Devian meneteskan air matanya, hatinya kini merasa sangat lega. Perjuangannya yang sangat panjang yaitu selama 10 tahun akhirnya terbayar juga. Ia berhasil menyelamatkan Clarisa dan Aydin, kedua orang yang dia sayangi.
.
.
.
Clarisa dan Aydin dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa psikis mereka karena penculikan ini. Sedangkan Robert akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena telah menculik dan melecehkan Clarisa selama 10 tahun.
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit, Clarisa terus menggenggam tangan Aydin, tidak ingin melepasnya. Sedangkan Aydin yang pertama kali melihat dunia luar, merasa takut dan menyembunyikan kepalanya di sisi ibunya.
"Tidak apa-apa sayang jangan takut".
"Ini dimana mami? dan kita sedang naik apa? apa ini yang namanya mobil? seperti yang di buku itu?" Aydin bertanya-tanya karena ini pertama kalinya ia melihat secara nyata.
"Iya ini namanya mobil dan ini disebut dengan dunia, dimana tempat orang-orang hidup, seperti kita saat ini" Clarisa mencoba menjelaskan kepada Aydin secara perlahan, ia tahu anaknya mungkin belum bisa menerima kondisi saat ini.
"Kamu lihat yang di atas itu sayang?" Clarisa menunjuk ke arah langit.
Aydin mengangguk.
"Itu namanya langit tempat dimana bintang tinggal. Kamu lihat cahaya yang bersinar di langit itu? itu lah yang namanya bintang" lanjut Clarisa.
"Wahh jadi itu yang namanya bintang dan langit" kata Aydin terpesona melihatnya pertama kali.
"Mami, mami. Ada bintang jatuh".
Clarisa melihat ke arah jendela mobil dan tersenyum singkat.
"Aydin tidak ingin membuat permohonan?" tanya Clarisa.
"Aydin mau" ia segera memejamkan matanya dan mulai berdoa di dalam hati.
"Sudah mi" lanjut Aydin.
"Apa permohonan Aydin?".
"Aydin mau Aydin dan mami bisa bahagia selamanya".
Clarisa yang mendengar hal itu langsung meneteskan air matanya. Ia segera menarik anak semata wayangnya itu kedalam pelukannya.
Para polisi yang mendengar permohonan Aydin juga ikut tersenyum. Ternyata anak yang diculik selama bertahun-tahun belum tentu memiliki perasaan trauma yang menyakitkan di dalam hatinya.
Sesampainya di rumah sakit, Aydin dan Clarisa dipisahkan dalam ruangan yang berbeda dan mulai diperiksa oleh psikolog.
"Nona Clarisa, bisakah anda menceritakan bagaimana anda bisa diculik oleh ayah tiri anda?" tanya psikolog.
Clarisa mulai menceritakan awal mula ia diculik sampai akhirnya memiliki anak dan bagaimana kehidupannya saat di dalam sebuah ruangan selama bertahun-tahun.
"Aku sangat membenci laki-laki itu. Tapi aku juga berterima kasih padanya" ucap Clarisa.
"Kenapa anda ingin mengucapkan terima kasih?" tanya psikolog.
"Karena dia sudah membuat Aydin berada di dunia ini. Dia anak yang sangat luar biasa, jika bukan karena dia, mungkin aku sudah tidak berada di dunia ini lagi" jawab Clarisa.
Di ruangan lain Aydin juga sedang diperiksa oleh psikolog lainnya.
"Hai adik kecil. Namanya siapa?".
Aydin terlihat takut saat psikolog itu bertanya. Selama ini ia belum pernah berbicara dengan orang asing selain Devian.
Melihat Aydin yang diam saja, akhirnya psikolog itu kembali bertanya. "Apa ini pertama kalinya kamu berbicara dengan orang asing? tidak masalah, tante orang yang baik kok. Kamu bisa berbicara dengan tante seperti kamu berbicara dengan ibumu".
"Tante orang baik?" Aydin akhirnya membuka suara untuk pertama kalinya.
"Iya".
"Namaku Aydin".
"Wah nama yang bagus, artinya Aydin apa?".
"Kata mami artinya teguh dan bijaksana".
"Luar biasa, kamu pintar sekali. Tante akan mulai bertanya lagi ke Aydin ya, kalau bisa menjawab nanti tante akan berikan permen".
"Permen? iya Aydin mau" kata Aydin bersemangat.
"Aydin selama di ruangan itu dengan mami, apa yang Aydin rasakan? apakah Aydin senang?".
"Iya Aydin senang kalau bersama mami terus. Tapi Aydin tidak suka kalau om jahat itu muncul, soalnya setiap om jahat muncul, Aydin pasti disuruh tidur di lemari lalu om jahat itu mulai mendekati mami".
"Apakah om jahat itu pernah memukul Aydin?".
"Tidak. Tapi om jahat selalu memukul mami, bahkan mami pernah mengeluarkan banyak sekali darah karena pukulan om jahat".
"Baiklah tante mengerti. Terima kasih Aydin sudah mau menjawab. Ini permen untuk kamu".
"Terima kasih tante" Aydin tersenyum senang menerima permen.
"Apa Aydin bisa bertemu dengan mami sekarang?" lanjut Aydin.
Psikolog itu mengangguk dan mengajak Aydin bertemu Clarisa.
Saat Clarisa sedang duduk mengobrol dengan Aydin, tiba-tiba muncul Devian.
"Tebak ini milik siapa?" tanya Devian sambil memegang mainan dinosaurus milik Aydin.
"Dinooo" teriak Aydin berlari memeluk mainan kesayangannya.
"Bagaimana kabarmu Clarisa?".
"Baik. Terima kasih sudah menyelamatkanku dan Aydin. Aku tidak menyangka kau benar-benar melakukannya".
"Aku kan sudah berjanji, pastinya akan aku tepati".
"Jadi ini yang namanya Aydin?" Devian beralih memandangi Aydin yang sedang asyik dengan mainannya.
"Iya. Om siapa?".
"Kau tidak tahu om siapa? padahal om yang selalu mengobrol denganmu tentang dinosaurus".
"Jadi om itu om baik? Aydin senang bertemu om baik" Aydin memeluk Devian.
"Om janji kalau kita ketemu om akan bercerits tentang dinosaurus loh" kata Aydin menagih janji kepada Devian.
"Wah kau masih ingat itu? baiklah nanti om akan menceritakan semua hal tentang dinosaurus yang om tahu".
"Benarkah? asyik".
Aydin nampak bahagia bersama Devian, membuat Clarisa tersenyum melihat keakraban dua lelaki itu.
"Kalian ikut denganku ya" pintah Devian.
"Tidak Devian. Sepertinya aku dan Aydin ingin akan pulang ke rumah mama. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya".
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengantarmu dan Aydin untuk bertemu ibumu".
Mereka akhirnya sampai di rumah ibu Clarisa.
Clarisa terlihat menarik napas cukup panjang kemudian memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah.
Saat pintu terbuka, Clarisa melihat sosok yang sangat dirindukannya selama ini.
"Mama aku.." belum selesai Clarisa berbicara, tamparan melayang di pipi kanannya.
"Dasar anak kurang ajar, masih berani kamu menunjukkan wajahmu di hadapanku hah? jadi selama ini kau berselingkuh dengan suamiku? dasar wanita murahan! Aku menyesal telah melahirkanmu".
Air mata Clarisa menetes mendengarkan cacian ibunya terhadapnya. Alih-alih merasa ibunya membelanya, ternyata tidak demikian. Ibunya malah menyalahkannya atas kejadian ini, padahal sudah jelas ayah tiri nya yang kejam padanya.
"Kenapa mama seperti ini? aku disini korban ma. Kenapa mama malah membela pria bejat itu?" teriak Clarisa.
"Jangan pernah memanggilku mama, karena aku bukan lagi ibumu! kau telah merebut suamiku sendiri, anak mana yang berani merebut suami ibunya sendiri hah? kamu memang wanita murahan! pergi kamu sekarang juga! aku tidak ingin melihatmu apalagi melihat anak hasil hubunganmu dengan suamiku!"
Blam!
Ibu Clarisa menutup pintu dengan keras. Seketika kaki Clarisa tidak mampu lagi menopang tubuhnya, ia jatuh terduduk di depan rumah. Ia menangis melihat satu-satunya orang yang ia punya saat ini, malah menyalahkannya atas semua yang menimpanya.
"Ayo kita pergi Clarisa. Kau dan Aydin bisa tinggal di hotel sementara waktu, sebelum kita kembali pulang ke California" ucap Devian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
🐰
semangat nulisnya kak, jadi penasaran dengan cerita selanjutnya dan aku dukung karya kakak nih.
aku udah like, dan 5 rate ya kak 😍
Jangan lupa feedback ya 😍
2020-09-04
2