Ayah tiri Clarisa segera memeluk istrinya. Ia tersenyum sinis melihat reaksi istrinya.
.
.
.
Saat ini Devian sedang mencari cara untuk bisa bertemu dengan Clarisa tanpa ayah tiri Clarisa itu tahu. Ya, Devian belum mengetahui kalau Clarisa sudah diculik oleh ayah tirinya sendiri.
Devian mencoba mendatangi kampus Clarisa tapi ia tidak melihat sama sekali gadis itu. Ia juga mendatangi tempat kerja Clarisa tapi lagi-lagi gadis itu tidak ada disana.
Perasaan Devian mulai tidak enak. Ia curiga ini ada hubungannya dengan ayah tiri Clarisa.
Devian memberanikan diri bertemu dengan Viona, sahabat dari Clarisa.
"Per..misi" ucap Devian gugup. Ini kedua kalinya ia berbicara dengan wanita, setelah Clarisa.
"Eh iya, ada apa?" tanya Viona menoleh ke sumber suara.
Wah ganteng banget cowok ini. Batin Viona.
"Clarisa ada?" tanya Devian.
"Clarisa? Clarisa Stewart maksud kamu?"
Devian mengangguk.
"Clarisa sudah 2 hari tidak masuk kampus, aku juga sudah coba menghubungi dia tapi dia tidak mengangkatnya" ujar Viona.
"Baiklah, terima kasih" kata Devian sambil berlalu pergi.
"Kenapa dia mencari Clarisa ya? apa jangan-jangan dia stalker yang dimaksud Clarisa? kalau iya, benar yang dikatakan Clarisa dia sangat tampan" ujar Viona berbicara sendiri.
"Ngomong-ngomong Clarisa dimana sih, kok 2 hari ini tidak ada kabar, padahal nomornya aktif. Tidak biasanya dia tidak mengangkat teleponku" lanjut Viona masih berbicara sendiri.
Viona akhirnya mencoba untuk menelepon kembali Clarisa, tetapi kali ini teleponnya sudah tidak aktif. Ia memutuskan untuk mendatangi rumah Clarisa.
tok tok tok
Tidak ada jawaban dari dalam rumah. Viona kembali mengetuk pintu dan akhirnya pintu itu terbuka. Dilihatnya ibu Clarisa yang membukakan pintu.
"Kamu Viona teman Clarisa?" tanya ibu Clarisa.
"Iya tante. Clarisa nya ada?"
"Anak tidak tahu diri itu sudah pergi melarikan diri, jadi jangan mencarinya lagi kesini".
"Apa? melarikan diri? bagaimana bisa tante?" tanya Viona tidak percaya. Ia tahu sahabatnya itu tidak mungkin pergi dari rumah kalau dirinya tidak disiksa oleh ibunya.
"Dia menulis surat sebelum pergi. Padahal aku sudah berusaha bersikap baik padanya, tapi dia membalas ku seperti ini".
"Tante, Clarisa tidak mungkin seperti itu. Sepertinya ini ada kesalahpahaman" ujar Viona.
"Terserah. Aku sudah tidak mau tahu tentang anak itu lagi. Dari awal dia memang hanya anak pembawa sial. Pergi lah"
Blam!
Ibu Clarisa menutup pintu sangat kencang, membuat Viona kaget.
Tidak mungkin Clarisa melarikan diri. Aku harus mencari stalker itu, hanya dia yang bisa membantu mencari Clarisa. Gumam Viona.
Di tempat lain, Clarisa sudah tidak mempunyai tenaga lagi untuk melawan, kali ini ia sudah sangat tidak berdaya. Ia diperkosa, ditampar, ditendang bahkan dijambak membuatnya seperti ingin mengakhiri hidupnya.
Ya Tuhan, kenapa hidupku seperti ini? dari dulu aku selalu dianiaya, bahkan sampai sekarang juga begitu. Apa salahku Ya Tuhan? hidupku sudah benar-benar hancur sekarang. Aku sudah tidak kuat lagi untuk hidup.
Clarisa mencoba membenturkan kepalanya di tembok sampai darah mengalir dari pelipisnya.
Kebetulan saat itu ayah tiri Clarisa baru datang, ia kaget melihat Clarisa yang sudah mengeluarkan banyak darah akibat membenturkan kepalanya di tembok.
Ia segera menarik Clarisa menjauh dari tembok dan mulai menampar Clarisa.
Plak
"Dasar bodoh. Kau pikir aku akan membiarkanmu mati begitu saja? tidak akan sayang" ucap ayah tiri Clarisa.
"Bunuh saja aku. Aku tidak ingin hidup lagi. Bunuh aku sekarang!" teriak Clarisa dengan sisa tenaganya.
"Diam kamu! sepertinya kau memang harus diberi pelajaran"
Ayah tiri Clarisa terlihat mengambil sesuatu dari dalam tas nya. Ia membawa 2 buah borgol dan segera memborgol kedua tangan Sofia diatas tempat tidur.
"Lepaskan, aku tidak mau diborgol. Lepaskan aku mohon" ucap Clarisa terlihat memohon. Ia sangat membenci melihat tangannya diborgol.
"Tidak akan, sampai kau berjanji untuk tidak melukai tubuhmu lagi"
"Iya aku janji, tapi tolong lepaskan borgol ini aku sangat membencinya" kata Clarisa lagi.
"Tidak akan sampai aku selesai menuntaskan hasratku" ucap ayah tiri nya itu.
Clarisa membulatkan matanya. Ia tidak mau kembali dilecehkan oleh ayah tiri nya ini.
"Jangan, aku mohon. Jangan lagi kau melakukan itu" Clarisa sudah menangis memohon.
Tetapi tetap saja ayah tiri nya tidak mempedulikan Clarisa yang terus memohon dan tetap melakukannya berkali-kali pada tubuh Clarisa.
.
.
.
Viona sedang mencoba mencari Devian di tempat biasanya ia melihatnya mengikuti Clarisa.
Sesuai dugaan, Viona menemukan Devian yang saat ini tengah duduk di sebuah halte bis di seberang jalan tempat kerja Clarisa.
"Devian" panggil Viona.
Devian menoleh ke sumber suara dan mendapat Viona sedang berdiri di sampingnya.
"Kau tahu darimana namaku?" tanya Devian.
"Clarisa yang beritahu" jawab Viona.
"Ada yang ingin aku beritahu padamu" lanjut Viona lagi.
"Apa itu?"
"Aku baru saja mampir dari rumah Clarisa. Aku bertanya dimana Clarisa berada pada ibunya, dan hal yang mengejutkan adalah ibunya bilang kalau Clarisa melarikan diri dari rumah sejak 2 hari yang lalu. Padahal 2 hari lalu nomor Clarisa masih aktif tapi memang dia tidak mengangkatnya dan tadi saat aku mencoba meneleponnya lagi nomornya sudah tidak aktif" lanjut Viona panjang lebar.
"Kau serius? sepertinya ada yang tidak beres terjadi padanya" kata Devian semakin khawatir.
"Iya aku juga merasa seperti itu. Sekalipun Clarisa pernah berpikir untuk meninggalkan ibunya dulu, tapi aku yakin dia tidak mungkin benar-benar melakukannya, dia tidak pernah tega meninggalkan ibunya. Sejujurnya, aku mencurigai ayah tiri nya sekarang"
Devian kembali teringat perintah tuan nya itu yang menyuruhnya berhenti mengikuti Clarisa lagi.
"Aku juga mencurigainya. Ayo kita selidiki pria itu, tapi kita harus berhati-hati orang itu sangat berbahaya"
"Kau mengenal ayah tiri Clarisa?"
"Tidak" jawab Devian dengan cepat.
"Lalu kenapa kau tahu kalau dia berbahaya?" tanya Viona curiga.
"Ini bukan saatnya kau mencurigai aku. Kita harus mencari tahu kemana perginya pria tua itu, ayo" ajak Devian pada Viona.
Mereka akhirnya mulai mengintai ayah tie Clarisa dengan hati-hati.
Terlihat tidak ada yang mencurigakan dengan ayah tiri Clarisa itu. Ia hanya pergi ke tempat kerja, lalu singgah ke sebuah restoran untuk makan siang lalu selanjutnya mengantarkan barang ke pelanggannya dan terakhir pulang ke rumah.
"Bagaimana ini? sudah seharian kita mengikuti kemanapun dia pergi tapi sepertinya tidak ada yang mencurigakan" ujar Viona terlihat sangat lelah.
"Pasti dia menyembunyikan sesuatu di suatu tempat. Kita harus mencari tahu besok. Sekarang kau pulang lah" kata Devian.
Devian dan Viona akhirnya menghentikan pengintaian mereka hari ini dan akan melanjutkannya esok hari.
Devian terlihat mengusap wajahnya kasar,
Aku berjanji akan menemukanmu Clarisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Berrox Kaibo
👍👍👍
2020-09-07
2
Noejan
😁👍
2020-08-30
2
I Love You😍
Hai kak semangat update di tunggu kelanjutannya😋 jangan lupa juga buat feedback ke karya aku yang berjudul "My lover(novel terbaru aku) dan "Married To Ceo"
2020-08-29
1