Devian mendengar satu kali ketukan, yang artinya Clarisa benar-benar ada di tempat itu. Seketika itu juga air matanya jatuh, usahanya selama 5 tahun ternyata tidak sia-sia.
"Akhirnya aku menemukanmu Clarisa"
"Clarisa apa kau baik-baik saja di bawah sana? ketuk 1 kali jika ya, dan ketuk 2 kali jika tidak" lanjut Devian kembali bertanya.
tuk..
"Apa kau sendirian disana?".
tuk..tuk..
"Tidak? jadi kau bersama siapa?" tanya Devian dengan gusar, ia tidak tahu kalau Clarisa sudah mempunyai anak, hasil dari ayah tiri Clarisa sendiri.
Hening. Tidak ada suara ketukan.
Devian kemudian kembali bertanya. "Apakah orang yang bersamamu adalah anakmu?"
tuk..
Devian terkejut, ia tidak bisa berkata apa-apa. Mulutnya keluh, air matanya kembali terjatuh, tangannya terkepal tanda ia sangat marah saat ini.
Dengan sekuat tenaga, Devian mencoba menahan emosinya dan kembali bertanya untuk kesekian kalinya.
"Apa ayah tiri mu yang melakukannya?"
tuk..
"Pria tua brengsek!" teriak Devian.
"Aku berjanji akan mengeluarkanmu dengan anakmu Clarisa. Tunggu lah sebentar, aku benar-benar berjanji akan mengeluarkan kalian, sekali pun nyawaku adalah taruhannya" ujar Devian.
Di ruang bawah tanah, Clarisa hanya bisa menangis mendengar perkataan Devian. Ia tidak tahu apakah Devian benar-benar bisa mengeluarkannya atau tidak, ditambah lagi saat ini ia tengah mengandung anak kedua.
Ruang bawah tanah itu juga sudah tidak memiliki cctv karena ayah tiri Clarisa telah mencabutnya dan percaya bahwa Clarisa tidak akan bisa lari kemana-mana, sehingga ia bebas berbicara dengan Devian saat ini tanpa takut ketahuan sedikit pun.
Keesokan pagi, seperti biasa Devian bekerja di mebel itu. Seperti tidak terjadi apa-apa, ia bekerja dengan santai tanpa membuat ayah tiri Clarisa menaruh curiga kepadanya.
Selesai bekerja ia bergegas pulang seperti biasa, dan akan kembali saat tengah malam tiba.
Pada malam itu ayah tiri Clarisa memang tidak tidur lagi di tempat mereka, dengan alasan Clarisa yang saat ini masih sakit dan belum bisa berhubungan badan. Ya, ayah tiri nya selalu datang hanya untuk memuaskan nafsu serta memberi mereka makan saja.
Devian kembali ke dalam mebel dengan lancar, kemudian ia mulai mengetuk-ngetuk lantai. Tidak lama kemudian, terdengar balasan ketukan dari bawah.
"Aku datang Clarisa. Apa kau dan anakmu baik-baik saja?"
tuk..
"Aku tidak tahu kenapa kau tidak berbicara padaku, tapi aku sangat senang karena kau masih meresponku saat ini" kata Devian.
"Apa aku bisa berbicara dengan anakmu?"
tuk..
Clarisa memberikan sapu kepada Aydin.
"Aydin sayang, ada om baik yang ingin berbicara denganmu. Kamu ikuti apa yang dia bilang ya dengan cara mengetuk sapu ini ke atas" ujar Clarisa.
"Om baik? siapa itu mami?"
"Teman mami. Tapi janji ya Aydin tidak boleh bilang soal ini sama om jahat" pesan Clarisa lagi.
"Iya mami, Aydin janji".
Beberapa saat kemudian, terdengar suara Devian mulai berbicara.
"Hai adik kecil. Apakah kau perempuan atau laki-laki? jika perempuan ketuk satu kali dan jika laki-laki ketuk dua kali".
tuk..tuk..
"Jadi laki-laki ya. Berapa umurmu? ketuk satu kali jika umurmu 1-3 tahun dan ketuk dua kali jika umurmu 4-5 tahun".
Aydin menatap ibunya, ia bingung harus menjawab apa. Clarisa kemudian mengisyaratkan untuk mengetuk 1 kali karena Aydin berumur 3 tahun.
tuk..
"Apa kau suka dengan dinosaurus? waktu om kecil, om sangat suka dengan dinosaurus" ujar Devian sambil bersandar ke tembok.
tuk..
"Wah jadi kau suka juga? jika nanti kita bertemu, kita harus membicarakan tentang dinosaurus ya".
Aydin kembali menatap Clarisa. Clarisa mengiyakan dan menyuruh Aydin untuk mengetuk satu kali.
Aydin terlihat bahagia dapat berbicara dengan Devian walaupun ia hanya membalasnya melalui ketukan saja.
Clarisa yang melihat hal itu sangat bahagia karena Devian bisa menerima kehadiran Aydin.
Setelah berbicara dengan Aydin, Devian kembali berbicara dengan Clarisa.
"Clarisa, bisa kau tunjukkan dimana pintu dari ruanganmu? tolong kau ketuk di dekat pintu itu" pinta Devian.
Clarisa mengikuti perintah Devian dan mulai mengetuk di dekat pintu.
Devian mengikuti suara ketukannya, tetapi ia tidak menemukan sama sekali pintu masuk ke arah ruang bawah tanah.
Jika di bawah ini pintu ruangan Clarisa di kurung, berarti pintu utamanya bisa saja lebih jauh dari tempat ini. Aku akan mencari tahu perlahan. Gumam Devian.
"Baiklah, terima kasih Clarisa. Aku pergi dulu ya, jaga dirimu dan anakmu baik-baik. Aku pastikan akan membebaskan kalian".
Clarisa tersenyum dan memeluk Aydin. Ia merasa lega dengan perkataan Devian yang terus menyemangatinya dan bahkan optimis untuk mengeluarkannya. Saat itu juga, ia memutuskan untuk tidak menggugurkan bayi yang ada di kandungnya saat ini.
Beberapa bulan kemudian
Perut Clarisa mulai terlihat sedikit buncit akibat hamil yang entah sudah berapa bulan ia bahkan tidak tahu. Sampai saat ini ia juga masih belum mengatakan kehamilannya kepada ayah tiri nya itu.
Tiap malam Clarisa dan Aydin selalu mengobrol dengan Devian, membuat Aydin dan Devian semakin dekat walaupun hanya berbicara melalui ketukan saja.
Beberapa bulan itu juga Devian selalu mencari keberadaan pintu utama bawah tanah.
Suatu hari, setelah pencarian yang cukup panjang akhirnya Devian menemukan pintu utama ruang bawah tanah itu. Pintunya ternyata berada di halaman belakang mebel, dan disembunyikan diantara barang-barang rusak dari mebel.
"Ini dia, ini pintunya" kata Devian sangat senang karena telah berhasil menemukan pintu utama dari ruangan bawah tanah.
Perlahan tapi pasti, Devian membuka pintu yang cukup berat itu. Setelah berhasil terbuka, ia masuk ke dalam dan sangat terkejut karena menemukan lorong aneh yang sangat panjang. Ditelusurinya tempat itu, dan tiba lah ia di sebuah pintu yang berlapiskan baja dan kunci yang memerlukan sandi untuk membuka pintu tersebut.
"Clarisa, kau ada di dalam?" Devian mencoba menggedor-gedor pintu baja itu.
Clarisa yang baru saja menidurkan Aydin, terkejut karena mendengar suara Devian di balik pintu.
"Devian, kau kah itu?".
"Iya Clarisa ini aku".
"Bagaimana bisa kau menemukan pintunya? tanya Clarisa lagi.
"Ceritanya panjang, intinya aku akan mencoba membebaskan mu sekarang".
"Bagaimana caranya? pintu ini berlapis baja dan juga memerlukan sandi untuk membukanya" ujar Clarisa lagi.
"Aku akan mencari gergaji mesin, tunggu lah" kata Devian.
Saat hendak keluar dari ruang bawah tanah, Devian terkejut melihat ayah tiri Clarisa sudah berdiri di depan pintu keluar.
"Tu..tuan" ucap Devian tergagap. Ia perlahan mulai memundurkan langkahnya.
"Hebat juga kamu ternyata. Sejak kapan kau menemukan tempat ini?" tanya ayah tiri Clarisa berjalan mendekat ke arah Devian.
"Kenapa kau menculik Clarisa selama ini?".
"Kau mulai berani melawan ternyata. Ingat Devian, aku bisa membunuhmu saat ini juga jika kau terus melawan".
"Aku tidak takut padamu! lepaskan Clarisa!" Devian tetap melangkah mundur dan memegang pisau yang ia sembunyikan di balik jaketnya.
"Kau tahu kalau Clarisa sudah mempunyai anak kan? anak itu adalah anakku, darah dagingku".
"Dasar keparat! kau memang benar-benar iblis! lepaskan Clarisa!" teriak Devian sambil berlari ke arah ayah tiri Clarisa dan mencoba menusukkan pisau yang dipegangnya ke arah tuan nya itu, namun naas, sebelum Devian menusukkan pisaunya, tuan nya terlebih dahulu mengeluarkan pistol dan menembakkan peluru ke perut Devian hingga Devian tersungkur ke lantai dan tidak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
$uRa
wah menang penjahat nya
2022-09-05
0
pembaca dalam hati
etdahhh cowonya lemah
2020-11-12
0
Asni J Kasim
Semangat author kece 😘😘
2020-09-03
1