"Hallo." jawab seseorang di seberang sana, saat panggilan telefon mulai terhubung.
"Hallo Assalamu'alaikum Kak Dimas. Bagaimana kabarnya?" tanya Ella.
"Waalaikumsalam El, aku baik, kamu sendiri bagaimana?" jawab Dimas balik bertanya.
"Alhamdulillah, aku juga baik Kak. Kak Dimas lagi apa?"
"Ini aku lagi di kantor, kenapa El?"
"Tidak apa-apa Kak. Mmmm, aku sudah pikirkan baik-baik Kak.
Aku akan kuliah di sini saja.
Biar tidak jauh dari Ibu, dan aku juga masih bisa privat sama Albert." kata Ella.
"Oh begitu. Iya El tidak apa-apa.
Aku percaya itu pilihan kamu yang terbaik. Tapi kamu pilih kuliah di sana bukan karena Albert kan?" tanya Dimas.
"Bukan kak. Itu dari hati aku sendiri." jawab Ella.
"Oh ya sudah kalau begitu. Jangan karena Albert, kamu jadi mengorbankan kesempatan untuk masa depan kamu sendiri." ucap Dimas.
"Iya Kak, ini murni pilihan aku kok.
Aku merasa London terlalu jauh buat aku." kata Ella.
"Iya aku mengerti El. Tapi andai saja nanti kamu berubah pikiran, atau butuh bantuan, telfon aku ya, jangan sungkan."
"Iya Kak, terima kasih ya."
"Iya, hati-hati di sana, semangat terus belajarnya."
"Baik Kak, Kak Dimas juga hati-hati ya."
"Heem."
"Ya sudah aku tutup ya, Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam."
Ella menutup panggilan telfonnya.
Dia tersenyum-senyum sendiri, hatinya benar-benar bahagia saat ini.
"Gue harap ini pilihan yang terbaik, gue akan tetap di sini Ndra. Lo jangan kecewain gue ya." kata Ella sambil memandang pigura foto yang berada di atas meja.
Foto dirinya, dan Andra yang sedang duduk bersama di atas motor.
Satu tangan Andra merangkul bahu Ella, dan wajah mereka saling berdekatan. Dengan berbalut seragam putih abu-abu, mereka tampak tersenyum bahagia.
Ella ingat, foto itu diambil saat hari pertama mereka resmi menjadi siswa di SMA Harapan, saat Andra masih menyukai motor.
***
Pada suatu malam dihari Sabtu. Satu minggu sebelum Ujian Nasional.
Andra dan Ella sedang duduk bersama disalah satu cafe dipinggir pantai. Menikmati sepiring roti bakar dengan selai coklat, dan secangkir white coffe serta segelas matcha latte. Hari ini Andra memang mengajak Ella jalan-jalan.
Malam minggu adalah hari libur Ella, dimana malam-malam lainnya dia harus privat dengan Albert.
Sebelum mereka berjuang menempuh ujian, Andra ingin bersantai sejenak bersama Ella. Dan berakhirlah mereka disini.
"Kalau malam bagus banget ya Ndra." ucap Ella membuka pembicaraan.
Memang bukan pertama kalinya, Ella datang ke pantai ini. Tapi biasanya dia datang disiang hari, dan baru kali ini dia datang dimalam hari. Maklum Ella bukanlah gadis yang sering berkeliaran. Apalagi dimalam hari, selain privat dengan Albert dia lebih suka di rumah, menyibukkan dirinya dengan buku-buku tebal.
"Iya, lo suka?" tanya Andra.
"Banget." jawab Ella sambil tersenyum. Lalu ia kembali menggigit roti bakar di tangannya.
Dan menyesap segelas matcha latte yang hampir tandas.
Romantisss.
Satu kata yang menurut Ella sangat pas untuk menggambarkan suasana di sini. Semilir angin malam yang membelai lembut. Berpadu dengan suara deburan ombak yang terdengar merdu. Ditambah kelap kelip lampu dari cafe-cafe yang berjajar rapi di sepanjang pantai.
Dan bersama dengan Andra, yang sikapnya sekarang begitu manis, semanis matcha latte kesukaannya.
Akhir-akhir ini hubungan mereka memang jauh lebih dekat.
"Habisin El, terus kita kesana." kata Andra sambil menunjuk keluar.
"Ngapain?" tanya Ella.
"Sudah ikut saja." jawab Andra.
Ella mengangguk. Lalu ia meyesap habis matcha latte yang tinggal sedikit. Sementara Andra, ia menuju kasir, dan meyerahkan beberapa lembar uang.
Andra menghampiri Ella, dan menggandeng tangannya. Mengajaknya berjalan pelan hingga ke bibir pantai. Lalu Andra duduk di atas pasir putih. Menyelonjorkan kakinya, dan membiarkan ombak sesekali membasahinya.
Dan Ella duduk di sebelah Andra. Ia ikut menikmati indahnya alam yang benar-benar menakjubkan.
Pantai di sini sangat indah. Termasuk tempat pariwisata yang banyak diminati. Lautnya sedikit menjorok ke daratan. Dengan beberapa batu karang yang banyak dijumpai di pinggir pantai. Ombaknya tidak terlalu besar, sehingga aman untuk bermain-main di dekat laut.
"Lihat di sana deh, keren kan?" ucap Andra sedikit mendongak, dan tangannya menunjuk ke arah laut lepas.
Ella mengikuti arahan Andra.
Dia sedikit mendongak, dan kemudian dia mendecak kagum.
Tampak di sana bulan purnama yang menggantung indah di ufuk timur.
Warna jingganya begitu cerah. Menyemburatkan cahaya remang-remang. Bayangannya jatuh di lautan lepas. Bergerak-gerak karena sang ombak. Dan banyak bintang-bintang yang berkedip di sekitarnya.
Indah.
Memang sangat indah.
Ella menganggap sang langit seolah sedang melukiskan perasaannya.
Perasaan yang saat ini benar benar-benar bahagia.
"Keren banget ya Ndra." jawab Ella setelah dia puas mengagumi ciptaan Sang Kuasa.
"Kalau sudah selesai ujian, kita kesini lagi ya El." kata Andra.
"Boleh." jawab Ella.
"Tapi sebentar lagi lo pergi." kata Andra sambil menoleh menatap Ella.
Wajah mereka saling berdekatan, membuat jantung Ella berdetak tak beraturan. Andra belum tahu jika Ella menolak tawaran Dimas.
"Gue cuma ke London Ndra, gue bakalan pulang." jawab Ella.
Dia menunduk, dan menyembunyikan senyumnya.
Pipinya mulai memanas, dia tidak ingin jika Andra melihat dirinya yang sedang merona.
"Sorry Ndra gue gak bilang sekarang.
Dua minggu lagi lo ulang tahun, saat itu gue akan kasih tau lo, kalau gue gak jadi ke London. Biar jadi kejutan.
Gue penasaran ekspresi lo kayak gimana ya setelah tahu gue gak jadi pergi." batin Ella.
"El, berkhayal yuk." kata Andra.
"Hah." jawab Ella.
"Kalau seandainya Tuhan mengabulkan satu permintaan.
Lo ingin pergi kamana?" tanya Andra.
"Mmmm kemana ya, Perancis mungkin." jawab Ella.
"Kok Perancis sih, kenapa bukan London?" jawab Andra dengan spontan.
"Ke London itu berencana Ndra bukan berkhayal, lagian di sana juga kuliah, kerja, bukan liburan.
Lo sendiri yang bilang berkhayal, jadi yang happy happy dong.
Gue ingin ke Perancis lihat menara Eiffel. Di gambar-gambar bagus, pasti kalau melihat secara langsung keren banget, memang lo gak pengen?" tanya Ella.
"Enggak." jawab Andra dengan singkat.
"Kenapa?"
"Gue lebih suka di sini saja."
"Kok begitu?"
"Karena di sini ada orang-orang yang gue sayang. Ada Mama, ada Om Adit, ada lo, dan ada teman-teman lainnya.
Percuma gue pergi jauh-jauh ke negeri orang, sebagus apapun tempat di sana, tapi kalau gue sendirian pasti rasanya sepi, dan gak enak banget. Untuk itu gue lebih suka di sini saja." Jawab Andra.
"Ckkk, ya gak begitu Ndra.
Tadi katanya berkhayal, ya bayangin saja kesananya rombongan ramai-ramai.
Kalau berhayal itu sekalian, jangan setengah-setengah gak seru." kata Ella merajuk, bibirnya terlihat manyun.
"Iiihhh ngambek dia." kata Andra sambil tertawa, dan mencubit pipi Ella.
"Justru berkhayal itu jangan muluk-muluk, kalau gak kesampaian rasanya sakit. Jadi yang pasti-pasti saja." sambung Andra.
"Tau ahh." jawab Ella dengan kesal.
"Jangan ngambek dong." kata Andra sambil merangkul bahu Ella.
"Habisnya lo reseh."
"Sorry."
"Oh ya Ndra, lo bilang di sini ada orang-orang yang lo sayang, seperti Tante Mirna, Om Adit, dan gue.
Memang lo sayang sama gue?" tanya Ella sambil tersenyum seolah sedang bercanda menggoda Andra.
Andra diam sejenak.
Dia merapatkan rangkulannya, dan menatap wajah Ella lekat-lekat.
Jantung Ella semakin berdebar keras.
"Apa lo mau nembak gue Ndra.
Tembak aja buruan, pasti gue terima kok." batin Ella .
"Lo sahabat terbaik gue, gue pasti selalu sayang sama lo." ucap Andra sambil tersenyum.
Lalu dia melepaskan rangkulannya, dan mengusap puncak kepala Ella dengan lembut.
"Ck, kok gitu sih Ndra.
Padahal tadi gue sudah mengira kalau lo akan nembak gue.
Bahagia sih dengar kata sayang dari lo, tapi kata sahabatnya itu lho, selalu saja lo bawa-bawa.
Gue kan pengennya lebih dari sahabat Ndra, lo gak peka banget deh." gerutu Ella dalam hatinya.
Lalu Ella terdiam.
Andra juga terdiam.
Hening.
Beberapa saat masih hening.
Masing-masing terhanyut menikmati dinginnya air laut yang membasahi kaki mereka.
"Ndra." panggil Ella kemudian.
"Hemm." Gumam Andra sambil menoleh.
"Lo ada rencana nyari bokap lo gak?" tanya Ella dengan hati-hati.
bersambung......
Masih ditunggu vote like dan favoritnya.
Juga saran dan dukungannya.
Terima kasih untuk semua yang sudah hadir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
nonim
l
2021-06-26
0
🍃🥀Fatymah🥀🍃
Kayanya obrolan di telpon enaknya dibedain tulisannya 🤔🤔🤔
2020-09-20
0