18. Tersesat

Anja

Tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk si berandal brengsek itu, sebenarnya ia telah menyusun rencana sendiri yang menurutnya paling sempurna.

Sesaat setelah mengetahui jika dirinya hamil, ia sempat menangis seharian. Merasa marah dan menyesal. Selalu berkhayal seandainya waktu bisa diputar kembali seperti saat 4 bulan yang lalu. Ia tentu tak harus melakukan hal bodoh yang kini sangat disesalinya.

Tapi nasi sudah menjadi bubur bukan? Sekarang yang terpenting adalah bagaimana menyelesaikan semua ini. Si berandal brengsek itu jelas tak bisa diandalkan. Sama sekali tak meyakinkan mampu menghandle masalah sebesar ini. Jadi ia, tentunya, harus bertindak cepat dan tangkas. Sebelum semuanya terlambat.

Pertama, ia harus mencari informasi melalui mesin pencari tentang cara menggugurkan kandungan. Ya, sudah pasti ini menjadi opsi yang pertama dan utama. Karena ia belum siap, tak pernah menyangka, dan tak menginginkannya.

Awalnya ia menemukan beberapa nama obat-obatan yang bisa dipakai untuk menggugurkan kandungan. Juga klinik-klinik aborsi yang banyak bertebaran di internet. Namun ia masih ragu sekaligus takut jika pilihannya ini beresiko tinggi terhadap nyawanya. Ia tentu tak ingin mati konyol hanya karena memilih melakukan swa aborsi.

Hingga di hari kedua browsing, ia berhasil menemukan hotline service KTD (kehamilan yang tak direncanakan). Yang terasa sangat pas dengan keadaan dirinya. Karena ia jelas-jelas membutuhkan saran orang lain tentang langkah yang sebentar lagi akan diambilnya. Apakah benar atau tidak? Amankah atau justru berbahaya?

Dan setelah berpikir lagi selama dua hari, tentang perlu tidaknya menelepon hotline service tersebut, ia pun memberanikan diri.

Suara wanita dewasa seperti layaknya seorang penyiar radio, empuk dan lembut, menyapa ramah kemudian menanyakan nama, keluhan, dan tujuannya menelepon. Ia -tentu saja- menjawab memakai nama samaran dan menyampaikan keluhan tentang kehamilan tak direncanakannya.

Wanita itu memberitahu jika ia memiliki tiga pilihan. Yang pertama, melanjutkan kehamilan dan merawat bayinya sendiri. Kedua, melanjutkan kehamilan lalu menyerahkan bayi untuk diadopsi oleh orang lain. Atau ketiga, melakukan aborsi.

Sejak awal pilihannya adalah aborsi, yang ketiga. Sangat yakin. Masalahnya adalah, wanita di telepon memberitahu jika waktu terbaik untuk melakukan aborsi menggunakan obat-obatan atau bantuan medis adalah sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu. Ia mana tahu usia kehamilannya sekarang? Jadi, ketika si berandal brengsek itu memintanya untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan, ia pun langsung menyetujuinya. Karena itu menjadi salah satu cara untuk mengetahui usia kehamilannya.

Namun rencana yang telah disusunnya matang-matang menjadi berantakan ketika dokter memberitahu jika usia kehamilannya telah mencapai 12 minggu. Bahkan lebih, hampir 13 minggu. My Gosh!

Ia sangat terlambat. Pasti karena kebodohannya sendiri yang terlalu lama dalam mengambil keputusan karena selalu ragu dan tak bergerak cepat. Sialan.

Tapi rencana harus tetap dijalankan. Apapun itu. Jadi yang kedua adalah kembali browsing tempat dimana ia bisa melakukan aborsi dengan aman. Namun lagi-lagi si berandal brengsek itu menganggunya dengan pertanyaan paling menyebalkan.

Si brengsek : 'Kapan rencana itu?'

Ia tentu tak menjawab.

Si brengsek. : 'Kasih tahu gw biar gw anter.'

Ogah.

Mungkin karena ia tak pernah membalas pesan, si berandal brengsek itu mulai menerornya dengan telepon. Yang tak pernah diangkatnya. Ia sebenarnya ingin memblokir kembali nomor si berandal brengsek itu, tapi menurutnya belum perlu. Nanti saja setelah semua ini selesai, ia akan langsung menghapus semua yang berkaitan dengan berandal brengsek itu. Pasti.

Si brengsek. : 'Anja, angkat telepon gw.'

Namun ia tetap tak bergeming. Karena telah berhasil menemukan klinik aborsi yang menurutnya paling aman dan bagus di bilangan Raden Saleh.

Dan telah memutuskan, hari Sabtu ini ia akan melakukannya. Pilihan hari yang tepat, karena ia hanya tinggal bertiga dengan Bi Enok dan Mang Jaja di rumah. Papa Mama sedang berkunjung ke rumah baru Mas Tama di Surabaya, dan baru pulang ke Jakarta hari Selasa minggu depan. Jadi nanti, jika ia pulang ke rumah dalam keadaan kerepotan setelah melakukan itu, tak akan ada yang menaruh curiga atau bertanya-tanya. Bi Enok dan Mang Jaja doang sih cincai.

Sekitar jam empat sore, ia memesan Taxi online menuju klinik. Yang di internet menyebutkan diri sebagai klinik aborsi legal dengan banyak testimoni meyakinkan, ternyata hanya berupa sebuah rumah tua berpekarangan luas yang tak terawat. Terlihat sangat tidak meyakinkan dan sedikit menyeramkan.

Namun ia tetap memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Yang ternyata suasananya tak seseram first impression bentuk bangunan dan halaman muka. Hampir sama seperti klinik biasa pada umumnya. Hanya terkesan lebih lengang dan misterius.

Setelah mendaftar di resepsionis, menandatangani beberapa dokumen -yang entah apa, karena ia malas membaca detailnya. Mungkin semacam persetujuan tak akan menuntut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan- , dan membayar biaya aborsi sebesar 6 juta rupiah -hasil dari menguras tabungan keliling Asia nya- , ia diminta untuk menunggu giliran sesuai dengan nomor urut kedatangan.

Sudah ada sekitar 10 cewek lain yang lebih dulu menunggu giliran. Beberapa ada yang ditemani oleh orang yang lebih tua bahkan -mungkin- pacarnya. Jika dilihat dari wajah dan penampilan sepertinya mereka seusia dengannya, bahkan ada yang lebih muda.

Ia pun duduk menunggu dalam diam. Tak berminat untuk saling menyapa sekedar berbasa-basi. Semua terlihat kaku dan tegang. Seperti orang yang sedang menunggu hukuman mati.

Selama menunggu giliran yang terasa sangat menyiksa, ia pun mencoba mengalihkan ketegangan dengan membuka ponsel. Melihat-lihat sosmed teman-temannya yang bisa membuatnya tersenyum-senyum sendiri.

Sesekali perhatiannya teralihkan pada cewek-cewek yang baru saja keluar dari ruang operasi. Kebanyakan berwajah pucat dan sedih. Entahlah, tapi ini sedikit mengganggu. Jika aborsi adalah jalan yang terbaik tapi kenapa mereka semua memasang wajah menyesal setelahnya?

Begitu mulai mendekati giliran, seorang perawat berwajah masam menghampiri lalu mengajaknya memasuki ruang operasi yang ketiga, dari empat ruang yang ada.

Ia yang awalnya yakin mendadak bimbang begitu memasuki ruangan seluas 4 x 5 m yang cat temboknya telah mengelupas disana sini itu. Seorang berwajah kusut yang memakai jas dokter berwarna sedikit kekuningan akibat dimakan usia melempar senyum singkat kearahnya, "Tenang aja."

Ia disuruh duduk menunggu sementara orang berwajah kusut dan seorang perawat mulai mempersiapkan alat-alat yang akan dipakai untuk mengaborsinya.

Setidaknya ia melihat beberapa peralatan medis berwarna silver dalam berbagai bentuk. Dan yang paling menarik perhatiannya adalah alat berupa gunting besar dengan lengkungan-lengkungan aneh, serta mesin penyedot yang terdiri dari dua toples kaca besar dan selang yang terlihat sangat mengancam.

Ia masih sabar menunggu namun entah mengapa pikirannya tiba-tiba blank. Disusul munculnya bayangan layar monitor USG yang beberapa hari lalu sempat dilihatnya di klinik dokter kandungan. Mengusik tiap sudut hatinya.

Ia mencoba mengalihkan perhatian kearah lain, namun justru membuat bayangan layar monitor USG yang menampilkan bulatan sebesar buah rambutan makin lekat di kepala. Membuat seluruh tubuhnya terasa lemah dan gemetaran. Aneh sekali.

Dan ketika orang berwajah kusut dengan jas dokter kekuningan mulai menyuruhnya untuk naik ke atas tempat tidur, tiba-tiba keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya. Membuatnya merasa sangat ketakutan. Apa yang terjadi?

"Tenang aja, nggak usah takut," begitu orang berwajah kusut kembali mengatakan hal yang sama.

Namun tubuhnya justru makin bergetar hebat. Dengan bayangan layar monitor USG yang semakin banyak mengelilingi kepalanya. Ditambah munculnya wajah lain yang sangat dibencinya berkata lirih, "Kita bakal jadi pembunuh, Ja. Anak di perut lo itu udah jadi janin, udah bernyawa...."

Sialan!

"Kita bakal jadi pembunuh, Ja."

Cakra sialan!

Jangan ganggu gue!

Pergi!

Namun suara lirih itu justru semakin menyerbu kepalanya,

"Kita bakal jadi pembunuh, Ja."

"Kita bakal jadi pembunuh, Ja."

Ia menggeleng-gelengkan kepala dengan panik. Berusaha membuang jauh-jauh bayangan layar monitor USG dan wajah si berandal brengsek yang silih berganti muncul di dalam kepalanya.

Tidaaaak!!!

Kepanikannya membuat orang berwajah kusut dengan jas dokter yang berwarna kekuningan itu menyuruhnya untuk pergi ke toilet terlebih dulu.

"Bahaya kalau tegang," begitu katanya.

Ia dengan pikiran yang masih nge blank menurut untuk pergi ke toilet.

"Jangan lama-lama," lanjut orang berwajah kusut dengan jas dokter kekuningan itu.

Dengan tubuh yang menggigil gemetaran dan pandangan berkunang-kunang ia berjalan keluar dari ruang operasi menuju toilet. Namun yang ada di hadapannya justru meja resepsionis dan pintu keluar. Yang entah mengapa kesanalah kakinya melangkah.

Begitu sampai di teras klinik sebuah Taxi tiba-tiba berhenti dan menurunkan penumpang. Bersamaan dengan seseorang yang memanggil-manggil namanya dari bagian dalam klinik.

"Mba Anjani ... Mba Anjani ...."

Ia bahkan tak berpikir ketika dengan sendirinya memasuki Taxi yang telah kosong itu.

"Mba Anjani ... Mba Anjani ...."

Ia masih mendengar dengan jelas namanya dipanggil. Tapi mulutnya justru berkata, "Jalan Pak ...."

Terpopuler

Comments

afrena

afrena

anaknya tak rela dicabut nyawa secara paksa jdi dia memohon pada emak utk mencegahnya dg cara mengetuk pintu hati emaknya melalui pikiran.

2024-01-03

0

afrena

afrena

terlambat kepala lo peyang. tar nyusahi siberandal jg dasar wanita bodoh yg ceroboh nan egois. kayak lo baik aja, udh dilarang masih aja ngeyel, gk boleh minum yg memabukan dan berdua dg cowok muda yg normal yg bukan siapa2 lo dikamar hotel yg ada perbuatan setan terjadi.

2024-01-03

1

Em Mooney

Em Mooney

berarti emng dd aran ny hrs hdp nja...

2023-12-25

1

lihat semua
Episodes
1 1. Retrouvailles
2 2. Run All Night
3 3. Room Number 27
4 4. A Big Mistake
5 5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6 6. "Gue Hancur ...."
7 7. Cakra itu ....
8 8. Year End Film Project
9 9. Mamayu dan Mager
10 10. Chocolate Almond Cinnamon
11 11. Hadiah dari Kakak Cantik
12 12. Fantastic Four
13 13. The Result is ....
14 14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15 15. Bad Timing
16 16. How It Feels
17 17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18 18. Tersesat
19 19. Menepilah
20 20. Namaku Cinta
21 21. Blue Saturday Night
22 22. Meregang
23 23. Melampaui Semua Batasan
24 24. Cinta Selalu Ada
25 25. Cinta Selalu Ada (2)
26 26. Cinta Selalu Ada (3)
27 27. Cinta Selalu Ada (4)
28 28. Cinta Selalu Ada (5)
29 29. As Long As You Love Me
30 30. Butiran Debu
31 31. Butiran Debu (2)
32 32. Butiran Debu (3)
33 33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34 34. Hari Tanpa Bayangan
35 35. "Good Luck, Cakra!"
36 36. Losing You
37 37. Don't Wanna Cry
38 38. Don't Wanna Cry (2)
39 39. Mama Knows Best
40 40. Terrible Things
41 41. Terrible Things (2)
42 42. When Mama Said
43 43. The Real Problem
44 44. Road to ....
45 45. Road to .... (2)
46 46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47 47. Starting The Countdown
48 48. Mitsaqan Ghalidza
49 49. You Are The Reason
50 50. You Are The Reason (2)
51 51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52 52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53 53. Mencari Rekam Jejak
54 54. 17 Missed Calls
55 55. 17 Missed Calls (2)
56 56. Love Has No Reason
57 57. Love Has No Reason (2)
58 58. Love Has No Reason (3)
59 59. Love Has No Reason (4)
60 60. Love Has No Reason (5)
61 61. Nothings Gonna Change My Love For You
62 62. Best Mama, Ever
63 63. You and Me Against The World
64 64. You and Me Against The World (2)
65 65. Just You and Me
66 66. Just You and Me (2)
67 67. Bertualang Bersamamu
68 68. Selalu Bersamamu
69 69. Selalu Bersamamu (2)
70 70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71 71. Pagi di Rumah Mertua
72 72. Kado Berpita Biru
73 73. Kau Buatku Jatuh Hati
74 74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75 75. "Leave Them Alone"
76 76. Runtuhnya Langit Biru
77 77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78 78. Finding You
79 79. It's Us, Against The Entire World
80 80. It's Us, Against The Entire World (2)
81 81. It's Us, Against The Entire World (3)
82 82. Our Journey
83 83. Our Journey (2)
84 84. Kesuksesan yang Tertunda
85 85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86 86. "See You On Top!"
87 87. Nostalgia SMA Kita
88 88. Everything Gonna be Alright
89 89. You're More Than What You Think
90 90. You're More Than What You Think (2)
91 91. From Zero to Hero
92 92. "Hati-hati ya!"
93 93. "Miss You Already ...."
94 94. Miss You Like Crazy
95 95. Miss You Like Crazy (2)
96 96. You're Always on My Mind
97 97. Bersamamu Selalu Indah
98 98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99 99. The Beginning
100 100. No Pain No Gain
101 101. You're My All
102 From Author with Love
103 102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104 103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105 104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106 105. "Jangan Panik!"
107 106. "Jangan Panik!" (2)
108 107. "Maafin Anja, Ma."
109 108. Bintang Paling Terang
110 109. Love at The First Sight
111 From Cakra Anja with Love
112 110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113 111. New Mom
114 112. New Mom (2)
115 113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116 114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117 115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118 116. "Dia Orang Mana?"
119 117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120 118. Aceh Lon Sayang**
121 119. Aceh Lon Sayang (2)
122 120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123 121. "Seulamat Tinggai" **
124 122. Lahirnya Singa Pemberani
125 123. "Jih Rakan Lon" **
126 124. "Lon Lake Meuah ...." **
127 Sepatah dua patah kata
128 125. Titik Balik
129 126. Rewriting
130 127. Rewriting (2)
131 128. Reminding
132 129. Reminding (2)
133 130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134 131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135 132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136 133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137 Sapaan Hangat
138 134. Sasa Oh Sasa ....
139 135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140 136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141 137. About This Night
142 138. About This Night (2)
143 139. Beratapkan Langit Malam
144 140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145 141. Bidadari di Hadapan
146 142. (He) Cares For You **
147 143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148 144. Follow Your Heart
149 145. Best Decision, Ever
150 146. "Terimakasih, Om."
151 147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152 148. Day by Day
153 149. Forever Yours
154 150. Forever Yours (2)
155 151. The Luckiest Guy
156 Ucapan Terimakasih
157 152. The Luckiest Guy (2)
158 153. Welcome to The Club
159 154. When You're Not Around
160 155. When You're Not Around (2)
161 156. How It Started
162 157. How It Started (2)
163 158. Saat Dia Datang Kembali
164 159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165 160. Happy Bestdayyy!
166 161. Unforgettable Moments
167 162. Unforgettable Moments (2)
168 163. Semua Karena Cinta
169 164. Semua Karena Cinta (2)
170 165. Too Much Love
171 166. Too Much Love (2)
172 167. Love, Wild Things, and You
173 168. How Its Going
174 169. How Its Going (2)
175 170. Adrenalin Rush
176 171. Adrenalin Rush (2)
177 172. All About Love
178 173. Love is You
179 174. Life Must Go On
180 175. Life Must Go On (2)
181 Before Say Goodbye
182 176. Time After Time
183 177. Time After Time (2)
184 178. Time After Time (3)
185 179. Time After Time (4)
186 180. Love of My Life
187 180. Love of My Life (2)
188 180. (End) Love of My Life
189 (Maybe Not) The End of The Road
190 Panduan Cara Memberi Dukungan
191 Dibuang Sayang (1)
192 Dibuang Sayang (2)
193 Dibuang Sayang (3)
194 Dibuang Sayang (4)
195 Dibuang Sayang (5)
196 Novel Pak Pici Duren Sawit
197 TERBIT CETAK
Episodes

Updated 197 Episodes

1
1. Retrouvailles
2
2. Run All Night
3
3. Room Number 27
4
4. A Big Mistake
5
5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6
6. "Gue Hancur ...."
7
7. Cakra itu ....
8
8. Year End Film Project
9
9. Mamayu dan Mager
10
10. Chocolate Almond Cinnamon
11
11. Hadiah dari Kakak Cantik
12
12. Fantastic Four
13
13. The Result is ....
14
14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15
15. Bad Timing
16
16. How It Feels
17
17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18
18. Tersesat
19
19. Menepilah
20
20. Namaku Cinta
21
21. Blue Saturday Night
22
22. Meregang
23
23. Melampaui Semua Batasan
24
24. Cinta Selalu Ada
25
25. Cinta Selalu Ada (2)
26
26. Cinta Selalu Ada (3)
27
27. Cinta Selalu Ada (4)
28
28. Cinta Selalu Ada (5)
29
29. As Long As You Love Me
30
30. Butiran Debu
31
31. Butiran Debu (2)
32
32. Butiran Debu (3)
33
33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34
34. Hari Tanpa Bayangan
35
35. "Good Luck, Cakra!"
36
36. Losing You
37
37. Don't Wanna Cry
38
38. Don't Wanna Cry (2)
39
39. Mama Knows Best
40
40. Terrible Things
41
41. Terrible Things (2)
42
42. When Mama Said
43
43. The Real Problem
44
44. Road to ....
45
45. Road to .... (2)
46
46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47
47. Starting The Countdown
48
48. Mitsaqan Ghalidza
49
49. You Are The Reason
50
50. You Are The Reason (2)
51
51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52
52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53
53. Mencari Rekam Jejak
54
54. 17 Missed Calls
55
55. 17 Missed Calls (2)
56
56. Love Has No Reason
57
57. Love Has No Reason (2)
58
58. Love Has No Reason (3)
59
59. Love Has No Reason (4)
60
60. Love Has No Reason (5)
61
61. Nothings Gonna Change My Love For You
62
62. Best Mama, Ever
63
63. You and Me Against The World
64
64. You and Me Against The World (2)
65
65. Just You and Me
66
66. Just You and Me (2)
67
67. Bertualang Bersamamu
68
68. Selalu Bersamamu
69
69. Selalu Bersamamu (2)
70
70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71
71. Pagi di Rumah Mertua
72
72. Kado Berpita Biru
73
73. Kau Buatku Jatuh Hati
74
74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75
75. "Leave Them Alone"
76
76. Runtuhnya Langit Biru
77
77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78
78. Finding You
79
79. It's Us, Against The Entire World
80
80. It's Us, Against The Entire World (2)
81
81. It's Us, Against The Entire World (3)
82
82. Our Journey
83
83. Our Journey (2)
84
84. Kesuksesan yang Tertunda
85
85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86
86. "See You On Top!"
87
87. Nostalgia SMA Kita
88
88. Everything Gonna be Alright
89
89. You're More Than What You Think
90
90. You're More Than What You Think (2)
91
91. From Zero to Hero
92
92. "Hati-hati ya!"
93
93. "Miss You Already ...."
94
94. Miss You Like Crazy
95
95. Miss You Like Crazy (2)
96
96. You're Always on My Mind
97
97. Bersamamu Selalu Indah
98
98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99
99. The Beginning
100
100. No Pain No Gain
101
101. You're My All
102
From Author with Love
103
102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104
103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105
104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106
105. "Jangan Panik!"
107
106. "Jangan Panik!" (2)
108
107. "Maafin Anja, Ma."
109
108. Bintang Paling Terang
110
109. Love at The First Sight
111
From Cakra Anja with Love
112
110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113
111. New Mom
114
112. New Mom (2)
115
113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116
114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117
115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118
116. "Dia Orang Mana?"
119
117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120
118. Aceh Lon Sayang**
121
119. Aceh Lon Sayang (2)
122
120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123
121. "Seulamat Tinggai" **
124
122. Lahirnya Singa Pemberani
125
123. "Jih Rakan Lon" **
126
124. "Lon Lake Meuah ...." **
127
Sepatah dua patah kata
128
125. Titik Balik
129
126. Rewriting
130
127. Rewriting (2)
131
128. Reminding
132
129. Reminding (2)
133
130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134
131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135
132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136
133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137
Sapaan Hangat
138
134. Sasa Oh Sasa ....
139
135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140
136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141
137. About This Night
142
138. About This Night (2)
143
139. Beratapkan Langit Malam
144
140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145
141. Bidadari di Hadapan
146
142. (He) Cares For You **
147
143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148
144. Follow Your Heart
149
145. Best Decision, Ever
150
146. "Terimakasih, Om."
151
147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152
148. Day by Day
153
149. Forever Yours
154
150. Forever Yours (2)
155
151. The Luckiest Guy
156
Ucapan Terimakasih
157
152. The Luckiest Guy (2)
158
153. Welcome to The Club
159
154. When You're Not Around
160
155. When You're Not Around (2)
161
156. How It Started
162
157. How It Started (2)
163
158. Saat Dia Datang Kembali
164
159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165
160. Happy Bestdayyy!
166
161. Unforgettable Moments
167
162. Unforgettable Moments (2)
168
163. Semua Karena Cinta
169
164. Semua Karena Cinta (2)
170
165. Too Much Love
171
166. Too Much Love (2)
172
167. Love, Wild Things, and You
173
168. How Its Going
174
169. How Its Going (2)
175
170. Adrenalin Rush
176
171. Adrenalin Rush (2)
177
172. All About Love
178
173. Love is You
179
174. Life Must Go On
180
175. Life Must Go On (2)
181
Before Say Goodbye
182
176. Time After Time
183
177. Time After Time (2)
184
178. Time After Time (3)
185
179. Time After Time (4)
186
180. Love of My Life
187
180. Love of My Life (2)
188
180. (End) Love of My Life
189
(Maybe Not) The End of The Road
190
Panduan Cara Memberi Dukungan
191
Dibuang Sayang (1)
192
Dibuang Sayang (2)
193
Dibuang Sayang (3)
194
Dibuang Sayang (4)
195
Dibuang Sayang (5)
196
Novel Pak Pici Duren Sawit
197
TERBIT CETAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!