"Aku, pernah dijadikan bahan percobaan oleh sebuah organisasi rahasia. Sudah tiga kali aku gagal menjadi eksperimen, untungnya tidak ada dampak yang berbahaya terhadap tubuhku.
Lalu suatu hari, ayahku, Zeus, menolongku. Dengan cara mengancam walikota, yaitu membunuh anak sulungnya. Dan akhirnya aku dititipkan kepada ayah angkatku sekarang. Ayah angkatku hanya mengetahui bahwa aku anak terlantar, dan seorang anak istimewa. Dia tidak mengetahui bahwa aku pernah menjadi kelinci percobaan."
"Hee ... Dewa Zeus sampai segitunya?" heran Jack.
"Tentu saja, kan dia anaknya, bodoh!" Blue menjitak kepala Jack. Jack mengaduh-aduh kesakitan.
Semua hening tiba-tiba, di kepala mereka masing-masing tidak ada satu kata pun yang ingin diucapkan. Kecanggungan meraja lela di antara mereka semua.
Blue merasa jika dirinya juga perlu menceritakan apa yang selama ini mengganggu pikirannya. Ia mantapkan hatinya dan membuka suara.
"Baiklah, aku akan cerita." Suasana langsung pecah begitu Blue mengatakan keputusannya.
"Katakan saja, apapun yang ingin kau katakan," ucap Rendy.
"Aku diangkat oleh walikota Korea, kalian tahu itu tadi." Semua mengangguk, sambil serius memerhatikan cerita Blue karena tertarik.
"Ramalan tentang putra Poseidon tentu masih berlaku hingga sekarang. Semua mencari-cari anak dalam ramalan itu, karena memang bisa dijadikan kesempatan.
Tak lepas dari walikota Korea, tuan Kim Jinsun. Dia terobsesi sekali dengan diriku, karena aku adalah putra Poseidon. Ia melatihku militer, memaksaku untuk menjadi kuat--"
"Untuk membuatmu menjadi senjata mereka?" potong Lily. Blue mengangguk pasti.
"Tapi, kumohon. Jangan katakan pada Ayahku. Dan, maafkan aku. Aku juga disumpahi, untuk mengalahkan kalian. Dan mengubah dunia menjadi orde baru, dimana para Demi-God dan manusialah yang akan menggantikan posisi para dewa."
"Kau gila?! Kau sungguh akan melakukan hal itu?" marah Lily.
Rendy seketika menyambar pergelangan tangan Blue. Lalu terlihat semacam barcode yang agak tipis, hanya akan terlihat jika diperhatikan lebih dekat lagi.
"Kau ... dipasangi alat?" gumam semua kecuali Rendy dan Blue.
"Ya, karena itu juga. Avraku bisa meningkat pesat, setelah pertarunganku dengan Rendy. Ayah angkatku marah besar, kemudian malamnya ... dia melakukan hal ini. Agar aku tidak bisa lari dari sumpahku.
Jika aku melanggar maka tubuhku akan kaku dan akan dibakar. Jika terjadi sesuatu aneh pada alat ini, maka Ayahku akan mengirim bom dengan satelit."
Semuanya memandang tidak percaya. "Dia sampai memasangmu GPS? Perlakuan sinting macam apa itu?!" Lucy mengamuk, tatapan matanya sungguh menusuk.
"Lebih gila lagi dengan bom juga satelit itu, sungguh tidak masuk akal." Mike ikut menimpali.
"Yah, mau tidak mau itu akan membuat Blue juga orang yang ingin mengotak-atik alat itu berpikir dua kali sebelum bertindak sembrono," balas Lucy.
Kringgg!
Bel berbunyi mereka langsung berjalan balik ke kelas. Cukup sulit untuk melewati kerumunan siswa di kantin. Sehingga mereka terpencar ke segala arah.
Rendy yang melihat Blue di depan, segera menyusulnya. Saat hendak membuka pintu kelas, Blue dihentikan oleh Rendy.
"Nanti pulang, antarkan aku ke Ayahmu." Mata biru tua milik Blue melebar.
Banyak pertanyaan dan ingin menolak, namun hanya bisa mengangguk. Untuk tidak membuat masalah dengan Rendy, karena hanya akan membuat kacau keadaan di sana.
An:
Jika ingin promosi, jangan di komentar. Kalian bisa promosi di gc. Terima kasih. Jika suka, silakan like. Sekali lagi terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments