"Mana ada." Jawab Putra Mahkota Wang gugup.
"Baiklah, jika Putra Mahkota tidak mencintai ku. Silahkan Putra Mahkota menceraikan ku. Lebih cepat, lebih baik."
Putra Mahkota Wang mengepalkan tangannya. "Kau Putri Mahkota yang di pilih langsung oleh Ibu Permaisuri. Jadi jangan berharap kau bisa lepas dari istana." Putra Mahkota Wang mencengkram dagu Ming Yue. "Dan jangan pernah berharap kau bisa menikah dengan Pangeran Zhang."
Setelah mengucapkan semua unek-uneknya, Putra Mahkota Wang meninggalkan Ming Yue yang masih dengan senyuman sinis di bibirnya itu.
Terjerat gumam Ming Yue.
Sesampainya di kediaman Ming Yue, Putra Mahkota Wang tanpa sengaja bertemu dengan Pangeran Zhang. Tatapan merekapun saling bertemu dan sama-sama menatap tajam. Saling mengeluarkan aura membunuh.
"Untuk apa kau datang kesini?" Tanya Putra Mahkota Wang tak suka.
"Aku hanya ingin bertemu dengan Putri Mahkota. Adik," Jawab Pangeran Zhang dengan penuh penekanan.
"Kau tau, dia Putri Mahkota jadi jagalah jarak dengannya."
Pangeran Zhang terkekeh kecil. "Jaga jarak, bukankah selama ini Adik yang menjaga jarak. Ya, ya saya tau Adik tidak pernah menginginkannya. Jadi, bersiap-siap lah di tinggalkan nya. Jangan terlalu banyak bermimpi. Lagi pula, Adik ku sudah memiliki Selir."
Pangeran Zhang langsung memberi hormat, tanpa mendengarkan jawaban Putra Mahkota Wang dan menerobos masuk ke kediaman Ming Yue.
"Sialan," umpat Putra Mahkota Wang menggertakan giginya. "Kita lihat saja, seberapa besar nyali mu membawanya pergi. Milik ku akan tetap menjadi milik ku. Sekalipun kau adalah Kakak ku." Ucap Putra Mahkota Wang melanjutkan langkah kakinya.
Sedangkan Ming Yue yang menerima kedatangan Pangeran Zhang langsung bergegas membersihkan tubuhnya. Ia sangat senang dengan kedatangannya. Tak butuh waktu lama ia menyelesaikan ritual mandinya. Sungguh tidak sabar ia ingin menemuinya. Setelah selesai merias diri secantik mungkin dengan memakai hanfu berwarna merah. Ming Yue menghampiri Pangeran Zhang yang sedang menikmati camilan paginya.
"Ekhem, Ming'er tadi aku bertemu dengan Putra Mahkota. Sebenarnya apa yang dia lakukan disini?" Tanya Pangeran Zhang membuka obrolannya.
Ming Yue mengambil camilan nya. Tapi sebelum memakannya ia menatap camilan kue bulan itu. Lalu beralih menatap Pangeran Zhang.
"Entahlah aku juga tidak tau, hempz. Aku ingin keluar istana mencari udara segar." Usul Ming Yue. Padahal ia ingin ke kota, menyerahkan novelnya.
"Baiklah, bagaimana jika kita ke kota?"
Sesuai dugaannya senyum merekah di bibirnya. "Tidak buruk, aku akan bersiap-siap dulu."
"Baiklah, aku akan tunggu di luar." Ujar Pangeran Zhang. Ingin rasanya, ia berteriak dan mengatakan jika dirinya saat ini bahagia.
Ming'er aku akan membahagiakan mu batinnya
Ming Yue memperbaiki riasannya, tak lupa ia membawa buku karangannya. "Ayo," Tanpa sadar situasi dan kondisi. Ming Yue menggenggam tangan Pangeran Zhang sampai di depan kereta. Pangeran Zhang terdiam, ia memandangi tangan kanannya. Harum tubuh Ming Yue mampu menenangkan hatinya.
"Pangeran." Panggil Ming Yue seraya mengeluarkan kepalanya dari kereta.
"Ah, iya. Ayo." Pangeran Zhang langsung menaiki kudanya. Selama di perjalan, Pangeran Zhang tak berhenti mencium aroma mawar di tangannya. Rasanya ia tidak ingin membersihkannya, takut jika aroma tubuh Ming Yue akan hilang.
"Pangeran, kita berpencar dulu. Aku ingin berdua dengan Lu." Ujar Ming Yue.
"Hempz, baiklah. Tapi kau harus di ikuti dua orang pengawal."
"Tidak perlu, aku hanya ingin bebas. Kita akan bertemu di tempat makan." Ucap Ming Yue langsung menarik pelayan Lu.
Ming'er kau sudah berubah, biasanya kau akan menolak jika aku meminta mu mengajak ke luar istana. Tapi aku bersyukur kau berubah batin Pangeran Zhang menatap punggung Ming Yue.
Sesampai di toko buku, Ming Yue dan pelayan Lu langsung masuk dan di antar oleh seorang pelayan yang sudah tau maksud kedatangan Ming Yue.
"Tuan saya hanya menyelesaikan separuh." Ming Yue mengambil sebuah buku di balik hanfunya. Lalu memberikannya.
"Jika nanti buku itu laris, aku akan cepat menyelesaikannya. Ingat, jangan memberi tau siapa pun." Ucap Ming Yue memberikan penekanan. Ia takut rahasianya bocor sampai ke istana. Ia hanya ingin hidup tenang tanpa protes dari wajah cebol yang sok cool itu.
Tanpa basa-basi lagi, Ming Yue langsung keluar dengan pelayan Lu. Ia tidak memberikan jeda pada tuan itu untuk berbicara sedikit pun.
"Astagah, anak itu." Ucap pria paruh baya itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
Di luar, Ming Yue dan pelayan Lu menyicipi semua camilan yang di tawarkan oleh para pedagang. Bahkan mereka sesekali membeli aksesoris untuk mereka berdua. Keasikan melihat aksesoris tanpa sadar Ming Yue menabrak seseorang.
bruk..
Ming Yue yang terjatuh ke tanah langsung di tolong oleh pelayan Lu dan menatap orang yang menabraknya. Hingga kedua mata Ming Yue menatap dingin laki-laki di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
orang hebat muncul♪┌|∵|┘
emang lo perempuan sampai mau pakai secantik mungkin hahaha
2022-05-01
0
Ardika Zuuly Rahmadani
kenapa ya wanita klo lagy bahagia atau asyik ngapain mesti nabrak orang🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2021-06-18
0
Alisa Nissa
maaff ka Thor tolong diperhatikan lagi bahasa huruf nya yang ada ketinggalan dan tak jelas..
makasih...semangtzzzzz selaluuu
2021-03-18
2