Blam!
Ibu Clarisa menutup pintu dengan keras. Seketika kaki Clarisa tidak mampu lagi menopang tubuhnya, ia jatuh terduduk di depan rumah. Ia menangis melihat satu-satunya orang yang ia punya saat ini, malah menyalahkannya atas semua yang menimpanya.
"Ayo kita pergi Clarisa. Kau dan Aydin bisa tinggal di hotel sementara waktu, sebelum kita kembali pulang ke California" ucap Devian.
Devian membawa Clarisa dan Aydin menginap sementara waktu di sebuah hotel. Ia memesan 2 kamar, satu untuk dirinya dan satunya lagi untuk Clarisa dan Aydin.
tok tok tok
Terdengar ketukan pada pintu kamarnya. Clarisa segera membuka pintu dan ternyata Devian lah yang bertamu.
"Oh hai Devian. Silahkan masuk" Clarisa mempersilahkan Devian masuk ke dalam kamarnya.
"Terima kasih".
"Aydin sini nak, ada om Devian datang" panggil Clarisa kepada Aydin yang sedang bermain.
"Hore om baik datang".
"Kamu mau main sama om?".
Aydin mengangguk cepat.
"Mami ikutan main juga dong".
Devian dan Clarisa akhirnya menemani Aydin bermain bersama. Mereka terlihat seperti keluarga bahagia.
Saat sedang menemani Aydin bermain, Devian dan Clarisa tidak sengaja saling menatap satu sama lain, membuat keduanya jadi salah tingkah.
Setelah lelah bermain, akhirnya Aydin pun tertidur. Clarisa membaringkan Aydin di kasur dan menyelimutinya.
"Aku ingin berbicara suatu hal padamu Clarisa".
"Baiklah. Tentang apa itu?" tanya Clarisa.
"Aku ingin menikahimu" kata Devian memberanikan diri.
"Apa? tapi kenapa?".
"Aku mencintaimu Clarisa, aku juga sudah menganggap Aydin sebagai anak aku sendiri".
"Bagaimana mungkin Devian? aku sudah tidak suci lagi. Kau tidak pantas mendapat seseorang seperti ku. Kau sangat baik, tentu saja kau harus mendapat yang lebih baik juga".
"Apapun yang terjadi padamu aku tetap akan memilihmu Clarisa. Aku mulai menyukaimu sejak kau menyapaku. Kau adalah orang pertama yang menganggap aku sebagai manusia" ujar Devian, tertunduk.
"Menganggap sebagai manusia? apa maksudnya? memangnya selama ini tidak ada orang yang menganggap mu seperti itu?"
"Ya, tidak ada selain dirimu. Mungkin selama ini aku selalu tertutup padamu. Tapi kali ini aku akan terbuka dan menceritakan tentang hidupku".
Devian mulai menceritakan asal usul keluarganya, sampai akhirnya ia mengenal dengan Robert yaitu ayah tiri Clarisa dan menjadi stalker Clarisa.
Clarisa tidak menyangka bahwa Devian selama menjadi stalker dia merupakan suruhan ayah tiri nya.
"Apa dia sangat terobsesi denganku hingga menyuruhmu untuk mengikuti kemana pun aku pergi?".
"Iya".
"Maafkan aku Clarisa" lanjut Devian.
"Tidak, kau tidak salah. Awalnya aku pikir dia orang yang baik. Sejak kecil aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah, tetapi saat dia datang, dia terlihat menyayangiku seperti anaknya sendiri. Mama bahkan menjadi berubah baik sejak mengenalnya. Aku pikir hidupku menjadi bahagia, tapi ternyata salah. Semuanya menjadi hancur, bahkan mama tidak ingin bertemu denganku lagi sekarang" ucap Clarisa sedang membicarakan tentang ayah tiri nya.
"Jika aku bisa menyelamatkan mu dengan cepat, mungkin kau tidak akan terkurung 10 tahun lamanya".
"Devian jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri. Aku sangat bersyukur bisa keluar walaupun harus menunggu selama 10 tahun. Aku sangat berterima kasih padamu Devian, dan tentang kau ingin menikahi aku, sepertinya kau harus memberikan aku waktu".
"Tentu saja aku memberimu waktu, aku yang terlalu cepat mengatakannya".
"Tidak masalah. Sebaiknya kau tidur. Terima kasih sudah menemani Aydin bermain".
"Sama-sama aku senang melakukannya. Selamat malam" ucap Devian.
"Selamat malam" balas Clarisa kemudian menutup pintu kamarnya. Ia duduk di tepi kasur, memikirkan perkataan Devian yang ingin menikahinya. Sejujurnya perasaannya saat ini juga menyukai Devian.
Keesokan harinya, Clarisa, Aydin, dan Devian bersiap untuk pulang ke California. Tidak lupa mereka mengucapkan terima kasih kepada Rian yang sudah membantu menyelesaikan kasus ini.
"Mami, Aydin suka deh kalau om baik jadi papi Aydin" celetuk Aydin di tengah perjalanan.
"Sayang kenapa tiba-tiba bicara begitu? kan nggak enak sama om baik" kata Clarisa sambil melirik Devian yang sedang menyetir.
"Aydin suka ya, kalau om jadi papi Aydin?" tanya Devian.
"Iya suka".
"Kalau begitu bilang ke mami, supaya om bisa jadi papi nya Aydin" Devian sengaja berbicara dengan keras, agar Clarisa dapat mendengarnya.
"Mami, mami mau kan kalau om baik jadi papi Aydin? tanya Aydin dengan polosnya.
"Tapi Aydin.."
"Pokoknya Aydin maunya om baik jadi papi Aydin" potongnya sambil memanyunkan bibirnya.
"Baiklah kalau begitu" ucap Clarisa.
"Mami mau?" ekspresi wajah Aydin berubah menjadi bahagia.
"Kau benar-benar mau Clarisa?" tanya Devian yang terkejut mendengar pernyataan Clarisa.
"Iya aku mau".
"Syukurlah. Setelah pulang nanti, aku akan segera mengurus pernikahan kita".
"Horeee om baik jadi papi Aydin" teriaknya kegirangan.
Clarisa dan Devian tertawa melihat tingkah lucu pria kecil itu.
Semoga ini memang jalan terbaik yang aku pilih. Batin Clarisa.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang mereka akhirnya sampai di California. Mereka bertiga tinggal di rumah kontrakan milik Devian.
Beberapa hari kemudian, Devian terlihat sibuk mengurus surat pernikahannya denga Clarisa. Mereka berencana akan melangsungkan pernikahan yang sangat sederhana.
Setelah persiapan sudah siap, mereka akhirnya melangsungkan pernikahan di sebuah gereja dengan dihadiri beberapa teman Clarisa, termasuk Viona yang juga turut hadir di hari bahagianya.
"Clarisa, aku merindukanmu" kata Viona sambil memeluk Clarisa.
"Aku juga merindukanmu. Bagaimana kabarmu?".
"Aku baik-baik saja. Maafkan aku yang menyerah mencari keberadaanmu waktu itu. Aku benar-benar menyesal Clarisa".
"Jangan khawatir aku tidak apa-apa. Aku senang karena Devian telah menemukan ku bahkan menikahi ku saat ini" ujar Clarisa.
"Ya, Devian memang orang yang baik. Dia pantang menyerah untuk mencarimu. Semoga kalian semua bahagia".
"Terima kasih Viona. Kau juga begitu" kata Clarisa diakhir pembicaraan mereka.
Acara pun telah berakhir. Kini waktunya Clarisa dan Devian menikmati malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri. Saat akan memulai ritual malam pertama, tiba-tiba Aydin masuk ke dalam kamar, membuat Devian dan Clarisa terkejut.
"Aydin sayang kenapa kamu nggak tidur? ini kan sudah malam" kata Clarisa.
"Aydin mau tidur disini sama mami dan papi" ucapnya kepada orang tuanya.
"Apa? eh maksudnya kenapa bisa? Aydin kan sudah punya kamar sendiri" ujar Devian.
"Tapi Aydin tidak bisa tidur, jadi Aydin mau tidur bareng sama mami dan papi disini"
"Sayang, sepertinya kita harus menundanya malam ini" kata Clarisa dengan sangat pelan agar Aydin tidak mendengarnya.
"Baiklah. Mari kita tidur" ucap Devian yang sudah pasrah.
"Yeayyy tidur bareng mami dan papi".
Malam itu, Clarisa dan Devian akhirnya menghabiskan malam pertama mereka dengan tidur bersama Aydin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
pembaca dalam hati
wahh gangguan jiwa ni org
2020-11-12
0
Berrox Kaibo
like like like it 😆
2020-09-07
1