Bab 19

"Kita tunggu pahlawan yang ingin menyelamatkanmu datang kesini, kemudian aku akan membunuhnya" ucap Robert sambil menatap Aydin yang sudah pingsan. Ia tersenyum menyeringai, memainkan pisau di tangannya.

Flashback on

Aydin sedang duduk di sebuah kursi dekat sekolahnya, menunggu ibunya menjemputnya. Ia senantiasa menunggu jemputan sambil sesekali bersenandung, menyanyikan lagu kesukaannya yaitu naik-naik ke puncak gunung.

Di tengah lagu yang dinyanyikannya, tiba-tiba muncul sebuah mobil berhenti tepat di depan tempat ia duduk.

Keluarlah pria paruh baya dari dalam mobil yang tidak asing menurutnya.

"Om jahat" Aydin terkejut melihat pria paruh baya yang keluar dari dalam mobil adalah orang yang dulu menculiknya.

"Jangan berteriak Aydin sayang. Aku adalah papa kandung kamu" ucap Robert dengan sesekali melirik kesana kemari. Ia takut jika ada orang yang mengenalnya, karena saat ini ia merupakan buronan polisi.

"Bohong" kata Aydin.

"Sebaiknya kamu ikut papa sekarang, kalau tidak, papa akan pastikan mami kesayangan kamu akan mati bersama laki-laki itu" ancam Robert.

"Jangan sakiti mami dan papi Aydin".

"Kalau begitu ikut papa sekarang dan jangan berteriak".

Aydin yang masih polos akhirnya ikut dengan Robert, karena ia takut orang tuanya akan disakiti jika tidak menurut.

Robert membawa Aydin ke rumah lamanya yang ada di California. Di tempat itu lah Robert mulai mengikat tangan dan kaki Aydin di kursi. Ia sengaja membawa Aydin ke rumah lamanya agar Clarisa dan Devian mudah menemukannya, sehingga bisa memudahkannya untuk membunuh Devian. Orang yang menurutnya menjadi penghalang diantara hubungannya dengan Clarisa.

Flashback off

Devian dan Clarisa terus mencari keberadaan Aydin.

"Aydin kamu dimana nak" lirih Clarisa. Ia tidak sanggup jika harus kehilangan anak semata wayangnya.

Devian tidak tega melihat istrinya yang terus menangis menyebut nama Aydin.

"Sayang, kalau Robert ada disini, pasti dia akan mencari tempat persembunyian. Aku rasa mungkin saja dia berada di rumah lama kamu sekarang".

"Apa mungkin seperti itu?".

"Sepertinya iya, karena dia merupakan buronan polisi. Jadi tidak mungkin dia meminta bantuan kepada orang lain. Satu-satunya rumah yang tidak akan diselidiki polisi pasti rumah lama kamu bersama ibumu dulu" ujar Devian mencoba memikirkan kemungkinan yang terjadi.

"Baiklah. Kita cek sekarang".

Mereka berdua akhirnya menuju ke rumah lama Clarisa.

Perlahan Clarisa dan Devian masuk ke dalam rumah yang sudah sangat lama tidak ditempati, dan alangkah terkejutnya mereka ternyata di rumah itu benar-benar ada Aydin yang tergeletak pingsan di kursi, sambil tangan dan kakinya terikat oleh tali.

"Aydin" teriak Clarisa.

Saat Clarisa mencoba menghampiri anaknya yang sudah tergeletak tidak sadarkan diri. Ia dihadang oleh Robert yang sudah lebih dulu berada di samping Aydin sambil menodongkan pisau ke lehernya.

"Jangan berani mendekati anak ini, kalau kalian tidak ingin aku membunuhnya".

"******** kamu! Lepaskan Aydin! Apa yang kau lakukan padanya sampai dia pingsan hah? Kau memang seharusnya membusuk di penjara, kenapa kau masih mengganggu hidupku" teriak Clarisa berurai air mata.

"Lepaskan dia Robert. Aydin tidak bersalah kamu jangan berani-berani melukainya dengan pisau itu" ucap Devian.

"Wah..wah. Pasangan ini sangat kompak ya. Aku memang sudah menunggu kedatangan kalian dari tadi. Awalnya aku tidak ingin menampar Aydin, tapi karena dia selalu menyebut laki-laki brengsek itu, aku jadi kehilangan kesabaran" ujar Robert tersenyum menyeringai.

"Brengsek! kau berani menamparnya hah? kurang ajar kamu" emosi Clarisa semakin tidak terkendali. Jika bukan karena Devian yang mengingatkannya tentang keselamatan Aydin, mungkin sejak tadi Clarisa sudah menghajar Robert.

"Apa sebenarnya mau mu?" tanya Devian.

"Mau ku? aku hanya mau keluarga ku kembali seperti semula tanpa ada penghalang seperti dirimu".

"Baiklah, kalau begitu kita duel. Siapa yang menang, dia berhak mendapat Clarisa dan Aydin" tantang Devian.

"Menarik. Aku setuju" Robert menerima tantangan Devian dengan senang hati.

"Apa yang kau lakukan Devian? kenapa kau melakukan hal gila berduel dengannya?".

"Tenang sayang. Aku akan pastikan, aku yang memenangkannya kali ini" kali ini Devian sudah bertekad untuk memenangkan duel ini.

"Bawa Aydin keluar sekarang juga. Cepat" perintah Devian pada Clarisa.

Setelah Clarisa membawa Aydin keluar. Robert dan Devian mulai berkelahi satu sama lain. Robert yang membawa senjata tajam langsung mengarahkan pisau yang dipegangnya ke arah Devian, namun dengan cepat Devian segera menghindar.

Devian memukul kepala Robert hingga pria itu terjatuh ke lantai. Dengan gerak cepat, Devian langsung menduduki leher serta memelintir tangan kanan Robert, tanpa ia sadari ternyata Robert masih memegang pisau di tangan kiri nya dan langsung menancapkan pisau ke bagian punggung Devian.

Devian terkejut mendapat tancapan pisau di punggungnya dan akhirnya terjatuh karena mengeluarkan banyak darah.

Saat Robert akan berdiri dan ingin menginjak tubuh Devian. Devian meraih pisau yang tertancap di punggungnya itu kemudian mengarahkan pisaunya ke punggung kaki milik Robert.

Sehingga Robert memekik kesakitan dan berusaha berlari pincang ke luar rumah. Saat ia di depan rumah, peluru tembakan mengarah ke kakinya dan membuatnya tersungkur dan tidak mampu untuk berdiri. Ternyata polisi sudah mengelilingi rumah itu dan sudah lebih dulu mengevakuasi Clarisa dan Aydin.

Robert dan Devian akhirnya dibawa ke rumah sakit karena telah kehilangan banyak darah. Namun sayangnya, Robert meninggal di perjalanan menuju ke rumah sakit akibat kehabisan darah.

.

.

.

Devian mengalami koma karena tusukan yang cukup dalam di bagian punggungnya. Ia sudah tidak sadar selama 2 minggu, namun Clarisa dan Aydin senantiasa menjaganya setiap harinya.

"Sayang, sadarlah aku mohon. Maafkan aku yang selalu membuat hidupmu dalam bahaya" Clarisa terus menggenggam erat tangan Devian sambil berurai air mata. Ia merasa hidupnya selalu diberikan cobaan bertubi-tubi hingga hampir membuatnya putus asa.

Hingga suatu hari, Clarisa melihat jari Devian mulai bergerak dan tidak lama kemudian Devian akhirnya mulai tersadar dari komanya. Beruntung, ia tidak mengalami lupa ingatan atau lumpuh pada anggota badannya.

"Sayang akhirnya kamu sadar juga. Aku mengkhawatirkan mu"

"Yeaayy papi sadar" teriak Aydin kegirangan.

Devian mencoba bangun untuk bersandar di sandaran kasur dibantu oleh Clarisa yang memapahnya.

"Terima kasih istriku dan jagoan papi yang sudah menemani papi selama ini" ucap Devian tersenyum bahagia melihat kedua orang yang dicintainya itu.

"Sayang bagaimana kondisi pria itu? apa dia sudah membusuk di penjara?" tanya Devian pada Clarisa.

"Lebih dari itu" jawab Clarisa.

"Maksudnya?".

"Dia sudah meninggal".

"Entah aku harus senang mendengarnya atau tidak. Tetapi yang terpenting dia sudah tidak akan pernah mengganggu keluarga kita lagi".

"Iya sayang".

Devian membelai lembut wajah istrinya kemudian menarik tengkuknya dan mencium bibir Clarisa dengan penuh penghayatan. Terdapat kerinduan di setiap sela ciuman mereka. Namun ada anak kecil yang merasa tidak senang melihat kedua orang itu berciuman, ya siapa lagi kalau bukan Aydin.

"Kok aku nggak dicium juga sih".

Devian dan Clarisa pun menghentikan aktivitas mereka kemudian tertawa geli.

"Oh iya, Aydin juga mau dicium ya? kemarilah" panggil Devian kepada anak tiri nya itu.

Mereka berdua pun mencium pipi kiri dan kanan Aydin secara bergantian kemudian tertawa bersama.

Terpopuler

Comments

Berrox Kaibo

Berrox Kaibo

mampir lg nih

salam semangat dari:
"Prolog-Defeated"

2020-09-07

1

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

hai thor semangat terus up nya ya, like and rate 5 buat karyamu

salam dari :
CAHAYA YANG HILANG
TERJEBAK DALAM DERITA

2020-09-05

3

Noejan

Noejan

Hadirrr
like yg tertinggal👍

2020-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!