Bab 9

*Hai guys, mohon maaf apabila ceritanya tidak sesuai ekspetasi kalian🙏 tapi percaya lah cerita ini akan berakhir happy ending dan bukan sad ending.

Author juga minta maaf karena jarang update cerita ini, tapi mulai sekarang author akan berusaha untuk update setiap harinya.

Terima kasih banyak yang sudah dukung😘*

🌼🌼🌼🌼🌼

Devian terlihat mengusap wajahnya kasar,

Aku berjanji akan menemukanmu Clarisa.

.

.

.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Sampai saat ini, Devian dan Viona belum menemukan titik terang dimana keberadaan Clarisa.

Mereka berdua terlihat sudah putus asa. Sebab tidak ada hal aneh maupun mencurigakan terhadap ibu Clarisa dan ayah tiri nya itu. Meskipun sampai saat ini Devian masih curiga kepada ayah tiri Clarisa, tetapi ia belum bisa membuktikan dugaannya itu.

Di tempat Clarisa berada, ia terlihat selalu mual saat makan dan sangat lesuh. Ayah tiri nya yang melihat hal itu langsung membelikannya test pack dan menyuruh Clarisa mencobanya.

"Ambil ini dan coba lah" kata ayah tiri nya.

"Aku tidak mau. Aku tidak mungkin hamil anakmu" tolak Clarisa.

"Cepat coba!" perintah ayah tiri nya sambil mencengkeram kuat dagu nya.

Clarisa tidak mampu lagi melawan, akhirnya dengan terpaksa ia mencoba test pack itu.

Setelah beberapa menit menunggu, ternyata hasilnya positif.

Ayah tiri Clarisa terlihat sangat senang karena Clarisa mengandung anaknya, sedangkan Clarisa saat ini berteriak histeris, ia terlihat tidak ingin mengakui bahwa dirinya mengandung anak dari ayah tiri nya itu.

"Aku tidak ingin mempunyai anak darimu, aku tidak ingin" teriak Clarisa sambil memukul-mukul perutnya.

Ayah tiri nya mencoba menghentikan perlakuan Clarisa dan memeluknya.

"Saya mohon jangan gugurkan bayi ini. Ingat, bagaimana pun dia anak kamu juga" ayah tiri Clarisa mencoba menenangkan Clarisa.

"Aku tidak pernah sudi mempunyai anak darimu" ucap Clarisa tetap berteriak.

Plak

Lagi-lagi tamparan mendarat di pipi Clarisa. Entah ini sudah keberapa kalinya ia di tampar.

"Jaga bicaramu! awas saja kalau kau sampai menggugurkan bayi ini. Saya tidak segan-segan akan membunuh ibu dan dua orang teman mu itu" ancam ayah tiri nya.

9 bulan kemudian

Tiba saatnya Clarisa melahirkan anak pertamanya. Ia melahirkan ditemani oleh ayah tiri nya di ruangan sempit tempatnya di culik. Setelah berjuang hampir 1 jam akhirnya lahir lah anak laki-laki yang dinamakan Aydin yang memiliki arti teguh dan bijaksana.

Clarisa melihat anak nya yang baru saja lahir itu, tiba-tiba air matanya mengalir. Ia tidak menyangka di usianya ke 20 tahun ia telah menjadi seorang ibu.

Walaupun Clarisa sangat membenci ayah dari anaknya ini, tapi ia sangat menyayangi Aydin.

"Saya akan menambah beberapa perabotan disini agar Aydin nyaman" ucap ayah tiri Clarisa.

Clarisa hanya mengangguk sambil memeluk bayi Aydin di gendongan nya.

Kali ini Clarisa sudah tidak berniat kabur lagi, ia pasrah jika dirinya harus berada di dalam ruangan itu selamanya. Saat ini ia hanya fokus kepada bayi Aydin. Ia tidak mau karena tindakan gegabahnya, membuat ayah tiri nya itu mengambil bayi Aydin dari dirinya.

Owee...owee...

Terdengar bayi Aydn menangis, membuat Clarisa terbangun dari tidurnya.

"Cup..cup..cup sayang kamu kenapa nak" Clarisa menggendong bayi Aydin mencoba menenangkan nya.

Bayi Aydin terlihat masih terus menangis.

Clarisa mencoba memberi jari nya kepada bayi Aydin, terlihat bayi Aydin mencoba mengemut jari ibu nya.

Ternyata dia lapar. Gumam Clarisa.

Segera Clarisa membuatkan bayi Aydin susu formula, karena air susu nya kering jadi ia tidak bisa memberikan asi nya untuk bayi Aydin.

Setelah diberikan susu, akhirnya bayi Aydin kembali diam. Clarisa tersenyum lega.

Jadi begini rasanya menjadi seorang ibu. Apakah ibu juga dulu sesusah ini merawatku. Batin Clarisa, memikirkan ibunya.

.

.

.

Devian dan Viona terlihat tetap berusaha mencari keberadaan Clarisa walaupun mereka sempat putus asa karena tidak menemukan Clarisa.

Saat ini mereka sedang mengikuti kemana perginya ayah tiri Clarisa.

"ayah Clarisa hanya pergi ke mebel setiap hari nya. Apa yang perlu dicurigai lagi?" tanya Viona yang terlihat lelah.

"Itu yang aneh" kata Devian.

"Aneh kenapa?" tanya Viona terlihat bingung.

"Dia kan kerja di mebel. Seharusnya saat kerja ada suara mesin, tapi ini tidak ada bunyi sama sekali" ujar Devian.

"Oh iya ya, kenapa kita baru sadar sekarang"

"Ayo kita coba masuk ke dalam" ajak Devian.

"Apa? kau sudah gila? bagaimana kalau ayah tiri Clarisa tahu? aku tidak mau pergi" tolak Viona.

"Baiklah kalau begitu kau tunggu disini. Aku akan memeriksanya sebentar".

"Kau serius? kalau kau kenapa-kenapa bagaimana?"

"Tidak akan aku hanya mengecek saja. Tunggu disini" ucap Devian sambil berlalu pergi meninggalkan Viona.

Devian mengendap-endap menuju ke mebel ayah tiri Clarisa. Ia tidak menemukan keberadaan ayah tiri Clarisa.

Dimana dia, perasaan tadi masuk kesini. Gumam Devian.

Devian berjalan-jalan, tidak sengaja ia menyenggol patung yang ada di atas meja hingga jatuh terbelah.

Di ruang bawah tanah, Clarisa beserta ayah tiri nya mendengar suara di atas.

"Sepertinya ada orang yang datang kesini. Sebaiknya kau dan Aydin diam, atau aku akan membunuh kalian berdua" ancam ayah tiri Clarisa.

Clarisa hanya diam dan menggendong bayi Aydin yang tengah tertidur lelap.

Apa itu kau Devian, jika iya aku harap kau bisa menemukan ku. Batin Clarisa, mencoba menahan tangisnya.

Tiba-tiba bayi Aydin terbangun dari tidurnya dan mulai menangis kencang.

"Apa yang kau lakukan? buat dia berhenti menangis" ucap ayah tiri Clarisa terlihat marah.

Clarisa mencoba memberikan susu formula tapi bayi Aydin masih terus menangis.

Di lantai atas, Devian samar-samar mendengar suara seperti bayi menangis. Ya, suara itu tidak terdengar jelas karena memang ruangan di bawah merupakan tempat yang agak kedap suara.

Saat Devian mendekat ke arah sumber suara, tiba-tiba saja ia dikagetkan oleh tepukan di bahunya. Dilihatnya Viona yang datang menemuinya.

"Devian ayo pulang, aku kebelet ini" kata Viona.

"Bisa tunggu sebentar nggak? aku kayak denger suara" ujar Devian.

"Nggak bisa, udah di ujung banget ini sumpah".

"Baiklah, ayo".

Devian dan Viona pun akhirnya pergi dari tempat itu.

Saat keadaan sudah hening, ayah tiri Clarisa segera ke lantai atas.

Dilihatnya patung buatannya yang telah jatuh ke lantai dan berserakan tidak berbentuk lagi.

Sepertinya Devian baru saja kemari. Sudah berani dia ternyata.

Clarisa sedang bermain bersama bayi Aydin. Ia tersenyum melihat bayi Aydin tertawa saat bermain dengannya, kemudian Clarisa mencium pipi gembul bayi Aydin.

"Cepat besar Aydin sayang, mama janji akan membawa kamu keluar dari ruangan sempit ini. Kamu tidak boleh tinggal di tempat menakutkan ini. Mama sayang kamu nak".

Terpopuler

Comments

Fitri Lin

Fitri Lin

waahhhh...ceritanya smpe punya anak dri si pemerkosa...ckckck....

2020-12-09

0

Berrox Kaibo

Berrox Kaibo

mampir lg thor 🥰
salam dr "memira"

2020-09-07

1

Noejan

Noejan

next💓

2020-08-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!