"Maafkan aku, Edward. Bajumu jadi basah karena air mataku" Lerina melepaskan pelukannya dari Edward. Ia merasa malu.
"Tidak apa-apa." Edward tersenyum.
"Aku mau mau ke kamar mandi" pamit Lerina. Ia.mengambil piyamanya lebih dulu didalam lemari dan segera masuk ke kamar mandi.
Saat Lerina keluar dari kamar mandi, Edward gantian masuk ke dalam.
Lerina mengambil hp nya lagi. Ia memblokir nama Calvin dari instagram dan facebooknya. Ia memang masih sangat mencintai Calvin. Membaca semua pesan Calvin yang nampaknya sangat putus asa membuat jantung Lerina berdetak dengan cepat. Ada rasa rindu tapi juga benci yang bermain di hatinya.
Pintu kamar mandi terbuka. Nampak Edward keluar dari kamar mandi hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan.
"Lerina, tadi Keyri datang membawakan HP untukmu. Dia juga menyampaikan bahwa rumahmu sudah ditebus dan sudah kembali menjadi milikmu" kata Edward sambil duduk di atas tempat tidur.
"Benarkah? Terima kasih, Ed. Aku senang sekali" Lerina tak dapat menahan luapan kegembiraannya.
"Aku juga sudah berpesan agar rumahmu itu direnovasi. Ada beberapa bagian yang sudah rusak. Mungkin akan memakan waktu beberapa bulan. Setelah itu kau boleh ke Jakarta untuk melihatnya"
"Aku senang sekali. Terima kasih sekali lagi, Edward. Aku janji akan melaksanakan peranku dengan baik selama menjadi istrimu."
Esward hanya mengangguk, lalu ia mengambil remote dan mematikan lampu kamar. Cowok itu langsung menarik selimut dan tidur membelakangi Lerina.
"Ed, besok sarapan apa yang harus aku siapkan?" tanya Lerina sebelum ia memejamkan matanya.
"Apa saja yang kau siapkan, aku pasti akan memakannya dengan lahap"
"Baiklah" Lerina segera memejamkan matanya. Ia ingin tidur cepat supaya bisa bangun pagi dan menyiapkan sarapan bagi Edward.
Lerina sudah bertekad untuk membalas kebaikan Edward dengan menjadi istri yang baik bagi Edward selama satu tahun ini. Dan dia juga sudah berjanji untuk melupakan Calvin dalam hidupnya.
*********
Jam 6 Lerina sudah bangun. Ia bahkan langsung mandi, ganti baju dan segera turun ke bawa.
Beberapa pelayan nampak sedang sibuk membersihkan rumah. Mereka menunduk hormat saat melihat Lerina yang sudah bangun.
Di dapur sudah ada Nana, bi Yun dan Yura.
"Selamat pagi....!" sapa Lerina
"Selamat pagi...mengapa bangun sepagi ini, nona?" sapa Nana.
"Aku harus menyiapkan sarapan suamiku, Nana. Mana celemeknya?"
Nana mengambil celemek dari dalam lemari dan memberikannya pada Lerina. Gadis itu dengan cekatan memakainya.
"Hallo kakak ipar" sapanya pada Yura.
Perempuan itu tersenyum " Kamu mau masak apa?" tanyanya lembut.
"Aku mau buat nasi goreng dan telur gulung. Bolehkah aku periksa kalau bahan-bahannya ada di kulkas?"
Yura tersenyum dan membukakan pintu kulkas untuk Lerina.
Gadis berambut panjang itu tersenyum saat melihat semua bahan yang dibutuhkannya ada.
Ia pun dengan cekatan menyiapkan semua bahan-bahannya.
Jesica tak lama kemudian muncul didapur. Ia kaget melihat Lerina ada di sana.
"Selamat pagi ibu mertua" sapa Lerina manis. Ia tertawa dalam hati melihat tatapan mata Jesica yang nampak kurang suka dengan sapaannya itu.
Yura hanya menunduk hormat dan segera membantu bi Yun menyiapkan roti.
"Kau masak apa? Tak ada yang suka dengan masakan itu. Setahu ku Edward juga tak suka makan nasi di pagi hari" ujar Jesica.
"Tenanglah ibu mertua, aku masak ini khusus suamiku. Dia akan memakan apapun yang aku masak." jawab Lerina dengan santai.
Jesica ingin bicara lagi, namun ia langsung terpana melihat sosok Edward yang menuruni tangga hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan.
Badan Edward yang sangat atletis karena rajinnya ia fitnes membuat pria itu kelihatan tampan.
Jesica tanpa sadar menelan salivanya. Ia ingat bagaimana hangatnya bersandar di dada bidang itu.
"Sayang..."Edward memeluk Lerina dari belakang membuat gadis itu yang sedang mengiris bawang terkejut.
"Ed, apa yang kau lakukan? Aku kan sedang memasak. Lagi pula di sini banyak orang" jujur Lerina memang malu sebab di dapur itu bukan hanya ada Nana, Jesica dan Yura tapi juga beberapa pasang mata para pelayan yang sungguh terpana melihat adegan mesra itu yang tak pernah mereka lihat dilakukan oleh pasangan di rumah ini.
"Biar saja. Mereka mengerti kalau kita
adalah pengantin baru"
Edward mencium leher Lerina yang memang memang terlihat indah karena rambutnya diikat.
"Ed....." Lerina cepat-cepat membalikan badannya karena ia merasa merinding dengan ciuman itu.
Namun saat mereka berhadapan, Edward justru dengan cepat mencium pipih Lerina dan membuat gadis itu langsung merona.
"Aku mau olahraga sedikit lalu mandi." pamit Edward lalu melangkah pergi. Ia menatap para pelayan yang nampak salah tingkah karena ketahuan melihat adegan itu.
"Ada apa lihat-lihat? Makanya segera menikah supaya tahu kalau menikah itu sangat menyenangkan."katanya sambil tertawa dan segera menuju ke ruang fitnes.
Wajah Jesica kelihatan merah menahan marah.
Lerina pun melanjutkan kerjanya dengan wajah masih terasa panas.
Edward turun saat sarapan sudah siap. Ia nampak keren dengan celana kain hitam dan kemeja yang digulung sampai ke lengannya.
"Wah....nasi goreng. Aku ingat saat kau membuat ini waktu aku di Indonesia" Edward langsung melahapnya dengan wajah senang.
"Enak sekali. Makasi sayang...." kata Edward sambil mengedipkan matanya ke arah Lerina.
"Apakah aku boleh mencobanya?" tanya Ryun Ong.
"Tentu saja, papa" Lerina pun mengisi piring ayah mertuanya dengan nasi goreng buatannnya.
"Apakah kau mau ibu mertua?"
"Aku tidak suka makan nasi" jawab Jesica lalu memakan rotinya.
"Aku juga mau" kata Yura.
"Kak Taeyung?"
Taeyung menggeleng.
Ryun Ong dan Yura memuji masakan Lerina.
"Kalau begitu untuk makan malam nanti, biarkan menantuku ini yang memasaknya." kata Ryun Ong.
"Wah, sayang...kau sudah mencuri hati pemilik mansion ini dengan masakanmu. Hebat..! Aku bangga padamu" puji Edward.
Lerina hanya tersenyum.
"Sayang, pagi ini aku mau ke kantor. Ada rapat pemegang saham. Mungkin aku tak pulang untuk makan siang." kata Edward begitu selesai makan.
"Ok"
Edward berdiri. Menghadiahkan ciuman dikepala Lerina yang masih duduk dikursinya.
"Kami juga berangkat" Ryun Ong berdiri diikuti Taeyung.
"Atau....kamu ikut saja ke kantor. Aku pasti akan merindukanmu" kata Edward
Lerina berdiri "Pergilah, aku mau belanja dengan Nana untuk bahan-bahan makanan sebentar malam"
Edward melingkarkan tangannya dipinggang Lerina "Jangan buat dirimu capeh ya..." lalu ia mencium dahi Lerina dan segera pergi menyusul Ryun Ong dan Taejung.
Jesica mengeram kesal. Ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah Lerina. Ia ingat sikap Edward yang romantis itu pernah juga dimilikinya.
"Sepertinya adik ipar sangat menyayangimu" kata Yura.
Lerina hanya tersenyum "Kakak ipar? Bagaimana kalau kita pergi belanja bersama?"
"Kau mau mengajakku?"
"Tentu saja"
"Baiklah" Yura nampak senang. "Aku mau ganti baju dulu" ia segera berlari ke kamarnya.
"Nana, kamu ikut juga kan?" Lerina menatap Nana yang sedang membersihkan meja.
Perempuan itu hanya tersenyum sambil mengangguk.
Lerina menatap sekilas ke arah Jesica yang nampak masih memasang wajah cemberut.
"Nana, selesai belanja kita ke Spa ya...aku ingin pijat sebentar."
"Apakah anda sakit nona?" tanya Nana khawatir.
"Nggak. Aku hanya pegal saja. Edward selalu membuat tidurku tidak nyenyak." ujar Lerina sedikit manja lalu naik ke atas untuk mengganti bajunya. Ia masih sempat mendengar geraman Jesica. Gadis itupun tertawa.
#makasih sudah baca part ini
#like dan komentarin ya kalau suka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
gia nasgia
Lerina tengil juga
2024-11-15
0
gia gigin
Lerina pandai mempermainkan emosi jesica 😂😂
2022-09-05
0
EV EkShitta
Jesika matiii kutu dapat lawan yg tangguh👍👍👍
2022-05-30
1