Sejak tadi laki-laki itu menunggu kedatangan Ming Yue. Saat mendengar kabar dari mata-matanya. Jika Ming Yue pergi keluar dengan berkuda. Ia langsung menuju kediaman Ming Yue dan menyuruh salah satu pengawalnya mencari dan mengawasi keberadaan Ming Yue. Hatinya merasa khawatir mendengarkan Ming Yue yang keluar istana tanpa seijinnya. Namun ia tidak bisa mengikuti Ming Yue di karenakan kesibukan istana. Entah karena apa? Tiba-tiba hatinya merasakan sesuatu yang aneh. Semenjak perubahan Ming Yue ia menempatkan mata-mata seorang penjaga kediaman Putri Mahkota.
"Putri, kau dari mana?" Tanya Putra Mahkota Wang berusaha meredam emosinya. Ia memandang aneh dengan pakaian Ming Yue. Ia seorang wanita, kenapa harus memakai hanfu laki-laki?
Ming Yue menghela nafas. "Bisakah kau tidak menatap tajam."
Ingin rasanya aku mencongkel mata mu sambung nya di dalam hati.
"Hem." laki-laki itu berderhem dan menetralkan tatapannya.
"Aku tanya kau dari mana saja dan kenapa berpakaian seperti ini?"
"Keluar, apa salah aku berpakaian seperti ini?" Ming Yue melewati Putra Mahkota Wang dengan sigap tangannya langsung di cekal. Ia menarik tangannya dengan kasar. Ia sungguh tak rela tangannya kulitnya di sentuh oleh Putra Mahkota. Padahal dirinya tak pernah ikut campur, tapi sekarang laki-laki di depannya ikut campur urusannya.
"Aku belum selesai berbicara, apa perlu aku menghukum mu?" Putra Mahkota Wang kembali mencekal lengan Ming Yue dan kembali menatap tajam, yang tidak menatapnya sama sekali, hanya menatap kedepan. Ia sangat tidak suka dengan sikap Ming Yue saat ini. Ada rasa kecewa di hatinya.
"Aku lelah, jika menghukum ku, silahkan ! Dan perlu Putra Mahkota tau, mulai dari dulu bukankah kau yang menetapkan agar aku tidak ikut campur dalam urusan mu. Kita menjalani nya masing-masing." Ming Yue menghempaskan tangan Putra Mahkota, tapi tidak membuat Putra Mahkota melepaskan cekalannya. Justru ia menarik lengan Ming Yue hingga bola mata mereka bertemu.
Putra Mahkota Wang menatap Ming Yue begitu lekat. Mata mereka saling mengunci. Hingga debaran jantung nya tidak karuan. Seakan jantung itu akan meledak dari tempatnya. Ia mencoba berusaha menetralkan detak jantungnya.
Ming Yue yang merasa risih, ia pun mendorong Putra Mahkota Wang dengan tangan satunya. Namun tidak bisa melepaskan ke deketannya.
"Lepaskan." Bentak Ming Yue, langsung memalingkan wajahnya.
"Mulai saat ini, apapun yang Putri Mahkota lakukan dan kemana pun Putri Mahkota harus meminta ijin pada ku. Dan ingat aku Suami mu." Ucap Putra Mahkota Wang menekankan kata suami.
"Yang Mulia." Sebuah suara mengagetkan mereka berdua dan menoleh.
Ming Yue melihat seorang wanita memakai hanfu berwarna hijau melemparkan bendera perang ke arahnya. Dia pikir dirinya akan meladeninya barang yang tak bermutu. Ingin mengambil Putra Mahkota Wang, silahkan. Justru dengan senang hati ia akan memberikannya tanpa di pungut biaya.
Ming Yue melirik Putra Mahkota Wang dan kemudian mendorong nya.
"Urus saja Selir kesayangan mu." Ucap Ming Yue berlalu pergi. Ia merasa akan mati secepatnya jika bertemu kedua orang berpenyakitan itu.
Langkahnya berhenti ketika melihat Selir Lin Mei melirik dengan tajam. Ming Yue yang merasakan tatapan itu pun membalasnya dengan tajam, membuat Selir Lin merinding.
Sial ! kenapa justru tatapannya menyeramkan batinnya.
"Mie'er apa yang kau lakukan disini ?" tanya Putra Mahkota Wang menatap lembut ke arah Selir .
"Hem, kenapa Pangeran memegang tangannya ? Bahkan kalian sangat dekat." Selir Mei mengucapkan nya dengan kesal dan tidak menatap Putra Mahkota Wang.
"Hem, maaf. Tadi aku kesal ia tidak meminta ijin keluar istana. Bagaimana jika ibunda tau, pasti dia marah. Kau tau sendiri kan ibunda sangat menyayanginya."
"Hem, tapi kenapa Ibunda lebih menyayangi dari pada .."
Putra Mahkota Wang memeluk Selir Mei. Menguatkan hatinya untuk lebih bersabar menghadapi ibundanya. "Bersabarlah, suatu saat Ibunda akan menyayangi mu dan menerima mu." Ucap Putra Mahkota dengan hangat. Ia mencium kening Selir Mei.
"Sekarang tidurlah, aku akan bermalam di pavilium mu."
Sesampai di paviliumnya.
Selir Mei mendorong Putra Mahkota Wang ke kasurnya, malam ini ia menginginkannya. Selir Mei mencium bibir lembut Putra Mahkota Wang ciuman itu lebih dalam, bahkan Putra Mahkota Wang tidak bisa menyeimbangi nya.
"Mei'er kenapa kau seperti ini?"
"Hamba cemburu sikap Pangeran tadi." Ujarnya sambil membuka hanfu Putra Mahkota Wang.
Dengan nafas memburu dan nafsu yang mengembara. Ia mencium bibir Putra Mahkota Wang dengan lembut. Lalu beralih ke lehernya. Selir Lin Mei tidak sabar, ia membuka hanfunya. Namun tiba-tiba perutnya terasa sakit.
"Aw, perutku sakit." Ujar Selir Mei memegangi perutnya.
Putra Mahkota Wang menatap khawatir dan langsung memanggil pelayan.
"Pelayan, cepat panggilkan Tabib." teriaknya.
"Mei'er berbaringlah." Putra Mahkota Wang membantu Selir Mei membaringkan tubuhnya di kasurnya itu.
Saat Putra Mahkota Wang berniat membaringkan Selir Mei, ia melihat bercak darah di hanfu Selir Mei.
"Mei'er kenapa ada bercak darah?" Tanya Putra Mahkota Wang melihat kasur yang di bawah Selirnya berwarna merah.
"Hamba lupa, bulan ini hamba datang tamu bulanan." Jawabnya kesal, karna belum sempat bercinta. Tamu bulanan nya datang di waktu yang salah.
Sedangkan di dalam hati Putra Mahkota Wang bersorak gembira.
Syukurlah
"Baiklah, Tabib istana akan segera kesini." Ucap Putra Mahkota Wang beranjak pergi.
"Pangeran mau kemana?" Tanya Selir Mei. Ia takut Putra Mahkota Wang akan menemui Ming Yue dan melampiaskan nafsunya pada Ming Yue karena tadi dia sudah membuka jalan nafsunya dan tidak melayaninya.
"Aku masih ada urusan." Sahut Putra Mahkota. Ia kembali merapikan hanfunya dan melangkah pergi.
Sesampai di luar Putra Mahkota Wang berniat menuju kediamannya, tapi langkahnya terhenti ketika melihat Ming Yue berbicara di iringi sanda gurau bersama seorang laki-laki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
🌸 Yowu-Kim 🌸
Ehwww gasuka gua sama kelen bedua
2024-03-04
1
🌸 Yowu-Kim 🌸
Cihhh ndasmu
2024-03-04
0
Tante Cin💋💦
berkuda apanya kak kok tadi awal crita sbelum ini ada tlisan dibalik jendela kereta kudanya gitu
2022-08-03
0