Sudah seminggu Lerina berperan menjadi istri yang baik bagi Edward. Setiap pagi ia menyiapkan sarapan yang berbeda bagi Edward dan tentu saja Edward selalu pamer kemesraan dihadapan semua orang.
Seperti pagi ini, Edward yang baru selesai mandi segera menuruni tangga dengan agak tergesa. ia ada janji untuk wawancara di acara radio.
"Sayang, mengapa tidak membangunkan aku?" tanya Edward sambil memeluk Lerina yang sedang menyiapkan sarapannya.
"Maaf. Aku keasyikan masak" kata Lerina tenang. Ia memang selalu merasa canggung saat Edward memeluknya apalagi disaksikan oleh tatapan mata beberapa pelayan. Pagi ini ruang makan memang sudah agak sepi. Namun Jesica masih ada di sana. Ia memang sengaja menunggu Edward turun.
"Suapin aku ya...." rengek Edward.
"Ed..." wajah Lerina jadi merah.
"Pokoknya kalau kamu tak suapin aku, aku nggak akan makan sehari ini" Edward pura-pura merajuk.
"Baiklah sayang" Lerina menarik kursi yang ada disamping Edward lalu ia mulai menyuapi Edward.
Jesica segera meninggalkan ruang makan. Hatinya sangat sakit melihat kemesraan itu.
"Ed, makan sendiri ya...Jesica sudah pergi" kata Lerina sedikit berbisik.
Edward menggeleng "Nggak. Aku mau kamu suapin sampai habis"
"Ih...manja..."
"Manja sama istri kan tidak apa-apa"
Deg!
Kata-kata Edward membuat jantung Lerina berdetak cepat. Namun ia buru-buru menepisnya.
Makanan Edward habis. Bahkan untuk minum pun ia minta Lerina yang melakukannya.
"Aku ada wawancara di sebuah siaran radio. Setwlah itu, kita makan siang bareng ya...nanti aku minta pak Cheng untuk menjemput kamu" Edward berdiri, merapihkan kemejanya sebentar.
"Apakah aku terlihat tampan?"
"Sangat tampan"
"Terima kasih sayang" Edward memeluk Lerina kemudian berbisik di telinga gadis itu. "Jesica sedang mengintip kita, jadi teruslah bersikap mesra" lalu ia mencium dahi Lerina.
"Aku pergi dulu ya sayang..."
"Hati-hatilah..."
Edward yang sudah melangkah menoleh lagi "Aku akan merindukanmu" lalu ia berbalik dan melangkah lagi.
Lerina segera membereskan alat makan yang digunakan Edward. Setelah itu ia berjalan ke luar. Ia ingin mencari angin segar.
Saat ia melewati Labirin yang ada di samping rumah, dia melihat Yura sedang duduk di sana sambil menangis.
"Kakak...ipar..." panggil Lerina.
Yura kaget melihat Lerina sudah ada di depannya. Ia buru-buru menghapus air matanya.
"Ada apa?" Yura memaksakan sebuah senyum
"Boleh aku duduk di sini?" tanya Lerina sambil menunjuk bangku di sebalah Yura yang kosong.
Yura mengangguk.
"Kau sedang sedih. Ada apa?" tanya Lerina.
Yura tak dapat menahan air matanya "Aku...aku.....ah, entahlah aku akan mulai dari mana untuk menceritakannya."
Lerina menyentuh tangan Yura "Tidak apa-apa jika kamu tak ingin menceritakannya"
Yura menarik napas panjang beberapa kali seolah ingin mengeluarkan sesak yang ada dihatinya.
"Aku hamil...."
"Bukankah ini berita yang gembira? Kenapa kamu harus bersedih?"
"Taeyung tak menginginkan anak ini. Dia meminta aku untuk mengugurkannya"
"Apa? Bukankah kalian sudah menikah selama 4 tahun? Seharusnya ini menjadi berita yang menyenangkan bukan?"
Yura menggeleng, air matanya semakin banyak membasahi pipihnya.
"Taeyung tidak mencintaiku. Sejak awal kami menikah, dia sudah mengatakan itu. Dia akan menceraikan aku setelah menjadi presiden direktur dan akan menikahi pacarnya Park Nula. Selama ini mereka sering ketemu. Taejung bahkan membelikan sebuah apartemen baginya."
"Siapa Park Nula?"
"Gadis yang menjadi sekretarisnya di kantornya."
"Taeyung sungguh brengsek...!" umpat Lerina kesal.
"Masalahnya, aku mencintai pria itu. Bodohnya aku. Padahal sejak awal dia sudah mengatakan tentang pacarnya itu. Saat mereka bertengkar, Taeyung akan mabuk, dan dia akan memaksa diriku untuk melayaninya. Dan aku tetap melayaninya walaupun selalu yang ia panggil adalah nama perempuam itu. Aku memang perempuam kampungan yang bodoh"
"Jangan menghina dirimu sendiri. Itu kau lakukan karena kau mencintainya. Dan cinta tak pernah salah."
"Aku harus bagaimana, Lerina? Aku tak mau menggugurkan kandungan ini. Namun aku juga takut pada Taeyung. Tadi pagi saja, saat aku mengatakan kehamilanku, dia mendorongku dengan keras, mencaci maki aku dengan mengatakan kalau aku sengaja ingin menjebaknya dengan kehamilan ini. Dia bahkan melempari uang yang sangat banyak ke mukaku dan meminta aku untuk mencari dokter untuk menggugurkannya." Wajah Yura kelihatan sangat takut.
"Bicaralah pada tuan Ryun Ong"
"Taeyung sudah mengancamku kalau aku sampai mengadu pada papa, maka dia tak segan-segan akan mengusirku dari hidupnya dan menghentikan bantuannya pada adikku yang sementara kuliah di Amerika."
"Ih.....laki-laki kejam. Kakak ipar berapa usia kandunganmu?"
"Sepertinya baru 5 atau 6 minggu."
"Sabarlah dulu. Aku akan mencari cara agar kau tidak harus mengugurkan kandunganmu"
"Terima kasih, Lerina" Yura memeluk Lerina. Ia senang karena seperti mendapatkan seorang saudara.
"Ayo kita ke dalam. Aku mau mendengar wawancara Edward" ajak Lerina.
"Kau beruntung menikahi Edward. Dia kelihatannya sangat menyayangimu"
Lerina hanya tersenyum. Ah, Yura, andaikan kau tahu.
Di ruang makan, Nana sudah meletakan sebuah hp yang dihubungkan dengan speaker audio agar suaranya menjadi lebih kuat.
"Hallo....semua ketemu lagi di Star radio bersama saya di sini Chung Sean. Seperti permintaan kalian bahwa aku harus menghadirkan si ganteng pemain piano ini, maka pagi ini sudah bersama kita Edward Kim. Apa kabarmu, Edward"
"Sangat baik"
"Ada desas desus yang mengatakan kalau kamu sudah menikah.Apakah itu benar?"
"Ah.......bagaimana ya? Aku sebenarnya tidak suka menceritakan kehidupan pribadiku. Namun karena aku sedang bahagia sekarang jadi aku akan mengakuinya bahwa gosip itu benar. Aku sudah menikah"
"Waw.......banyak yang sedang patah hati nih...."
"Maaf ya para fansku tapi gadis ini sungguh membuatku jatuh cinta. Aku bahkan sangat tergila-gila padanya. Jadi aku harus memilikinya sebelum dia disambar oleh orang lain"
"Ha....ha....kau sungguh lucu, Ed. Kapan kau akan memperkenalkan dia pada orang banyak"
"Kalau dia sendiri yang mau. Istriku itu sangat sederhana, ia tak suka ada sorotan kamera dalam kehidupan kami."
"Pianis kita ini sepertinya sangat menyayangi istrinya ini sehingga tak mau ada orang lain yang menganggunya"
Para pelayan yang ikut mendengar wawancara itu menatap Lerina dengan tatapan menggoda.
"Dia sangat beruntung mendapatkan tuan Edward"
"Tuan Edward sangat menyayangi nyonya Lerina"
Dan beberapa bisik-bisik lain yang membuat telinga Lerina menjadi merah.
Ah, andai kalian semua tahu.
Nana yang sudah tahu rahasia pernikahan itu pun ikut tersenyum. Sebagai pengasuhnya, ia cukup mengenal bagaimana Edward dan kehidupannya. Aku berharap mereka berdua saling jatuh cinta, guman hati Nana.
Jesica yang ikut mendengarkan wawancara itu di kamarnya menjadi sangat kesal.
"Gadis sialan...! Aku harus mencari tahu siapa dirimu" guman Jesica sambil mengepalkan tangannya. Ia langsung menelepon seseorang.
"Cari tahu tentang gadis ini" ucapnya lalu mengirim foto Lerina
***********
Sementara itu di sebuah apartemen tempat Calvin dan Jien tinggal, nampak Jien sedang mendengarkan juga wawancara sepupunya itu.
"Ada apa kau senyum-senyum?" tanya Calvin sambil duduk di samping istrinya.
"Ada wawancara Edward di radio. Dia akhirnya mengakui bahwa dia sudah menikah"
"Oh ya? Kamu kan hadir di sana. Bagaimana pestanya?"
"Hanya pesta sederhana. Namun aku suka dengan gadis yang menjadi istri Edward"
"Apakah dia cantik?"
"Ya. Walaupun dia tak seperti pacar-pacar Ed yang lain. Gadis ini kelihatan agak kurus. Kulitnya kuning langsat, rambutnya hitam. Aku suka dengan matanya yang besar seperti orang India. Mata hitamnya sangat cantik menurutku. Oh ya, dia punya lesung pipit di sebelah kiri."
Calvin diam. Mengapa ia justru membayangkan wajah Lerina ya? Ah, sayang, kau ada dimana? batin Calvin sedih.
"Sayang, gadis itu orang Indonesia. Dia juga berasal dari Jakarta sepertimu"
"Oh ya? Siapa namanya?"
"Siapa ya....aku lupa. Soalnya Ed hanya selalu memanggilnya dengan sebutan sayang"
"Mengapa kau tak mengundang Ed untuk makan siang bersama istrinya. Kebetulan hari ini aku tidak ke kantor kan?"
Jien mengangguk. Ia.segera menghubungi Edward. Karena cowok itu tak mengangkatnya, ia pun menghubungi Keyri.
"Nanti Keyri yang akan sampaikan. Aku yakin Ed takan menolak ajakanku" kata Jien.
Calvin tersenyum senang. Entah mengapa ia sangat penasaran dengan istrinya Edward Kim.
HAI GUYS....
BACA NOVEL AKU YANG LAIN YA :
- I HATE YOU BULE
- MY BEST PHOTO
karena semua novelku saling ada kaitannya diantara tokoh-tokohnya.
Makasih semuanya....
#terima kasih sudah membaca bagian ini.
#Jangan lupa like dan komentarnya ya guys
😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
gia nasgia
persiapkan diri mu Calvin 😂
2024-11-16
0
Rustan Sarny Apul Sinaga
smp jumpa calvin.... he he
2023-01-18
0
Pratiwi Ratih
thor....ini kisah hilangnya si Putri gimana ya....kok ga dijelasin kemana itu sepupunya Lerina....🤔🤔
2022-12-10
0