Eps 2 : Sadar

Tak terasa kini tiga hari telah berlalu. Terlihat seorang gadis terbaring lemah di sebuah ranjang empuk dengan memakai hanfu putih. Wajahnya pucat dan rambut hitamnya di biarkan tergerai. Semenjak kehilangan kesadarannya kembali saat di kereta menuju istana. Gadis itu tak lagi sadar. Orang istana pun sangat mengkhawatirkan ke adannya kecuali satu orang, yang tak lain suaminya yang bersikap biasa-biasa saja. Tabib istana telah mengerahkan kemampuannya agar membuat gadis itu sadar. Namun hasilnya nihil, sepertinya gadis itu sangat senang dalam mimpinya.

Dan sekarang gadis itu perlahan-lahan membuka kelopak matanya yang indah. Hanya ada kekaburan di penglihatannya. Ia memejamkan matanya kembali. Hingga penglihatannya jelas dan mengedarkan pandangannya. Ruangan asing dengan cahaya lilin di sekitar ruangan itu. Ia beringsut duduk. Ekor matanya menatap setiap sudut ruangan itu dengan Intieor China. Memiliki satu lemari, dua kursi dan satu meja di dekat jendela. Sementara di samping ranjangnya terdapat meja rias dengan cermin berbentuk lonjong.

"Putri, Putri sudah sadar, syukurlah." Ujar seorang pelayan yang membawa sebaskom air dan kain lap di atas nampan yang di bawanya. Ia ingin mengelap tubuh junjungannya dan menggantinya dengan baju tidur lainnya. Rasa haru dan hangat tak mampu ia kendalikan. Air matanya begitu deras mengalir. Hatinya tak berhenti mengucapkan rasa syukur pada sang Tuhan. Ia menghapus air mata yang membanjiri pipi putihnya. "Hamba sangat mengkhawatirkan Putri. Hamba tidak tau, apa yang akan terjadi pada hamba. Jika hamba kehilangan Putri. Maaf hamba lalai menjaga Putri." Ujarnya sambil menangis tersedu-sedu.

Kamelia menghela nafas, ia merasa iba melihat pelayan yang di sampingnya. Selama masa tidur panjang Kamelia mendapatkan ingatan pemilik tubuh yang ia tempati. Pelayan disampingnya, pelayan setianya yang menjaganya sedari kecil dan berhati lemah lembut.

Kamelia berusaha memundurkan tubuhnya, bermaksud menyandarkan tubuhnya. Dengan sigap pelayan di sampingnya membantu Kamelia, memberikan tumpuan bantal di punggungnya.

"Aku butuh air." Ujar Kamelia sambil memegang lehernya. Pantas saja tiga hari dia tidur tanpa makan dan minum membuat tenggorokannya terasa sakit.

Pelayan itu pun mengambilkan air di atas nakas untuk Kamelia, lalu menyodorkannya. Kamelia meriah gelas itu dan meminumnya dengan hati-hati.

"Putri hamba akan memanggilkan Tabib."

Pelayan itu pun hendak pergi. Namun, Kamelia menghentikannya. Ia baru sadar dan ingin mencerna semuanya lebih dulu. Ia belum siap bertemu siapa pun di istana.

"Tunggu, tidak perlu. Kau beristirahatlah, aku hanya butuh istirahat." Ujar Kamelia di bibir pucatnya. Ia menyandarkan tengkuknya ke bantal belakanganya dan menghadap langit-langit. Rasanya, ia belum percaya mengenai semua hal yang terjadi pada hidupnya sekarang ini.

"Tapi Putri,"

Ragu-ragu dia ingin menyanggupinya.

Kamelia melirik ke arah sang pelayan yang tampak bingung. "Aku hanya butuh istirahat, percayalah tidak akan terjadi apa-apa pada ku."

"Ba-baiklah. Sebelum istirahat, hamba akan membuatkan bubur untuk Permaisuri." Ujar sang pelayan. Ia pergi meninggalkan Kamelia yang hanyut dalam pikirannya.

"Tidak perlu, sebaiknya kau beristirahat. Tubuhku belum nyaman." Ujar Kamelia menghentikan langkahnya.

Pelayan itu membalikkan tubuhnya. "Ba, baik Putri. Jika ada sesuatu tolong panggil hamba. Hamba akan berjaga di depan."

Setelah kepergian pelayan setia nya. Kamelia kembali mengingat ingatan pemilik tubuh barunya itu. "Hem, dia seorang Putri bangsawan. Anak pertama dari Mentri Li dan Ibundanya bernama Xio Lin. Ibunya masih hidup, sedangkan Ayahnya telah meninggal. Pemilik tubuh ini sangat mencintai Putra Mahkota, bahkan dia mengemis pada Ibunya untuk menikah dengan Putra Mahkota dan kebetulan Permaisuri Bai Lu teman baik dengan ibu pemilik tubuh ini dan pemilik tubuh ini terus memberikan perhatian pada Putra Mahkota. Namun Putra Mahkota bersikap dingin dan mengabaikannya. Karena Putra Mahkota tidak mencintainya. Hais, kenapa seperti novel?" Desahnya kesal.

Ia mengingat kembali disaat Putra Mahkota membentak ya di taman istana. Hanya karna mereka berdua dengan Selirnya. Anggap saja, keberadaannya seperti seekor nyamuk yang tak di inginkan.

"Aghhrghh !!!"

Kamelia mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. "Intinya pemilik tubuh ini di campakan oleh Putra Mahkota, sedangkan Putra Mahkota mencintai Selirnya. Oh, astagah ! aku tidak menyangka, kenapa serumit ini kehidupan kedua ku. Seharusnya aku di surga bersama papa dan mama." Sungutnya dengan bibir mengkerucut ke depan.

Kamelia mengusap wajahnya secara kasar, ia turun dari kasurnya, menuju ke arah jendela. Lalu membukanya, menghirup udara malam yang asri dan segar. Ia menatap sekelilingnya, melihat bunga sakura yang berjajar rapi di halaman belakang dan ada sebuah kolam kecil. Menghiasi halaman belakangnya itu.

"Jika seperti ini, aku sangat merindukan Kakak. Kakak aku minta maaf. Aku tidak berbakti pada Kakak." Ujar Kamelia. Ia mengingat setiap perlawanan pada sang kakak. Jika di nasehati.

Air matanya tumpah, ia sangat merindukan Kakaknya. Kakak yang menjaganya, menggantikan kedua orang tuanya yang telah meninggal. Mendidiknya dengan lemah lembut tanpa berbuat kekasaran sedikit pun.

"Tapi ini bener fantasi sih, baru saja aku baca komik sama novel. Eh, malah kejadiannya menimpa diriku. Aku harus cari cara, pertama menjauh dari Putra Mahkota, lebih-lebih aku tidak ingin mempunyai masalah apa pun. Aku ingin hidup tentram aman dan damai. Kedua, aku harus cari cara agar keluar dari istana ini. Aku tidak suka menghadapi masalah, yang ada hanya masalah istri seperti di komik, novel dan drama korea. Haduh, ckckck miris sekali hidup ku." Ingin sekali ia berteriak, mengeluarkan semua suara hatinya.

"Daripada aku pusing tujuh keliling, mending aku tidur. Jalani dulu dan pahami." Kamelia mencoba meyakinkan dirinya agar dirinya tenang.

Kamelia menengok kanan kiri melalu jendela. Melihat para penjaga yang saling mondar mandir di kediamannya membuatnya jengah. Ia menutup kembali pintu jendelanya dan memilih tidur.

Ke esokan paginya.

Kamelia masih nyaman berada di atas kasurnya. Namun tiba-tiba terusik dengan kedatangan pelayan yang membangunkannya. "Putri, putri bangun. Ini sudah pagi." Ujarnya dengan lembut di iringi senyumannya.

Terpopuler

Comments

Karebet

Karebet

👍👍👍👍

2022-09-27

0

Neng Niehan

Neng Niehan

mampir

2022-02-18

0

pelangi

pelangi

cerita nya bagus Thor 🤧

2021-12-19

2

lihat semua
Episodes
1 Eps 1 : Awal
2 Eps 2 : Sadar
3 Eps 3 : Pertemuan Pertama
4 Eps 4 : Beruang Kutub
5 Eps 5 : Memberikan Obat
6 Eps 6 : Salju
7 Eps 7 : Sindiran
8 Eps 8 : Rencana Berbisnis.
9 Eps 9 : Bisnis
10 Eps 10 : Kegagalan
11 Eps 11 : Apa Yang Mereka Lakukan. Revisi
12 Eps 12 : Penolakan
13 Eps 13 : Wajah Cebol revisi
14 Eps 14: Apa Kau Mencintai ku?
15 Eps 15 : Kau, revisi
16 Eps 16 : Perlakuan Kasar
17 Eps 17 : Bertemu Ibu Suri
18 Eps 18 : Perkelahian
19 Eps 19 : Perubahan
20 Eps 20 : Pertengkaran Ming Yue
21 Eps 21 : Aku Menyesal Telah Menikah Dengan Mu
22 Eps 22 : Berilah Dia Kesempatan
23 Eps 23 : Sayangi Pangeran Zhang
24 Eps 24 : Pangeran Zhang Menyerah
25 Eps 25 : Terpaksa Menerima Ajakan
26 Eps 26 : Diantara Aku dan Dia
27 Eps 27 : Kematian Nyonya Li
28 Eps 28 : Tapi Kau Jangan Menyesal
29 Eps 29 : Perubahan
30 Eps 30 : Perjodohan
31 Eps 31 : Lanjutkan Perjuangan Mu
32 Eps 32 : Ciuman
33 Eps 33 : Amarah
34 Eps 34 : Putra Mahkota Merelakan ming yue
35 Eps 35 : Merelakan
36 Eps 36 : Pertemuan Dengan Putri Meng
37 Eps 37 : Panasnya Hati Selir Mei dan meninggalkan istana.
38 Eps 38 : Tamparan
39 Eps 39 : Pertengakaran Putra Mahkota dan Selir Mei
40 Eps 40 : Mengabaikan
41 Eps 41 : Kehamilan dan kepergian Selir Mei.
42 Eps 42 : Pertemuan
43 Eps 43 : Kebahagian
44 Eps 44 : Hampir Melakukannya
45 Eps 45 : Pertemuan
46 eps 46 : Cemburu
47 eps 47 : posesif
48 48 : End
49 Pengumuman terbit
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Eps 1 : Awal
2
Eps 2 : Sadar
3
Eps 3 : Pertemuan Pertama
4
Eps 4 : Beruang Kutub
5
Eps 5 : Memberikan Obat
6
Eps 6 : Salju
7
Eps 7 : Sindiran
8
Eps 8 : Rencana Berbisnis.
9
Eps 9 : Bisnis
10
Eps 10 : Kegagalan
11
Eps 11 : Apa Yang Mereka Lakukan. Revisi
12
Eps 12 : Penolakan
13
Eps 13 : Wajah Cebol revisi
14
Eps 14: Apa Kau Mencintai ku?
15
Eps 15 : Kau, revisi
16
Eps 16 : Perlakuan Kasar
17
Eps 17 : Bertemu Ibu Suri
18
Eps 18 : Perkelahian
19
Eps 19 : Perubahan
20
Eps 20 : Pertengkaran Ming Yue
21
Eps 21 : Aku Menyesal Telah Menikah Dengan Mu
22
Eps 22 : Berilah Dia Kesempatan
23
Eps 23 : Sayangi Pangeran Zhang
24
Eps 24 : Pangeran Zhang Menyerah
25
Eps 25 : Terpaksa Menerima Ajakan
26
Eps 26 : Diantara Aku dan Dia
27
Eps 27 : Kematian Nyonya Li
28
Eps 28 : Tapi Kau Jangan Menyesal
29
Eps 29 : Perubahan
30
Eps 30 : Perjodohan
31
Eps 31 : Lanjutkan Perjuangan Mu
32
Eps 32 : Ciuman
33
Eps 33 : Amarah
34
Eps 34 : Putra Mahkota Merelakan ming yue
35
Eps 35 : Merelakan
36
Eps 36 : Pertemuan Dengan Putri Meng
37
Eps 37 : Panasnya Hati Selir Mei dan meninggalkan istana.
38
Eps 38 : Tamparan
39
Eps 39 : Pertengakaran Putra Mahkota dan Selir Mei
40
Eps 40 : Mengabaikan
41
Eps 41 : Kehamilan dan kepergian Selir Mei.
42
Eps 42 : Pertemuan
43
Eps 43 : Kebahagian
44
Eps 44 : Hampir Melakukannya
45
Eps 45 : Pertemuan
46
eps 46 : Cemburu
47
eps 47 : posesif
48
48 : End
49
Pengumuman terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!