Perayaan ulang tahun Edward yang dilaksanakan di salah satu hotel milik keluarga Kim nampak ramai didatangi oleh para konglomerat dan artis-artis Korea.
Maklumlah, bisnis keluarga Kim juga sudah melebar ke bidang hiburan.
Edward masih ada di ruang tunggu yang letaknya ada dilantai 2 ballroom hotel ini.
"Bos, seperti permintaanmu bahwa tidak ada kamera dan wartawan yang bisa masuk. Juga para tamu sudah diminta untuk tidak menggunakan ponsel selama berada di ruangan acara"
Keyri melaporkan semua kerjanya.
"Baguslah. Aku tak ingin kehidupan Lerina terganggu jika banyak orang terutama wartawan yang sudah mengenalnya. Pasti kemanapun ia pergi mereka akan mengejarnya." Edward meraih ponselnya dan menelepon Lerina yang masih dirias di salah satu kamar vip di hotel ini.
"Lerina, apakah kamu sudah siap?" tanya Edward.
"Aku sudah di depan pintu!" kata Lerina sambil membuka pintu.
Edward terpana. Lerina mengenakan gaun berwarna merah yang panjang selutut tanpa lengan. Gaun itu terpasang indah ditubuh mungil Lerina dengan menampilkan lekuk tubuhnya yang sempurna. Bagian punggung gaun itu sedikit terbuka menunjukan punggung mulus Lerina. Rambutnya disanggul dengan menggunakan jepit rambut berwarna perak. Ia kelihatan seperti fotomodel ternama.
Sepatu hak tinggi dengan perpaduan warna merah dan perak sudah melekat di kakinya.
"Kau....sangat cantik !" puji Edward.
Keyri pun terpana. Ia tak menyangkah kalau gadis itu akan terlihat sangat berbeda malam ini.
"Kau juga tampan, Ed."
Edward tersenyum "Mungkin kontrak pernikahan kita akan ku perpanjang 1 tahun lagi."
Lerina terkejut lalu memudian ia tertawa.
"Candaanmu nggak lucu, Ed" katanya sambil mengibaskan tangannya.
Ponsel Keyri berbunyi.
"Hallo.....oh...iya." Keyri menatap Edward "Waktunya untuk keluar"
"Ayo sayang....!" Ajak Edward.
Tangan Lerina melingkar dilengan Edward. Keduanya pun melangkah keluar ruangan, lalu menuruni tangga.
Saat lampu diarahkan pada mereka, semua undangan bertepuk tangan.
Lerina merasa sangat gugup. Namun Edward yang sudah biasa berhadapan dengan orang banyak segera berbisik.
"Tenanglah. Kau tersenyum saja dan terus menggandeng tanganku"kata Edward sambil melambaikan tangannya pada beberapa temannya.
Mereka pun tiba tiba dipanggung dan duduk bergabung dengan kekuarga Kim yang lain.
Yura nampak menjauh. Ia memilih duduk dengan Grandy.
"Mengapa kau tak duduk di atas?: tanya Grandy heran.
"Di sini saja sudah lebih dari cukup. Lagi pula selama ini Taeyung sudah biasa hadir sendiri"
"Kalian sedang ada masalah?" tanya Grandy lembut dan pelan seolah takut pertanyaannya itu akan membuat Yura tersinggung.
Yura tersenyum kecut "Aku harap kamu menyimpan rahasia ini. Aku akan bercerai dari Taeyung"
"Oh...." hanya itu kata yang keluar dari mulut Grandy. Namun hatinya senang mendengar Yura akan bercerai dari Taeyung. Ia pun langsung mengalihkan percakapan dengan topik yang lain.
Ryun Ong menyampaikan pidato ucapan selamat ulang tahun bagi putranya.
Tak lama kemudian masuklah Kim Jien yang mengandeng Calvin dengan mesra.
"Untung saja acaranya baru dimulai" kata Jien senang sambil mencari tempat duduk yang sudah disiapkan untuk keluarga Kim. Tempatnya ada dideratan meja paling depan.
Mc lalu mempersilahkan Edward berdiri. Saat ia meminta untuk mendekati kue tart untuk memasang lilin, ia pun mengajak istrinya untuk berdiri bersamanya.
Calvin menajamkan pandangannya. Menatap perempuan yang berdiri di samping Edward.
Jantung Calvin seakan berhenti berdetak.Gadis itu boleh saja berdandan dan mengubah penampilannya . Namun tatapan mata itu, Calvin sangat mengenalnya. 4 tahun ia selalu memandang mata bulat yang besar milik Lerina.
Hati Calvin bagaikan disayat-sayat. Kerinduannya yang sangat besar terhadap gadis itu membuatnya ingin berlari dan memeluknya.
Edward menyalahkan lilin ulang tahunnya.
"Make a wish Edward" ujar sang MC.
Edward menatap Lerina, lalu menggenggam kedua tangan gadis itu dan membawanya ke dadanya.
"Semua harapanku ada bersamamu, sayang." kata Edward. Lalu ia mencium bibir Lerina lembut. Sangat lembut membuat Lerina terkejut namun ia akhirnya ia memejamkan matanya.
Calvin merasakan semua bagian tubuhnya merasa sakit. Hatinya memberontak. Ia adalah pemilik bibir manis Lerina. Ia yang pernah memeluk dan menghangatkan tubuh gadis itu. Calvin sungguh tak rela.
Edward mengahiri ciuman singkatnya. Lalu bersama Lerina ia pin meniup lilin ulang tahunnya.
Di atas panggung, Jesica pun berusaha menahan air matanya. Kemesraan Edward pada Lerina membuat Jesica ingin menarik perempuan itu dan melemparkannya sejauh mungkin.
"Sayang, ayo menyanyi untukku" bisik Edward.
"Tapi, Ed....."
"Suaramu merdu. Aku sudah selalu mendengarnya. Ayo....!" Edward menarik tangan Lerina ke dekat piano.
"Ed, lagu apa yang harus aku nyanyikan?"
"Lagu Arnold Manola. Judulnya Forever"
Tangan Lerina bergetar memegang microphone. Ia menatap semua yang ada di sana dengan jantung yang berdebar. Namun ia pun memberanikan diri untuk menyanyi.
Saat mendengar suara dan lagu yang dinyanyikan itu, Calvin lebih yakin lagi kalau gadis itu adalah Lerina Avigail tunangannya. Suara merdu itu sangat dikenalnya. Dan Lerina adalah fans beratnya Arnold Manola. Setiap kali mereka akan bepergian dengan mobil, Lerina selalu meminta Calvin untuk memutar cd nya Arnold.
"Suara Lerina sangat merdu. Berpadu indah dengan permainan pianonya Ed. Ah, mereka sungguh pasangan yang sangat serasi. Akhirnya sepupuku itu menemukan kebahagiaannya" kata Jien sambil menyandarkan kepalanya dibahu Calvin. Ia tak menyadari bahwa Calvin sedang dikuasai olehvrasa cemburu yang membuat seluruh tubuhnya merasa sakit.
Bagaimana bisa kau bersamanya Lerina?
Apakah kau memang sudah menghianatiku sejak lama?
Batin Calvin menjerit. Ada sejuta pertanyaan yang membuat ia ingin menarik Lerina dari sana dan menyembunyikan gadis itu untuk dirinya sendiri.
Semua yang ada di ruangan itu bertepuk tangan ketika Lerina dan Edward menyelesaikan pertunjukan mereka.
Ryun Ong pun nampak tersenyum bahagia.
Nikmatilah kebahagiaanmu, sayang. Papa rasa mamamu juga bahagia melihatmu.
Lerina dan Edward menyapa para tamu undangan ketika acara jamuan makan dimulai.
Yura mendekati mereka.
"Aku baru tahu kalau suaramu sangat merdu" puji Yura. Di sampingnya ada Grandy yang mengangguk setuju.
Dari jauh Taeyung memperhatikan Yura yang nampak tertawa lepas bersama Grandy, Lerina dan Edward. Ada suatu perasaan menggelitik di ruang hatinya. Seolah ada rasa sakit di sana. Taeyung buru-buru menepis rasa itu.
"Sayang, ada apa," tanya Nula yang berdiri di sampingnya.
"Tidak."
"Ayo kita pergi dari sini!" ajak Nula yang sudah mulai bosan.
"Aku harus lebih lama di sini karena jika aku pergi, aboji pasti marah" Taeyung mengarang alasan yang sengaja dibuat-buat. Pada hal jika dia pergi pun, ayahnya tak akan memperhatikan karena banyaknya orang yang hadir malam ini. Entah mengapa Taeyung ingin memperhatikan semua gerak gerik Yura yang menurutnya sedikit genit bersama Grandy.
Nula langsung menjauh. Ia mendekati bartender dan meminta minuman untuk menghilangkan rasa kesalnya.
Kim Jien mendekat bersama Calvin.
Saat Lerina melihat Calvin, ia langsung mengeratkan tangannya di lengan Edward. Menyadari ada sesuatu, Edward langsung menoleh. Ia pun segera melepaskan tangan Lerina dilengannya kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Lerina secara posesif.
"Ed...happy birthday!" kata Jien sambil mengulurkan tangannya.
Edward menyambut tangan Jien sementara tangannya yang satu masih erat memeluk pinggang Lerina.
"Selamat ulang tahun, Ed" kata Calvin.
Tatapan mata Lerina dan Calvin ketemu. Jantung keduanya pun berdetak dengan sangat hebat.
"Apa kabar, Lerina!" sapa Calvin.
Jien menatap suaminya dan Lerina secara bergantian.
"Kalian saling mengenal?" tanyanya penasaran.
"Tentu saja mereka saling mengenal. Mereka sama-sama dari Jakarta. Dan mereka pernah satu kampus. Calvin adalah kakak tingkatnya Lerina. Iya kan sayang?" Ujar Edward sambil menatap Lerina. Semua informasi tentang Lerina memang sudah diketahuinya dari Keyri.
"Ya. Kami saling mengenal karena aku dan Calvin satu kampus dan kuliah di jurusan yang sama." aku Lerina berusaha bersikap sewajar mungkin.
"Wah....berarti kamu tahu mantan-mantannya, Calvin kan?" tanya Jien bergurai.
"maaf, aku tak begitu dekat dengannya." kata Lerina sambil menatap Edward.
"Makasi sudah datang ya...nikmatilah makanannya. Aku mau menyapa tamu yang lain dulu. Yuk sayang.." Edward segera pamitan. Ia mengerti dengan tatapan mata Lerina.
"Makasih, Ed"
Edward mencium kepala Lerina lembut. Ia tak bicara namun terus memeluk gadis itu.
"Kamu ingin pulang?" tanya Edward.
Lerina mengangguk.
"Ayo kita ke apartemen" ucap Edward dan langsung melambai ke arah Keyri.
Maaf ya teman-teman, yang minta up cepat atau yang minta up banyak belum bisa aku penuhi.
Mengarang novel butuh khayalan tingkat tinggi dan mood yang bagus agar ceritanya jelas dan nggak bertele-tele.
Lagi pula aku nih seorang ibu yang memiliki anak kecil jadi harus pintar2 bagi waktu antara nulis novel, ngurus anak, ngurus rumah dan juga ngurus suami ☺☺☺.
Tapi tenang saja semua ceritaku pasti tamat.
# makasi sudah baca part ini....
#Jangan lupa like dan komentarnya
#yang kelebihan vote juga boleh di bagi 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
gia nasgia
👍👍💪
2024-11-16
0
Titin Hendryati
keren Thor ceritany...
2023-02-10
0
Asti Sugiyo
Ayooo...Grandy...gercep
2022-08-06
0