"Sialan, beraninya dia mengurungku di sini. Dia pikir aku burung gagak."
Ming Yue tak tahan lagi dengan sikap Putra Mahkota Wang seperti psikopat yang menyiksanya. Ia pun hendak keluar kediaman aneh itu. Sesampai di depan pintu, Ming Yue di tahan oleh dua orang pengawal.
"Hormat hamba, Putri. Putri di larang keluar." Ucap kedua pengawal menunduk hormat.
"Putri sebaiknya menuruti perintah Putra Mahkota. Jika tidak, Putra Mahkota akan menambah hukuman Putri."
Ming Yue mendengarkan ceramah pelayan Lu. Dia hanya menghembuskan nafas kasar. Kesal, marah, benci, bahkan hatinya ingin meledak. Ia pasrah dan memilih masuk kedalam. Ia duduk di meja sambil menopang dagu dan menghembuskan nafas pelan. Rasanya ia ingin pergi. Entah kemana, yang penting dirinya bisa bebas dari jeruji emas ini.
"Ibu Suri telah tiba .." Teriakan sang Kasim membuat Ming Yue langsung tersadar akan pikirannya yang sedang berkecambuk.
Ming Yue menunduk hormat, ia hanya melihat kaki yang mengarah ke hadapannya. Ming Yue menelan salivanya susah payah. Menurut Drama Korea kebanyakan yang berperan sebagai Ibu Suri adalah wanita garang dan jahat.
"Ming'er," sapa wanita paruh baya mengelus lembut pucuk kepala Ming Yue.
Ming Yue yang hanya diam membeku, ia tak menyangka jika wanita yang di anggapnya garang mengelus kepalanya dengan lembut.
Ming Yue mendongakkan kepalanya, menatap wanita paruh baya yang sangat cantik. Walaupun usianya yang tak muda lagi. Tapi kulitnya masih jelas putih dan segar.
Wanita paruh baya itu memegang lengan Ming Yue dan mengajaknya duduk di kursi yang Ming Yue duduki sedari tadi.
"Maaf, nenek datang terlambat. Nenek baru tau jika kau di kurung oleh Putra Mahkota." Lirih Ibu Suri.
Ming Yue mengingat-ngingat siapa wanita di depannya. Dan ternyata, wanita inilah yang sangat menyayanginya. Saat kecil ia tidak pernah lepas dari Ibu Suri. Bahkan ia pernah bermalam di kediaman Ibu Suri yang dianggap neneknya sendiri.
"Nenek akan meminta Putra Mahkota melepaskan mu, kau tidak berhak di perlakukan secara tidak adil. Seharusnya Nenek menaruh mata-mata di samping mu. Mulai saat ini, jika Putra Mahkota berniat macam-macam lagi. Nenek tidak akan tinggal diam." Ucap Ibu Suri dengan rahang yang mengeras. Ia tidak habis pikir dengan cucu kesayangannya itu. Bahkan ia berharap cucu kesayangannya itu menghargai, cucu menantunya dan mencintainya.
"Aku ingin keluar, tapi Putra Mahkota mengancam akan menambah hukuman ku." Lirih Ming Yue dengan raut wajah sedih dan lesu.
"Tenanglah, Nenek akan membawa mu pergi." Ibu Suri pun membawa Ming Yue keluar kediaman Putra Mahkota Wang. Pada waktu yang bertepatan. Mereka berpapasan dengan Putra Mahkota dan Selirnya.
"Hormat hamba, Ibu Suri." Ucap mereka berdua. Putra Mahkota menatap Ibu Suri yang membawa Ming Yue keluar. Jika menyangkut Ming Yue, neneknya pasti turun tangan sendiri. "Nenek, dia harus dihukum." Ucap Putra Mahkota Wang seakan mengeluarkan bola matanya melihat wajah Ming Yue. Ia sakit hati dengan perkataan Ming Yue. Seharusnya dia bersyukur, ia mau memperhatikannya dan tidak mengabaikannya lagi.
Sedangkan Ming Yue yang mendapatkan tatapan tajam, malah santai. Karna dirinya sekarang memiliki pendukung yang kuat.
"Dasar cucu durhaka, beraninya kau menghukumnya. Cucu menantuku tidak memiliki salah apa pun." Bentaknya sambil menatap tajam.
"Ibunda, Putri melakukan kesalahan. Dia bahkan keluar istana tanpa seijin ku."
"Minta ijin dengan mu, sementara kau sibuk mengurusi Selir mu." Sindir Ibu Suri dengan penuh penekanan dan melirik ke arah Selir Mei.
Sejenak Putra Mahkota diam, ia membenarkan perkataan neneknya itu. Bukan maksudnya meninggalkan Ming Yue, tapi ia sakit hati dengan Ming Yue dan mencari Selir Mei sebagai penawarnya.
"Mohon ampun Ibu Suri, hamba lancang. Tapi benar kata Putra Mahkota, Putri tetap saja harus ijin." Sanggah Selir Mei tersenyum licik.
"Meminta ijin, sebelum aku masuk keruangan Putra Mahkota. Sudah di tendang keluar. Setiap saat aku ingin kediamannya, ia pasti sibuk dengan Selirnya."
Seketika Putra Mahkota membenarkan perkataan Ming Yue. Saat bertunangan pun, Putra Mahkota Wang akan berasalan sibuk dengan Selirnya jika harus bertemu dengan Ming Yue.
"Hem, nenek rasa. Putra Mahkota tidak memiliki alasan yang kuat untuk menahan dikediaman mu."
"Sekarang biarkan keluar dan nenek harap kau tidak akan menyesal." Ucap Ibu Suri menggandeng lengan Ming Yue dan menerobos rombongan Putra Mahkota Wang.
"Apa maksud nenek? nenek selalu saja berkata aku akan menyesal." Ia tidak mengerti dengan perkataan Ibu Suri. Selalu mengatakan akan menyesal dan menyesal tanpa penjelasan
Ibu Suri menghentikan langkah kakinya. "Seharusnya aku tidak memiliki cucu bodoh seperti mu." Ucap Ibu Suri berlalu pergi.
Sementara Selir Mei mulai berkeringat dingin, yang ia pikirkan, Apakah Ibu Suri tau kebohongannya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Neng Niehan
aku lebih setuju sama pangeran Zhang aja
2022-02-18
3
Ardika Zuuly Rahmadani
cakep, serang terus putra mahkota, biar dia kapok
2021-06-18
0
novi 99
sehatusnya kakaknya yang lebih berkuasa bukan adiknya...
2021-06-16
0