Azura

"Jadi ini alasan mengapa kalian tidak pernah terlihat lagi di rumah itu. Kalian hebat bisa mengelabui saya." Di sinilah Radewa berada, di tepi jalan, lima meter sebelum masuk ke dalam kawasan perumahan elite dengan akses keamaan yang tinggi.

Tiga tahun lamanya Radewa menunggu di rumah lama milik keluarga Baron sebelumnya. Aktifitas di sana masih normal, masih ada satpam penjaga bahkan tukang kebun yang setiap pagi menyiram tanaman. Aktifitas para pekerjalah yang membuat dia menyimpulkan jika nantinya Amanda akan kembali ke sana. Namun kini dia sudah tahu, ke mana harusnya dia pergi.

"San, tolong kamu cari tahu siapa yang baru membeli rumah di perumahan ini. Temukan unit yang ditempati istri saya dan kabari secepatnya. Jika ada yang kosong, beli secepatnya berapapun harganya." Perintah yang mendapat jawaban tanpa bantahan. Radewa menghubungi Sandi, asistennya setelah dia mengirimkan foto tugu dan gerbang selamat datang dari perumahan yang ditempai Amanda.

Radewa tidak akan gegabah untuk memaksa masuk ke sana. Tidak akan membuyarkan rencana kembalinya Amanda yang jelas membutuhkan waktu panjang untuk memutuskannya.

Lega sedikit terasa, Radewa tersenyum setidaknya dia bisa melihat Amandanya sehat. Dia masih seperti dulu, masih sama cantiknya. Tentang rasanya, dia akan mengaturnya pelan-pelan, mengenai penasaran, dia akan menyelediki secepatnya. Radewa akan berkaca dari yang lalu-lalu, yang terpaksa dan buru-buru akan memberikan hasil yang buruk pada akhirnya.

Radewa memutuskan untuk pulang sebelum keberadaannya membuat curiga. Melajukan mobilnya dengan lebih santai, dengan wajah tenang.

***

"Bagaimana dengan rumahnya?" tanya Baron.

"Suka, interiornya sesuai dengan apa yang Amanda mau. Kamar Azura juga bagus, dia senang sekali sampai melompat-lompat di atas ranjang. Makasih ya, Pah."

Baron mengangguk, mengusap kepala Amanda. "Justin yang ikut membantu mengawasi pengerjaannya. Kamu juga harus berterima kasih pada dia. Bukannya dia mengajakmu makan malam, terimalah, nanti biar Azura Papa dan Mama yang menjaganya."

Santika yang berada di sana juga mengangguk. "Benar, Sayang. Mama bukan mau memaksa atau mengatur kamu, tapi Justin sudah membuktikan keseriusannya dengan beberapa kali menyusul kita di Canada. Sekali-kali terima ajakannya tanpa membawa Azura, dia pasti sebenarnya juga menginginkannya."

"Kamu kan dulu bilang sempat menyukainya, kenapa tidak meresmikan hubungan kalian saja. Apa ada sesuatu tentang Justin yang tidak Papa ketahui?"

Amanda tegas menggeleng. "Justin tidak berubah dan semoga saja tidak ada yang dia sembunyikan. Memang Manda saja yang sengaja menahan diri untuk tidak membiarkan perasaan yang dulu berkembang. Semenjak Azura lahir, yang Manda pikirkan hanya anak Manda. Jadi Amanda sebenarnya tidak tahu apa yang Manda rasakan sekarang. Tapi yang jelas, Manda nyaman bersama Justin, itu saja."

"Jangan sia-siakan yang sudah terlihat pengorbanannya. Papa dukung apapun keputusan kamu, tapi boleh Papa minta, buka hatimu kembali, jangan ditahan lagi. Azura juga sudah sangat dekat dan menganggap Justin adalah orang tuanya. Dia pasti akan senang sekali jika Justin nantinya tinggal di rumah ini juga."

"Entah apa hubungan kalian sebenarnya, Mama memang tidak berani bertanya. Tapi dari bagaimana kamu yang selalu bertukar pesan dengan dia setiap saat, melakukan panggilan setiap malam, bergandengan tangan saat pergi bersama, Mama pikir kalian jelas saling mencintai. Cobalah, tidak perlu takut."

Manda hanya tersenyum menanggapinya. Entah memang disebut apa hubungannya dengan Justin, tapi mereka sama-sama merasakan nyaman.

Justin sudah pernah mempertanyakan status mereka dan Amanda menjawab untuk jalani saja apa yang ada. Dan mereka benar menjalaninya dengan baik.

Manda pun berpamitan untuk menuju lantai dua, putrinya Azura berada di atas, sedang bermain bersama Justin, tidak mau dia meninggalkannya berlama-lama.

Terdengar tawa kencang bahkan saat Manda masih berada di tangga. Dia ikut bahagia mendengar kebahagiaan putrinya yang akhirnya bisa berada di Indonesia dan menetap di sini selamanya. Sudah cukup pelariannya selama tiga tahun, Amanda pun merasa begitu merindukan negara kelahirannya ini.

Sejak kepergian tiga tahun lalu, Amanda memang tidak pernah sekalipun kembali. Hanya orang tuanya saja dan bahkan bisa terhitung dengan jari.

Kamar Azura berada di sebelah kamarnya sendiri, bahkan dari ujung tangga dia bisa melihat kamar itu. Manda bisa melihat betapa lebar senyum putrinya yang bermain dengan Justin.

Sekelebat ingatan Amanda tertuju pada sosok lelaki yang tiga tahun lalu menyakitinya. Membayangkan jika posisi Justin sekarang dilakukan oleh Radewa.

"Kenapa aku harus memikirkannya, dia tidak pantas mendapatkan kebahagiaan ini. Justin lah yang pantas, dia yang terbaik Manda. Buka hatimu untuk dia." Manda segera menggeleng kencang, tidak akan dia biarkan nama Radewa menguasai pikirannya. Akan sia-sia usahanya bertahun-tahun mengabaikan lelaki itu.

Amanda kembali melangkah, masuk ke dalam kamar bernuansa merah muda yang penuh keceriaan itu.

"Mama...." Azura berlari ke arahnya, meminta di gendong setelah puas diputar-putar oleh Justin.

"Sampai berkeringat gini. Semangat sekali kayanya."

"Harus dong, Mama. Di sini aku senang sekali, kamarku bagus, warnanya pink. Ada hello kittynya besar sekali. Dan mama tau aku juga sangat senang sekali karena apa?"

"Karena apa?"

"Mama tebak dulu dong."

"Hmmm apa ya. Mama tidak tahu sayang. Katakan saja ya, kamu kan lebih pintar dari Mama."

"Aku sangat senang sekali, karena Aku bisa ketemu Papa Justin kapanpun aku mau. Aku bisa bermain dengan Papa sering-sering."

"Azura, tidak boleh sembarangan memanggil Paman Justin Papa, Sayang. Kan, Mama sudah bilang."

"Tapi aku mau, Mama. Aku juga mau memanggil Papa. Di Canada tidak ada yang bisa aku panggil Papa."

"Nggak papa, Manda. Saya juga tidak keberatan."

"Tuh kan... Mama jangan larang-larang lagi ya."

Amanda tak berkutik lagi. Memang sudah lama Azura menginginkan seseorang untuk dipanggilnya Papa. Awalnya Baron menawarkan diri, tapi Manda menolaknya dengan tegas. Azura harus membiasakan dirinya memanggil siapapun sesuai posisinya.

"Kamu bau. Sana mandi sama, Sus. Nanti setelah mandi kita makan." Azura memang dibawakan pengasuh khusus dari Indonesia sejak kecil.

"Kata Papa boleh makan di luar, Ma. Zura mau jalan-jalan."

"Besok ya, Sayang. Kita kan baru sampai, semua orang cape sekali. Kamu juga pasti cape, nanti malah sakit kalau dipaksakan."

"Nurut, ya, Zura..." Justin ikut membujuk.

"Oke deh. Sekarang Zura mandi dulu. Bye Mama, Bye Papa!!"

Azura yang diturunkan berlari menuju Susternya yang telah menunggu.

"Maafin Zura yang banyak maunya, ya. Aku jadi merasa nggak enak sama kamu," kata Amanda pada Justin.

"Nggak perlu sungkan. Justru aku senang jika kamu dan Azura membutuhkanku."

Malu-malu, Manda memegangi ujung jari Justin. "Kamu masih menunggu jawabannya atau tidak?"

"Jawaban untuk pertanyaan yang mana?"

"Yang di taman waktu itu saat Azura baru pertama kali dibawa keluar untuk melihat daun maple berguguran."

"saya tidak akan memaksakannya. Tanpa perlu jawaban pun saya merasa menjadi milik kamu."

"Tapi aku mau memberikan jawaban itu. Aku mungkin masih merasa takut, tapi aku mau, Justin. Aku mau jadi kekasihmu. Tolong jangan kecewakan aku dan Zura."

"Ini benar, saya tidak salah dengar, kan?" Manda mengangguk.

Spontan Justin memeluk Amanda yang juga membalas pelukannya. "Saya senang sekali, terima kasih, Manda. Saya janji, saya tidak akan mengecewakan kalian."

Manda berdoa semoga keputusannya tepat. Dia memang ragu dan takut saat di Canada karena dia dan Justin berjauhan. Namun sekarang dia di sini, tidak perlu lagi ada yang ditakuti. Justin memang pantas mendapat pengakuan dengan segala usahanya selama ini.

***

Tbc

Dukung author biar makin semangat dengan like, komen, dan follow ya.

Jangan lupa juga tinggalkan penilaian pada cerita ini❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!