"Sejujurnya aku tak ingin melawanmu, Senior Chen" ucap Yue tersenyum lembut pada Chen Qin yang sudah ada dihadapannya.
Chen Qin balas tersenyum dan berkata, "Tidak perlu sungkan, Nona Yue."
โโChen Qin berlari memulai pertarungannya dengan Yue. Namun wasit tiba-tiba berdiri di antara keduanya dan mengumumkan pertandingan sudah selesai, dimana setengah dari peserta yang terdaftar sudah tersingkirkan.
Yue tersenyum tipis ke arah Chen Qin. Ini sebuah keuntungan dan kerugian bagi keduanya. Dimana mereka belum sepenuhnya tahu kemampuan masing-masing untuk dijadikan pegangan andai keduanya bertarung di babak berikutnya.
"Babak pertama terbilang cukup normal, peserta yang tersingkir tidak kurang dan tidak lebih dari batas waktu yang ditentukan." ujar Jiang An melirik ketua sekte yang duduk tak jauh darinya.
"Hmm. Mereka punya strategi yang sama, menyembunyikan kekuatan asli mereka hingga babak terakhir" sahut Qin Ming menimpali pendapat Jiang An.
Sedangkan Jiang Chi hanya tersenyum sinis melihat pertempuran para murid yang menurutnya aneh. Biasanya para murid akan sekuat tenaga menyingkirkan lawannya sebanyak mungkin agar semakin banyak peluang untuk menang. Namun kali ini justru berbeda, jenius jenius yang dibanggakan justru terlihat main-main.
sedangkan di bangku penonton, Xiao Li tampak tersenyum puas. Ia sudah menduga ujian kali ini akan sangat menarik, dimana semua peserta akan bertanding secara adil. Di mata Xiao Li ini hal baik sekaligus hal buruk, karena dengan tertutupnya kemampuan sesungguhnya dari para jenius tidak akan menimbulkan pengunduran diri karena takut. Hingga pertandingan dapat berjalan sesuai aturan.
Wasit memberikan waktu 30 menit untuk beristirahat sebelum babak berikutnya dimulai. Yue memilih untuk menstabilkan aliran mana nya. Ia merasa pertarungan akan berjalan sedikit lebih lama.
"Permisi, Adik Yue" sapa Chen Qin dan Fu Yan menghampiri Yue yang tengah duduk bersila.
"Ah, ya. Ada apa senior Chen mencariku?" tanya Yue berdiri menyambut Chen Qin.
"Umm, begini adik Yue, Senior Chen merindukanmu sejak gagal berduel denganmu tadi" celetuk Fu Yan mendahului Chen Qin bicara.
Spontan Chen Qin memukul kepala Fu Yan dengan kesalnya. Wajahnya memerah karena malu,mungkin ada benarnya yang dikatakan Fu Yan. Yue hanya diam tak bergeming melihat keusilan Fu Yan pada Chen Qin.
"A-anu.. Bukan begitu, jangan dengarkan dia. Aku, aku hanya ingin berkenalan denganmu. Kami sering mendengar cerita tentangmu dari guru-guru kami" ujar Chen Qin malu-malu.
"Guru?" tanya Yue mengerutkan kening. Pasalnya, Yue hanya mengenal ketiganya karena julukan 3 jenius Pedang Lotus. Yue tidak tahu ketiganya murid siapa.
"A-ahh.. Maaf aku belum memperkenalkan diri. Aku Chen Qin, murid utama Guru Lan Tao" ujarnya memperkenalkan diri.
"Perkenalkan namaku.."
"Aahhh tak perlu berkenalan dengannya. Apa setelah ini.." sela Chen Qin mendorong Fu Yan ke belakangnya.
"Hey! Biarkan aku memperkenalkan diriku juga. Adik, namaku Fu Yan. Aku murid utama Guru Jiang An" ujarnya kembali merebut haknya memperkenalkan diri.
Yue hanya tersenyum tipis melihat keduanya saling sikut. Melihat Yue sedikit bereaksi, Chen Qin kembali gugup.
"Bagaimana adik? Apa setelah ujian berakhir kamu ada waktu? Aku akan mengajakmu... "
"Mau mengajak muridku kemana?" tanya Xiao Li tiba-tiba dengan aura pembunuh di belakang mereka.
Merasakan tatapan membunuh dari belakangnya, Chen Qin dan Fu Yan menelan ludah kasar. Mereka tau siapa yang ada dibelakang tubuhnya. Perlahan-lahan keduanya berbalik badan memastikan siapa yang ada di belakang mereka.
"T-tetua Li. Sa-salam hormat pa-pada tetua kehormatan" hormat keduanya dengan gugup.
Keringat dingin menetes di ujung pelipis keduanya. 'Bagaimana bisa monster ini ada disini?' batin keduanya bersamaan.
'Dia mengataimu monster hahaha' ujar Miu pada Xiao Li.
Mendengar itu Xiao Li semakin kesal dibuatnya. "Tadi kau merayu muridku, sekarang mengutuki aku monster?" tanya Xiao Li dengan tajam menatap keduanya.
Suhu disekitarnya semakin dingin bagi Chen Qin dan Fu Yan. Bagaimana ia bisa membaca pikiran keduanya? fikir mereka.
"Ehehehe.. Te-tetua Li salah faham. Aku, aku tidak bermaksud menggoda Adik Yue" ujar Chen Qin cengengesan.
"Hmmmm" Geram Xiao Li membuat keduanya tercekat.
Chen Qin dan Fu Yan lari tunggang langgang takut Xiao Li semakin murka. "Kami permisi dulu Tetua Li, pertandingan akan dimulai sebentar lagi" teriak Fu Yan sambil berlari.
"Aku juga. Sampai jumpa lagi Adik Yue" teriak Chen Qin mengikuti Fu Yan dari belakang.
Mendengar keduanya akan berjumpa lagi Xiao Li ingin sekali mengejar keduanya. Tapi Yue menghentikannya, ada beberapa hal yang kebetulan ingin Yue sampaikan.
Sedangkan tak jauh dari sana, ada seorang gadis yang diam-diam memperhatikan kejadian tadi. Rasa marah terlukis jelas di raut wajahnya, tatapan tajamnya mengarah pada Yue tanpa terlepas sedikitpun. Jelas sekali bahwa ia tengah cemburu.
Yue mengajak gurunya memasuki ruangan tak jauh dari sana. Yue tampak ragu untuk berbicara.
"Guru, aku merasa ada yang aneh dengan Mimi" keluh Yue dengan pelan.
"Rupanya kamu sudah menyadarinya Yue'er. Memang benar, tingkah lakunya berubah belakangan ini. Dia bahkan terkesan menjauhimu" sahut Xiao Li.
Keduanya terdiam beberapa saat sebelum akhirnya terdengar suara Lan Tao mengumumkan babak berikutnya akan segera dimulai.
"Yue permisi, guru" pamitnya dengan hormat keluar dari ruangan tersebut.
Xiao Li hanya mengangguk sebelum melirik Miu yang tampak sedang khawatir. "Ada apa serigala bodoh?" tanya Xiao Li dengan pelan.
'Aku hanya kasihan pada tuan. Belum lama ia mendapat teman, apa harus secepat ini terluka?' sahut Miu tak kalah pelan.
"Terluka? Apa menurutmu Mi'er akan melukainya?" kembali Xiao Li bertanya.
'Semoga saja tidak' sahut Miu dan berlalu kembali ke tempat duduknya bersama Xiao Li tadi.
Fikiran keduanya melayang jauh menerka apa yang sebenarnya akan terjadi? Dan apa alasan Yukimi berubah belakangan ini? Apa kedua hal tersebut saling berkaitan?
Deretan pertanyaan berjajar rapi di fikiran keduanya. Namun, tak satupun jawaban yang di dapat setelah berfikir begitu lama hingga keduanya sampai di tempat duduknya.
"Sesuai peraturan yang sudah kujelaskan. Pertandingan kali ini akan cukup panjang, 100 murid kali ini akan mengambil nomor urut satu per satu. Murid dengan nomor 1 akan melawan murid dengan nomor 2,begitu seterusnya hingga 50 pertandingan berakhir. Lalu 50 murid yang tersisa akan kembali mengambil nomor urut hingga 25 pertandingan berakhir, dan begitu seterusnya. Hingga babak terakhir akan menyisakan 10 murid yang berhak memasuki paviliun" ujar Lan Tao selaku wasit memberikan arahan pada para peserta.
Penonton bersorak dengan hebohnya menutup kalimat sang wasit. Tepuk tangan penonton terasa semakin menggema karena murid-murid yang tersingkirkan dari babak pertama ikut duduk meramaikan pertandingan. Tampak jelas tak ada sedikitpun dendam maupun iri hati yang terpancar di wajah mereka.
Pertandingan segera dimulai, dan Yue mendapat nomor 9 yang berarti ia akan melawan peserta nomor 10, Ju Chao.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Li yang
mencurigakan sekali/Yawn/
2024-01-13
2
An Lin
kayaknya Miu tau banyak/Hey/
2024-01-13
1
An Lin
wahh kenapa lagi yukimi/Doubt/
2024-01-13
1