EDWARD KIM
Sudah seminggu ini Lerina mencari keberadaan Putri namun ia tak menemukan petunjuk apapun. Lerina tak punya foto putri karena hp nya juga tak ada.
Sopir Edward selalu mengantarkan Lerina kemana saja ia akan pergi.
"Nona sebaiknya anda makan dulu" kata Pak Cheng. Sopir pribadinya Edward.
"Makasi, paman. Rasanya aku tak bisa makan sebelum menemukan saudaraku." Lerina duduk dipinggir jalan. Keringat membasahi dahinya.
Pak Cheng menyerahkan sebotol air mineral "Minunlah dulu, nak."
"Makasi, paman." Lerina menerimanya dan langsung meneguknya sampai habis.
"Kita pulang sekarang ya? Ini sudah mau malam"
Lerina mengangguk. Ia segera masuk ke dalam mobil.
Putri, dimana kamu? Apakah kamu baik-baik saja? batin Lerina sedih.
Sesampainya di apartemen Edward, Lerina memilih untuk duduk sebentar di luar.
"Paman masuk saja. Aku mau di sini sebentar"
Pak Cheng mengangguk dan segera masuk.
Apartement Edward adalah salah satu apartemen mewah di kota Seoul.
Letaknya di lantai paling atas. Dan khusus lantai paling atas itu hanya ada satu unit yaitu apartemennya Edward.
Lerina duduk di salah satu bangku yang ada di depan pintu masuk. Perasaannya benar-benar galau. Ia terus memikirkan keberadaan Putri yang belum juga ditemukan.
Selama satu jam Lerina duduk melamun di sana sampai akhirnya ia memilih untuk masuk karena udara yang semakin dingin dan ia tidak mengenakan mantel.
Nana yang membukakan pintu tersenyum menyambutnya.
"Selamat datang nona. Kebetulan saya baru akan memanggil nona karena makan malamnya sudah tersedia. Ayo silahkan."
Saat ia masuk ke dalam, dilihatnya Edward sudah duduk di meja makan.
"Selamat malam tuan Edward" sapa Lerina lalu menarik kursi dan duduk di depan Edward.
"Sudah kukatakan panggil saja aku dengan sebutan Edward. Nana tolong sajikan makan malamnya"
Lerina mengangguk. Ia pun berusaha untuk menikmati makanannya.
Keduanya saling diam sampai berita yang ada di TV yang letaknya tak jauh dari meja makan menampilkan wawancara antata Calvin dan Kim Jien istrinya. Ternyata Kim Jien adalah seorang fotomodel yang sangat terkenal di Seoul.
Tangan Lerina bergetar melihat adegan mesra antara Calvin dan istrinya. Hati Lerina kembali terasa sakit.
Edward yang melihat ekspresi wajah Lerina yang tiba-tiba berubah langsung meminta Nana untuk mematikan TV.
Lerina tertunduk. Selera makannya menjadi hilang. Kenangan tentang perlakuan Calvin yang begitu manis padanya kembali bermain di pelupuk matanya.
"Semakin sering kau melihat kemesraan mereka, akan semakin cepat lukamu sembuh. Kau hanya harus belajar menerima kenyataan kalau laki-laki itu memang bukan untukmu" kata Edward membuat Lerina menatapnya dengan bingung.
Bagaimana pria ini tahu tentang Calvin? tanya hati Lerina bingung.
"Habiskan makananmu setelah itu kita akan mencoba mencari saudaramu lewat internet." kata Edward lalu menghabiskan minumannya dan langsung meninggalkan meja makan.
Selesai makan, Lerina hendak membersihkan meja makan tapi Nana mencegahnya.
"Jangan nona. Di sini ada 3 orang pelayan. Biarkan kami saja yang membersihkannya. Sebaiknya nona segera menemui tuan Edward di ruang kerjanya."
Lerina pun meninggalkan ruang makan dan menuju ke sebuah ruangan yang letaknya di dekat tangga. Ruangan itu tak dikunci. Nampak Edward sedang duduk di depan layar komputernya.
"Ayolah duduk di sini!" Panggil Edward sambil menunjuk sebuah kursi kosong yang ada di sampingnya.
Gadis itu pun mendekat dan duduk disamping Edward sambil menatap layar komputer yang ada di depannya.
"Apakah saudaramu memiliki akun di media sosial? Apa nama akunnya?" tanya Edward.
"Setahuku, ia jarang menggunakan facebook, instagram atau semacamnya. Tapi kita coba saja. Namanya Putri Renata"
Edward mengetik nama yang dimaksud. Muncul beberapa akun.
"Itu bukan dia." kata Lerina setiap kali Edward menunjukan foto pemilik akun dengan nama yang sama.
"Sepertinya saudaramu itu sudah menutup semua informasi tentang dirinya. Atau apakah kamu punya foto bersama yang pernah diunggah di media sosial?"
Lerina menggeleng "Aku sendiri yang menghapus semua fotoku bersama mereka. Karena semenjak papaku jatuh miskin lalu ia meninggal, kemudian mama ku pun ikut meninggal, semua keluarga menjauh dariku. Mereka bahkan tak peduli apakah aku sudah makan ataukah sudah mati kelaparan. Hanya Calvin yang memperhatikan aku namun dia juga akhirnya meninggalkan aku" kata Lerina sambil tertunduk sedih. Tanpa sadar air matanya mengalir.
Edward mengambil tisue dan menyerahkannya pada Lerina. Gadis itu menerimanya dan segera membersihkan wajahnya.
"Aku akan meminta bantuan temanku yang kerja di interpol. Namun dia baru saja pergi ke Amerika. 2 minggu lagi baru akan kembali."
Lerina menarik napas panjang. "Itu terlalu lama. Lagi pula ijin tinggalku di Korea akan berakhir 3 hari lagi. Aku harus pulang ke Indonesia. Namun aku takut bibiku pasti akan marah besar jika melihat Putri tak bersamaku"
"Menikalah denganku"
Lerina menatap pria disampingnya dengan wajah penuh tanda tanya.
"Apakah maksud anda, tuan Edward?"
"Menikalah denganku" Edward mengulangi perkataannya.
"Tapi....."
"Jika kita menikah, kau akan punya banyak waktu untuk bisa mencari saudaramu."
"Bagaimana kita akan menikah jika kita tak saling mencintai? "
Edward tersenyum "Dalam ikatan pernikahan kita, cinta sama sekali tak dibutuhkan. Yang aku inginkan hanyalah status pernikahan kita."
"Maksudnya?"
Edward menarik napas panjang "Begini, satu bulan lagi usiaku akan genap 28 tahun. Aku akan mendapatkan hak penuh atas saham di perusahaan papaku. Namun dengan syarat kalau aku sudah harus menikah. Itu wasiat yang ditinggalkan ibuku. Sebenarnya aku tak menginginkan warisan itu. Karena bagiku dengan pekerjaan yang aku miliki sekarang, aku sudah mendapatkan penghasilan yang cukup. Tapi karena ini adalah wasiat ibuku makanya aku harus melaksanakannya."
"Mengapa harus aku? Apakah tuan tak memiliki pacar?"
Edward hanya tersenyum." Aku tak bisa percaya dengan mereka"
"Dan tuan percaya padaku?"
"Tidak juga. Namun aku tahu kamu pasti akan menjaga rahasia kita. Jika kamu menikah denganku, maka aku akan mengembalikan rumahmu yang telah disita oleh bank dan kamu dapat bekerja di salah satu perusahaan yang menjadi mitra keluargaku di Jakarta."
Lerina diam sejenak. Membayangkan rumah keluarganya yang menjadi tempatnya bermain dan menerima hangatnya kasih sayang mama papanya. Ia memang tak rela kalau rumah itu sampai dimiliki orang lain.
"Bagaimana? Kau hanya akan menikah denganku selama 1 tahun. Setelah itu kita akan cerai."
"Aku.....aku pikir-pikir dulu. Selamat malam tuan" Lerina meninggalkan Edward sendiri.
Ia masuk ke dalam kamarnya dan duduk di atas ranjang. Menikah? Walaupun ini hanya pernikahan sementara tapi aku tak ingin main-main dalam hal pernikahan. Namun jika aku kembali ke Jakarta tanpa Putri, bibiku pasti marah besar. Dan rumahku pasti akan dilelang oleh Bank. Ya Tuhan...bagaimana ini? Haruskah aku menerima tawarannya? Tapi jika menikah kan berarti aku harus tidur dengannya?
Lerina sibuk dengan pikirannya sendiri sampai akhirnya ia kembali ke ruangan Edward. Cowok itu masih asyik dengan komputernya.
"Maaf mengganggu"
Edward menatap Lerina " ada apa?"
"Jika kita menikah, apakah harus tidur satu kamar dan kita.....akan me...melakukan yang....." Lerina kehilangan kata-kata. Ia merasa wajahnya panas.
Edward mengangguk "Kita memang harus tidur satu kamar supaya papaku tahu bahwa kita sudah menikah. Namun kita tidak akan melakukan hubungan layaknya suami istri jika kamu tak menginginkannya"
"Apa maksudmu?"
"Aku tak mau munafik. Aku ini laki-laki dewasa yang tak akan membiarkan seorang gadis tidur disampingku tanpa melakukan apapun. Namun aku juga bukan laki-laki yang suka memaksa. Jadi jika kamu tidak menginginkannya, maka aku tidak akan menidurimu"
Lerina menarik napas panjang. "Baiklah. Aku terima tawaranmu. Kapan kita akan menikah"
"2 hari lagi"
"Apa?"
"Apakah kamu akan menungguh dideportasi baru akan menikah denganku?"
Lerina mengangguk. Ia lalu meninggalkan Edward sendiri.
Edward mengambil hp nya dan segera menelepon Keyri.
"Hallo bos"
"Siapkan pernikahannya"
"Apa? Kamu serius akan menikahinya?" Keyri berteriak keras dari seberang sana.
"Keyri...aku bisa tuli"
"Maaf bos. Tapi apakah tidak ada gadis lain? Maksudku, gadis Indonesia itu bukan tipemu kan?"
"Pernikahan ini kan hanya sementara saja."
"Bos..bagaimana kalau kau jatuh cinta padanya?"
"Kamu kan tahu kalau dia bukan tipe gadis yang kuinginkan. Jadi bagaimana bisa aku jatuh cinta padanya?"
"Baiklah bos. Akan kusiapkan."
"Ingat ya....jangan sampai wartawan tahu. Cukup keluarga inti saja yang tahu pernikahanku."
"Baik bos"
Edward menutup percakapannya dengan Keyri. Lalu ia menatap foto mamanya yang ada di meja kerjanya.
"I miss you, mom" ucapnya lalu mendekap foto itu didadanya.
#makasi sudah baca part ini
#like dan kementarnya ya....
LERINA AVIGAIL.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
gia nasgia
pas banget satunya mata Bello dan yg satu matanya sipit 😍
2024-11-09
0
Desty Loey
visualnya keren2...bukan artis tenar kyx biasanya 👍👍👍
2022-12-18
0
Arin
beneran ya bukan tipe'nya kmu,sy catet nich di otak🤣
2022-12-13
0