3. Room Number 27

Anja

Ia merengut kesal memandangi punggung Cakra, yang kini sedang mendaftar di resepsionis hotel.

Oh ralat, bukan hotel. Tapi lebih tepatnya motel, hotel melati, hotel kecil yang terselip di antara bangunan megah di sekitarnya, penginapan kumuh, whatever you name it!

"Nih, kuncinya," Cakra mengangsurkan sebuah kunci pintu yang sangat sangat biasa. Menggantung di sebuah benda berbentuk persegi panjang berwarna merah menyala. Dengan tulisan angka 27 yang hampir memudar.

Ia yang awalnya membayangkan akan menerima cardlock, kartu magnetic stripe, kartu chip, atau apapun sebutannya. Yang pasti berbentuk sangat modern. Seperti yang biasa ia peroleh ketika liburan keluarga. Kini mendadak ilfeel mendapati bentuk kunci, yang lebih pantas disebut sebagai kunci gudang itu.

"Malah bengong," sungut Cakra demi melihatnya hanya mematung sambil memasang wajah kesal. Membuat Cakra akhirnya menyimpan kunci tersebut di tangannya.

"Nih, udah," ujar Cakra sambil menarik resleting jaket yang sedang dipakai. "Gua balik dulu."

"Tunggu!" decihnya sambil masih merengut.

"Apa lagi sih?!" Cakra memandangnya sebal.

"Gue lapar."

Kini, mereka telah berada di warung kelontong yang buka 24 jam. Milik seorang warga setempat yang terletak tak jauh dari hotel. Ia sudah memilih roti sobek, kacang atom, wafer, permen alpenliebe, teh kotak dan air mineral. Ketika Cakra meletakkan sebotol Kratingdaeng ke meja kasir.

"Gua bayar sendiri," ujar Cakra cepat Mungkin menyadari, jika ia sedang melirik melalui sudut mata.

"Yang ini pisah, Bah," lanjut Cakra lagi kepada pemilik toko. Sambil mengangkat botol minuman tersebut.

Ia pun hanya mencibir. Dih, ge er banget, desisnya sebal dalam hati. Karena ia sebenarnya tengah melirik rak paling bawah showcase cooler (jenis lemari pendingin yang biasanya terdapat di minimarket dan toko lain sejenisnya). Di mana terdapat barisan minuman kaleng berwarna putih, merah, kuning, yang sangat menarik perhatiannya.

Dan ketika Cakra tengah menenggak minuman pilihannya sendiri, ia pun memutuskan untuk membuka showcase cooler. Lalu berjongkok memperhatikan barisan kaleng minuman warna warni tersebut.

"Enak yang mana?" tanyanya tanpa menoleh. Sambil mempertimbangkan akan mengambil kaleng warna merah dengan logo dua jangkar saling bersilangan, atau mengambil kaleng kombinasi warna putih dan merah dengan gambar bintang besar di tengahnya.

"Semua enak, Neng," jawab pemilik toko sambil terkekeh. "Neneng biasa minum yang mana?"

Dengan tanpa permisi, Cakra mengulurkan tangan tepat di atas kepalanya. Untuk mengambil kaleng minuman bersoda, "Sprite atau Cola?"

Ia mencibir, tak memedulikan Cakra.

"Yang bisa bikin tidur pulas yang mana, Bah?" ia justru kembali bertanya kepada pemilik toko.

"Anak-anak muda biasanya suka yang merah," jawab pemilik toko sambil menunjuk kaleng berlogo dua jangkar bersilangan.

"Dibanding yang satunya," lanjut pemilik toko. Kali ini sembari menunjuk kaleng berwarna kombinasi merah dan putih.

"Yang merah lebih kuat rasanya, tapi lebih murah," pungkas pemilik toko.

Yang disambut dengan cepat oleh Cakra. "Ini aja Bah, ambil dua-duanya," sambil meletakkan sekaleng Sprite dan Coca Cola ke meja kasir.

"Gua yang bayar!" sambung Cakra setengah menggerutu ke arahnya.

"Orang gue mau beli yang ini," ia memutuskan untuk mengambil kaleng berwarna merah dengan logo dua jangkar bersilangan.

Namun, baru saja ia berdiri hendak menutup pintu showcase cooler. Tiba-tiba Cakra telah merebut kaleng yang sedang dipegangnya. Untuk kemudian kembali menyimpannya ke dalam showcase cooler.

"Heh!" ia membentak Cakra kesal. "Gue mau beli yang itu!"

Cakra tak menjawab, tapi memasang posisi tubuh sedemikian rupa. Agar ia tak bisa membuka showcase cooler.

"Minggir!" gerutunya kesal.

Namun Cakra bergeming.

"Aduh, Neng, jangan berantem di warung orang," tegur pemilik toko seraya terkekeh.

"Kalau pacar Neneng nggak suka kaleng merah, mending coba yang ini, lebih lembut," lanjut pemilik toko. Sambil mengangsurkan barang yang baru diambil dari bagian dalam toko. Yaitu sebuah botol berwarna hijau, dengan logo dua jangkar bersilangan.

"Kadar alkoholnya lebih rendah, cocok lah buat berdua," sambung pemilik toko lagi seraya terus terkekeh.

Dengan penuh rasa ingin tahu, ia pun mengambil botol tersebut dari tangan pemilik toko. Kemudian membaca tulisan yang terpasang di sana, "Lychee?"

Pemilik toko mengangguk, "Rasa leci. Manis, segar, nggak terlalu pahit."

"Maaf, Bah, kami ambil Sprite sama Cola aja," potong Cakra cepat.

Namun ia hanya mencibir, berusaha tak memedulikan Cakra.

Lebih memilih bertanya lagi kepada pemilik toko, "Tapi kok kemasannya botol, Bah? Jadi kayak minum miras beneran," selorohnya.

Bertepatan dengan Cakra yang melotot ke arahnya.

"Ini aja Bah, jadi berapa semua?" ujar Cakra cepat. "Gua bayarin dulu, ntar lo bayar ke gua habis ini," sambung Cakra tanpa melihat ke arahnya.

"Ada yang kaleng," pemilik toko jelas berada di pihaknya karena mengabaikan Cakra. Haha rasain!

"Mana?" tanyanya antusias.

"Itu di paling bawah kiri," tunjuk pemilik toko ke arah showcase cooler. "Yang kalengnya putih perak."

"I see," ia tersenyum senang. Untuk kemudian mengambil dua kaleng yang dimaksud oleh pemilik toko.

"Lo nggak boleh minum itu!" kali ini suara Cakra membentaknya. Jelas telah kehilangan kesabaran.

"Bukan urusan lo!" decihnya tak peduli. Tetap meletakkan dua kaleng minuman tersebut ke atas meja kasir.

"Udah Bah, ini aja. Jadi berapa semuanya?" sambungnya cepat sebelum Cakra kembali menyuarakan protes.

"Oya, kecuali Kratingdaeng, Sprite, sama Cola," lanjutnya lagi. "Dia bayar sendiri," sambil menunjuk ke arah Cakra yang sedang mendesis sebal.

"Ya udah, kita pisah disini!" sembur Cakra begitu mereka keluar dari warung kelontong. "Berani jalan ke hotel sendiri?!"

"Hotel ... hotel apaan," ia malah mengomel sendiri. "Tempat kumuh begitu dibilang hotel."

"Heh, Maemunah!" Cakra kembali membentaknya kesal. "Duit di ATM gue cuma cukup buat nginep di tempat kayak gini. Jangan ngarep nginep di hotel bintang lima!"

"Lagian elo, mau kabur dari rumah nggak bawa duit! Mau tidur di jalanan?!?" lanjut Cakra makin bernafsu mengomelinya.

"Udah untung gue mau berbaik hati bayarin hotel buat lo!"

"Bukannya berterima kasih, malah ngomel-ngomel kayak emak-emak belum dapat jatah!"

Namun ia justru menirukan ungkapan kekesalan Cakra dengan gerak mulut tanpa suara. Membuat Cakra memasang ekspresi ingin mencekiknya.

"Ape lo?! Berani?!" tantangnya sembari menggeram marah.

"Credit card gue ketinggalan di rumah!" tambahnya setengah membentak.

"Yakali mau nonton basket mesti bawa credit card segala!" imbuhnya lagi seraya memelototi Cakra.

"Jadi orang nggak ikhlas banget sih! Ntar gue ganti duit lo yang barusan kepakai!!" sambil memberengut dan memungkasinya dengan, "Udah sono pergi! Ngapain masih di sini?!"

Tapi Cakra memilih untuk mengendur, tak lagi membentak seperti sebelumnya, "Gua antar sampai lobby."

"Nggak perlu!" tolaknya cepat. Gengsi dong.

"Cuma buat mastiin, lo bener-bener nginap di hotel ini. Kalau besok tiba-tiba muncul di berita pagi 'Seorang gadis ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar hotel melati, belum diketahui apakah korban pembunuhan atau tindak bunuh diri.' "

"Eh, jaga mulut lo, ya!" ia menunjuk muka Cakra dengan jari telunjuk secara berapi-api.

"Nanti pasti polisi nginterogasi gua, nah kalau gua tahu el ...."

"Udah berisik!" potongnya cepat. "Tinggal jalan doang nggak usah banyak bacot kayak emak-emak kompleks!" sambungnya lagi sambil berjalan menghentak-hentakkan kaki ke atas aspal karena kesal.

"Lo barbar juga ternyata," desis Cakra yang setengah berlari berusaha menyejajarkan langkah dengannya.

"Kirain tipe cewek manis yang ...."

"Makasih," sahutnya cepat. "Gue memang manis pakai banget," tanpa menoleh kearah Cakra. Yang ia tahu pasti, cowok berandal itu sedang kesal setengah mati dengan tingkahnya. Dan kini benar-benar ingin mencekik lehernya.

Namun begitu langkahnya hampir mendekati lobby, ia justru tertegun. Saat melihat pemandangan yang tersaji. Sekelompok orang berusia dewasa yang saling berpasangan, menempel, dengan tanpa rasa malu mempertontonkan kemesraan menjijikkan. Yang kesemuanya tengah berdiri mengantri di depan meja resepsionis. Lengkap dengan kepulan putih asap rokok dan suara gelak tawa.

Sambil menggaruk kepala yang tak gatal, ia menoleh ke arah Cakra yang telah bersiap mengeluarkan kunci motor.

"Mm ...." Ia harus menelan ludah berkali-kali sebelum akhirnya berkata, "Bisa anterin gue ke kamar nggak?"

"Lo ngelunjak tahu nggak sih!" sungut Cakra kesal. Namun tetap menuruti permintaannya. Dengan ikut berjalan masuk ke dalam lobby hotel.

Ia tentu lebih merasa aman berada dekat dengan Cakra. Meski julukan cowok jangkung ini adalah berandal sekolah. Daripada harus berjalan seorang diri. Membelah lobby yang dipenuhi oleh puluhan pasang manusia yang sedang bermesraan.

Terus terang, kondisi yang baru pertama kali dialaminya ini, benar-benar membuatnya takut. Jadi, ketika akhirnya mereka berdua berjalan melewati lobby menuju lift, tanpa sadar ia mencengkeram erat lengan Cakra.

"Udah nggak ada orang juga masih nempel kayak perangko. Demen?" seloroh Cakra saat mereka berjalan menyusuri lorong lantai tiga mencari posisi kamar nomor 27.

Dengan sekali sentakan ia menghempas lengan Cakra sedikit kasar. "Amit amit!" desisnya sebal.

"Nah, udah, ini kamarnya," Cakra menunjuk pintu berwarna cokelat di hadapan mereka yang bertuliskan angka 27.

"Udah ya, gua pulang," ujar Cakra dengan wajah lega. "Jangan bundir loh. Bikin repot orang ntar!"

Namun ia justru memukul lengan Cakra dengan sekuat tenaga.

"ADOWW!! Kok mukul, sih?! Bener-bener ya, lo jadi cewek ngeselin banget!!"

"Diam!" bentaknya sambil melotot. Ketika dua pasang orang dewasa melewati mereka sambil berjalan sempoyongan.

"Hai, cowok ganteng," ujar salah seorang wanita yang sepertinya sedang memakai baju milik anak TK. Saking tak mampu mengakomodir apapun.

Sementara wanita satunya, yang memakai baju bling-bling ke tat seperti lepet. Tak berkata apapun. Tapi justru langsung membelai dagu Cakra.

"Ganteng ih kamyu," ujar wanita berbaju bling-bling ke tat sambil mengedipkan sebelah mata, ke arah Cakra yang tersenyum lebar.

"Heh! Jangan keganjenan sama bocah!" tegur sang pria yang sepertinya sudah mabuk berat.

"Lo punya gue malam ini. Jangan macem-macem!" desis pria satunya lagi sambil menarik si bling-bling ke tat ke dalam pelukan.

"Dah, nagaaa," ujar wanita berbaju anak TK sambil memberi kode kiss bye kepada Cakra yang masih saja tersenyum lebar.

"Naga?" desisnya sambil mencibir.

Dalam waktu bersamaan, dirinya merasa aneh sekaligus kian takut. Saat melihat adegan barusan. Yang hanya pernah dilihatnya di layar televisi. Orang mabuk, sempoyongan, berpasangan dengan orang lain yang bukan pasangan sahnya. Mengerikan.

"aNAk GAnteng," jawab Cakra yang masih tersenyum lebar. "Gitu doang masa nggak ngerti sih."

"Gila! Seksi bats," lanjut Cakra masih tetap tersenyum lebar. Dengan mata yang tak lepas memandangi dua wanita berpakaian seronok. Yang kini sedang kesulitan membuka pintu kamar tepat di sebelah kamar nomor 27.

Karena ia yakin, kini Cakra sedang meneteskan air liur tanpa henti, bahkan sampai banjir merendam mereka berdua. Demi melihat wanita seksi. Spontan ia memukul kepala Cakra sekeras mungkin.

Membuatnya harus sedikit berjinjit. Karena selisih tinggi mereka yang lumayan jauh. Namun demi mendengar Cakra mengaduh, ia pun tersenyum dengan penuh kepuasan. Berarti pukulannya tepat sasaran.

"Lo hobi banget mukul gua sih?!" gerutu Cakra kesal. Sambil mengelus bagian belakang kepala yang barusan ia pukul.

"Ini asset penting!" Cakra masih menggerutu sambil terus mengelus bagian belakang kepala. "Malah seenaknya dipukul. Gua bisa minta ganti ru ...."

Namun ia tak memedulikan gerutuan Cakra. Lebih memilih untuk membuka pintu kamar hotel. Kemudian memasukinya.

"Dasar cewek gila!" desis Cakra sebal. Begitu mengetahui ia telah lebih dulu masuk ke dalam kamar.

"Eh, nyaman juga," tapi Cakra langsung berubah takjub. Demi melihat seisi kamar.

"No pek ceng (dua ratus ribu) bisa dapat kasur empuk, AC, breakfast ...." Cakra kemudian memeriksa keseluruhan isi kamar dengan wajah puas.

"Tapi di tempat kumuh," desisnya sambil mencibir. Lalu mendudukkan diri di atas tempat tidur. Usai melepas jaket karena kegerahan.

Namun Cakra tak membalas cibirannya. Justru ikut mendudukkan diri di atas tempat tidur.

"Kayaknya nyaman juga ya tidur di sini," gumam Cakra.

"Ya udah, lo tidur di sini aja," sahutnya dengan tanpa berpikir.

Membuat tawa Cakra langsung meledak.

"Kenapa ketawa?!" semburnya marah. Sebab, ia paling tak suka ditertawakan.

"Lo nggak takut sama gua?" cibir Cakra sambil mengerling ke arahnya. "Tiap hari di sekolah nggak pernah saling sapa. Kenapa tiba-tiba sekarang nyuruh gua tidur di sini?"

"NYURUH ELO?!" ia meradang. "Siapa nyuruh elo tidur di sini?! Elo sendiri yang tadi bilang 'kayaknya enak tidur di sini'. Gue cuma jawab 'ya udah tidur aja di sini' !!"

"Sama aja," seloroh Cakra sambil terus mengerling ke arahnya.

"Sama aja gimana?! Beda lah!"

"Ya udah, terserah elo dah," pungkas Cakra akhirnya mengalah. Kemudian berdiri dan bersiap untuk pergi.

"Karena lo udah sampai di kamar, sekarang waktunya gua pu ...."

Namun sebelum Cakra menyelesaikan kalimat, tiba-tiba terdengar suara tempat tidur yang berderak-derak. Lalu diikuti suara-suara aneh, yang pastinya keluar dari mulut sepasang manusia. Suara paling menjijikkan yang baru pernah didengarnya.

"Ya ampun," ia langsung bergidik ngeri. "Itu ... suara apa?"

Namun Cakra justru terbahak. "Mereka lagi bikin project."

"Project apaan di tengah hotel kumuh begini?!?"

"Menurut lo?" Cakra tersenyum penuh arti. "Masa harus gua terangin secara detai ...."

Lagi-lagi terdengar raungan menjijikkan yang membuat bulu kuduknya meremang. Sekaligus membuat keseluruhan wajahnya terasa panas dan memerah karena malu.

"Ya ampun ...." Ia buru-buru bersembunyi di balik bantal. "Mereka lagi ngapain sih kok teriak-teriak gaje gitu?"

Cakra terus saja terkekeh-kekeh melihat reaksinya.

"Emang dindingnya terbuat dari triplek apa gimana sih, kok bisa sampai kedengeran begini?!" Ia semakin mengeratkan bantal di kedua telinga. Demi tak mau mendengar suara rin tihan dan e ra ngan yang membuat jantungnya mendadak bertalu-talu.

"Ya udah deh, lo tidur di sini aja," lanjutnya cepat. "Gue nggak mau sendirian di kamar menjijikkan kayak begini ...."

Terpopuler

Comments

Radit Perdana

Radit Perdana

baca untuk yg kesekian kali 😁

2024-04-20

0

zaKIA❤️

zaKIA❤️

aku baca lg dong d 2024❤️

2024-03-15

2

❤️⃟Wᵃf🍁Νeͷg Aͷjaᴳ᯳ᷢ🐰❣

❤️⃟Wᵃf🍁Νeͷg Aͷjaᴳ᯳ᷢ🐰❣

huaaa kenapa aku kada ada bosannya balik kesini lagi baca Cakra Anja /Facepalm/

2024-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 1. Retrouvailles
2 2. Run All Night
3 3. Room Number 27
4 4. A Big Mistake
5 5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6 6. "Gue Hancur ...."
7 7. Cakra itu ....
8 8. Year End Film Project
9 9. Mamayu dan Mager
10 10. Chocolate Almond Cinnamon
11 11. Hadiah dari Kakak Cantik
12 12. Fantastic Four
13 13. The Result is ....
14 14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15 15. Bad Timing
16 16. How It Feels
17 17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18 18. Tersesat
19 19. Menepilah
20 20. Namaku Cinta
21 21. Blue Saturday Night
22 22. Meregang
23 23. Melampaui Semua Batasan
24 24. Cinta Selalu Ada
25 25. Cinta Selalu Ada (2)
26 26. Cinta Selalu Ada (3)
27 27. Cinta Selalu Ada (4)
28 28. Cinta Selalu Ada (5)
29 29. As Long As You Love Me
30 30. Butiran Debu
31 31. Butiran Debu (2)
32 32. Butiran Debu (3)
33 33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34 34. Hari Tanpa Bayangan
35 35. "Good Luck, Cakra!"
36 36. Losing You
37 37. Don't Wanna Cry
38 38. Don't Wanna Cry (2)
39 39. Mama Knows Best
40 40. Terrible Things
41 41. Terrible Things (2)
42 42. When Mama Said
43 43. The Real Problem
44 44. Road to ....
45 45. Road to .... (2)
46 46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47 47. Starting The Countdown
48 48. Mitsaqan Ghalidza
49 49. You Are The Reason
50 50. You Are The Reason (2)
51 51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52 52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53 53. Mencari Rekam Jejak
54 54. 17 Missed Calls
55 55. 17 Missed Calls (2)
56 56. Love Has No Reason
57 57. Love Has No Reason (2)
58 58. Love Has No Reason (3)
59 59. Love Has No Reason (4)
60 60. Love Has No Reason (5)
61 61. Nothings Gonna Change My Love For You
62 62. Best Mama, Ever
63 63. You and Me Against The World
64 64. You and Me Against The World (2)
65 65. Just You and Me
66 66. Just You and Me (2)
67 67. Bertualang Bersamamu
68 68. Selalu Bersamamu
69 69. Selalu Bersamamu (2)
70 70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71 71. Pagi di Rumah Mertua
72 72. Kado Berpita Biru
73 73. Kau Buatku Jatuh Hati
74 74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75 75. "Leave Them Alone"
76 76. Runtuhnya Langit Biru
77 77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78 78. Finding You
79 79. It's Us, Against The Entire World
80 80. It's Us, Against The Entire World (2)
81 81. It's Us, Against The Entire World (3)
82 82. Our Journey
83 83. Our Journey (2)
84 84. Kesuksesan yang Tertunda
85 85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86 86. "See You On Top!"
87 87. Nostalgia SMA Kita
88 88. Everything Gonna be Alright
89 89. You're More Than What You Think
90 90. You're More Than What You Think (2)
91 91. From Zero to Hero
92 92. "Hati-hati ya!"
93 93. "Miss You Already ...."
94 94. Miss You Like Crazy
95 95. Miss You Like Crazy (2)
96 96. You're Always on My Mind
97 97. Bersamamu Selalu Indah
98 98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99 99. The Beginning
100 100. No Pain No Gain
101 101. You're My All
102 From Author with Love
103 102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104 103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105 104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106 105. "Jangan Panik!"
107 106. "Jangan Panik!" (2)
108 107. "Maafin Anja, Ma."
109 108. Bintang Paling Terang
110 109. Love at The First Sight
111 From Cakra Anja with Love
112 110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113 111. New Mom
114 112. New Mom (2)
115 113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116 114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117 115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118 116. "Dia Orang Mana?"
119 117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120 118. Aceh Lon Sayang**
121 119. Aceh Lon Sayang (2)
122 120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123 121. "Seulamat Tinggai" **
124 122. Lahirnya Singa Pemberani
125 123. "Jih Rakan Lon" **
126 124. "Lon Lake Meuah ...." **
127 Sepatah dua patah kata
128 125. Titik Balik
129 126. Rewriting
130 127. Rewriting (2)
131 128. Reminding
132 129. Reminding (2)
133 130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134 131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135 132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136 133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137 Sapaan Hangat
138 134. Sasa Oh Sasa ....
139 135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140 136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141 137. About This Night
142 138. About This Night (2)
143 139. Beratapkan Langit Malam
144 140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145 141. Bidadari di Hadapan
146 142. (He) Cares For You **
147 143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148 144. Follow Your Heart
149 145. Best Decision, Ever
150 146. "Terimakasih, Om."
151 147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152 148. Day by Day
153 149. Forever Yours
154 150. Forever Yours (2)
155 151. The Luckiest Guy
156 Ucapan Terimakasih
157 152. The Luckiest Guy (2)
158 153. Welcome to The Club
159 154. When You're Not Around
160 155. When You're Not Around (2)
161 156. How It Started
162 157. How It Started (2)
163 158. Saat Dia Datang Kembali
164 159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165 160. Happy Bestdayyy!
166 161. Unforgettable Moments
167 162. Unforgettable Moments (2)
168 163. Semua Karena Cinta
169 164. Semua Karena Cinta (2)
170 165. Too Much Love
171 166. Too Much Love (2)
172 167. Love, Wild Things, and You
173 168. How Its Going
174 169. How Its Going (2)
175 170. Adrenalin Rush
176 171. Adrenalin Rush (2)
177 172. All About Love
178 173. Love is You
179 174. Life Must Go On
180 175. Life Must Go On (2)
181 Before Say Goodbye
182 176. Time After Time
183 177. Time After Time (2)
184 178. Time After Time (3)
185 179. Time After Time (4)
186 180. Love of My Life
187 180. Love of My Life (2)
188 180. (End) Love of My Life
189 (Maybe Not) The End of The Road
190 Panduan Cara Memberi Dukungan
191 Dibuang Sayang (1)
192 Dibuang Sayang (2)
193 Dibuang Sayang (3)
194 Dibuang Sayang (4)
195 Dibuang Sayang (5)
196 Novel Pak Pici Duren Sawit
197 TERBIT CETAK
Episodes

Updated 197 Episodes

1
1. Retrouvailles
2
2. Run All Night
3
3. Room Number 27
4
4. A Big Mistake
5
5. Sunday Morning, Worst Thing is Falling
6
6. "Gue Hancur ...."
7
7. Cakra itu ....
8
8. Year End Film Project
9
9. Mamayu dan Mager
10
10. Chocolate Almond Cinnamon
11
11. Hadiah dari Kakak Cantik
12
12. Fantastic Four
13
13. The Result is ....
14
14. Tenggelam Dalam Lautan Penyesalan
15
15. Bad Timing
16
16. How It Feels
17
17. Kasih Ibu Sepanjang Masa
18
18. Tersesat
19
19. Menepilah
20
20. Namaku Cinta
21
21. Blue Saturday Night
22
22. Meregang
23
23. Melampaui Semua Batasan
24
24. Cinta Selalu Ada
25
25. Cinta Selalu Ada (2)
26
26. Cinta Selalu Ada (3)
27
27. Cinta Selalu Ada (4)
28
28. Cinta Selalu Ada (5)
29
29. As Long As You Love Me
30
30. Butiran Debu
31
31. Butiran Debu (2)
32
32. Butiran Debu (3)
33
33. "I'm Nobody and I've Nothing"
34
34. Hari Tanpa Bayangan
35
35. "Good Luck, Cakra!"
36
36. Losing You
37
37. Don't Wanna Cry
38
38. Don't Wanna Cry (2)
39
39. Mama Knows Best
40
40. Terrible Things
41
41. Terrible Things (2)
42
42. When Mama Said
43
43. The Real Problem
44
44. Road to ....
45
45. Road to .... (2)
46
46. Rezeki dari Arah yang Tak Terduga
47
47. Starting The Countdown
48
48. Mitsaqan Ghalidza
49
49. You Are The Reason
50
50. You Are The Reason (2)
51
51. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur
52
52. Terima Kasih : Satu Tanda Syukur (2)
53
53. Mencari Rekam Jejak
54
54. 17 Missed Calls
55
55. 17 Missed Calls (2)
56
56. Love Has No Reason
57
57. Love Has No Reason (2)
58
58. Love Has No Reason (3)
59
59. Love Has No Reason (4)
60
60. Love Has No Reason (5)
61
61. Nothings Gonna Change My Love For You
62
62. Best Mama, Ever
63
63. You and Me Against The World
64
64. You and Me Against The World (2)
65
65. Just You and Me
66
66. Just You and Me (2)
67
67. Bertualang Bersamamu
68
68. Selalu Bersamamu
69
69. Selalu Bersamamu (2)
70
70. "Lakukan Sekarang Juga!"
71
71. Pagi di Rumah Mertua
72
72. Kado Berpita Biru
73
73. Kau Buatku Jatuh Hati
74
74. Mulai Membaik Atau Tetap Sama?
75
75. "Leave Them Alone"
76
76. Runtuhnya Langit Biru
77
77. Kiamat Menjadi Kenyataan
78
78. Finding You
79
79. It's Us, Against The Entire World
80
80. It's Us, Against The Entire World (2)
81
81. It's Us, Against The Entire World (3)
82
82. Our Journey
83
83. Our Journey (2)
84
84. Kesuksesan yang Tertunda
85
85. Jangan Pernah Lelah untuk Belajar
86
86. "See You On Top!"
87
87. Nostalgia SMA Kita
88
88. Everything Gonna be Alright
89
89. You're More Than What You Think
90
90. You're More Than What You Think (2)
91
91. From Zero to Hero
92
92. "Hati-hati ya!"
93
93. "Miss You Already ...."
94
94. Miss You Like Crazy
95
95. Miss You Like Crazy (2)
96
96. You're Always on My Mind
97
97. Bersamamu Selalu Indah
98
98. Bersamamu Selalu Indah (2)
99
99. The Beginning
100
100. No Pain No Gain
101
101. You're My All
102
From Author with Love
103
102. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan
104
103. Hari yang Dipenuhi Kebahagiaan (2)
105
104. Ibu, Termulia dan Teristimewa
106
105. "Jangan Panik!"
107
106. "Jangan Panik!" (2)
108
107. "Maafin Anja, Ma."
109
108. Bintang Paling Terang
110
109. Love at The First Sight
111
From Cakra Anja with Love
112
110. Kisah Teuku Aldebaran Ishak
113
111. New Mom
114
112. New Mom (2)
115
113. "Drg. Anjani Prameswari, Soon to be ...."
116
114. "Bukan ini yang Kuinginkan"
117
115. "Apa Kita Pernah Bertemu Sebelumnya?"
118
116. "Dia Orang Mana?"
119
117. "Dia ... Anak Hamzah Ishak?"
120
118. Aceh Lon Sayang**
121
119. Aceh Lon Sayang (2)
122
120. Adek Lon Sayang, Adek Lon Malang **
123
121. "Seulamat Tinggai" **
124
122. Lahirnya Singa Pemberani
125
123. "Jih Rakan Lon" **
126
124. "Lon Lake Meuah ...." **
127
Sepatah dua patah kata
128
125. Titik Balik
129
126. Rewriting
130
127. Rewriting (2)
131
128. Reminding
132
129. Reminding (2)
133
130. Trio Sunter Goes to Aqiqah
134
131. Hari Spesial untuk Aran Tersayang
135
132. Hari Spesial untuk Aran Tersayang (2)
136
133. What Doesn't Kill You, Makes You Stronger
137
Sapaan Hangat
138
134. Sasa Oh Sasa ....
139
135. Sasa Oh Sasa .... (2)
140
136. Sasa Oh Sasa .... (3)
141
137. About This Night
142
138. About This Night (2)
143
139. Beratapkan Langit Malam
144
140. "Selamat Datang di Rumah Kami."
145
141. Bidadari di Hadapan
146
142. (He) Cares For You **
147
143. Mimpiku Adalah Kalian Berdua
148
144. Follow Your Heart
149
145. Best Decision, Ever
150
146. "Terimakasih, Om."
151
147. Sampai Jumpa di Lain Hari
152
148. Day by Day
153
149. Forever Yours
154
150. Forever Yours (2)
155
151. The Luckiest Guy
156
Ucapan Terimakasih
157
152. The Luckiest Guy (2)
158
153. Welcome to The Club
159
154. When You're Not Around
160
155. When You're Not Around (2)
161
156. How It Started
162
157. How It Started (2)
163
158. Saat Dia Datang Kembali
164
159. Saat Dia Datang Kembali (2)
165
160. Happy Bestdayyy!
166
161. Unforgettable Moments
167
162. Unforgettable Moments (2)
168
163. Semua Karena Cinta
169
164. Semua Karena Cinta (2)
170
165. Too Much Love
171
166. Too Much Love (2)
172
167. Love, Wild Things, and You
173
168. How Its Going
174
169. How Its Going (2)
175
170. Adrenalin Rush
176
171. Adrenalin Rush (2)
177
172. All About Love
178
173. Love is You
179
174. Life Must Go On
180
175. Life Must Go On (2)
181
Before Say Goodbye
182
176. Time After Time
183
177. Time After Time (2)
184
178. Time After Time (3)
185
179. Time After Time (4)
186
180. Love of My Life
187
180. Love of My Life (2)
188
180. (End) Love of My Life
189
(Maybe Not) The End of The Road
190
Panduan Cara Memberi Dukungan
191
Dibuang Sayang (1)
192
Dibuang Sayang (2)
193
Dibuang Sayang (3)
194
Dibuang Sayang (4)
195
Dibuang Sayang (5)
196
Novel Pak Pici Duren Sawit
197
TERBIT CETAK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!