「Bᴇʏoɴᴅ (Pᴀʀт 2)」

“Apa benar kalau Rendy mengeluarkan Avra saat berkelahi?” tanya Pak Locius.

Kini mereka berada di ruang kerja Pak Locius. Di ruang kerja tersebut, atmosfer serasa menyesakkan karena ketegangan dari Pak Locius, Rendy dan Lucy. Tatapan serius terlihat dari tatapan Pak Locius dan Lucy, sedangkan Rendy? Dia malas karena dia adalah tokoh dari topik pembicaraan saat itu.

“Apakah saya terlihat berbohong, tuan?” tanya Lucy meyakinkan.

“Baiklah, ini sebuah kejanggalan. Tapi bisa dibilang kalau masuk akal dengan ramalan yang dibicarakan.”

“Ramalan, ramalan, ramalan. Ramalan apaan sih?” gerutu Rendy memutar matanya. Lucy langsung tersentak menoleh ke Rendy, “Kemana kamu selama ini?” tanya Lucy.

“Maaf, tapi aku baru tahu kebenaran diriku kemarin.”

“Argh, maaf Pak Locius. Tapi saya malas menjelaskan!” dengus Lucy.

“Pada zaman dahu—”

“Jangan pakai kata-kata itu! Memuakkan!” tukas Lucy dan Rendy bersamaan.

“Baik-baik, ada ramalan yang dikatakan oleh Dewi Thetis, bahwa keturunan dari Dewa Poseidon akan ada yang mengalahkan kekuatan para Dewa. Dan anak itu berasal dari persilangan dari manusia-dewa,” jelas Pak Locius.

“Lalu kenapa para dewa tidak melakukan pencegahan?” tanya Rendy menyela cerita.

“Awalnya begitu, Poseidon awalnya ketakutan. Sifat dasar dewa memang tidak mau kalah atau tergeserkan. Tapi mungkin karena adegan ‘Romeo and Juliet’, dari Dewa Poseidon dan nenekmu,” sambung Pak Locius.

“Tapi memang ada pertentangan dari para Dewa-Dewi Olympus, tapi awalnya ayahmu tidak ada tanda-tanda melampaui jadi dibiarkan saja. Lalu kabar dari manusia bahwa kamulah anak dalam ramalan tersebut. Tapi bodohnya para Dewa-Dewi sudah menghakimi bahwa ayahnya saja tidak lebih dari Dewa jadi anaknya jelas tidak akan melebihi juga. Tapi ternyata justru ibumu seorang dewi dan kamu akhirnya adalah Alpha Demi-God.”

“Anda yakin, hanya itu saja?” koreksi Lucy. Pak Locius mengangguk yakin, Lucy langsung terdiam.

“Memang kenapa?” tanya Rendy. Lucy menggeleng ragu, ia tampak berpikir keras.

“Baik, besok kamu akan langsung ikut latihan. Latihan akan diajukan esok dini hari.”

“Hah!?” jerit Rendy. “Hey, kau mau membuat telingaku berdarah?” omel Lucy menutup sebelah telinganya.

“Baik, sampai di sini saja. Silakan bersiap-siap,” ucap Pak Locius berdiri lalu keluar. Lucy dan Rendy diam dalam bingung.

“Hey, mau makan siang bersama?” tawar Lucy. Rendy menengok pelan, ia hanya menutup mata untuk mengiyakan.

---------->×<----------

“Apa kau tahu bahwa ada keberadaan lain selain manusia?” tanya Lucy memecahkan suasana canggung makan siang berdua.

“Ya, kenapa?” tanya Rendy menghentikan niatnya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

“Tidak apa, memastikan pengetahuanmu sampai mana.” Rendy menaikkan sebelah alisnya, lalu melahap makanannya.

“Wanita itu memang misterius,” batinnya.

“Heh—”

“Rendy,” potong Rendy meralat panggilan Lucy. “Lebih simple ‘heh’.”

“Aku dengar Irine Black juga masuk pelatihan distrik sini, ya?”

“Oh nama panjangnya Irine Black ya…” gumam Rendy.

“Setahuku, dia adalah anak Sang Raja Dunia Bawah,” imbuh Lucy melahap kuenya. “Ya, aku tahu. Dia memang terlihat aneh dan tidak biasa. Apakah kau terganggu dibuatnya? Atau urusan wanita lainnya yang membosankan, huh?” tanya Rendy melirik tajam Lucy.

“Hanya saja, keturunannya amat sangat patut dicurigai,” sahut Lucy.

“Begitu ya, nona sok pintar. Kupikir yang perlu dicurigai adalah tuan Blue,” sangkal Rendy.

“Kenapa kamu berasumsi seperti itu?” tanya Lucy, “Apakah suatu perasaan antar sesama keturunan Poseidon, heh?” lanjutnya.

“Sebut saja begitu.” Rendy berdiri hendak meninggalkan Lucy.

“Hey, jawab aku!”

“Suatu saat akan kuberitahu, jika sudah saatnya ya. Nona cantik,” tutup Rendy menepuk kepala Lucy bak seorang kakak ke adiknya. Rendy pergi meninggalkan Lucy yang memerah tanpa alasan.

“Jangan begitu dong dengan gadis, kan bisa salahpaham!” gumam Lucy kesal memanyunkan bibirnya.

---------->×<----------

Begitu sampai di depan gerbang istana kecilnya, Rendy diberi kejutan lagi. Banyak orang berseragam berdiri di depan rumahnya seperti hendak menggerebek rumah kecil itu. Sesaat setelah Rendy mendekat semua menghela napas lega, seperti orang yang akhirnya mendapatkan jatahnya setelah penantian panjang.

“Ada apa ini? Kenapa ramai-ramai di rumah saya?” tanya Rendy sedikit kesal.

“Maaf mengganggu waktu rehat anda tuan. Tetapi kami kemari atas perintah tuan Walikota,” jawab salah seorang dari rombongan pria itu. Rendy berpikir sebentar sebelum bertanya kembali, “Ada urusan apa sampai beliau menyewa kalian semua?”

“Kami diminta mengangkut barang-barang tuan ke Pusat Penelitian Negara.” Tanpa babibu, Rendy langsung membuka gembok pagar dan mempersilakan rombongan itu masuk. Tak lama kemudian semua barang sudah terpindahkan dari rumah Rendy ke truk pengangkut barang milik pemerintah itu. Rendy lalu ikut naik mobil lain menuju ke balai kota.

“Merepotkan,” keluh Rendy dalam hati.

---------->×<----------

“Yo! Rendy! Lama tak jumpa, aku sudah rindu lho!” sapa si tukang berisik kita, Jack. Dengan Lily yang mengintil di belakang. Dan tambahan peserta entah dari mana, Lucy.

“Maaf kawan, tapi aku tidak sedikitpun,” cetus Rendy menusuk ke hati tepat sasaran menghujam tajam.

“Kenapa dikau sejahat itu pada daku!” gerutu Jack memegangi dadanya.

“Tak kusangka, jika aku dulu memanggil ‘kakak’ pada orang yang bahkan lebih muda dariku,” celoteh Lily.

“Makanya kalau ngomong itu dipikir dulu, baka!” ledek Lucy sebelum terjadi pertarungan sengit antar gadis, jambak-jambakan.

“Ah! Tuan Rendy, maaf menunggu lama! Mari ikut saya, saya tunjukkan kamar anda!” teriak seseorang, tak lain dan tak bukan si tukang terlambat kita, tuan Benedict atau Ben.

“Tak apa, tuan Ben. Lagipula saya baru saja sampai,” hibur Rendy mulai berjalan ke arah tuan Ben. Lalu mereka berdua berjalan meninggalkan ketiga remaja yang masih ribut itu.

“Hey! Bagaimana kalau kita jenguk kamar milik Rendy?” usul Lily. “Baru kali ini aku setuju denganmu, bocah!” timpal Lucy. Mereka bertiga pun mengikut di belakang.

Sesampai di kamar milik Rendy, kamar itu luas. Bahkan seluas rumah Rendy sendiri. Dan tentunya sudah tertata rapi dengan barang-barang milik Rendy. Rendy yang melihat hal itu langsung bergegas mengecek koper. Seakan takut kehilangan sesuatu.

“Re-rendy, ada apa? Apa ada yang tertinggal?” tanya Lucy. Rendy terlihat mengambil bingkai foto lalu memeluknya. Ketiga makhluk penguntit itu mendekati Rendy. Seketika wajah mereka berubah menjadi wajah bingung.

“Siapa itu?” spontan Jack. Rendy menoleh ke arah ketiganya. “Ibuku.”

Lily mengulurkan tangan, Rendy memandangi Lily lalu menyerahkan bingkai foto itu. Tampak seorang wanita memeluk hangat 3 orang anak-anak beserta 1 anak mengambek di pinggir seperti anak tak diberi permen. Semua tahu begitu melihat anak mengambek itu, lalu mengarah ke tuan Ben. Tuan Ben yang mengetahui apa yang ada dalam foto itu tertawa canggung cengengesan tak jelas.

“Siapa mereka semua ini?” tanya Lucy. “Mereka berempat adalah murid nona Ane,” jawab tuan Ben.

“Anda murid, nona Ane?!” seru Jack terkejut.

“Tapi setelah itu kami diajar oleh tuan Ox, karena beliau sudah dipanggil ke Mount Olympic.”

“Kenapa Ibu dipanggil ke sana?” tanya Rendy. “Saya sungguh tidak tahu-menahu pasal itu, tuan Rendy.” Semua saling berbalas pandang, merasa ada kejanggalan di balik semua itu.

Dok, dok, dok

“Maaf mengganggu reuni atau pertemuan kalian, tapi kita disuruh berkumpul di ruang pertemuan.” Seorang remaja berambut hitam mengetuk pintu lalu pergi lagi. Semua ikut pegi menaati panggilan tersebut.

bersambung ....

[Like, Comment, Vote/Tips, Favorite]

[⭐⭐⭐⭐⭐]

Terpopuler

Comments

Olembe Syafii

Olembe Syafii

emang kebiasaan ya klo terkejut mesti teriak teriak?

2021-10-03

1

Vernz

Vernz

wah parah👍 iseng iseng buka ni novel yang muncul dibawah novel gua, trs ngebaca smpe ch ini😭 seru bgt ceritanya kaya itu film percy jackson klo ga salah ya. ini sih pasti bukan penulis pemula kaya saya😭 soalnya pemilihan kata katanya bagus, dan penyusunan katanya rapi bgt😭 salut deh sama si author

2020-12-16

9

Noejan

Noejan

ada yg kurang katanya hehe 😅
"Maaf, aku baru tahu kebenaran ...."

2020-10-15

1

lihat semua
Episodes
1 「Pʀoʟoԍ」
2 「Fᴇsтιvᴀʟ」
3 「Bᴀʟᴀικoтᴀ」
4 「Hᴀʟғᴇɴ Lᴀʙoʀᴀтoʀιuм」
5 「Aɴᴀκ Bᴀʀu」
6 「Bᴇʏoɴᴅ」
7 「Bᴇʏoɴᴅ (Pᴀʀт 2)」
8 「Avʀᴀ Tᴇsт」
9 「Avʀᴀ Tᴇsт (Pᴀʀт 2)」
10 [Próti Exétasi]
11 「Pʀóтι Exéтᴀsι」
12 「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 2)」
13 「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 3)」
14 「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 4)」
15 「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 5)」
16 「Aт Scнooʟ」
17 「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 2)」
18 「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 3)」
19 「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 4)」
20 「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 5)」
21 「Déғтᴇʀι Doκιмí」
22 「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 2)」
23 「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 3)」
24 「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 4)」
25 「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 5)」
26 「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ」
27 「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ (Pᴀʀт 2)」
28 「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ (Pᴀʀт 3)」
29 「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ (Pᴀʀт 4)」
30 「Tнᴇ Kιɴԍ Wᴀɴтᴇᴅ」
31 「Pʀoмιsᴇ」
32 「Pʀoмιsᴇ (Pᴀʀт 2)」
33 「Tнᴇ Sᴀмᴇ Tʀιcκ」
34 「Coʀvιɴᴀʟ, ZᴀɴQuᴇᴇɴ, ᴀɴᴅ Tнᴇ Hᴀʟғ-Eʟғ」
35 「A Fᴀтнᴇʀ」
36 「Tнᴇ Scʀᴇᴀм」
37 「Tнᴀт Cʟuᴇ」
38 「Bιԍ Cʀᴇᴀтuʀᴇ」
39 「Pʀoנᴇcт Oɴᴇ」
40 「Pʀoғᴇssoʀ Hᴀʀᴘᴇʀ」
41 「Pʟᴀɴ Iɴ Tᴇʟᴇᴘᴀтнʏ」
42 「Moтнᴇʀ」
43 「Hᴇcᴀтᴇ」
44 「Aκu? Lᴇʟuнuʀмu」
45 「Rᴀнᴀsιᴀ」
46 「Boᴅoн」
47 「Puʟᴀu Lιcιsιᴀ」
48 「Sιsтᴇʀ's Hᴇᴀʀт」
49 「Uנιᴀɴ ᴅᴀʀι Sι Pᴀɴᴅᴀι Bᴇsι」
50 「Kᴇнᴀɴԍᴀтᴀɴ」
51 「Gᴇʟᴀᴘ」
52 「Aʟтᴇʀ Eԍo」
53 「Aʀтᴇмιs」
54 「Pᴇɴcιᴘтᴀ」
55 「Bᴀɴтuᴀɴ, Bᴀɴтuᴀɴ, Bᴀɴтuᴀɴ!」
56 「Hᴀɴтu」
57 「Iɴsιᴅᴇ」
58 「Tᴀмu」
59 「Iмᴘosтoʀ」
60 「Towᴀʀᴅs Huмᴀɴ Dᴇsтʀucтιoɴ」
61 「Kᴇмuɴcuʟᴀɴ Dᴇмι-Goᴅ Lᴀιɴɴʏᴀ」
62 「Bᴀʟᴀs Dᴇɴᴅᴀм」
63 「I ᴀм Tнᴇ Nᴀмᴇʟᴇss」
64 「Cнᴀɴԍᴇ」
65 「Pᴇɴʏιнιʀ Yᴀɴԍ Bᴇʀoʀԍᴀɴιsᴀsι」
66 「Huтᴀɴ Kᴇκᴇʟᴀмᴀɴ」
67 「Kᴇʟᴀs & Tιɴԍκᴀтᴀɴ」
68 「Pᴇмʙᴀԍιᴀɴ」
69 「Sᴇɴιoʀ」
70 「Iᴅᴇɴтιтʏ」
71 「Tнᴇ Tнιʀтᴇᴇɴтн Zoᴅιᴀc」
72 「Sι Aʟʙιɴo」
73 「Tuנuᴀɴ」
74 「Pᴇɴԍuмuмᴀɴ Eɴᴅ S1」
75 Pengumuman S2!!
Episodes

Updated 75 Episodes

1
「Pʀoʟoԍ」
2
「Fᴇsтιvᴀʟ」
3
「Bᴀʟᴀικoтᴀ」
4
「Hᴀʟғᴇɴ Lᴀʙoʀᴀтoʀιuм」
5
「Aɴᴀκ Bᴀʀu」
6
「Bᴇʏoɴᴅ」
7
「Bᴇʏoɴᴅ (Pᴀʀт 2)」
8
「Avʀᴀ Tᴇsт」
9
「Avʀᴀ Tᴇsт (Pᴀʀт 2)」
10
[Próti Exétasi]
11
「Pʀóтι Exéтᴀsι」
12
「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 2)」
13
「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 3)」
14
「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 4)」
15
「Pʀóтι Exéтᴀsι (Pᴀʀт 5)」
16
「Aт Scнooʟ」
17
「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 2)」
18
「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 3)」
19
「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 4)」
20
「Aт Scнooʟ (Pᴀʀт 5)」
21
「Déғтᴇʀι Doκιмí」
22
「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 2)」
23
「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 3)」
24
「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 4)」
25
「Déғтᴇʀι Doκιмí (Pᴀʀт 5)」
26
「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ」
27
「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ (Pᴀʀт 2)」
28
「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ (Pᴀʀт 3)」
29
「Uɴᴅᴇʀwoʀʟᴅ (Pᴀʀт 4)」
30
「Tнᴇ Kιɴԍ Wᴀɴтᴇᴅ」
31
「Pʀoмιsᴇ」
32
「Pʀoмιsᴇ (Pᴀʀт 2)」
33
「Tнᴇ Sᴀмᴇ Tʀιcκ」
34
「Coʀvιɴᴀʟ, ZᴀɴQuᴇᴇɴ, ᴀɴᴅ Tнᴇ Hᴀʟғ-Eʟғ」
35
「A Fᴀтнᴇʀ」
36
「Tнᴇ Scʀᴇᴀм」
37
「Tнᴀт Cʟuᴇ」
38
「Bιԍ Cʀᴇᴀтuʀᴇ」
39
「Pʀoנᴇcт Oɴᴇ」
40
「Pʀoғᴇssoʀ Hᴀʀᴘᴇʀ」
41
「Pʟᴀɴ Iɴ Tᴇʟᴇᴘᴀтнʏ」
42
「Moтнᴇʀ」
43
「Hᴇcᴀтᴇ」
44
「Aκu? Lᴇʟuнuʀмu」
45
「Rᴀнᴀsιᴀ」
46
「Boᴅoн」
47
「Puʟᴀu Lιcιsιᴀ」
48
「Sιsтᴇʀ's Hᴇᴀʀт」
49
「Uנιᴀɴ ᴅᴀʀι Sι Pᴀɴᴅᴀι Bᴇsι」
50
「Kᴇнᴀɴԍᴀтᴀɴ」
51
「Gᴇʟᴀᴘ」
52
「Aʟтᴇʀ Eԍo」
53
「Aʀтᴇмιs」
54
「Pᴇɴcιᴘтᴀ」
55
「Bᴀɴтuᴀɴ, Bᴀɴтuᴀɴ, Bᴀɴтuᴀɴ!」
56
「Hᴀɴтu」
57
「Iɴsιᴅᴇ」
58
「Tᴀмu」
59
「Iмᴘosтoʀ」
60
「Towᴀʀᴅs Huмᴀɴ Dᴇsтʀucтιoɴ」
61
「Kᴇмuɴcuʟᴀɴ Dᴇмι-Goᴅ Lᴀιɴɴʏᴀ」
62
「Bᴀʟᴀs Dᴇɴᴅᴀм」
63
「I ᴀм Tнᴇ Nᴀмᴇʟᴇss」
64
「Cнᴀɴԍᴇ」
65
「Pᴇɴʏιнιʀ Yᴀɴԍ Bᴇʀoʀԍᴀɴιsᴀsι」
66
「Huтᴀɴ Kᴇκᴇʟᴀмᴀɴ」
67
「Kᴇʟᴀs & Tιɴԍκᴀтᴀɴ」
68
「Pᴇмʙᴀԍιᴀɴ」
69
「Sᴇɴιoʀ」
70
「Iᴅᴇɴтιтʏ」
71
「Tнᴇ Tнιʀтᴇᴇɴтн Zoᴅιᴀc」
72
「Sι Aʟʙιɴo」
73
「Tuנuᴀɴ」
74
「Pᴇɴԍuмuмᴀɴ Eɴᴅ S1」
75
Pengumuman S2!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!