Ming Yue yang melihat wajah orang yang membuatnya kesal sedunia dan selangit. Ia melewati laki-laki itu begitu saja tanpa sepatah kata apa pun.
"Pulang," Selalu saja, yang ia dengar kata kasar. Tanpa tau kesalahannya. Sama seperti dulu, sifatnya tidak berubah. Selalu menyalahkan dirinya.
Ming Yue melihat pergelangan tangannya, ia menyunggingkan bibirnya. Lalu menghempaskan genggaman Putra Mahkota Wang dengan kasar.
"Ming'er, kau sudah selesai membelinya?" Tanya Pangeran Zhang menatap lembut Ming Yue yang menunjukkan wajah tak akur.
"Ming'er kau kenapa?" Tanya Pangeran Zhang khawatir. Ia pun menoleh seseorang yang membelakanginya. Ia sangat hafal dengan sosok itu. Ia yakin karena Putra Mahkota Wang lah yang membuat Ming Yue kesal.
"Pelayan Lu, sebenarnya ada apa?" tanya Pangeran Zhang memastikan kejadiannya.
"Tadi Putri, tanpa sengaja bertemu dengan Putra Mahkota." Tutur pelayan Lu.
Pangeran Zhang mengelus kepala Ming Yue. Ia mencubit gemas pipinya. "Ming'er jangan cemberut seperti itu, sebaiknya kita makan dulu." Ajak Pangeran Zhang menatap sinis punggung Putra Mahkota Wang. Ia menggenggam tangan Ming Yue dan menegaskan jika dirinya pantas bersanding dengan Ming Yue.
"Kita ikuti mereka," ucap Putra Mahkota Wang datar. Ia tak bisa mengalihkan pandangannya pada kedua tangan yang saling menggenggam itu. Ulu hatinya terasa di remas. Perih dan sakit, itu lah yang ia rasakan.
Sesampainya di tempat makan, Putra Mahkota Wang mencari keberadaan Ming Yue. Tanpa berfikir panjang, Putra Mahkota Wang duduk di samping Pangeran Zhang dan Ming Yue. Lebih tepatnya di tengah-tengah mereka. "Untuk apa kau duduk disini?" Tanya Ming Yue menampakkan wajah tidak suka.
"Kenapa Putri keberatan, kursi saja tidak keberatan jika aku duduki." Jawab Putra Mahkota Wang sesantai mungkin. Sengatan listrik terjadi di antara keduanya. Satunya mengatakan, Ming Yue istrinya dan satunya mengatakan Ming Yue akan menjadi istrinya. Tatapan demi tatapan membuat ruangan itu mencekam. Para pelanggan toko itu pun merasakan bulu kuduknya tiba-tiba merinding.
"Dasar muka tebal, sebaiknya kau pergi. Aku tidak suka dengan kedatangan mu." Ujar Ming Yue.
"Kenapa aku harus menuruti Putri? Aku tidak meminta persetujuan dari Putri. Sebaiknya Putri pulang, tidak sepantasnya Putri berada di luar bersama seorang laki-laki yang tak jelas."
"Ming'er sudahlah, anggap saja di tidak ada." Sanggah Pangeran Zhang. Lebih lagi dirinya yang merasa terganggu dengan kedatangan Putra Mahkota Wang.
5 menit kemudian.
Tiga pelayan menghampiri mereka dengan membawa sebuah nampan. Semua hidangan terenak dan terlezat telah datang dan siap di santap. Mereka pun makan dengan nikmat. Tanpa ada yang berbicara sedikit pun. Pangeran Zhang dan Putra Mahkota Wang saling melemparkan permusuhan di matanya.
"Ming'er, makan lah. Kau butuh makanan yang bergizi." Ucap Pangeran Zhang menaruh se ekor udang masak di piring Ming Yue.
"Terima kasih Kakak."
Putra Mahkota Wang mengambil sepotong kecil daging panggang ke piring Ming Yue. Ia tak ingin kalah. "Jangan hanya memakan udang, daging sangat baik untuk kesehatan mu."
"Putri bisa makan sendiri, kau tidak perlu melakukannya." Ujar Putra Mahkota Wang menghentikan sumpit yang mengapit udang dan hendak di berikan pada Ming Yue.
"Apa aku salah, jika perhatian terhadap calon istri ku."
bugh,,
Seketika Putra Mahkota Wang tersiram air panas di hatinya. Otaknya telah kembali mendidih dan siap meledak kapan saja. Ua tidak peduli berada dimana. Tangan nya telah gatal ingin menghabisi Pangeran Zhang. Hingga pukulan itu melayang di pipi kirinya.
"Apa yang kau lakukan, hah?" Bentak Ming Yue membantu Pangeran Zhang yang duduk di lantai dengan mulut berdarah.
"Sekali lagi kau katakan itu, aku tidak akan segan-segan memotong lidah mu."
Putra Mahkota Wang menarik tangan Ming Yue, ia pun tidak peduli dengan berontakan dan teriakannya.
"Lepas, dasar gila. cepat lepaskan aku." Teriak Ming Yue yang tidak di gubris oleh Putra Mahkota Wang.
"Lepaskan dia." Teriak Pangeran Zhang yang membuat Putra Mahkota Wang menoleh.
"Bereskan dia." Perintah Putra Mahkota Wang melihat pengawal Sansan yang sedari tadi hanya diam saja.
"Maaf Pangeran," ucap Sansan yang menarik samurainya. Pengawal Sansan dan Pangeran Zhang pada akhirnya saling mengayunkan pedangnya. Bahkan kini mereka telah melupakan persahabatan mereka sedari kecil.
trang
"Apa kau melihat aku sahabat mu?" Tanya Pangeran Zhang yang mengayunkan pedangnya ke arah pengawal Sansan.
"Aku datang kesini sebagai pengawal dan sekaligus sahabat mu." Pengawal Sansan memblokir serangan Pangeran Zhang.
"Bahkan kau menghalangi ku." Ucap Pangeran Zhang kecewa. Ia kembali menyerang pengawal Sansan.
Disisi lain,
Ming Yue dan Putra Mahkota Wang telah sampai di istana. Kini Ming Yue di seret secara paksa menuju kediaman Putra Mahkota Wang, bukan menuju kediamannya. Banyak pelayan yang merasa kasihan pada Ming Yue. Tapi apa yang bisa mereka perbuat, permohonannya pun tidak akan di pedulikan.
"Lepas," teriak Ming Yue pergelangan tangannya terasa sakit.
Sesampai di kediamannya, Putra Mahkota Wang menghempaskan tubuh Ming Yue di atas kasurnya. Putra Mahkota Wang langsung mencium bibir Ming Yue dan **********, meminta ******* itu lebih dan lebih. Amarahnya ia lampiaskan pada tubuh Ming Yue. Dengan pelajaran ini, ia berharap Ming Yue sadar jika dirinya adalah istri dari Putra Mahkota.
Melihat Ming Yue yang kehabisan nafas, Putra Mahkota Wang melepaskan ciumannya.
"Ini adalah hukuman mu, karena keluar dari istana tanpa meminta ijin dariku."
Putra Mahkota Wang kembali ******* bibir merah itu dan jatuh ke leher putihnya. "Dan ini adalah hukuman mu, karena telah bersamanya." Ucap Putra Mahkota Wang.
Dadanya naik turun merasakan amarah yang membuncah. Tubuhnya merasa hina yang telah di perlakukan kasar oleh Putra Mahkota Wang.
"Kau pikir aku perempuan jalang, hah?" Teriak Ming Yue mendorong secara kasar tubuh Putra Mahkota Wang. "Bahkan tubuhku tidak sudi berdekatan dengan be,,"
Sebelum Ming Yue meneruskan perkataan nya, Putra Mahkota Wang kembali lagi ******* nya.
"Aku tau apa yang dimaksud Putri, terserah Putri mau melakukan apa pun, yang jelas aku Putra Mahkota Wang tidak akan melepaskan mu. Walaupun aku sudah mati." Ucap Putra Mahkota Wang berlalu pergi meredakan amarahnya.
"Pengawal, jaga Putri Mahkota. Jangan sampai keluar kediaman." Teriak Putra Mahkota Wang di luar pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍👍👍👍👍
2022-10-20
0
orang hebat muncul♪┌|∵|┘
tentu saja kursi tdk keberatan kerana kursi tidak hidup:v
2022-05-01
0
Shenaylin..😌😌
cium dia2x
2022-04-25
0