Derap kuda memperlambat lajunya, ketika melihat orang ber lalu lalang keluar masuk berbagai toko. Mulai dari toko pakaian, makanan dan berbagai macam toko lainnya. Ming Yue melihat dari jendela keretanya. Lag-lagi dia berdecak kagum melihat kehidupan zaman kuno.
Kereta kuda pun berhenti Ming Yue turun dari kudanya di ikuti pelayan Lu. Ia pun menyerahkan kudanya ke penjaga kuda. Ia menatap sekelilingnya dan tatapannya terkunci pada seorang pengemis. Ming Yue mengambil sebuah koin perak di kantong yang telah ia sediakan dan memberikannya beberapa koin itu pada sang Pengemis.
"Lu, kau tau dimana tempat nya?" Tanya Ming Yue seraya melihat toko yang berjajar rapi.
"Iya Putri, mari hamba antar."
Ming Yue mengangguk, pelayan Lu berjalan di samping Ming Yue. Sesekali Ming Yue melihat para pedagang yang tawar menawar dengan pembelinya.
15 menit kemudian,
"Putri, ini tempatnya." Ujar pelayan Lu membuat Ming Yue menoleh, sedari tadi ia memperhatikan toko yang sangat ramai. Ingin rasanya ia masuk kedalam dan membeli sesuatu yang menarik perhatiannya. Tapi demi bisnis kecilnya itu, ia harus mengurungkan niatnya terlebih dulu.
Merekapun masuk kedalam toko buku, melihat buku berjajar rapi di sebuah rak. Melihat banyak pengunjung mengambil beberapa buku dan membacanya. Sesekali mereka membeli buku yang sudah di baca jika mereka tertarik.
"Tuan Yung, aku ingin menemui kepala toko." Ucap pelayan Lu menatap seorang pemuda, yang menjadi kasir di toko itu.
"Baiklah nyonya." Tuan Yung memanggil salah satu temannya untuk menggantikan posisinya.
"Kau ganti posisiku, aku akan mengantarkan kedua Nona ini." Ucapnya.
Ming Yue dan pelayan Lu mengikuti Tuan Yung, sampailah mereka di sebuah ruangan.
"Tuan, ada yang ingin bertemu dengan tuan." Ucap pelayan Yung di luar pintu.
"Masuk." Jawab seseorang dari dalam ruangan itu.
krek
Suara pintu terbuka, menampilkan sesosok pria paruh baya yang sedang menulis di sebuah meja kerjanya. Matanya sangat fokus pada pena di tangannya.
"Tuan, ini ada nyonya dan nona yang ingin menemui Tuan." Tutur pelayan Yung.
Pria paruh baya itu menatap Ming Yue dan pelayan Lu secara bergantian, terlihat di wajah nya tersirat keheranan akan kedatangan mereka berdua. Tidak biasanya ada orang asing yang ingin menemuinya.
"Silahkan duduk nyonya dan tuan."
Ming Yue dan pelayan Lu duduk. "Apa ada hal yang perlu saya bantu tuan?" tanya tuan Yung dengan ramah.
"Maaf mengganggu waktunya tuan, kedatangan saya kesini hanya ingin berkerja sama dengan tuan." Ucap Ming Yue dengan wajah seriusnya.
"Dalam hal apa tuan?"
"Saya ingin membuat buku tuan. Ya pastinya sebuah novel." Ujarnya.
Tuan Lan mengkerutkan dahinya. "Novel?" tanya nya kembali, baru kali ini ia mendengarkan kata novel.
"Seperti cerita tuan."
"Tapi bagaimana jika cerita tuan tidak di sukai banyak orang? Membuat cerita butuh wawasan luas tuan." Jelas tuan Lan. Ia merasa tidak percaya apa yang di tawarkan oleh tuan muda di depannya. Membuat sebuah cerita sangatlah tidak mudah. Bahkan para pembuat cerita butuh waktu berbulan-bulan mengeluarkan ceritanya agar bisa di jual.
"Apa Tuan meragukan ku ?" Tanya Ming Yue. Ia tak suka di ragukan sebelum berusaha. Bagi hidupnya usaha tidak pernah mengkhianati hasil.
"Bukan begitu tuan." Pria paruh baya itu merasa ragu akan kemampuan Ming Yue, ia tidak pernah melihat wajah penulis itu di penjuru kota.
"Hem, sebaiknya kita mencoba dulu tuan, tapi jika cerita saya laris manis saya akan memberikan 30% untuk tuan."
"Baiklah. Saya akan memberikan kesempatan untuk tuan."
Sekilas keraguan ada di dalam hati pria paruh baya itu. Namun melihat keseriusan dan kegigihan gadis di depan nya itu. Tidak ada salahnya ia memberikan sebuah kesempatan.
"Baiklah, 2 hari lagi teman saya akan datang kesini, dan terimakasih tuan." Ucap Ming Yue. Ia tidak akan menyianyiakan kesempatan ini. Ia harus berusaha semaksimal mungkin. Mengeluarkan semua idenya.
Pria paruh baya itu hanya mengangguk. Tidak ada salahnya ia mengetes kemapuan nona muda di depannya.
Sesampainya di luar, Ming Yue menarik tangan pelayan Lu memasuki sebuah toko aksesoris.
"Lu, carilah apa yang kau suka, aku akan membelikannya untuk mu." Ucap Ming Yue. Ia ingin memberikan sebuah hadiah kecil sebagai rasa terima kasihnya.
"Tapi Putri," pelayan Lu merasa tak enak.
"Tidak ada penolakan." Titah Ming Yue.
"Apa Putri tidak ingin membeli sesuatu?" Tawar pelayan Lu.
Ming Yue melihat semua aksesoris. Namun tidak ada yang menarik hatinya.
"Tidak ada." Jawabnya datar.
Pelayan Lu hanya pasrah, ia membeli sebuah tusuk konde.
Setelah selesai, Ming Yue keluar dari toko tersebut. Mereka berjalan menyusuri setiap sudut Ibu Kota. Sebuah kesempatan menghirup kebebasan tidak akan dia sia-siakan begitu saja.
Puas mengelilingi Ibu Kota, mereka langsung pulang ke istana. Padahal Ming Yue masih ingin menghabiskan waktunya di Ibu Kota. Namun waktunya sudah tidak memungkinkan. Tak terasa perjalan mereka tempuh hingga waktu sore dan sampai di istana pada malam harinya. Saat Ming Yue turun dari keretanya, ia melihat sosok yang tak ingin ia lihat.
"Mau apa dia datang ke sini? Bikin sakit mata saja." Gumam Ming Yue. Ia merasa kesal pada laki-laki yang menatap tajam ke arahnya. Niatnya ingin cepat beristirahat, merebahkan tubuhnya. Sepertinya malam ini akan ada drama lagi yang mengganggunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
rika comell
kbnyakan typo jirr🗿
2025-02-06
0
Indy Metta
naik kuda apa kereta??? 😱😱
2024-11-21
0
Iluh Sukreni
thor yg bener aza naik kuda apa kereta ? koq ada jrndela
2024-08-19
1