Bab 4

Samar-samar Clarisa melihat wajah stalker itu dibawah lampu yang remang. Walaupun tidak terlalu jelas karena stalker itu segera menutup kembali maskernya, tetapi yang ia tahu stalker itu memiliki hidung yang mancung dan mata yang tajam.

Dia terlihat tampan. Gumam Clarisa.

Stalker itu berhasil mengalahkan kedua pria yang berusaha memperkosa Clarisa. Setelah kedua pria itu lari, stalker itu menatap sekilas Clarisa dan segera pergi.

Clarisa bangun dan mempercepat langkahnya. Sesampainya di rumah, Clarisa memikirkan kejadian tadi. Ia merasa senang bahwa stalker itu menolongnya, apalagi ia sempat melihat sekilas wajah pria itu.

Pagi ini Clarisa sudah bersiap untuk pergi ke kampus. Ia tidak sabar ingin melihat apakah stalker itu ada di depan atau tidak. Saat ia membuka pintu, ternyata stalker itu tidak ada.

Clarisa merasa kecewa. Ternyata dia tidak ada. Apa dia mempermainkanku?" gumam Clarisa sangat kesal.

Dikampus, Clarisa mulai menceritakan kejadian tadi malam kepada sahabatnya Viona.

"Benarkah? Wah, untung sekali stalker itu muncul tepat waktu". Viona terkejut mendengar hal itu, ia tidak menyangka stalker itu yang telah menolong Clarisa.

"Iya kamu benar, dan kau tahu apa yang membuatku kaget? aku melihat wajah stalker itu sekilas. Aku melihat hidungnya mancung dan tatapan matanya yang tajam. Aku yakin dia sangat tampan, jika dia melepas maskernya" ujar Clarisa bercerita dengan menggebu-gebu.

"Jangan bilang kamu mulai menyukainya Clarisa" selidik Viona.

"Entahlah, dia terlihat menarik" jawab Clarisa sambil tersenyum.

Seperti biasa, sepulang dari kampus Clarisa pergi menuju ke tempat kerjanya. Disana ia juga tidak melihat sama sekali stalker itu berdiri di tempat biasa dimana pria itu melihatnya dari jauh.

Tiba waktunya Clarisa pulang dari tempat kerjanya. Kali ini Clarisa mencoba melewati kembali gang gelap seperti kemarin. Ia berharap dapat melihat stalker itu mengikutinya. Setelah beberapa langkah, Clarisa mendengar suara langkah kaki dari arah belakang tubuhnya. Terdengar langkah itu sangat pelan. Saat Clarisa menoleh, benar saja ia melihat stalker yang selalu mengikutinya itu tengah gelagapan karena Clarisa melihatnya.

Saat stalker itu mencoba lari, Clarisa tiba-tiba bersuara. "Kenapa beberapa hari ini kau tidak terlihat mengikutiku?" tanya Clarisa, membuat pria itu memberhentikan langkahnya dan membalikkan badannya menatap Clarisa.

"Apakah kau sakit? atau kau takut aku melaporkanmu ke polisi? Jika itu karena polisi, kau tenang saja polisi tidak akan mengusut kasus ini karena kau tidak membahayakan aku" lanjut Clarisa mencoba mendekati stalker itu.

Stalker itu hanya diam. Ia perlahan mencoba mundur menjauhi Clarisa, sampai akhirnya ia tidak dapat mundur lagi karena punggungnya telah menyentuh tembok.

"Jangan takut. Aku tidak akan menyakiti atau melaporkanmu lagi. Sejujurnya, saat kau tidak mengawasiku aku merasa hatiku menjadi hampa. Ngomong-ngomong siapa namamu? aku ingin menjadi temanmu. Aku tidak perlu memperkenalkan namaku kan? kau pasti sudah mengetahui semua informasi tentangku" kata Clarisa sambil mengulurkan tangannya.

Stalker itu hanya menatap tangan Clarisa tanpa menerima uluran tangannya.

"Kenapa kau ingin menjadi temanku?" ucap stalker itu mulai bersuara.

"Suaramu sangat bagus ternyata" kata Clarisa.

"Aku hanya ingin saja menjadi temanmu. Apa kau tidak lelah selama 3 tahun terus mengikutiku? Asal kau tahu aku sudah menyadari itu semua sejak 3 tahun lalu" ungkap Clarisa.

"Namaku Devian Hasley" kata stalker yang ternyata bernama Devian.

"Devian Hasley? nama yang sangat bagus" ujar Clarisa tersenyum senang.

"Apakah aku juga bisa membuka benda yang menghalangi wajahmu ini?" tanya Clarisa lagi sambil menunjuk masker yang digunakan Devian.

"Tidak boleh" kata Devian dengan cepat.

"Kenapa aku tidak boleh melihatnya?"

"Aku..malu" jawab Devian sambil mengalihkan matanya ke arah lain, ia tidak berani menatap mata Clarisa.

"Kau tidak perlu malu dihadapanku"

Pelan-pelan tangan Clarisa mulai menuju wajah Devian dan mulai membuka masker yang menutupi wajah tampan Devian.

Devian tetap tidak mau menatap Clarisa, sampai akhirnya Clarisa memegang wajah Devian dan mengarahkan ke arahnya.

"Kau sangat tampan, seharusnya benda ini tidak menutupi wajah tampanmu itu" ucap Clarisa sambil menunjuk masker yang tadi dipakai Devian.

"Berjanjilah padaku kalau kau mau menjadi temanku, dan jangan menggunakan hodie dan masker lagi. Jadi lah seperti orang biasanya, bukan seperti penguntit" lanjut Clarisa.

"Baiklah, aku akan mencobanya" mendengar hal itu Clarisa sangat senang, dan tanpa sadar ia memeluk Devian, membuat Devian sangat terkejut.

"Eh maaf" Clarisa segera melepas pelukannya.

Setibanya Clarisa di rumah, ia senyum-senyum sendiri memikirkan pria itu ternyata bernama Devian. Sebenarnya, Clarisa penasaran apa alasan Devian mengikutinya selama ini. Tetapi ia tidak ingin terburu-buru untuk menanyakan hal itu kepada Devian.

Flashback on

Clarisa yang baru berumur 16 tahun memutuskan untuk mencari kerja agar ia bisa keluar dari rumah yang menurutnya seperti neraka itu. Ia mencoba melamar kerja di toko yang tidak memerlukan ijazah SMA. Karena pada saat itu, Clarisa memang masih sekolah.

Tetapi jaman sekarang, sangat jarang ada toko atau restoran yang menerima pegawai tanpa ijazah SMA. Karena sudah putus asa tidak ada toko yang menerimanya, Clarisa akhirnya meminta tolong kepada sahabatnya Viona untuk membantunya mencari pekerjaan.

Viona akhirnya mendapatkan pekerjaan untuk Clarisa sebagai pelayan di sebuah restoran yang sederhana. Clarisa bisa bekerja di restoran itu tanpa ijazah, karena restoran itu milik tante Viona.

Beberapa hari setelah mendapat pekerjaan, Clarisa merasa seperti ada seseorang yang mengawasinya setiap saat ia bekerja.

Setiap hari Clarisa selalu melihat seorang pria menggunakan hodie dan masker, tengah duduk di sebuah halte tepat di depan restoran tempatnya bekerja sambil menatap dirinya.

Awalnya Clarisa mengira pria itu mungkin sedang menunggu seseorang atau mungkin mentalnya terganggu. Tetapi saat Clarisa melihat pria itu mengikutinya sampai ke rumahnya, ia baru sadar ternyata selama ini pria itu terus mengawasinya.

Setiap Clarisa pergi ke sekolah, ke tempat kerja, bahkan saat ia berbelanja kebutuhan mingguan pun pria itu terus mengawasinya dan menatap dari jauh.

Sejak pria misterius itu muncul, Clarisa mulai menggambarkan sosok pria itu di diary nya. Pria tinggi, putih, memiliki alis yang agak tebal kemudian mata yang tajam serta selalu memakai hodie bewarna hitam atau abu-abu dengan celana jeans dan masker yang menutupi hidung dan bibirnya.

Clarisa sangat penasaran melihat wajah dan mendengar suara pria misterius itu, tetapi ia tidak berani mendekatinya. Clarisa menyebut pria misterius itu sebagai 'stalker'. Anehnya, stalker itu selalu mengikuti kemana pun ia pergi kecuali saat ia sampai di rumah, stalker itu berhenti mengikutinya.

Flashback off

Ini Tokoh Devian Hasley

Terpopuler

Comments

Fitri Lin

Fitri Lin

diikutin stalker kayak gitu mah..banyak yg mau..

2020-12-09

1

Berrox Kaibo

Berrox Kaibo

semangat terus nulisx ka
"memira" dah ksh boom like nih

2020-09-06

1

Lucky

Lucky

hallo kak aku udah mampir nih bawa boom like juga😊
semangat terus up-nya kak💪
salam dari" kisah cinta Alexa"

2020-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!