Selalu Ada (2)
26 26. Cinta Selalu Ada (3)
27 27. Cinta Selalu Ada (4)
28 28. Cinta Selalu Ada (5)
29 29. As Long As You Love Me
30 30. Butiran Debu
31 31. Butiran Debu (2)
32 32. Butiran Debu (3)
33 33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34 34. Hari Tanpa Bayangan
35 35. "Good Luck, Cakra!"
36 36. Losing You
37 37. Don't Wanna Cry
38 38. Don't Wanna Cry (2)
39 39. Mama Knows Best
40 40. Terrible Things
41 41. Terrible Things (2)
42 42. When Mama Said
43 43. The Real Problem
44 44. Road to ....
45 45. Road to .... (2)
46 46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47 47. Starting The Countdown
48 48. Mitsaqan Ghalidza
49 49. You Are The Reason
50 50. You Are The Reason (2)
51 51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52 52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53 53. Mencari Rekam Jejak
54 54. 17 Missed Calls
55 55. 17 Missed Calls (2)
56 56. Love Has No Reason
57 57. Love Has No Reason (2)
58 58. Love Has No Reason (3)
59 59. Love Has No Reason (4)
60 60. Love Has No Reason (5)
61 61. Nothings Gonna Change My Love For You
62 62. Best Mama, Ever
63 63. You and Me Against The World
64 64. You and Me Against The World (2)
65 65. Just You and Me
66 66. Just You and Me (2)
67 67. Bertualang Bersamamu
68 68. Selalu Bersamamu
69 69. Selalu Bersamamu (2)
70 70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71 71. Pagi di Rumah Mertua
72 72. Kado Berpita Biru
73 73. Kau Buatku Jatuh Hati
74 74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75 75. "Leave Them Alone"
76 76. Runtuhnya Langit Biru
77 77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78 78. Finding You
79 79. It's Us, Against The Entire World
80 80. It's Us, Against The Entire World (2)
81 81. It's Us, Against The Entire World (3)
82 82. Our Journey
83 83. Our Journey (2)
84 84. Kesuksesan yang Tertunda
85 85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86 86. "See You On Top!"
87 87. Nostalgia SMA Kita
88 88. Everything Gonna be Alright
89 89. You're More Than What You Think
90 90. You're More Than What You Think (2)
91 91. From Zero to Hero
92 92. "Hati-hati ya!"
93 93. "Miss You Already ...."
94 94. Miss You Like Crazy
95 95. Miss You Like Crazy (2)
96 96. You're Always on My Mind
97 97. Bersamamu Selalu Indah
98 98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99 99. The Beginning
100 100. No Pain No Gain
101 101. You're My All
102 From Author with Love
103 102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104 103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105 104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106 105. "Jangan Panik!"
107 106. "Jangan Panik!" (2)
108 107. "Maafin Anja, Ma."
109 108. Bintang Paling Terang
110 109. Love at The First Sight
111 From Cakra Anja with Love
112 110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113 111. New Mom
114 112. New Mom (2)
115 113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116 114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117 115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118 116. "Dia Orang Mana?"
119 117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120 118. Aceh Lon Sayang**
121 119. Aceh Lon Sayang (2)
122 120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123 121. "Seulamat Tinggai" **
124 122. Lahirnya Singa Pemberani
125 123. "Jih Rakan Lon" **
126 124. "Lon Lake Meuah ...." **
127 Sepatah dua patah kata
128 125. Titik Balik
129 126. Rewriting
130 127. Rewriting (2)
131 128. Reminding
132 129. Reminding (2)
133 130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134 131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135 132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136 133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137 Sapaan Hangat
138 134. Sasa Oh Sasa ....
139 135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140 136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141 137. About This Night
142 138. About This Night (2)
143 139. Beratapkan Langit Malam
144 140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145 141. Bidadari di Hadapan
146 142. (He) Cares For You **
147 143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148 144. Follow Your Heart
149 145. Best Decision, Ever
150 146. "Terimakasih, Om."
151 147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152 148. Day by Day
153 149. Forever Yours
154 150. Forever Yours (2)
155 151. The Luckiest Guy
156 Ucapan Terimakasih
157 152. The Luckiest Guy (2)
158 153. Welcome to The Club
159 154. When You're Not Around
160 155. When You're Not Around (2)
161 156. How It Started
162 157. How It Started (2)
163 158. Saat Dia Datang Kembali
164 159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165 160. Happy Bestdayyy!
166 161. Unforgettable Moments
167 162. Unforgettable Moments (2)
168 163. Semua Karena Cinta
169 164. Semua Karena Cinta (2)
170 165. Too Much Love
171 166. Too Much Love (2)
172 167. Love, Wild Things, and You
173 168. How Its Going
174 169. How Its Going (2)
175 170. Adrenalin Rush
176 171. Adrenalin Rush (2)
177 172. All About Love
178 173. Love is You
179 174. Life Must Go On
180 175. Life Must Go On (2)
181 Before Say Goodbye
182 176. Time After Time
183 177. Time After Time (2)
184 178. Time After Time (3)
185 179. Time After Time (4)
186 180. Love of My Life
187 180. Love of My Life (2)
188 180. (End) Love of My Life
189 (Maybe Not) The End of The Road
190 Panduan Cara Memberi Dukungan
191 Dibuang Sayang (1)
192 Dibuang Sayang (2)
193 Dibuang Sayang (3)
194 Dibuang Sayang (4)
195 Dibuang Sayang (5)
196 Novel Pak Pici Duren Sawit
197 TERBIT CETAK
Episodes

Updated 197 Episodes

1
1. Retrouvailles
2
2. Run All Night
3
3. Room Number 27
4
4. A Big Mistake
5
5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6
6. "Gue Hancur ...."
7
7. Cakra itu ....
8
8. Year End Film Project
9
9. Mamayu dan Mager
10
10. Chocolate Almond Cinnamon
11
11. Hadiah dari Kakak Cantik
12
12. Fantastic Four
13
13. The Result is ....
14
14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15
15. Bad Timing
16
16. How It Feels
17
17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18
18. Tersesat
19
19. Menepilah
20
20. Namaku Cinta
21
21. Blue Saturday Night
22
22. Meregang
23
23. Melampaui Semua Batasan
24
24. Cinta Selalu Ada
25
25. Cinta Selalu Ada (2)
26
26. Cinta Selalu Ada (3)
27
27. Cinta Selalu Ada (4)
28
28. Cinta Selalu Ada (5)
29
29. As Long As You Love Me
30
30. Butiran Debu
31
31. Butiran Debu (2)
32
32. Butiran Debu (3)
33
33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34
34. Hari Tanpa Bayangan
35
35. "Good Luck, Cakra!"
36
36. Losing You
37
37. Don't Wanna Cry
38
38. Don't Wanna Cry (2)
39
39. Mama Knows Best
40
40. Terrible Things
41
41. Terrible Things (2)
42
42. When Mama Said
43
43. The Real Problem
44
44. Road to ....
45
45. Road to .... (2)
46
46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47
47. Starting The Countdown
48
48. Mitsaqan Ghalidza
49
49. You Are The Reason
50
50. You Are The Reason (2)
51
51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52
52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53
53. Mencari Rekam Jejak
54
54. 17 Missed Calls
55
55. 17 Missed Calls (2)
56
56. Love Has No Reason
57
57. Love Has No Reason (2)
58
58. Love Has No Reason (3)
59
59. Love Has No Reason (4)
60
60. Love Has No Reason (5)
61
61. Nothings Gonna Change My Love For You
62
62. Best Mama, Ever
63
63. You and Me Against The World
64
64. You and Me Against The World (2)
65
65. Just You and Me
66
66. Just You and Me (2)
67
67. Bertualang Bersamamu
68
68. Selalu Bersamamu
69
69. Selalu Bersamamu (2)
70
70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71
71. Pagi di Rumah Mertua
72
72. Kado Berpita Biru
73
73. Kau Buatku Jatuh Hati
74
74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75
75. "Leave Them Alone"
76
76. Runtuhnya Langit Biru
77
77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78
78. Finding You
79
79. It's Us, Against The Entire World
80
80. It's Us, Against The Entire World (2)
81
81. It's Us, Against The Entire World (3)
82
82. Our Journey
83
83. Our Journey (2)
84
84. Kesuksesan yang Tertunda
85
85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86
86. "See You On Top!"
87
87. Nostalgia SMA Kita
88
88. Everything Gonna be Alright
89
89. You're More Than What You Think
90
90. You're More Than What You Think (2)
91
91. From Zero to Hero
92
92. "Hati-hati ya!"
93
93. "Miss You Already ...."
94
94. Miss You Like Crazy
95
95. Miss You Like Crazy (2)
96
96. You're Always on My Mind
97
97. Bersamamu Selalu Indah
98
98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99
99. The Beginning
100
100. No Pain No Gain
101
101. You're My All
102
From Author with Love
103
102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104
103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105
104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106
105. "Jangan Panik!"
107
106. "Jangan Panik!" (2)
108
107. "Maafin Anja, Ma."
109
108. Bintang Paling Terang
110
109. Love at The First Sight
111
From Cakra Anja with Love
112
110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113
111. New Mom
114
112. New Mom (2)
115
113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116
114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117
115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118
116. "Dia Orang Mana?"
119
117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120
118. Aceh Lon Sayang**
121
119. Aceh Lon Sayang (2)
122
120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123
121. "Seulamat Tinggai" **
124
122. Lahirnya Singa Pemberani
125
123. "Jih Rakan Lon" **
126
124. "Lon Lake Meuah ...." **
127
Sepatah dua patah kata
128
125. Titik Balik
129
126. Rewriting
130
127. Rewriting (2)
131
128. Reminding
132
129. Reminding (2)
133
130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134
131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135
132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136
133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137
Sapaan Hangat
138
134. Sasa Oh Sasa ....
139
135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140
136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141
137. About This Night
142
138. About This Night (2)
143
139. Beratapkan Langit Malam
144
140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145
141. Bidadari di Hadapan
146
142. (He) Cares For You **
147
143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148
144. Follow Your Heart
149
145. Best Decision, Ever
150
146. "Terimakasih, Om."
151
147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152
148. Day by Day
153
149. Forever Yours
154
150. Forever Yours (2)
155
151. The Luckiest Guy
156
Ucapan Terimakasih
157
152. The Luckiest Guy (2)
158
153. Welcome to The Club
159
154. When You're Not Around
160
155. When You're Not Around (2)
161
156. How It Started
162
157. How It Started (2)
163
158. Saat Dia Datang Kembali
164
159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165
160. Happy Bestdayyy!
166
161. Unforgettable Moments
167
162. Unforgettable Moments (2)
168
163. Semua Karena Cinta
169
164. Semua Karena Cinta (2)
170
165. Too Much Love
171
166. Too Much Love (2)
172
167. Love, Wild Things, and You
173
168. How Its Going
174
169. How Its Going (2)
175
170. Adrenalin Rush
176
171. Adrenalin Rush (2)
177
172. All About Love
178
173. Love is You
179
174. Life Must Go On
180
175. Life Must Go On (2)
181
Before Say Goodbye
182
176. Time After Time
183
177. Time After Time (2)
184
178. Time After Time (3)
185
179. Time After Time (4)
186
180. Love of My Life
187
180. Love of My Life (2)
188
180. (End) Love of My Life
189
(Maybe Not) The End of The Road
190
Panduan Cara Memberi Dukungan
191
Dibuang Sayang (1)
192
Dibuang Sayang (2)
193
Dibuang Sayang (3)
194
Dibuang Sayang (4)
195
Dibuang Sayang (5)
196
Novel Pak Pici Duren Sawit
197
TERBIT CETAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!