Setelah kepergian Ibu Suri, Selir Mei langsung menghamburkan lamunan Putra Mahkota agar tidak mencari tau maksud Ibu Suri."Putra Mahkota, sebaiknya kita pergi. Putra Mahkota tidak perlu memikirkan ucapan Ibu Suri." Ujar Selir Mei yang memberanikan diri dari kegugupannya.
Putra Mahkota hanya mengangguk dan berlalu pergi di ikuti Selir Mei.
Sesampai di kediamannya, Ming Yue hendak masuk ke dalam. Namun langkah kakinya di hentikan oleh Ibu Suri.
"Ming'er, kau istirahatlah. Nenek akan sering mengunjungi mu. Jika ada apa-apa katakan saja. Jangan di pendam." Ujar Ibu Suri mengelus kepala Ming Yue. Ia sangat menyayangi Ming Yue. Wanita di depannya selalu terbuka dengan kejujuran tidak seperti wanita lainnya memiliki sebuah topeng.
"Baik Nenek." Jawab Ming Yue tersenyum.
Ming Yue hanya menghela nafas, melihat punggung Ibu Suri yang mulai menjauh.
"Ming'er." Sapa seseorang dari jauh, ia senang karna tidak terjadi apa-apa dengan wanita yang di cintainya. Jika terjadi sesuatu padanya, ia tidak bisa memaafkan dirinya begitu saja.
Ming Yue menoleh."Pangeran Zhang."
"Ming'er Putra Mahkota melakukan apa padamu?" Tanya Pangeran Zhang. Matanya memeriksa sekujur tubuh Ming Yue.
Ming Yue menggeleng. "Putra Mahkota menghukum ku, tidak boleh keluar dari kediamannya, tapi untunglah nenek datang." Jelas Ming Yue tersenyum ke arah Pangeran Zhang. Ia tidak mungkin mengatakan Putra Mahkota menciumnya secara paksa.
"Untunglah, aku khawatir." Ujar Pangeran Zhang bernafas lega.
"Tapi Pangeran tidak apa-apa kan?" Tanya Ming Yue melihat sekeliling tubuh Pangeran Zhang.
"Hah, aku tidak apa-apa, hanya luka kecil." Ucap Pangeran Zhang memperlihatkan luka di lengannya, luka yang di peroleh dari pertarungannya dengan pengawal Sansan.
"Sebaiknya kita masuk, aku akan membantu Pangeran Zhang mengobati luka Pangeran."
Pangeran Zhang tersenyum mengangguk, melihat wajah khawatir Ming Yue dan lengannya di tarik oleh Ming Yue memasuki kediamannya.
Ming Yue mencari obat, sedangkan Pangeran Zhang duduk dengan senyuman yang merekah. Tubuhnya bagaikan keluar kupu-kupu. Seandainya saja dulu Ming Yue memilihnya. Ia pasti akan membahagiakan Ming Yue.
Setelah selesai mengobati, seorang Kasim Kaisar masuk kediaman Ming Yue.
"Hormat hamba, Pangeran dan Putri. Mohon maaf hamba lancang mengganggu, hamba hanya ingin menyampaikan jika Pangeran sedang di tunggu kedatangannya oleh Yang Mulia." Ujar sang Kasim.
Pangeran Zhang mengangguk mengerti. "Ming'er aku pergi dulu." Ucap Pangeran Zhang yang di bala dengan anggukan oleh Ming Yue.
"Baiklah, tunjukan jalan." Ucap Pangeran Zhang. Ia sudah yakin, pasti membahas tentang Ming Yue dan dirinya.
Sesampai di tempat kerja Kaisar, Pangeran Zhang menunduk hormat. Ia melihat Putra Mahkota Wang, Permaisuri dan Ibu Suri.
"Pangeran, Ayahanda ingin membicarakan sesuatu dengan mu." Ucap Kaisar tanpa basa basi. Ia tidak ingin ada permusuhan di antara kedua anaknya.
"Ampun Ayahanda, Ayahanda ingin membicarakan apa?" Tanya Pangeran Zhang pura-pura tidak mengerti. Ia belum sanggup menjaga jarak dengan wanita yang ia sayangi.
"Jangan terlalu mendekati Putri Mahkota." ucap Kaisar yang mampu membuat Pangeran Zhang membeku. Akhirnya kata itu yang keluar dari mulut Ayahandanya. Baginya perkataan Ayahandanya adalah perintah baginya. Ia tidak bisa menolak.
"Mohon ampun Yang Mulia, kesalahan apa yang hamba lakukan? Sehingga harus menjauhi Putri Mahkota." Ujar Pangeran Zhang sambil mengepalkan tangannya. Terlihat jelas, urat-urat yang keluar dari tangannya.
"Ayahanda tidak ingin mendengarkan rumor apapun." Ucap Kaisar menghela nafas berat. Ia sudah cukup tua dan sebentar lagi akan turun dari singgasanah. Kekaisarannya tak akan maju tanpa kerja sama kedua anaknya.
"Ayahanda, semua orang istana tau, jika hamba sedari kecil berteman dengan Putri Mahkota." Ucap Pangeran Zhang. Ia masih kekeh tidak menerimanya. Berharap sang ayah mengubah perintahnya.
"Tapi Putri Mahkota memiliki suami, seharusnya Kakak tau diri." Sanggah Putra Mahkota menekan kan kata suami.
"Suami?" Pangeran Zhang tertawa kecil. "Bukankah dulu Putra Mahkota tidak pernah menganggapnya? seandainya dulu aku tidak pernah datang terlambat, mungkin Putri Mahkota telah aku bawa pergi."
Putra Mahkota yang mendengarkan itu, ia langsung menghampiri Pangeran Zhang, menarik kerah hanfunya dan melayangkan tinjunya. Hingga Pangeran Zhang jatuh ke tanah. Pangeran Zhang bangkit, ia justru menyerang balik.
"Hentikan!" Teriak Kaisar melerai Putranya. Namun kedua putranya tak menggubris malah saling menghajar.
"Putra Mahkota, hentikan!" Teriak Permaisuri dan Ibu Suri yang tak kalah takutnya.
"Pangeran Zhang." Teriak Ibu Suri.
Para pengawal yang mendengarkan keributan. Merema masuk dan melerai keduanya.
"Seharusnya kalian sadar, kalian calon pemimpin Kekaisaran ini." Nasihat Kaisar, ia turun dari singgasanahnya, menghampiri kedua Putranya.
"Kalian tidak bisa saling menyalahkan, justru kalian berdua memang salah. Untuk Pangeran Zhang, kau salah membawa Putri Mahkota keluar istana tanpa seijin dari Putra Mahkota. Dan kau Putra Mahkota, kau juga salah, dulu kau mengabaikannya. Bahkan Ayahanda sering menasehati mu, agar menghargai Putri Mahkota. Ayahanda tidak melarang mu menikahi Selir Mei, agar kau berbuat adil terhadap kedua istri mu." Bentak Kaisar yang mulai naik pitam akan kelakuan kedua putranya itu. Sungguh konyol mereka bertengkar karena seorang wanita.
"Jujur saja, Ibunda kecewa dengan mu Putra Mahkota dan Ibunda juga kecewa dengan mu Pangeran Zhang, seharusnya kalian saling mendukung." Ceramah Permaisuri Bai Lu. Dia tidak habis pikir dengan kedua putranya.
Ibu Suri berdiri, ia menghampiri Putranya dan cucunya.
"Jujur saja nenek lebih kecewa terhadap mu, Putra Mahkota. Jangan menyesal jika Ming'er membenci mu, karna permasalahannya sangat jelas, kau lah yang mengubahnya." Ucap Ibu Suri berlalu pergi.
Kepalanya terasa pening, baru saja ia pergi dari kediaman Ming Yue, tidak sampai dari kediamannya, ia sudah di panggil oleh Yang Mulia ke ruang kerjanya. Dan di suguhkan pertengkaran kedua cucunya.
Aku rasa kau sudah mencintainya, Putra Mahkota batin Ibu Suri Berlalu pergi.
"Kalian berdua sangat mengecewakan, Ayahanda berharap kalian berubah." Ucap Kaisar dengan tegas, berlalu pergi di ikuti Permaisuri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍👍
2022-10-20
0
est
harusnya anak pertama ya jg putra mahkota kan?
2022-07-01
0
Nuraishah❤💚
aduuhh...jgn dr benci terus cinta author... ngak mau ahhh...sama barang bekas...
2022-06-09
0