Ella dan Nadhira sedang duduk berhadapan disalah satu meja, di kantin sekolah.
Mereka menikmati kentang goreng dengan saus pedas. Sambil sesekali meneguk jus alpukat yang tinggal setengah.
"Gue pusing banget dengan pelajaran tadi, sulitnya level atas, gurunya killer banget, ampun deh gue." ucap Nadhira dengan mulut yang penuh.
"Kebiasaan lo Nad, telan dulu baru ngomong. Gak anggun banget jadi cewek." cibir Ella.
"Meskipun begini gue sudah laku, dari pada situ jomblo sejati." jawab Nadhira sambil tertawa.
"Gue bukannya gak laku ya, banyak kok yang naksir, sampai bingung gue mau pilih yang mana." balas Ella tak mau kalah.
"Iya percaya kok gue, tuh buktinya." ucap Nadhira sambil dagunya menunjuk ke samping Ella, dengan senyuman yang terkesan mencurigakan.
Reflek Ella langsung menoleh ke kanan, ketempat yang ditunjuk oleh Nadhira. Di sana tampak berdiri cowok tinggi agak gemuk, kulitnya putih, hidungnya mancung dengan rambut yang dipotong cepak. Bukan gambaran yang jelek, hanya saja IQ nya sedikit renda, jadi kesannya seperti bodoh.
Nathan nama cowok itu, dia anak kelas XII IPA ( kalau Ella dan teman-temannya anak XII IPS)
Dari sejak kelas XI ia mencintai Ella, namun sampai sekarang cintanya belum kesampaian.
"Hai...boleh aku duduk." ucapnya ragu-ragu. Ia selalu salah tingkah jika berhadapan dengan Ella. Maklum, mungkin memang seperti itu yang namanya jatuh cinta.
"Boleh banget, silakan-silakan, gue udah mau pergi kok." jawab Nadhira sambil tertawa nyengir.
Lalu ia menyesap jus alpukatnya hingga tandas, dan berlalu pergi dengan cepat.
"Nad...Nadhira..." teriak Ella memanggil Nadhira.
Namun yang dipanggil malah pergi menjauh, seolah tak mendengar suara Ella.
"Jadi...boleh aku duduk. Kalau gak boleh aku di sini saja gak papa." kata Nathan masih dalam posisi berdiri.
"Aduh, ini cowok lugu banget ya. Memang gak capek apa berdiri terus di situ. Gue juga gak setega itu kali." batin Ella.
"Boleh. Silakan duduk." ucap Ella sambil tersenyum.
"Terima kasih ya." jawab Nathan sambil tersenyum, dan kemudian duduk di samping Ella.
"Kamu apa kabar, kita sudah lama gak saling ngobrol." ucap Nathan.
"Aku baik, kamu sendiri?" kata Ella balik bertanya.
"Jauh dari kamu aku gak pernah baik. Aku kangen sama kamu, aku sampai pengen nangis kamu gak mau peduli sama aku." ucapnya sambil menunduk.
"Oh My God, jujur banget ya. Terus gue harus jawab apa." batin Ella dalam hatinya.
"Sorry bukannya aku gak mau peduli, tapi akhir-akhir ini aku sedikit sibuk." jawab Ella setelah memilih kata-kata yang tepat.
"Jadi sebenarnya kamu peduli sama aku." ucap Nathan dengan cepat, sambil menoleh menatap Ella.
Dia terlalu bahagia sampai tidak sadar jika tangannya yang di atas meja menyenggol gelas jus milik Ella.
Kini jus alpukat itu tumpah tepat di pangkuan Ella. Ella memejamkan matanya, mencoba meredam emosinya yang siap meledak.
Sensasi dingin dari es jus terasa menyentuh kedua kakinya. Ia merasa enggan untuk membuka mata, ia jijik membayangkan roknya yang telah basah dan kotor.
"Aku benar-benar minta maaf, aku tidak sengaja. Tolong maafkan aku." ucap Nathan dengan perasaan bersalah.
Perlahan Ella membuka matanya, dan benar saja dugaannya. Saat ia menunduk, tampak jelas roknya sudah basah, dan terlihat sangat kotor.
Lalu ia menoleh menatap Nathan, niatnya semula ingin marah, namun ia urungkan saat melihat mata Nathan berkaca-kaca. Dengan satu bentakan saja mungkin air mata itu sudah jatuh berderai.
"Aku gak papa, ini bisa dibersihkan." ucap Ella menenangkan Nathan.
Ia tidak ingin jika Nathan menangis karena merasa bersalah pada dirinya.
Namun yang terjadi diluar dugaan.
Nathan menatap Ella dengan sendu.
Bulir air matanya jatuh satu persatu.
"Kamu benar-benar baik, kamu memang sempurna. Aku semakin tidak percaya diri untuk mengejar kamu." ucapnya sedih.
"Kamu gak usah ngejar dia. Sudah ada yang punya."
Bukan Ella yang menjawab, melainkan Andra.
Tiba-tiba saja lelaki itu sudah berdiri di samping kiri Ella. Tidak jauh dari belakang Andra juga ada Vino, dan Riky. Andra menjawab kata-kata Nathan sambil tangannya mengusap puncak kepala Ella.
"Maksud kamu apa?" bentak Nathan sambil berdiri.
"Dia milikku, kita sudah pacaran." ucap Andra dengan santainya. Ia melangkah memutari meja. Kini ia dan Nathan berdiri saling berhadapan.
Andra tahu apa yang tadi terjadi diantara mereka. Dan dia bermaksud mengerjai Nathan.
"Berbohong pada orang blo'on gak akan jadi masalah kan." fikir Andra.
"Kamu." ucap Nathan sambil tangannya menunjuk wajah Andra.
"Kamu laki-laki brengsek. Pacar kamu dimana-mana, jangan harap bisa memiliki Ella. Kamu gak pantas buat dia." ucap Nathan dengan marah.
Matanya menatap mangkok kecil yang berisi saus pedas. Dan tanpa pikir panjang, ia meraih mangkok itu dan melemparkannya kedepan.
Maksud hati ia ingin melemparkan ke wajah Andra, namun karena emosinya yang meledak-ledak, tangannya gemetaran. Dan alhasil saus pedas itu hanya mendarat di dada Andra. Memberikan noda merah besar di sana. Kini seragam putihnya terlihat sangat mengenaskan.
Lalu Nathan pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.
Dan Andra, dia menganga lebar. Ia masih shock, dan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Seorang Nathan yang dikenal bodoh berani melemparnya dengan semangkok saus. Harga dirinya benar-benar hancur.
"Woooiiii sialan berhenti lo.
Dasar pengecut!" teriak Andra sambil bersiap mengejar Nathan.
Namun Ella menarik tangan Andra, ia mencegahnya agar tidak pergi.
"Andra sudah, jangan dikejar." kata Ella.
Andra menoleh, dan menatap Ella.
"El dia sudah kurang ajar sama gue.
Lepasin gue, gue mau kasih pelajaran sama dia." kata Andra dengan kesal.
"Gue bilang jangan. Lagian salah lo sendiri bilang kayak gitu, jadi marah kan dia."
Ella tidak ingin jika Andra terlibat perkelahian dengan Nathan.
Ella takut jika Nathan harus dirawat di rumah sakit, karena babak belur dihajar Andra.
Hahaha..... hahaha.... hahaha....
Suara tawa keras terdengar dari belakang Ella, siapa lagi kalau bukan Vino, dan Riky.
"Ngenes banget sih lo Ndra.
Niat hati jadi pahlawan, malah ketiban sial." ledek Vino disela-sela tawanya.
"Tau banget sih Nathan kalau lo suka yang hooot gitu.
Pedes gila bro, nangkring di dada hahaha...." sambung Riky.
Riky tahu betul jika Nadhira dan Ella selalu memesan kentang goreng dengan saus yang paling pedas.
"Diam gak kalian berdua!" bentak Andra sambil melotot kearah Vino, dan Riky.
"El ayolah, lepasin gue. Gue itu mau tolongin lo, bukannya berterima kasih lo malah belain dia." ucap Andra dengan sewot.
"Sudah diam. Sekarang kita ke kamar mandi, memang lo mau tetap kotor kayak gini." kata Ella sambil menyeret tangan Andra, dan mengajaknya berjalan menuju ke kamar mandi.
"Gue itu gak mau lo berkelahi.
Gue gak mau lo dipanggil kepala sekolah cuma gara-gara belain gue.
Lagian Nathan itu juga anak orang, kasihan kalau harus lo gebukin."
Kata Ella panjang lebar menjelaskan maksud hatinya.
Namun Andra masih terdiam, tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Hatinya benar-benar dongkol.
Di dekat pintu kamar mandi mereka berpapasan dengan Vani. Vani memandang mereka dengan curiga.
Ella yang menyadari hal itu lantas melepaskan genggamannya.
"Sayang....kamu kenapa,
baju kamu kenapa bisa kayak gini?" tanya Vani sambil menyentuh lengan Andra. Dia tidak peduli dengan keberadaan Ella.
"Gue duluan Ndra." ucap Ella sambil melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.
"Nyebelin banget sih, baru juga jadi pacar, bukan istri.
Nanti kalau sudah dicampakin baru tau rasa lo. Lihat saja kalau dia nangis, gue bakal ketawa keras di depan mukanya." Gerutu Ella dalam hatinya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Siti Fatimah Fatimah
dari hati y ell ngomongnya
2022-02-28
1
Cicik Imut
Ell ell
2021-03-29
0
Naila Zakhwan
El sdg tidak percaya diri..😂😂
2020-12-09
1