"Terimalah Yue'er. " Xiao Li tersenyum ke arah Yue yang tengah menatapnya meminta jawaban.
"Emm... Yue terima, kek. Yue akan mengingat kata-kata kakek" ujar Yue membungkuk menerima Pedang Suci itu.
"Anak baik" Shen shui mengelus kepala Yue dengan bangga. "Nah, anak bodoh. Apa kau menyiapkan hadiah untuk cucuku?" sinis Shen Shui mulai menjahili Xiao Li.
"Eee... Ituu.. Anuuu.. Sebenarnya aku berencana membelikan pedang untuk Yue, tapi karena sudah dapat jadi tak jadi aku belikan" Xiao Li memasang wajah bodoh.
"Anak sialan! Apa tidak ada hal lain yang bisa kau berikan untuk cucu kesayanganku?" Shen Shui melemparkan bantal tepat ke wajah Xiao Li.
"Baiklah-baiklah. Aku hanya punya ilmu pengetahuan. Akan aku wariskan semua yang kutahu padanya" teriak Xiao Li dengan kesal namun sesaat kemudian ia terkejut akan ucapannya sendiri.
"Ppfftttt... Hahahaha.. Ingat itu bodoh! Jangan sampai kau menjilat ludahmu sendiri" Shen Shui merasa puas akan reaksi Xiao Li sedangkan Yue hanya tertawa ringan.
Sebenarnya tanpa disuruh pun, Xiao Li akan menurunkan ilmunya pada Yue sebagai Guru. Namun karena merasa kesal diolok-olok Shen Shui, jadinya seperti ini.
Ketiganya menghabiskan banyak waktu bersama hari itu, bahkan mereka sempat berkeliling desa memastikan warganya sudah merasa aman. Semua orang mengenal Xiao Li dengan baik, tak sedikit dari mereka yang memberikan beberapa barang bahkan makanan untuk perbekalan mereka menuju sekte.
Yue sangat takjub melihat semua orang sangat ramah padanya, apalagi setelah Shen shui mengumumkan bahwa Yue sudah ia anggap sebagai cucu kesayangannya. Tak sedikit orang-orang yang memuji kecantikan dan keramahan Yue. Yue sangat merasa gembira karena sebelumnya ia tak pernah mendapat perlakuan seperti itu di desanya.
Waktu berlalu begutu cepat, pagi hari sudah tiba. Xiao Li dan Yue sudah bersiap melanjutkan perjalanan mereka. Bagaimanapun Xiao Li harus segera melaporkan hasil misinya.
"Kakek Shui, terimakasih untuk semuanya." Yue membungkuk hormat pada Shen Shui.
"Hmm.. Hati-hati dijalan sayangku, dan selalu ingat pesan kakek ya." Shen Shui mengecup kepala Yue dengan lembut.
Keduanya berpamitan pada warga yang mengantarnya sampai pintu gerbang. Yue berjalan dengan penuh semangat, wajah cerianya terpancar jelas sepanjang perjalanan.
"Yue'er, mengenai hadiah ulang tahunmu... " Xiao Li tak melanjutkan kalimatnya.
"Ahh, benar. Guru tak perlu khawatir, semua ilmu yang guru miliki tak perlu guru wariskan semua padaku. Yue hanya ingin guru membantu Yue semakin kuat" ucap Yue dengan mantap.
"Aaa... Tidak tidak tidak.. Bukan begitu maksud guru, sebenarnya tanpa janji seperti itupun guru akan mewariskannya padamu. Bagaimanapun kau satu-satunya murid guru." Xiao Li merasa bersalah mengungkit tentang hadiah ulang tahunnya.
"Hmm?? Lalu apa yang ingin guru bicarakan?" Yue terlihat bingung, jika bukan karena hal itu lalu apa yang membuat gurunya segugup itu membahasnya.
"Maksud guru, guru tak bisa memberikan benda berharga seperti yang diberikan Kakek Shui padamu." ucap Xiao Li menatap Yue malu membuat Yue terkejut. "Tapi guru berjanji sampai kita tiba di sekte, guru akan memberikanmu sesuatu yang berguna untukmu" Xiao Li berucap dengan yakin berharap Yue tak kecewa padanya.
Yue menatap lurus kedepan dengan wajah sendu membuat Xiao Li khawatir Yue tidak puas dengan ucapannya.
"Guru, Yue sebenarnya tak menginginkan apapun. Bahkan pedang suci ini, Yue terlalu berat menrimanya. Tapi Yue menghargai Kakek Shui. Jadi, guru tak perlu khawatir soal itu. Memiliki guru yang melindungi Yue pun, Yue sudah sangat bahagia... Yue tak sendiri lagi" ucap Yue dengan nada sedih di akhir kalimatnya.
Xiao Li merasa bersalah sudah membuat Yue kembali sedih. Xiao Li berusaha membujuk Yue dengan menceritakan berbagai pengalaman serunya selama misi. Akhirnya Yue bisa tersenyum dan tertawa lagi, meskipun Xiao Li yakin Yue hanya tersenyum dan tertawa hanya untuk membuatnya tenang.
Keduanya melakukan perjalanan berhari-hari, hingga keduanya tiba di Sekte Pedang Lotus. Xiao Li mengajak Yue untuk ikut melaporkan hasil misinya dahulu.
"Tetua Li, anda sudah kembali. " sapa seorang gadis. Xiao Li hanya mengangguk sebagai jawaban.
Xiao Li menuntun Yue menuju ke kediamannya. Yue terlihat takjub melihat kediaman Xiao Li yang cukup besar, meskipun Xiao Li tinggal sendiri, kediamannya cukup rapi dan bersih di golongan pria.
Xiao Li menunjukan sebuah kamar agar Yue beristirahat terlebih dahulu. Yue memutuskan untuk tidur sebentar melepas lelahnya. Xiao Li pun segera menuju kamarnya dan bersih-bersih.
"Pedang Suci.. " Gumam Xiao Li mengingat momen Shen Shui menyerahkan pedangnya.
Xiao Li belum pernah melihat Shen Shui begitu antusias, bahkan pada dirinya sendiri. Xiao Li tahu bahwa Shen Shui punya rahasia diamana ia dapat melihat dengan jelas masa depan seseorang. Jika orang tersebut tetap dalam jalannya, maka apa yang dilihat Shen Shui akan menjadi kenyataan.
Xiao Li yakin meskipun Shen Shui dikenal sebagai kepala desa yang tidak pelit, ia tidak akan memberikan barang berharga itu pada sembarang orang. Apalagi saat itu keduanya baru bertemu beberapa saat.
"Apa mungkin suatu saat Yue'er akan melampauiku?" gumam Xiao Li menatap langit-langit kamarnya. "Meskipun aku berharap seperti itu juga, tapi ini terlalu mengejutkan jika sampai memberi anak kecil pedang suci" Xiao Li memijit keningnya sendiri tak mengerti apa yang dilakukan Shen Shui.
Malam hari tiba, Yue terbangun karena mencium aroma yang sangat menggiurkan perutnya. Ia segera membersihkan diri dan menuju asal wangi tersebut.
"Aaahhhh" teriak Xiao Li terkejut ketika pintu kamar Yue terbuka tiba-tiba saat ia hendak mengetuknya. "Yue kau mengejutkan guru" tegur Xiao Li.
"Aku? Guru sendiri ngapain bengong depan pintu kamar Yue?" Yue memiringkan kepalanya.
"Ehh benar hehehe. Guru hendak membangunkanmu untuk makan malam. Ayo, kita kedatangan tamu" Xiao Li menuntun Yue ke ruang depan.
Terlihat beberapa pria tengah duduk dan berbincang bersama. "Ini para tetua utama, beri salam pada mereka" Xiao Li menghampiri 3 tetua yang duduk didepannya.
"Hormat pada para tetua" Yue membungkuk hormat pada ketiganya.
"Aihh.. Cantik sekali muridmu Li. " ujar salah satu yang paling tua diantara ketiganya.
"Ini tetua Lan Tao, tetua tertinggi Sekte Pedang Lotus" Xiao Li memperkenalkan pria yang menyapanya tadi. "Ini tetua Jiang Chi dan Jiang An. Mereka kakak beradik" Xiao Li beralih pada 2 pria yang tampak seumuran darinya.
"Junior bernama Megumi Yue. Senior bisa memanggilku Yue" Yue memperkenalkan dirinya sendiri dengan ramah.
Mereka berbincang bersama dan sesekali menanyakan tentang Yue. Yue tak banyak bicara hanya sesekali menimpali pertanyaan mereka. Xiao Li membawa makanan yang ia buat untuk makan malam. Mereka makan bersama malam itu dengan damai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Li yang
Anak bodoh gak tuh/Curse//Curse/
2024-01-02
2
Li yang
/Curse//Curse//Curse/
2023-12-24
4
Rozh
๐
2022-04-17
5