Menata diri

Malam sudah datang, membuat suasana makin dingin karena hujan baru saja berhenti. Lerina bangun dari tidur sorenya. Ia sepertinya bermimpi atau juga secara nyata mendengar suara ibunya.

"Bangun sayang, jangan seperti ini. Mana anak ibu yang kuat dan periang? Bangkit sayang, kejar kembali mimpimu"

"Ibu.....!" ucapnya lirih sambil memeluk dirinya sendiri. Ia turun dari tempat tidur, masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Saat ia sudah selesai mandi, pelayan yang waktu itu datang menemuinya sudah berada di kamar dengan baju ganti untuknya.

"Terima kasih" ucap Lerina

"Panggil saja saya nani." katanya sopan lalu meninggalkan Lerina sendiri.

Lerina mengenakan bajunya dan segera keluar kamar. Dua hari dia menangis dan berdiam diri di kamar ini. Sekarang kesadarannya sudah kembali. Ia harus menemui orang yang telah menolongnya. Kalau bukan karena orang itu, Lerina pasti sudah berada di neraka karena mencoba mengahiri hidupnya yang adalah milik Tuhan.

Saat menginjakan kakinya di lantai satu apartement itu, Lerina dibuat kagum oleh ruangan serba putih dengan dekorasi yang modern dan berkelas. Di lemari kaca dekat tangga, Lerina melihat sederet piala dan piagam penghargaan di bidang musik.

Sepertinya orang yang menolongku adalah seorang pemain piano guman Lerina sambil membaca beberapa piala yang ada.

"Kau sudah merasa lebih baik?" Lerina terkejut mendengar suara bariton itu. Ia membalikan badannya. Seorang pria tampan berdiri di hadapannya dengan senyum ramah. Matanya mirip orang Korea yang agak sipit, namun warna matanya yang biru dan rambutnya yang agak pirang kecoklatan membuat Lerina sadar bahwa pria didepannya ini berdarah campuran.

"Kamu bisa bahasa Korea kan? Atau kamu mau kita berbicara bahasa Inggris? Kalau bahasa Indonesia, aku tidak bisa." Kata pria itu lagi dengan senyum penuh keramahan. Lerina merasa pria ini baik.

Perlahan, Lerina mencoba tersenyum. Ia kemudian mengulurkan tangannya. "Namaku Lerina. Terima kasih sudah menolongku"

"Aku Edward. Senang bisa berkenalan denganmu" Edward membalas uluran tangan Lerina. Ia mengenggam tangan Lerina dengan hangat dan melepasnya perlahan.

"Mari silakan duduk." ajak Edward sambil melangkah ke arah sofa putih. Lerina mengikuti langkah Edward dan duduk di hadapan pria itu.

"Bagaimana perasaanmu?" tanya Edward melihat Lerina hanya diam saja.

"Aku sudah merasa lebih baik. Makanya aku akan pergi hari ini. Aku harus menemui sepupuku. Ia pasti sangat khawatir karena aku menghilang dari pesta itu."

"Maksudmu gadis yang bersama denganmu saat datang ke Korea ini? Yang menginap satu kamar denganmu?" Tanya Edward sambil mengerutkan dahinya.

"Iya. Bagaimana kamu tahu?" Lerina terkejut saat mendengar pertanyaan Edward.

Edward tersenyum. "Karena kamu pingsan tanpa ada identitas didalam tas kecilmu itu. Aku meminta anak buahku untuk mencari informasi tentangmu. Kami menemukan hotel tempatmu menginap dan menemukan pasport beserta kopermu. Barang-barangmu sudah diletakan di kamar tamu. Tapi saudara sepupumu itu sudah tidak ada. Barangnya pun sudah diambil."

Kemana Putri? Apakah dia mencariku dan kehilangan jejak? Dia juga kan baru pertama kali datang ke Korea. batin Lerina sedih.

"Dimana barang-barangku? Aku ingin mencari hp ku"

Edward mengantar Lerina ke kamar tamu yang ada di lantai satu itu. Lerina langsung membuka kopernya dan mencari hp nya namun tidak ditemukannya.

Apa mungkin Putri yang mengambil hp ku? Tapi untuk apa? Bagaimana aku bisa menghubunginya? Nomor hp nya saja aku tidak tahu. Aku telepon ke rumah bibi saja.

Lerina menatap Edward yang masih berdiri di dekat pintu kamar.

"Bolehkah aku memakai teleponmu untuk melakukan panggilan ke Indonesia?" tanya Lerina.

"Silahkan" Edward menunjuk sebuah telepon yang ada di dekat tempat tidur.

Lerina segera menelepon bibinya.

"Hallo....bi, ini dengan Lerina."

"Akhirnya kalian memberi kabar. Kapan kalian akan pulang?"

"Memangnya Putri belum pulang ke rumah?"

"Apa-apaan kamu ini. Kalian kan pergi bersama. Seharusnya kalian sedang bersama saat ini. Memangnya apa yang terjadi?"

"Kami terpisah, bi. Aku pingsan"

"Cari anakku Lerina. Kalau dia sampai kenapa-kenapa, bibi akan menghajarmu" Terdengar suara bibinya yang penuh ancaman.

"Baik, bi." Lerina nenutup gagang telepon dengan wajah cemas.

"Bagaimana?"

"Sepupuku itu belum pulang ke Indonesia. Berarti dia masih di sini. Aku harus mencarinya. Kalau dia sampai ada dalam masalah, semua ini karena diriku. Tuan, bolehkah aku menitip barangku ini disini sampai aku menemukan sepupuku?"

"Boleh. Tapi kamu mau mencari dia kemana? Ini sudah malam. Kamu sendiri tidak punya kenalan di tempat ini. Aku sarankan besok saja kamu mencarinya. Kita boleh melaporkannya ke kantor polisi"

Lerina mengangguk. "Baiklah. Eh, kemana tas kecil yang aku bawa saat diriku pingsan?"

"Ada di kamarku di lantai 2. Aku meletakannya di atas nakas. Aku akan meminta Nana untuk mengambilnya" Edward keluar dari kamar. Meninggalkan Lerina sendiri.

Ya Tuhan, aku terlalu sibuk dengan rasa sakit hatiku pada Calvin sampai aku melupakan Putri. Di mana sepupuku itu? Apakah dia juga sedang mencari aku? Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya? Ya ampun Lerina....mengapa kamu seegois ini? Lerina menggaruk kepalanya dengan rasa frustasi.

"Nona, ini tas anda." Nana datang dan memberikan tas itu. Lerina membukanya. Astaga...dompetku juga sudah hilang. Bagaimana ini?

"Nona, tuan sudah menunggu anda untuk makan malam"

Lerina ingin menolak namun perutnya tiba-tiba saja berbunyi. Dia akhirnya mengikuti langkah Nana menuju ke ruang makan.

Lerina menghabiskan makanannya tanpa bersuara. Ia masih bingung mencari cara untuk menemukan Putri sementra uangnya juga sudah lenyap bersama dompetnya.

"Tuan, maafkan aku sebelumnya. Aku sungguh malu meminta ini padamu" Lerina tertunduk. Ia meremas-remas tangannya dengan gugup.

Edward yang sudah menghabiskan makan malamnya mengambil lap dan membersihkan sudut bibirnya. "Katakan saja."

"Bolehkah aku meminjam uang darimu untuk mencari saudaraku yang hilang? Aku janji akan mengembalikan padamu jika saudaraku sudah ketemu. Dompetku tidak ada. Mungkin ada padanya"

"Boleh." Edward mengeluarkan dompetnya dan mengambil satu kartu didalamnya lalu meletakannya di depan Lerina.

"Ini. Kau boleh menggunakan kartuku ini untuk keperluanmu sampai bertemu dengan sepupumu."

Lerina terkejut."Tidak tuan.....ini sudah terlalu berlebihan. Aku.....aku.....tidak mungkin menerimanya"

"Aku tidak tahu berapa yang kamu butuhkan. Aku juga tidak menyimpan uang tunai yang banyak di dompetku. Kalau kamu mau kamu bisa menggunakan ini. Jika kamu tidak mau, ya terserah" Edward langsung berdiri, meninggalkan Lerina sendiri di meja makan. Tak lama kemudan, terdengar suara denting piano.

Lerina menatap kartu ATM itu yang masih ada di depannya. Ia pun mengambilnya dan berjalan menuju ke tempat Edward berada.

Cowok itu sedang asyik dengan pianonya. Lerina tiba-tiba ingat ibunya. Beliau juga sangat pintar memainkan piano.

"Tuan Edward, Maaf menganggu anda."

Edward menghentikan pergerakan tangannya di atas tuts lalu menoleh ke arah Lerina.

"Ada apa?"

"Terima kasih" Lerina mengangkat kartu ditangannya.

"Tidak masalah. Kau dapat menggunakannya"

"Aku permisih dulu. Malam ini aku akan tidur di kamar tamu. Terima kasih karena selama 2 malam ini aku sudah tidur di kamar tuan Edward"

"Sebenarnya kalau kau suka tidur di kamarku tidak masalah juga. Aku bisa tidur di kamar satunya lagi."

"Tidak tuan..aku di kamar tamu saja."

"Terserah padamu. Dan jangan panggil aku, tuan. Panggil saja namaku Edward"

"Baiklah, Edward. Selamat malam"

Lerina melangkah ke kamar tamu. Suara dentingan piano kembali terdengar.

Gadis itu membaringkan tubuhnya sambil menatap dinding kamar yang dihiasi oleh gambar bunga sakura.

Harapanku bersama Calvin sudah musnah. Aku tidak boleh lagi memikirkan laki-laki yang telah mempermainkan hatiku. Aku harus bangkit. Begitu pulang ke Indonesia, aku akan kembali bekerja.Pokoknya aku harus melupakan laki-laki penghianat itu.

Lerina menghapus air matanya yang kembali berlinang. "Putri....dimana kamu?" gumannya sambil memejamkan matanya. Lagu yang dimainkan Edward terdengar sangat merdu. Lerina bahkan merasa tenang saat mendengarkannya.

# makasi sudah membaca part ini

#jangan lupa like dan komentarnya jika suka

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Lerina nggak sadar klau sdh di kacangin dgn sepupunya sendiri

2024-11-09

0

gia gigin

gia gigin

penasaran knp putri tiba2 menghilang 🤔

2022-09-05

1

Ananda Yuyun

Ananda Yuyun

baca ulang karyanya bagus jd gk bosan 😊😊

2021-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Terluka
2 Masih Terluka
3 Menata diri
4 Mencari
5 Bertemu Calon Mertua
6 Hari Pernikahan
7 Perih
8 Sikap Mesra
9 Mencari tahu
10 Yura Hamil
11 Makan Siang
12 Liburan Keluarga
13 Liburan keluarga Part 2
14 Liburan keluarga (part 3)
15 Hampir saja
16 Kesedihan Yura
17 Keputusan Yura
18 Hari special Edward
19 Tatapan mata itu...
20 Hati yang terluka
21 Mulai Bekerja
22 Yura jadi rebutan
23 Kesepian
24 Kejutan yang menyenangkan
25 Menemani
26 menemani ( part 2 )
27 Makan Malam
28 Usaha Calvin
29 Marah???
30 Maaf
31 menghabiskan waktu berdua
32 sebuah rasa...
33 Masa lalu
34 Tak Bisa Kembali
35 Butuh kamu
36 Sentuhan...
37 Apakah ini Cinta?
38 Rencana Liburan
39 Swiss
40 Swiss (Part 2).
41 Swiss (Part 3)
42 Swiss (Part 4)
43 Swiss (part 5).
44 Swiss (Part 6)
45 Swiss (part 7)
46 Liburan Penuh Makna
47 Prahara
48 Kepergian Yura
49 Permohonan Taeyung
50 Terbongkar
51 Dendam Masa Lalu
52 Menguak Cerita Lama
53 Menguak Cerita Lama (part 2)
54 Aku selalu mencintaimu
55 Gejolak Hati
56 Pupus
57 Kecewa
58 Dilema
59 Perang Batin
60 Janji
61 Mengenang Aboji
62 Tersakiti
63 Pergi tanpamu
64 Serpihan Hati
65 Alasan Pergi
66 Tak Ingin Melepaskan
67 Tak Bisa Datang
68 Yura Hilang
69 Dendam Terbalaskan
70 kontak Batin
71 Keputusan yang sulit
72 Tak mau berpisah
73 Jika Itu memang maumu
74 Hanya Ingin Menolong
75 Membatalkan Rencana
76 Kebenaran yang membahagiakan
77 Mencoba Ke Lain Hati
78 Konser Kolaborasi
79 Konser Kolaborasi (Part 2)
80 Hati yang bicara
81 Biar hati yang bicara (Part 2)
82 Ingin Bersama
83 Menuntaskan Rindu
84 Lamaran
85 LDR atau pindah?
86 Persiapan Pesta Kejutan
87 Janji Suci Kembali
88 Kunjungan ke Dokter Kandungan
89 Perpisahan Yang Berat
90 Rindu
91 Kunjungan Yang Tak Terduga
92 Belanja Keperluan Bayi
93 Manisnya Cinta
94 Menjelang Kelahiran Min Jun
95 My Baby Boy
96 Hot Daddy
97 Kembali Ke Korea
98 Cerita Dari Masa Lalu
99 Posesifnya Lerina
100 Pertengkaran
101 Hanya Sebatas Teman Masa Lalu
102 Tak Seperti Yang Pertama
103 Buah Dari Kesabaran Edward
104 Akhir Bahagia Kita
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Terluka
2
Masih Terluka
3
Menata diri
4
Mencari
5
Bertemu Calon Mertua
6
Hari Pernikahan
7
Perih
8
Sikap Mesra
9
Mencari tahu
10
Yura Hamil
11
Makan Siang
12
Liburan Keluarga
13
Liburan keluarga Part 2
14
Liburan keluarga (part 3)
15
Hampir saja
16
Kesedihan Yura
17
Keputusan Yura
18
Hari special Edward
19
Tatapan mata itu...
20
Hati yang terluka
21
Mulai Bekerja
22
Yura jadi rebutan
23
Kesepian
24
Kejutan yang menyenangkan
25
Menemani
26
menemani ( part 2 )
27
Makan Malam
28
Usaha Calvin
29
Marah???
30
Maaf
31
menghabiskan waktu berdua
32
sebuah rasa...
33
Masa lalu
34
Tak Bisa Kembali
35
Butuh kamu
36
Sentuhan...
37
Apakah ini Cinta?
38
Rencana Liburan
39
Swiss
40
Swiss (Part 2).
41
Swiss (Part 3)
42
Swiss (Part 4)
43
Swiss (part 5).
44
Swiss (Part 6)
45
Swiss (part 7)
46
Liburan Penuh Makna
47
Prahara
48
Kepergian Yura
49
Permohonan Taeyung
50
Terbongkar
51
Dendam Masa Lalu
52
Menguak Cerita Lama
53
Menguak Cerita Lama (part 2)
54
Aku selalu mencintaimu
55
Gejolak Hati
56
Pupus
57
Kecewa
58
Dilema
59
Perang Batin
60
Janji
61
Mengenang Aboji
62
Tersakiti
63
Pergi tanpamu
64
Serpihan Hati
65
Alasan Pergi
66
Tak Ingin Melepaskan
67
Tak Bisa Datang
68
Yura Hilang
69
Dendam Terbalaskan
70
kontak Batin
71
Keputusan yang sulit
72
Tak mau berpisah
73
Jika Itu memang maumu
74
Hanya Ingin Menolong
75
Membatalkan Rencana
76
Kebenaran yang membahagiakan
77
Mencoba Ke Lain Hati
78
Konser Kolaborasi
79
Konser Kolaborasi (Part 2)
80
Hati yang bicara
81
Biar hati yang bicara (Part 2)
82
Ingin Bersama
83
Menuntaskan Rindu
84
Lamaran
85
LDR atau pindah?
86
Persiapan Pesta Kejutan
87
Janji Suci Kembali
88
Kunjungan ke Dokter Kandungan
89
Perpisahan Yang Berat
90
Rindu
91
Kunjungan Yang Tak Terduga
92
Belanja Keperluan Bayi
93
Manisnya Cinta
94
Menjelang Kelahiran Min Jun
95
My Baby Boy
96
Hot Daddy
97
Kembali Ke Korea
98
Cerita Dari Masa Lalu
99
Posesifnya Lerina
100
Pertengkaran
101
Hanya Sebatas Teman Masa Lalu
102
Tak Seperti Yang Pertama
103
Buah Dari Kesabaran Edward
104
Akhir Bahagia Kita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!