Wah, cakep bener ni orang. tunggu-tunggu wajahnya keliatan tidak asing.
Seketika Ming Yue menajamkan matanya, ia memutar otaknya begitu keras. Semenit kemudian ia ingat siapa orang yang di depannya itu.
Astagah, dia adalah Putra Mahkota
Ming Yue langsung memutar bola matanya. Tidak ingin bertatap muka dengan laki-laki di depannya.
"Hormat hamba Ibunda." Kata Putra Mahkota.
"Hormat hamba Ibunda, Putri Mahkota." Kata seorang wanita yang bergelanyut manja di lengannya.
"Baiklah silahkan duduk." Ucap Permaisuri Bai Lu dengan ramah. Meskipun ia tidak suka dengan Selir putranya ini. Ia akan mencoba bersikap lembut padanya.
Ming Yue hanya menaikkan salah satu alisnya, kemudian menyeruput tehnya. Ia mengabaikan kedua insan yang di mabuk cinta itu.
"Wang'er, apa hari ini kau tidak sibuk ?" tanya Permaisuri Bai Lu.
"Tidak Ibunda, hamba hanya berniat berjalan-jalan dengan Selir Lin." Sahut Putra Mahkota Wang seraya melirik ke arah Ming Yue yang bersikap acuh padanya.
Ada apa dengannya? tidak biasanya dia bersikap santai.
"Kebetulan sekali, kau datang. Kau harus membawa Ming'er jalan-jalan. Mungkin putri bosan berada di kediamannya." Ujar Permaisuri membuat Ming Yue tersedak. Ia berharap akan tumbuh benih cinta di antara keduanya.
Huk, huk,
"Putri, putri tidak apa-apa ?" tanya Permaisuri Bai Lu khawatir.
Sementara pelayan Lu, memukul punggung Ming Yue agar tidak merasakan sakit.
"Maaf Ibunda, atas ketidak sopanan hamba. Hamba merasa tidak enak badan. Hamba mohon undur diri." Cerocos Ming Yue. Ia membungkukkan badannya. Lalu langsung memutar tubuhnya. Ia akan berusaha menjaga jarak dengan Putra Mahkota. Demi kedamaiannya dan ketentramannya.
"Ming'er, Ibunda akan memanggilkan Tabib untuk mu."
Ming Yue menghentikan langkahnya, membalikkan badannya kembali."Tidak perlu Ibunda, hamba hanya perlu istirahat." Tolak Ming Yue dengan lembut.
Permaisuri Bai Lu merasa aneh dengan sikap Ming Yue, tapi ia memahami, mungkin menantunya tidak ingin melihat putranya bersama selirnya.
Sementara Putra Mahkota Wang merasa heran, biasanya Ming Yue akan bergelanyut manja padanya. Bahkan Ming Yue pernah terang-terangan bertengkar dengan Selirnya hanya karna dirinya.
Sedangkan Selir Lin merasa puas, ia mengira jika Ming Yue takut padanya dan tau posisinya jika Putra Mahkota tidak pernah mencintainya.
Setelah tubuh Ming Yue cukup jauh. Permaisuri Bai Lu menatap putranya.
"Hem, tidak biasanya ia bersikap seperti itu. Biasanya dia akan manja dengan mu. Apa mungkin Putri sudah tidak mencintai mu lagi Pangeran?" ujar Permaisuri Bai Lu, ia sengaja mengetes putranya yang sedari tadi menculik pandang, melirik Ming Yue.
Entah kenapa perkataan Ibundanya membuat hatinya tidak enak. Jujur saja ia merasa ada yang kurang.
"Apa kau sudah menjenguknya ?" tanya Permaisuri Bai Lu. Karena tidak mendapatkan jawaban dari Putra Mahkota Wang.
Putra Mahkota Wang menggelengkan kepalanya, pertanda menjawab pertanyaan ibundanya itu.
"Sepertinya Putri marah, karna kau tidak menjenguknya. Ibunda tau kau tidak menyukainya, tapi setidaknya kau harus menghargainya." Permaisuri Bai Lu menghembuskan nafasnya. Ia tidak tau harus menasehati seperti apa lagi agar Putra Mahkota Wang sedikit saja menghargai Putri Mahkota.
"Sebaiknya nanti malam, temui dia dan kau antarkan obat putri."
Permaisuri Bai Lu beranjak pergi. Sebenarnya ia tidak terlalu suka akan Selir Lin yang menurutnya hanya lemah lembut luarnya saja. Sekilas dia melihat ke arah Selir Lin. Ia merasa jengah setiap kali bertemu dengannya. Ia tak menyangka putranya akan buta tentang cintanya. Tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Maka dari itu dia menolak jika Selir Lin menjadi Putri Mahkota.
Disisi lain.
Li Ming Yue sampai kediamannya dan duduk di kursinya.
"Hah, untung aku cepat pergi." Ming Yue menuangkan air ke cangkirnya dan meneguknya.
"Malas banget aku melihatnya, laki-laki judes, ketus, dingin dan menyebalkan." Omelnya yang mampu membuat para pelayan saling menatap.
"Maksud Putri siapa?" Tanya pelayan Lu.
"Dia itu, tadi itu beruang kutub."
Seketika pelayan Lu membulatkan matanya dan menutup mulut Ming Yue dengan telapak tangan kanannya.
"Putri tidak boleh berbicara seperti itu, bagaimana jika ada yang mendengar ? putri pasti di hukum." Ujar pelayan Lu menurunkan telapak tangannya.
"Maaf putri. Hamba tidak sopan." Pelayan Lu menunduk. Ia sadar atas kelancangannya.
"Sudahlah, aku tidak ingin membahasnya. Yang paling penting, aku tidak suka dengan nya. Jika ada beruang kutub itu, sebaiknya kau usir." Jawab Ming Yue menghentakkan kakinya. Lalu Menuju ke arah ranjangnya. Bertemu dengan Putra Mahkota Wang membuatnya lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Karebet
👍👍👍👍
2022-09-27
0
Kezie Fitri
karyamu mang the best Thor,,
2021-06-28
0
Kezie Fitri
untuk keb4x nya baca ini,,, ga tau suka ajja
2021-06-28
0