Tinggal lah Putra Mahkota dan Pangeran Zhang, Mereka saling menatap membunuh satu sama lainnya. Seakan mereka tak memiliki hubungan darah, melupakan persaudaraanya.
"Ingat, jauhi Putri Mahkota." Bentak Putra Mahkota Wang dengan sengit.
"Heh, Putri Mahkota, tidak akan mencintai mu. Dia sudah membenci mu." Balas Pangeran Zhang tak kalah tajam.
"Lagi pula, cepat atau lambat. Putri Mahkota akan berpaling darimu, lihat saja nanti." Ucap Pangeran Zhang tak kalah pedas kemudian meninggalkan Putra Mahkota Wang.
Putra Mahkota Wang menuju kediaman Ming Yue dengan tatapan tajam. Bahkan para pelayan dan pengawal Sansan yang mengikutinya, seakan mati berdiri, aura yang di keluarkan Putra Mahkota Wang sangat mencekam. Bahkan para pelayan yang berpapasan dengannya berdiri gemetar.
brak
Ming Yue yang sedang duduk santai, malah mendengus kesal melihat ke arah pintunya.
kenapa zombie ini kesini, memangnya tidak ada kerjaan lain apa? batin Ming Yue memutar bola mata jengkel.
"Keluar," bentak Putra Mahkota Wang, membuat para pelayan Ming Yue keluar.
"Untuk apa kau kesini? apa untuk menghukum ku lagi?" Cerocos Ming Yue yang mulai tertekan aura kematian Putra Mahkota di depannya itu.
"Dengar! mulai detik ini, jauhi Pangeran Zhang." Titah Putra Mahkota Wang. Ia tidak butuh alasan dan penolakan Ming Yue.
Ming Yue memejamkan matanya. "Kau tidak punya hak untuk mengatur ku. Sedari dulu kau mengabaikan ku." Ucap Ming Yue, tanpa terasa air matanya luluh keluar dari pelupuk matanya. Hatinya begitu sesak, ia bisa merasakan bagaimana sakitnya di abaikan dan di acuhkan.
"Pernahkah Putra Mahkota mengerti perasaan hamba? hamba selalu berharap suatu saat nanti Putra Mahkota menyayangi hamba dan mencintai hamba." Lirih Ming Yue. Namun masih di dengarkan oleh Putra Mahkota.
"Hamba yang bodoh mencintai Putra Mahkota yang tidak pernah mencintai hamba. Hamba lelah, hamba ingin mengakhiri semua ini. Hamba ingin bercerai."
Mendengar perkataan Ming Yue, Putra Mahkota Wang berlari dan memeluk Ming Yue erat, bahkan sangat erat. Jantungnya seakan berhenti mendengarkan kata cerai. Ia sangat takut dan takut kehilangan Ming Yue. Dunianya seakan runtuh.
"Lepaskan." Ming Yue meronta-ronta di pelukan Putra Mahkota Wang. Ia bisa memaafkan, tapi tidak bisa melupakan dan menyembuhkan luka di hatinya. Sudah banyak ia berkorban, dia Kamelia bukan lagi Putri Mahkota. Ia ingin mencari kebebasan. Mencari cinta sejatinya, mencintainya tanpa ada orang ketiga.
"Maaf." lirih Putra Mahkota Wang mendekap tubuh Ming Yue.
Percuma kau meminta maaf, semuanya tidak akan kembali batin Ming Yue.
"Lepaskan." lirih Ming Yue. Ia lelah dan sangat lelah. Ia ingin hidup di cintai dan tentunya saling mencintai.
Putra Mahkota Wang melepaskan pelukannya dan menatap wajah Ming Yue begitu lekat. "Tatap aku." Putra Mahkota Wang meraih dagu Ming Yue yang masih menunduk.
Matanya merah karena air mata yang ia keluarkan untuk dirinya yang telah menyakitinya. Suami macam apa dirinya tak bisa menghargai perasaan istrinya.
"Aku minta maaf. Berikan aku kesempatan Ming Yue."
Ming Yue mendorong tubuh Putra Mahkota Wang begitu kuat. Hingga Putra Mahkota Wang berjarak beberapa meter dengannya. Ia tak bisa mencintai Putra Mahkota yang hidupnya harus di madu. Bagaimana jadinya kelak? seandainya ia hidup dengan istrinya yang lain.
"Keluarlah,"
"Tapi,"
"Keluar !" Bentak Ming Yue dengan menunjuk ke arah pintu kediamannya, tanpa melihat wajah Putra Mahkota Wang.
"Aku tau, di kehidupan dulu, aku memiliki salah. Tapi sungguh aku minta maaf." Putra Mahkota Wang berusaha meyakinkan Ming Yue.
"Aku bisa memaafkan mu, seandainya kau bisa menghidupkannya kembali."
Tanpa sadar Ming Yue mengatakan, apa yang seharusnya tidak boleh di keluarkan dari mulutnya.
"Ming'er,"
deg,
Hatinya berdesir ketika mendengarkan panggilan lembut itu, suara, dan suara lembut itu yang di harapkan oleh hatinya. Ia memalingkan wajahnya, mengusap air matanya.
Mungkin pemilik tubuh ini yang bereksi batin Ming Yue
"Aku mohon keluarlah." Tandas Ming Yue.
"Ming'er apa maksud mu tadi?" tanya Putra Mahkota Wang keheranan.
"Keluar!" Teriak Ming Yue dengan tatapan tajam dan dingin. Seketika membuat Putra Mahkota terkejut akan perubahan Ming Yue.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Neng Diah
lo gak paham sih wahai laki laki (pangeran)bagaimana rasanya dicueki, di abaikan oleh orang yg kita cintai. itu sakit sumpah sakit. lo gak faham penderitaan istri lo selama ini, dan dengan gampangnya lo sekarang minta maaf.
thor mana goloknya thor
2021-06-28
3
novita setya
tendang aja tuh..ga guna amat jadi lakik😠
2021-04-26
2
Windy Veriyanti
memang harus dihadapi dengan garang...biar nggak seenaknya lagi 👊
2021-02-27
8