"Ming'er."
Putra Mahkota Wang berniat menghampiri Ming Yue dan melangkah kan kakinya menuju ke arah Ming Yue.
"Hamba tidak butuh, belas kasihan Putra Mahkota. Hamba tidak butuh cinta Putra Mahkota." Teriak Ming Yue membuat Putra Mahkota Wang menghentikan langkah kakinya.
Berusaha menguatkan hatinya, ia tidak mau hidup tanpa mencintai. "Dengar! abaikan hamba, lakukanlah seperti dulu."
Putra Mahkota Wang membisu. Cinta yang dulu ada untuknya. Kini cinta itu telah hilang. Ia bisa melihat di mata Ming Yue, hanya ada rasa kebencian dan kebencian. "Mungkin sangat sulit untuk di maafkan, maaf dulu aku mengabaikan mu, tapi untuk sekarang aku tidak akan pernah mengabaikan mu."
Ming Yue tertawa. Konyol, sangat konyol. Setelah sekian lama baru sekarang dia menyadarinya. Cinta atau hanya kasihan pada dirinya. Sangat sulit di percaya. "Apa? tidak ingin mengabaikan ku, jangan mengada-ngada," Ming Yue mengibaskan tangannya, sebagai tanda ia tidak mempercayai Putra Mahkota Wang. Ia hanya menganggap angin lalu.
"Kau lihat, Selir Kesayangan mu sangat membenciku, apa anda pikir dia akan diam saja?" Tanya Ming Yue tersenyum sinis, ia sudah menghilangkan tata krama seorang putri, ia ingin menyampaikan unek-uneknya yang selama ini ia pendam.
"Aku pastikan dia tidak akan mengganggu mu,"
Ming Yue tertawa mengejek. "Apa Putra Mahkota Wang lupa dengan perkataan Selir Kesayangan mu, mungkin Putra Mahkota Wang melupakan janji?" tanya Ming Yue, ia sudah yakin dengan sepasang insan ini, mereka pasti memiliki janji sebelum menikahi gadis yang ditempatinya.
Putra Mahkota Wang menunduk, ia mengingat janjinya dulu dengan Selirnya, ia tidak akan pernah jatuh cinta terhadap gadis di depan nya ini yaitu Ming Yue.
"Maaf Mie'er" batin Putra Mahkota Wang.
"Aku akan meyakinkannya, jika aku mencintaimu." Ujar Putra Mahkota Wang.
"Cih, aku tidak pernah mempercayai cinta anda Putra Mahkota Wang dan mulai detik ini lupakan cinta anda pada hamba. Hamba rasa, hamba tidak mencintai anda lagi."
Emosi Putra Mahkota Wang membuncah kembali, ia berusaha semaksimal mungkin.
"Putri Mahkota, apa kau pikir dengan melupakan mu? Kau bisa hidup bebas dan menikah dengan Pangeran Zhang? Jangan pernah bisa menikah dengan siapa pun, sekalipun aku mati, aku tidak akan pernah melepaskan mu." Teriaj Putra Mahkota Wang berlalu pergi. Ia harus mendinginkan hatinya dan kepalanya agar tidak bertindak lebih jauh pada Ming Yue.
"Lu, aku tidak ingin di ganggu oleh siapapun," Teriak Ming Yue setelah melihat kepergian Putra Mahkota Wang. Ia butuh udara untuk bernafas, menghilangkan semua yang ia rasakan saat ini.
Ming Yue menyunggingkan bibir lembutnya, ia tidak memperdulikan perkataan Putra Mahkota Wang. melangkahkan kakinya menuju jendela dan duduk berlekuk lutut. Cukup dulu ia menangis tapi tidak untuk sekarang. Air matanya terlalu berharga menangisi laki-laki brengsek seperti Putra Mahkota Wang.
"Andai saja kau tau, aku bukan lah Ming Yue yang kau kenal dulu, aku hanyalah orang asing yang masuk kedalam tubuh ini."
Ia lelah dengan pertengkarannya. Seharusnya sebuah pernikahan menyambut kehidupan baru dan saling membahagiakan. Menerima kekurangan masing-masing dan saling melengkapi.
Ming Yue menghembuskan nafas lelahnya, sedari tadi ia hanya duduk di jendela dan menatap ke arah langit. Tak terasa angin malam telah menyambutnya, menyelinap masuk ke sela rambut hitam nya, hingga rambut itu berkibar, menambah aura kecantikan nya.
"Sesakit inikah dulu, ketika orang yang di cintai mu, mengabaikan mu?" Gumam Ming Yue sambil memegang dadanya yang terasa sakit.
"Tapi untunglah di kehidupan lalu ku. Aku jomblo gak ketulung." Sambung Ming Yue terkekeh geli mengingat kehidupan pertamanya. "Tapi bagaimana kehidupan kakak ku ya, Hais, aku merindukan kakak." Ia kembali mengingat kejadian masa lalunya.
krek
Terdengar suara pintu terbuka, tapi Ming Yue tidak memperdulikannya, ia tau pasti itu pelayan Lu yang ingin menyuruhnya makan malam. Semenjak pertengkarannya dengan Putra Mahkota, membuat nafsu makan nya hilang.
"Lu, aku tidak ingin makan. Pergilah," ucap Ming Yue tanpa menoleh sedikit pun.
"Aku tau kau marah padaku, aku minta maaf karna masalah pertengkaran tadi."
Ming Yue mengernyitkan dahinya, ia menoleh dan melihat Putra Mahkota Wang membawa sebuah nampan yang berisi semangkok bubur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
novita setya
bikin emosi aja nih org..pergi sono
2021-04-26
0
iefat
lanjut
2021-03-22
0
radifa difa
baperrrrrrr
ingin cepat" selesai bacanyaaa😭😭
2021-02-20
0