15. Bad Timing

Anja

Hari ini hari libur, tapi entah mengapa ia justru bangun lebih pagi. Mencoba meringkuk kembali di atas tempat tidur namun malah membuat matanya semakin melebar.

Akhirnya memutuskan untuk bangkit, dan langsung menuju walk in closet. Tempat pertama yang selalu ia tuju setiap bangun tidur sejak tiga pekan terakhir.

Ia pun mulai memperhatikan bayangan dirinya yang terpantul melalui cermin dengan seksama. Masih sama seperti hari kemarin. Memperlihatkan seorang gadis pucat, kurus dengan tulang pipi menonjol yang berwajah seperti ingin menangis.

Menyedihkan.

Ia lalu mengangkat baju tidur model babydoll yang sedang dipakai hingga memperlihatkan bagian perutnya. Lalu mengelus dengan perlahan.

Terlihat sedikit lebih besar dibanding hari kemarin enggak sih? batinnya cemas.

Dengan hati berdebar ia pun merubah posisi berdiri menjadi miring ke kanan. Hingga memperlihatkan siluet bentuk tubuhnya dengan sempurna.

Ah, nggak juga, masih rata kok, batinnya sedikit lega. Namun tetap diselimuti banyak kekhawatiran. Sambil berharap semoga dalam waktu dekat kekhawatirannya ini akan hilang selamanya.

Setelah puas memperhatikan keadaan dirinya melalui pantulan cermin, ia pun berjalan menuju ruang makan. Dimana Bi Enok telah menyambut kehadirannya dengan senyum merekah.

"Ini....Nasi Lengko Neng Anja sudah siap," ujar Bi Enok sambil memperlihatkan meja makan yang telah dipenuhi oleh berbagai macam hidangan untuk sarapan. Salah satunya adalah Nasi Lengko requestnya kemarin sore.

Ia tersenyum lebar, "Asyiiiik. Makasih Bi," lalu mendudukkan diri di kursi.

"Bi Enok terlaaaaafff....," pujinya sungguh-sungguh sambil mengacungkan jempol.

"Ah, Eneng....," Bi Enok terkekeh senang sambil mulai menyiapkan piring untuknya.

"Makan yang banyak ya Neng, biar sehat," ujar Bi Enok sambil menambahkan telur rebus yang telah dipotong menjadi dua ke dalam piring Nasi Lengkonya.

Ia tersenyum sambil mengangguk-angguk dengan mulut dipenuhi Nasi Lengko buatan Bi Enok yang endess.

Dalam sekejap mata, ia pun hampir menghabiskan sepiring penuh Nasi Lengko.

Ketika Mang Jaja tiba-tiba masuk ke ruang makan dari arah depan rumah sambil berkata, "Neng Anja, aya (ada) tamu."

"Tamu?" ia mengernyit sambil terus mengunyah Nasi Lengko.

Siapa kira-kira orang yang bertamu di hari minggu sepagi ini ke rumahnya?

Hanum dari hari Sabtu sudah pergi ke Bogor ke rumah neneknya. Bening seperti biasa tiap hari minggu pagi jalan sama Bumi. Ceritanya olah raga ala-ala di Car Free Day. Sementara Dipa, kalau ke rumah pasti langsung masuk ke dalam untuk mencarinya. Tak pernah menunggu di luar.

Jadi siapa?

"Itu tamunya sudah nunggu di ruang tamu, Neng," lanjut Mang Jaja lagi.

Ia pun segera menyuap Nasi Lengko terakhir di piringnya. Kemudian buru-buru meminum segelas air putih hingga tersedak saking terburu-burunya.

"Aduh, ampun!" sungutnya kesal karena kini rasa panas dan pedih tiba-tiba menyerang hidung dengan tanpa ampun akibat tersedak barusan.

Sambil sesekali menyusut hidung ia pun berjalan menuju ke ruang tamu. Dan hampir pingsan demi melihat Cakra telah duduk di ruang tamu rumahnya. Sedang bercakap-cakap sambil sesekali tertawa bersama Mama.

Dengan kaki gemetaran yang seolah tak menjejak lantai, ia pun berusaha keras untuk menutupi kegugupan yang tiba-tiba menyerang. Karena khawatir Cakra sedang mengatakan hal yang coba disembunyikannya rapat-rapat.

Semoga cowok berandal itu masih waras dan otaknya lagi dipakai, hingga tak mengatakan hal-hal aneh apalagi buruk kepada Mama. Sungguh sangat berharap.

Ia sempat terdiam sebentar untuk mengatur napas yang tak beraturan karena terkejut campur kesal. Namun perlahan mulai bisa memberanikan diri untuk berjalan memasuki ruang tamu yang baginya telah berubah menjadi ruang penuh magma panas.

Mengerikan.

"Eh, ini dia anaknya...," seloroh Mama begitu melihat kemunculannya di ruang tamu.

"Kok lama banget sih, Ja?" Mama mengernyit kearahnya. "Ini lho ada teman kamu yang dulu nengok ke rumah sakit," lanjut Mama.

"Iya kan?" sambil menengok kearah Cakra.

Yang tersenyum mengangguk sambil menjawab, "Betul Tante."

Seraya menjalin jari jemari, ia sengaja memilih sofa yang jaraknya terletak paling jauh dari posisi duduk Cakra. Kemudian mendudukkan diri di sana dengan gelisah.

"Rumahnya di mana tadi? Sudah dikasih tahu tapi Tante lupa," tanya Mama sambil tertawa kecil, telah menaruh perhatian penuh kepada Cakra. Jelas mengabaikan dirinya.

Pheww.

"Dekat Pasar Kemiri Tante," jawab Cakra dengan sikap penuh sopan santun.

Cuih!

"Oh, lumayan jauh juga ya dari sekolah. Satu sekolah sama Anja kan?"

"Betul, Tante."

"Ma," ia mengkerut. "Katanya mau olahraga sama Papa?" ia tentu harus secepatnya mengusir berandal ini keluar dari dalam rumah, tapi tentu tidak di hadapan Mama.

"Oh iya, sampai lupa," Mama menepuk dahi sambil terkekeh. "Maklum sudah tua," lanjut Mama lagi sambil terus terkekeh.

"Tuh, Papa udah nungguin lama kali di luar. Mama sih malah duduk disini," ia masih mengkerut sambil berusaha mengabaikan sepasang mata tajam yang kini sedang menatapnya lekat-lekat.

Bersamaan dengan lewatnya Mang Jaja di bawah jendela ruang tamu yang kebetulan terbuka.

"Eh, Ja, Bapak mana?" tanya Mama sambil berdiri agar terlihat oleh Mang Jaja. "Udah nungguin saya ya?"

"Belum Bu," jawab Mang Jaja setengah berteriak. "Bapak masih ngurus tanaman di belakang."

Sungguh jawaban yang tak diinginkannya.

"Oh ya udah," Mama kembali mendudukkan diri di sofa. Membuatnya semakin mengkerut.

"Sudah sarapan belum? Sekalian sarapan di sini ya," tawar Mama kepada Cakra yang membuatnya ingin menjerit marah.

Namun ini tentu tak boleh dilakukan. Karena ia harus terlihat normal dan selow di depan Mama.

"Enggak perlu Ma!" ia berinisiatif untuk menjawab terlebih dahulu. Karena Cakra justru memandang ke arahnya seolah meminta pendapat.

"Dia pasti udah sarapan. Cuma sebentar kok di sini! Nih bentar lagi juga pulang," lanjutnya cepat. Sangat berharap Cakra sadar, bahwa kehadiran Cakra di rumahnya sangat tidak diinginkan.

"Betul, Tante," Cakra ikut menyahut sambil mengangguk sopan. "Terima kasih banyak tawarannya."

"Aduh, Anja, teman baru datang kok malah udah mau pulang," Mama mencibir kearahnya.

For sure Mama?

"Sudah sarapan juga nggak apa-apa, di sini sarapan lagi. Pasti menunya beda. Biar sehat kan," seloroh Mama sambil terkekeh.

Membuatnya memutar bola mata dengan perasaan marah yang semakin naik ke ubun-ubun dan siap meledak kapan saja.

"Eh iya, asalnya dari mana tadi? Lhokseumawe?" Mama kembali bertanya kepada Cakra, yang dijawab dengan anggukan.

"Dulu...awal-awal kami menikah, Papanya Anja sempat ditugaskan sebentar di Lhokseumawe, sebelum pindah ke Padang. Kurang lebih sekitar tahun 80 an," lanjut Mama antusias.

"Kalian berdua belum pada lahir pastinya ya, karena Tante juga waktu itu masih pengantin baru," lanjut Mama sambil kembali terkekeh yang sukses membuat kepalanya semakin berdenyut-denyut tak karuan.

Ini kenapa Mama malah mengajak Cakra ngobrol panjang lebar sih? Pakai cerita perjalanan hidup keluarga lagi. Aduh!

"Dulu kami tinggal di Aspol Dewantara. Masih ada nggak sekarang?"

Cakra tersenyum, "Yang asli Lhokseumawe ibu saya, Tante."

"Kalau ayah dari Idi Rayeuk."

"Tapi kalau saya, hanya numpang lahir. Dari kecil sampai sekarang sudah tinggal di Jakarta. Jadi sama sekali nggak paham daerah-daerah di Aceh."

"Owalah," Mama tertawa. "Jadi anak Jakarta nih ceritanya?"

Cakra dan Mama kemudian tertawa bersama. Membuatnya ingin segera menenggelamkan diri ke dalam lantai ruang tamu.

"Ma, ayo jalan," suara berat yang tiba-tiba mampir di telinganya terdengar begitu merdu bagai dewa penyelamat. Thanks God. Dilihatnya Papa sudah berdiri di ruang tamu, siap dengan setelan olahraga.

Hah, finally.

"Oh, Papa sudah siap ya?" Mama bangkit dari duduk.

"Ayo...ayo," Mama kemudian menghampiri Papa yang kini sedang menggerak-gerakkan tangan mencoba melakukan pemanasan ringan.

"Tante tinggal dulu ya," ujar Mama ke arah Cakra.

Yang berinisiatif untuk berdiri, lalu mengangguk memberi salam pada Papa, "Pagi, Om."

"Siapa?" Papa mengernyit melihat Cakra. "Baru lihat sekarang," lanjut Papa saat menerima uluran tangan dari Cakra.

"Nama saya Cakra, Om," begitu suara Cakra terdengar memperkenalkan diri. Enough.

"Cakra ini teman sekolah Anja," tambah Mama ikut membantu menjawab.

"Oh," Papa mengangguk. Meski masih agak mengernyit seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Let's go?" lanjut Papa sambil mengerling ke arah Mama yang menjawab dengan anggukan setuju.

"Kita jalan dulu ya, Ja," Mama melambai kepada mereka berdua. Kemudian mengikuti langkah Papa yang telah keluar dari ruang tamu.

"Dah Ma," ia pun balas melambai. "Hati-hati di jalan Ma."

Begitu suara Mama dan Papa terdengar semakin menjauh dari ruang tamu, ia pun langsung melotot marah dan membentak Cakra, "Ngapain ke sini?!"

Cakra terlihat mengembuskan napas panjang sebelum berkata dengan memasang wajah menyesal, "Gua minta maaf...."

"Kemarin gua....."

"Gue nggak butuh maaf dari lo!" sahutnya cepat masih dengan nada membentak.

"Gua bener-bener minta maaf, Ja. Kemarin itu...."

"Aduh, udah deh!" ia mengibaskan tangan dengan malas. "Gue nggak mau denger apa-apa dari lo! Mending lo pulang sekarang juga sebelum kesabaran gue habis!"

"Dengar dulu Ja...," suara Cakra terdengar memohon.

Tapi ia tentu tak akan tertipu lagi untuk yang kedua kalinya. Sudah cukup yang kemarin. Ia tak mau berurusan lagi dengan cowok berandal bodoh yang jelas-jelas pengecut ini.

"Pergi!" bentaknya dengan suara tertahan khawatir terdengar oleh Bi Enok atau Mang Jaja.

"Anja, please, dengerin penjelasan gua dulu. Kemarin itu gua ka...."

"Batu banget sik?!" potongnya semakin meradang. "Gue bilang pergi...ya pergi!"

"Anja, gua mau tanggung jawab....."

Ia sempat tertegun mendengar ucapan Cakra, namun sedetik kemudian kembali meledak, "Gue nggak perlu tanggungjawab siapapun! Terutama elo!!"

"Anja, gua sungguh-sungguh....," suara Cakra kali ini tak lagi terdengar memohon. Tapi sangat memohon.

Ah, bullshit! Ia tak mau menjadi keledai. Jatuh di lubang yang sama. No. Never.

"Kita perlu ngobrol banyak soal ini, Ja," lanjut Cakra lagi dengan tatapan penuh permohonan. "Please...."

"Enak aja lo mau bahas hal kayak gini di rumah gue!" salaknya tak terima.

"Jadi lo maunya kita bahas ini di mana?" suara Cakra terdengar mulai terkendali.

Sementara ia hanya bisa mengutuk-ngutuk dalam hati karena kembali terbawa dalam arus permainan si berandal ini. Ia tentu harus memberi pelajaran. Pastinya!

"Nggak di sini!" jawabnya setelah terdiam sesaat.

Cakra mengangguk mengerti, "Oke."

"Gue yang tentuin tempatnya!" ujarnya cepat sebelum Cakra kembali angkat bicara.

Lagi-lagi Cakra mengangguk.

"Sekarang lo pergi! Dan gue nggak mau lihat lo datang ke sini lagi! Ini yang terakhir!" pungkasnya cepat sambil beranjak dari ruang tamu dengan tanpa menoleh lagi.

Ketika tengah buru-buru melangkah menuju kamar, ia berpapasan dengan Bi Enok yang tangan kanannya membawa semangkok penuh mangga yang baru dikupas untuk disimpan di atas meja makan.

"Bi, tolong lihatin tamunya udah pergi atau belum. Kalau udah, jangan lupa tutup pintunya," ujarnya sambil masuk ke dalam kamar kemudian menutup pintunya rapat-rapat.

Namun sekilas telinganya masih sempat mendengar jawaban dari Bi Enok, "Muhun (iya), Neng."

***

Keterangan :

Nasi Lengko. : makanan khas masyarakat Cirebon yang terdiri dari nasi putih, tahu dan tempe goreng dipotong kecil-kecil, mentimun dicacah, tauge direbus, lalu disiram bumbu kacang dan ditaburi bawang goreng

Terpopuler

Comments

Em Mooney

Em Mooney

o sprti itu nasi lengko. kpn" bikin lah

2023-12-25

0

Mak sulis

Mak sulis

Cakra gentleman..berani berbuat berani tanggung jawab..didikan emak bagus..mungkin gara2 salah pergaulan Cakra jadi mengenal pergaulan bebas

2023-12-05

2

Mak sulis

Mak sulis

pasti keinget sama Ishak yah pak

2023-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Retrouvailles
2 2. Run All Night
3 3. Room Number 27
4 4. A Big Mistake
5 5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6 6. "Gue Hancur ...."
7 7. Cakra itu ....
8 8. Year End Film Project
9 9. Mamayu dan Mager
10 10. Chocolate Almond Cinnamon
11 11. Hadiah dari Kakak Cantik
12 12. Fantastic Four
13 13. The Result is ....
14 14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15 15. Bad Timing
16 16. How It Feels
17 17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18 18. Tersesat
19 19. Menepilah
20 20. Namaku Cinta
21 21. Blue Saturday Night
22 22. Meregang
23 23. Melampaui Semua Batasan
24 24. Cinta Selalu Ada
25 25. Cinta Selalu Ada (2)
26 26. Cinta Selalu Ada (3)
27 27. Cinta Selalu Ada (4)
28 28. Cinta Selalu Ada (5)
29 29. As Long As You Love Me
30 30. Butiran Debu
31 31. Butiran Debu (2)
32 32. Butiran Debu (3)
33 33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34 34. Hari Tanpa Bayangan
35 35. "Good Luck, Cakra!"
36 36. Losing You
37 37. Don't Wanna Cry
38 38. Don't Wanna Cry (2)
39 39. Mama Knows Best
40 40. Terrible Things
41 41. Terrible Things (2)
42 42. When Mama Said
43 43. The Real Problem
44 44. Road to ....
45 45. Road to .... (2)
46 46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47 47. Starting The Countdown
48 48. Mitsaqan Ghalidza
49 49. You Are The Reason
50 50. You Are The Reason (2)
51 51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52 52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53 53. Mencari Rekam Jejak
54 54. 17 Missed Calls
55 55. 17 Missed Calls (2)
56 56. Love Has No Reason
57 57. Love Has No Reason (2)
58 58. Love Has No Reason (3)
59 59. Love Has No Reason (4)
60 60. Love Has No Reason (5)
61 61. Nothings Gonna Change My Love For You
62 62. Best Mama, Ever
63 63. You and Me Against The World
64 64. You and Me Against The World (2)
65 65. Just You and Me
66 66. Just You and Me (2)
67 67. Bertualang Bersamamu
68 68. Selalu Bersamamu
69 69. Selalu Bersamamu (2)
70 70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71 71. Pagi di Rumah Mertua
72 72. Kado Berpita Biru
73 73. Kau Buatku Jatuh Hati
74 74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75 75. "Leave Them Alone"
76 76. Runtuhnya Langit Biru
77 77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78 78. Finding You
79 79. It's Us, Against The Entire World
80 80. It's Us, Against The Entire World (2)
81 81. It's Us, Against The Entire World (3)
82 82. Our Journey
83 83. Our Journey (2)
84 84. Kesuksesan yang Tertunda
85 85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86 86. "See You On Top!"
87 87. Nostalgia SMA Kita
88 88. Everything Gonna be Alright
89 89. You're More Than What You Think
90 90. You're More Than What You Think (2)
91 91. From Zero to Hero
92 92. "Hati-hati ya!"
93 93. "Miss You Already ...."
94 94. Miss You Like Crazy
95 95. Miss You Like Crazy (2)
96 96. You're Always on My Mind
97 97. Bersamamu Selalu Indah
98 98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99 99. The Beginning
100 100. No Pain No Gain
101 101. You're My All
102 From Author with Love
103 102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104 103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105 104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106 105. "Jangan Panik!"
107 106. "Jangan Panik!" (2)
108 107. "Maafin Anja, Ma."
109 108. Bintang Paling Terang
110 109. Love at The First Sight
111 From Cakra Anja with Love
112 110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113 111. New Mom
114 112. New Mom (2)
115 113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116 114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117 115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118 116. "Dia Orang Mana?"
119 117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120 118. Aceh Lon Sayang**
121 119. Aceh Lon Sayang (2)
122 120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123 121. "Seulamat Tinggai" **
124 122. Lahirnya Singa Pemberani
125 123. "Jih Rakan Lon" **
126 124. "Lon Lake Meuah ...." **
127 Sepatah dua patah kata
128 125. Titik Balik
129 126. Rewriting
130 127. Rewriting (2)
131 128. Reminding
132 129. Reminding (2)
133 130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134 131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135 132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136 133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137 Sapaan Hangat
138 134. Sasa Oh Sasa ....
139 135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140 136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141 137. About This Night
142 138. About This Night (2)
143 139. Beratapkan Langit Malam
144 140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145 141. Bidadari di Hadapan
146 142. (He) Cares For You **
147 143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148 144. Follow Your Heart
149 145. Best Decision, Ever
150 146. "Terimakasih, Om."
151 147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152 148. Day by Day
153 149. Forever Yours
154 150. Forever Yours (2)
155 151. The Luckiest Guy
156 Ucapan Terimakasih
157 152. The Luckiest Guy (2)
158 153. Welcome to The Club
159 154. When You're Not Around
160 155. When You're Not Around (2)
161 156. How It Started
162 157. How It Started (2)
163 158. Saat Dia Datang Kembali
164 159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165 160. Happy Bestdayyy!
166 161. Unforgettable Moments
167 162. Unforgettable Moments (2)
168 163. Semua Karena Cinta
169 164. Semua Karena Cinta (2)
170 165. Too Much Love
171 166. Too Much Love (2)
172 167. Love, Wild Things, and You
173 168. How Its Going
174 169. How Its Going (2)
175 170. Adrenalin Rush
176 171. Adrenalin Rush (2)
177 172. All About Love
178 173. Love is You
179 174. Life Must Go On
180 175. Life Must Go On (2)
181 Before Say Goodbye
182 176. Time After Time
183 177. Time After Time (2)
184 178. Time After Time (3)
185 179. Time After Time (4)
186 180. Love of My Life
187 180. Love of My Life (2)
188 180. (End) Love of My Life
189 (Maybe Not) The End of The Road
190 Panduan Cara Memberi Dukungan
191 Dibuang Sayang (1)
192 Dibuang Sayang (2)
193 Dibuang Sayang (3)
194 Dibuang Sayang (4)
195 Dibuang Sayang (5)
196 Novel Pak Pici Duren Sawit
197 TERBIT CETAK
Episodes

Updated 197 Episodes

1
1. Retrouvailles
2
2. Run All Night
3
3. Room Number 27
4
4. A Big Mistake
5
5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6
6. "Gue Hancur ...."
7
7. Cakra itu ....
8
8. Year End Film Project
9
9. Mamayu dan Mager
10
10. Chocolate Almond Cinnamon
11
11. Hadiah dari Kakak Cantik
12
12. Fantastic Four
13
13. The Result is ....
14
14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15
15. Bad Timing
16
16. How It Feels
17
17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18
18. Tersesat
19
19. Menepilah
20
20. Namaku Cinta
21
21. Blue Saturday Night
22
22. Meregang
23
23. Melampaui Semua Batasan
24
24. Cinta Selalu Ada
25
25. Cinta Selalu Ada (2)
26
26. Cinta Selalu Ada (3)
27
27. Cinta Selalu Ada (4)
28
28. Cinta Selalu Ada (5)
29
29. As Long As You Love Me
30
30. Butiran Debu
31
31. Butiran Debu (2)
32
32. Butiran Debu (3)
33
33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34
34. Hari Tanpa Bayangan
35
35. "Good Luck, Cakra!"
36
36. Losing You
37
37. Don't Wanna Cry
38
38. Don't Wanna Cry (2)
39
39. Mama Knows Best
40
40. Terrible Things
41
41. Terrible Things (2)
42
42. When Mama Said
43
43. The Real Problem
44
44. Road to ....
45
45. Road to .... (2)
46
46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47
47. Starting The Countdown
48
48. Mitsaqan Ghalidza
49
49. You Are The Reason
50
50. You Are The Reason (2)
51
51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52
52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53
53. Mencari Rekam Jejak
54
54. 17 Missed Calls
55
55. 17 Missed Calls (2)
56
56. Love Has No Reason
57
57. Love Has No Reason (2)
58
58. Love Has No Reason (3)
59
59. Love Has No Reason (4)
60
60. Love Has No Reason (5)
61
61. Nothings Gonna Change My Love For You
62
62. Best Mama, Ever
63
63. You and Me Against The World
64
64. You and Me Against The World (2)
65
65. Just You and Me
66
66. Just You and Me (2)
67
67. Bertualang Bersamamu
68
68. Selalu Bersamamu
69
69. Selalu Bersamamu (2)
70
70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71
71. Pagi di Rumah Mertua
72
72. Kado Berpita Biru
73
73. Kau Buatku Jatuh Hati
74
74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75
75. "Leave Them Alone"
76
76. Runtuhnya Langit Biru
77
77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78
78. Finding You
79
79. It's Us, Against The Entire World
80
80. It's Us, Against The Entire World (2)
81
81. It's Us, Against The Entire World (3)
82
82. Our Journey
83
83. Our Journey (2)
84
84. Kesuksesan yang Tertunda
85
85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86
86. "See You On Top!"
87
87. Nostalgia SMA Kita
88
88. Everything Gonna be Alright
89
89. You're More Than What You Think
90
90. You're More Than What You Think (2)
91
91. From Zero to Hero
92
92. "Hati-hati ya!"
93
93. "Miss You Already ...."
94
94. Miss You Like Crazy
95
95. Miss You Like Crazy (2)
96
96. You're Always on My Mind
97
97. Bersamamu Selalu Indah
98
98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99
99. The Beginning
100
100. No Pain No Gain
101
101. You're My All
102
From Author with Love
103
102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104
103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105
104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106
105. "Jangan Panik!"
107
106. "Jangan Panik!" (2)
108
107. "Maafin Anja, Ma."
109
108. Bintang Paling Terang
110
109. Love at The First Sight
111
From Cakra Anja with Love
112
110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113
111. New Mom
114
112. New Mom (2)
115
113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116
114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117
115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118
116. "Dia Orang Mana?"
119
117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120
118. Aceh Lon Sayang**
121
119. Aceh Lon Sayang (2)
122
120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123
121. "Seulamat Tinggai" **
124
122. Lahirnya Singa Pemberani
125
123. "Jih Rakan Lon" **
126
124. "Lon Lake Meuah ...." **
127
Sepatah dua patah kata
128
125. Titik Balik
129
126. Rewriting
130
127. Rewriting (2)
131
128. Reminding
132
129. Reminding (2)
133
130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134
131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135
132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136
133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137
Sapaan Hangat
138
134. Sasa Oh Sasa ....
139
135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140
136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141
137. About This Night
142
138. About This Night (2)
143
139. Beratapkan Langit Malam
144
140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145
141. Bidadari di Hadapan
146
142. (He) Cares For You **
147
143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148
144. Follow Your Heart
149
145. Best Decision, Ever
150
146. "Terimakasih, Om."
151
147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152
148. Day by Day
153
149. Forever Yours
154
150. Forever Yours (2)
155
151. The Luckiest Guy
156
Ucapan Terimakasih
157
152. The Luckiest Guy (2)
158
153. Welcome to The Club
159
154. When You're Not Around
160
155. When You're Not Around (2)
161
156. How It Started
162
157. How It Started (2)
163
158. Saat Dia Datang Kembali
164
159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165
160. Happy Bestdayyy!
166
161. Unforgettable Moments
167
162. Unforgettable Moments (2)
168
163. Semua Karena Cinta
169
164. Semua Karena Cinta (2)
170
165. Too Much Love
171
166. Too Much Love (2)
172
167. Love, Wild Things, and You
173
168. How Its Going
174
169. How Its Going (2)
175
170. Adrenalin Rush
176
171. Adrenalin Rush (2)
177
172. All About Love
178
173. Love is You
179
174. Life Must Go On
180
175. Life Must Go On (2)
181
Before Say Goodbye
182
176. Time After Time
183
177. Time After Time (2)
184
178. Time After Time (3)
185
179. Time After Time (4)
186
180. Love of My Life
187
180. Love of My Life (2)
188
180. (End) Love of My Life
189
(Maybe Not) The End of The Road
190
Panduan Cara Memberi Dukungan
191
Dibuang Sayang (1)
192
Dibuang Sayang (2)
193
Dibuang Sayang (3)
194
Dibuang Sayang (4)
195
Dibuang Sayang (5)
196
Novel Pak Pici Duren Sawit
197
TERBIT CETAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!