Bab 12

"Selamat tidur sayang. Semoga kisah kita tidak berakhir seperti burung kecil itu" ujar Clarisa mencium kening Aydin dan tidur disamping anaknya yang sudah terlelap.

.

.

.

Pagi telah tiba, matahari bersinar dengan terangnya, terkecuali Clarisa dan Aydin yang tidak merasakan sedikit pun cahaya di dalam ruangan itu. Tiap kali bangun, mereka hanya akan berpatokan pada jam di dinding yang menunjukkan waktu pagi hingga malam tiba.

Clarisa terbangun dari tidurnya dan melirik jam telah menunjukkan pukul 8 pagi. Ia bangun bersiap untuk membuatkan sarapan pagi. Setelah selesai membuat sarapan, Clarisa segera membangunkan pria kecilnya itu untuk sarapan bersamanya.

Saat sedang sarapan, tiba-tiba Clarisa merasa mual, ia menuju ke kloset dan memuntahkan seluruh isi perutnya. Ia memegangi kepalanya, terduduk lemas di samping kloset.

"Mami, mami kenapa?" tanya Aydin menghampiri ibunya.

"Tiba-tiba kepala mami pusing sayang" jawab Clarisa.

"Aydin bantu ke kasur ya mami".

"Terima kasih sayang" ucap Clarisa sambil tersenyum.

"Sama-sama mami. Aydin nanti makan sendili, mami istilahat aja ya".

"Iya sayang" kata Clarisa sambil mencoba memejamkan matanya.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara langkah kaki di lantai atas, lalu mulai terdengar suara mesin yang berbunyi membuat ruangan bawah tanah itu bergetar yang nenyebabkan kepala Clarisa semakin sakit mendengarnya.

"Mami baik-baik saja?" Aydin melihat ibunya yang sudah sangat kesakitan karena mendengar suara mesin yang sangat ribut.

"Iy..iya, nggak apa-apa" kata Clarisa mencoba menahan pusing yang luar biasa di kepalanya.

Karena tidak tega melihat ibunya yang kesakitan, Aydin berinisiatif untuk membuat orang yang menyalakan mesin itu menjadi diam. Ia pelan-pelan mengangkat sapu, kemudian ujung sapu dipukul-pukulnya ke atas plafon.

Di lantai atas, Devian sedang mengelas beberapa kerajinan kayu dengan mesin. Saat sedang bekerja, tiba-tiba ia mendengarkan bunyi seperti orang yang sedang memukul sesuatu dari arah lantai. Ia menghentikan pekerjaannya sejenak untuk memastikan suara itu benar-benar ada.

Ternyata memang benar suara itu benar-benar ada dan berasal dari bawah lantai. Ia mulai berpikir ada ruang bawah tanah yang disembunyikan ayah tiri Clarisa.

Devian melanjutkan pekerjaannya agar ayah tiri Clarisa tidak mencurigainya.

Kembali di ruang bawah tanah. Aydin terlihat putus asa, karena usahanya untuk membuat mesin itu diam hanya sia-sia. Suara mesin itu kembali berbunyi lagi, setelah beberapa menit sempat berhenti.

"Mami maaf ya, Aydin tidak bisa membuat suala mesin itu diam".

"Tidak apa-apa sayang. Mami mau minta tolong boleh?"

"Iya mi. Mami mau minta tolong apa?"

"Tolong ambilkan kotak obat untuk mami"

Aydin segera mengambil kotak obat dan memberikan kepada ibunya.

"Ini mi" ucap Aydin.

"Makasih sayang".

Clarisa segera mengambil sesuatu di dalam kotak obat itu, yang ternyata adalah test pack. Entah kenapa Clarisa ingin mengeceknya, untuk memastikan dugannya itu salah.

Clarisa beranjak dari tempat tidur dengan kepala yang masih pusing, lalu mulai mengetes alat yang dipegangnya.

Setelah menunggu 15 menit, hasilnya pun keluar. Clarisa kembali terduduk lemas bahkan sampai menangis melihat hasil yang sesuai dugannya, yaitu positif.

Aydin yang terkejut melihat ibunya tiba-tiba menangis, segera mendekati ibunya dan ikut menangis juga.

"Hiks..hiks..mami kenapa menangis? Aydin nakal ya sama mami? Aydin minta maaf.

"Tidak sayang. Hiks.. Aydin nggak nakal kok".

"Telus kenapa mami nangis kalau Aydin nggak nakal?"

"Tidak sayang. Mami cuma lagi capek aja. Maaf ya mami udah nangis di depan kamu" ujar Clarisa, memeluk anaknya.

"Iya mami. Aydin sayang mami".

"Mami juga sangat sayang Aydin".

Setelah mengetahui bahwa dirinya saat ini tengah hamil, Clarisa memutuskan untuk menyembunyikan kehamilannya dari ayah tiri nya. Ia berencana ingin menggugurkan bayi nya, karena tidak ingin memiliki anak lagi dan harus dikurung bersamanya di tempat sekecil itu untuk selamanya.

Malam telah tiba, muncul ayah tiri Clarisa di ruang bawah tanah membawakan makanan untuk persediaan selama seminggu untuk Aydin dan Clarisa.

"Om, mami sakit" ucap Aydin tiba-tiba. Clarisa tidak menyangka anaknya itu akan berbicara dengan ayah tiri nya yang juga ayah dari Aydin sendiri. Pasalnya, selama ini Aydin selalu bersembunyi di belakangnya dan tidak pernah berbicara sedikit pun dengan pria paruh baya itu.

"Kamu sakit apa?".

"Hanya sedikit pusing tadi".

"Apa kau telat datang bulan?".

"Tidak" jawab Clarisa berbohong.

"Saya akan membeli obat, tunggu sebentar" ujar ayah tiri Clarisa.

"Tidak perlu. Aku sudah minum obat tadi" tolak Clarisa.

"Baiklah kamu istirahat saja. Hari ini saya tidak jadi tidur disini".

Clarisa bernapas lega, berkat ia sakit, ayah tiri nya tidak tidur dengan mereka malam itu.

Saat ayah tiri Clarisa meninggalkan mebelnya, Vernon mulai beraksi dan memasuki mebel itu melalui jendela. Setelah melihat tuan nya itu pergi ke mebel saat malam hari, membuatnya semakin yakin, kalau Clarisa disembunyikan di suatu tempat di mebel itu.

Devian mulai mencari-cari di seluruh lantai, kalau saja ada pintu rahasia. Ia mulai mengetuk-ngetuk seluruh lantai, untuk memastikan lagi suara yang ia dengar siang tadi.

Di ruang bawa tanah, Clarisa yang sedang membacakan buku cerita untuk Aydin, mendengar suara ketukan dari plafonnya. Awalnya Clarisa tidak mempedulikannya karena ia mengira itu hanya lah tikus, tetapi suara ketukan itu semakin lama semakin jelas membuat ia menjadi penasaran.

Clarisa kemudian melakukan seperti yang dilakukan Aydin siang tadi, yaitu mengambil sapu dan mulai memukulkan ke atas plafon.

Devian yang mendengar bunyi ketukan seperti siang tadi, segera menghampiri lantai itu.

"Halo, apa ada orang dibawah?" tanya Devian.

Clarisa terkejut mendengar suara itu. Suara yang tidak asing di telinganya, yaitu suara Devian, stalker yang selama 3 tahun selalu mengikutinya.

"Devian? kamu kah itu? ini Clarisa, tolong selamatkan kami" teriak Clarisa.

Teriakan Clarisa tidak ada gunanya, Devian tidak bisa mendengar suara Clarisa karena ruangan bawah tanah itu sudah dibuat kedap suara.

"Halo, tolong bersuara lah jika ada orang di bawah"

tuk..tuk..

Clarisa kembali memukul plafonnya.

Devian yang merasa bingung karena hanya mendengarkan bunyi pukulan saja, akhirnya mulai memikirkan cara untuk berkomunikasi.

"Jika ada orang di bawah, ketuk satu kali" kata Devian.

Clarisa yang mendengar itu, segera mengetukkan sapunya sekali.

"Apakah yang dikurung adalah Clarisa? jika iya ketuk 1 kali dan jika tidak ketuk 2 kali".

Clarisa terlihat berpikir sejenak, ia tidak tahu apakah harus jujur atau tidak. Pasalnya jika ayah tiri nya tahu, mereka akan dalam bahaya. Tetapi setelah melihat Aydin, ia menjadi tidak tega harus membuat Aydin dikurung selamanya bersama dengannya tanpa bisa melihat dunia luar.

tuk..

Devian mendengar satu kali ketukan, yang artinya Clarisa benar-benar ada di tempat itu. Seketika itu juga air matanya jatuh, usahanya selama 5 tahun ternyata tidak sia-sia.

"Akhirnya aku menemukanmu Clarisa"

Terpopuler

Comments

$uRa

$uRa

wahh deg degan nehh

2022-09-05

0

Berrox Kaibo

Berrox Kaibo

mampir lg nih thor.... 😁

finally, ktemu jg si clarissa 😆

2020-09-07

1

Zihan Masrura

Zihan Masrura

Hai author... Aku mampir lagi nih...
semangat👍

2020-09-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!