Mengunjungi Andra

Wajah Bik Surti menunduk lesu.

Sepertinya beliau enggan untuk meneruskan kalimatnya.

"Tapi apa Bik?" tanya Ella.

"Tapi Tuan Andra tidak mau diganggu. Dia mengurung diri di dalam kamarnya. Tidak mau keluar juga tidak mau makan. Tadi saya mengetuk pintunya mau mengantarkan makanan, Tuan Andra malah marah-marah, dan mengancam akan memecat siapa pun yang mengganggunya." jawab Bik Surti menjelaskan.

"Memangnya apa yang terjadi dengan Andra Bik?" tanya Ella.

Bik Surti mengangkat wajahnya, dan mendekati Ella.

"Semalam Nyonya pulang, dan bertengkar dengan Tuan Andra." jawab Bik Surti setengah berbisik.

"Owh begitu, jadi Tante Mirna juga ada di rumah?" Ella kembali bertanya.

"Nyonya sudah pergi sejak tadi pagi." jawab Bik Surti.

"Mmmm Bik, bolehkah saya menemui Andra?" tanya Ella dengan hati-hati.

"Silakan masuk Mbak Ella.

Tapi nanti kalau Tuan Andra marah, tolong dimaafkan ya." jawab Bik Surti.

"Iya Bik." ucap Ella sambil mengangguk, dan tersenyum.

Lalu dia mengikuti langkah Bik Surti, dan masuk ke dalam rumah.

Sesampainya di dekat tangga yang menuju lantai atas, Ella berhenti.

"Bik Surti." panggil Ella.

"Iya." jawab Bik Surti sambil menoleh, dan menatap Ella.

"Andra kan dari pagi belum makan Bik. Bisakah Bibi menyiapkan makanannya. Nanti biar saya yang membawa ke atas. Siapa tahu nanti Andra mau makan." ucap Ella.

"Ohh baik Mbak Ella, tunggu sebentar ya, saya siapkan dulu." jawab Bik Surti.

Dan Ella menjawabnya dengan anggukan.

Lalu Bik Surti berjalan menuju ke dapur, dan menyiapkan makanan untuk Andra.

Tak lama kemudian Bik Surti kembali dengan membawa nampan.

Satu piring nasi putih, semangkok sup, dan juga ada daging panggang.

Tak lupa segelas susu hangat, dan juga irisan buah apel.

"Ini Mbak." kata Bik Surti sambil memberikan nampannya.

"Terima kasih ya Bik. Saya permisi ke atas dulu ya." ucap Ella sambil tersenyum, dan menerima nampan itu. Bik Surti mengangguk, dan berjalan pergi.

Ella membawa nampan itu ke lantai atas, dan menuju ke kamar Andra.

Dia sudah tahu dimana letak kamar Andra, karena ini bukan pertama kalinya Ella berkunjung kesini.

Ella mengetuk pintu kamar Andra.

Namun masih tidak ada jawaban dari dalam.

Lalu Ella mengulanginya, dan entah untuk yang keberapa kalinya baru ada jawaban dari Andra.

"Sudah kubilang jangan ganggu aku.

Apa kalian sudah bosan bekerja di sini!" teriak Andra dari dalam.

"Dasar temperamental." batin Ella.

Ella menghela nafas panjang, dan membuangnya dengan kasar.

"Ini gue. Lo pilih buka pintu sendiri, atau gue yang tendang." jawab Ella.

Tidak ada jawaban dari Andra.

Namun tak lama kemudian Andra membuka pintu kamarnya.

Wajahnya kusut, dan rambutnya berantakan, juga seragam putih abu-abu yang masih menempel di tubuhnya.

Dia membuka lebar pintu kamarnya, dan membiarkan Ella masuk.Namun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Ella berjalan memasuki kamar Andra. Tapi langkahnya terhenti saat dia melihat Andra akan menutup pintunya.

"Jangan ditutup." teriak Ella.

"Kenapa?" tanya Andra dengan heran.

"Lo cowok, gue cewek, gak baik berduaan di dalam kamar dengan pintu yang ditutup." jawab Ella.

"Gue gak nafsu sama lo." kata Andra dengan santainya.

"Kalau gue yang nafsu gimana." goda Ella.

Spontan Andra langsung menoleh, dan menatap Ella, "Ngomong lagi kalau berani." ucapnya.

Ella tidak menjawab. Dia hanya tersenyum miring ke arah Andra.

Lalu Andra menjauhi pintu, dan duduk ditepi ranjang.

Ella kembali melangkahkan kakinya menuju meja. Dia bermaksud meletakkan nampannya di sana, namun niatnya terhenti saat melihat sepatu Andra yang berada di atas meja.

Oh My God kok bisa?

Tapi tunggu, kok cuma sebelah, satunya lagi dimana?

Ella menoleh kekanan, dan kekiri meneliti setiap jengkal kamar Andra.

Dan akhirnya ia menemukan dimana letak sepatu Andra. Ternyata sepatunya yang sebelah berada di depan pintu kamar mandi. Ella menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu ia meletakkan nampan itu di atas meja, dan menjatuhkan sepatu Andra.

"Jorok lo Ndra." kata Ella sambil duduk di sofa.

Andra masih diam. Namun ia berjalan mendekati Ella, dan duduk di sebelahnya.

"Gue gak mau makan." kata Andra sambil menatap makanan yang dibawa Ella.

"Lo aja gak bisa meyayangi diri sendiri, bagaimana orang lain mau sayang." kata Ella menyindir Andra.

"Yang gue harapin Mama bukan orang lain." jawab Andra dengan cemberut.

"Sama saja. Sudah buruan makan keburu dingin." kata Ella.

"Lo cerewet banget El. Gue gak mau, lo aja yang makan." kata Andra.

"Jangan kayak anak kecil deh.

Buruan makan." teriak Ella.

"Lo itu gak ngerti banget sih El, bagaimana perasaan gue. Semalam Mama itu nampar gue, padahal gue gak salah. Gue sakit hati El, gue benci gue marah." kata Andra mengungkapkan kekesalannya.

"Ya sudah lah. Marah juga butuh tenaga. Makan gih biar kuat marahnya." kata Ella dengan santainya.

Hatinya lega saat melihat Andra baik-baik saja. Walau keadaannya berantakan, tapi ia tidak memilih alkohol sebagai pelarian.

"Candaan lo gak lucu." ucap Andra.

"Ya sudah terserah lo deh.

Kalau gitu gue makan ya."

Kata Ella sambil mendekatkan makanannya.

Niat hati hanya ingin pura-pura.

Namun apalah daya, saat mencium aroma sup, dan daging panggang perutnya mulai lapar. Maklum dia melewatkan makan siangnya hari ini. Dia menyendok sup, dan nasi lalu menyuap ke dalam mulutnya.

"Hemmm enak banget Ndra." ucap Ella.

Tidak ada respon dari Andra. Dia hanya diam sambil memandang Ella. Entah apa yang sedang dipikirkannya.

Ella merasa makanannya sangat lezat. Entah karena lapar atau memang kokinya yang andal.

Tanpa pikir panjang Ella melanjutkan suapannya. Ia tak peduli Andra mau makan atau tidak, cacing-cacing di dalam perutnya tidak mau lagi diajak berkompromi. Di dapur pasti masih banyak makanan. Tidak mungkin keluarga Andra menjadi kelaparan, hanya karena sekali memberikan tumpangan makan gratis untuk Ella .

"El. Kok lo makan beneran sih?" tanya Andra setelah beberapa suap nasi masuk kedalam mulut Ella.

Tadi dia mengira, jika Ella hanya berpura-pura agar dirinya mau makan.

Namun tak disangka Ella benar-benar memakannya. Melihat Ella yang makan dengan lahap, perutnya mulai protes, dan meminta jatah.

"Katanya lo gak mau, sayang kan kalau dibuang." jawab Ella.

"Tapi sekarang gue laper El, siniin makanannya." kata Andra.

"Gue juga laper Ndra.

Gue belum makan siang." jawab Ella tanpa rasa bersalah.

"Lo ngapain sampai jam segini belum makan siang?" tanya Andra.

Ada raut khawatir di wajahnya.

"Belum sempat." jawab Ella.

"Sesulit itukah hidup lo El, sampai makan aja lo gak sempat?" batin Andra. Matanya menatap Ella dengan sendu.

"Pekerjaan lo belum selesai?

Kenapa lo malah kesini?" tanya Andra

Ella mendongak menatap Andra,

"Lo gak suka gue kesini?"

"Bukan begitu maksud gue. Lo jangan salah paham dong.

Maksud gue itu begini, pekerjaan lo kan banyak sampai makan saja gak sempat, tapi masih nyempatin kesini, gue kan jadi merasa bersalah sama lo." jawab Andra.

Dia sedikit kesulitan mencari kata-kata yang tepat.

"Kerjaan gue sudah selesai.

Tadi ada yang searah dengan rumah lo, jadi sekalian gue mampir.

Lagian lo juga sih pakai acara ngilang segala, ponsel lo kemana?

Gue takut terjadi apa-apa sama lo, gue peduli sama lo Ndra." ucap Ella panjang lebar.

"Peka dong Ndra.

Gue peduli sama lo, karena gue ada rasa sama lo." ucap Ella dalam hati.

Andra tersenyum sambil menatap Ella. Dia bahagia ada yang peduli padanya.

"Andai Mama bisa peduli kayak lo El." batin Andra.

"Sorry, gue gak pegang ponsel dari pagi." jawab Andra.

"Bohong, tadi pagi lo pesenin gue taxi."

"Gue pesennya tadi malam El, sebelum gue tidur." kata Andra.

"Terus kenapa lo masih pakai seragam. Lo kemarin pulang jam berapa?" tanya Ella.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣

☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣

ella kaya,mak nya andra aja

2021-03-27

0

Naila Zakhwan

Naila Zakhwan

ada ya sepatu satu disana satu disini curiga selingkuh Dy🤣🤣🤣

2020-12-09

0

Tarie Maryadi

Tarie Maryadi

suka bgt sm ceritanya

2020-11-22

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Andra Dan Ella
3 Tawaran Dimas
4 Cemburu
5 Trio Bad Boy
6 Pesan Ella
7 Nathan
8 Tamparan Mama
9 Andra Tanpa Kabar
10 Gilang Dan Nina
11 Mengunjungi Andra
12 Tidak Mungkin Mencintaiku
13 Satu Permintaan
14 Menolak Tawaran
15 Kedatangan Suci
16 Hari Buruk
17 Keluar Dari Sekolah
18 Mengubah Keputusan
19 Belum Ada Kabar
20 Pesta Kelulusan
21 Hargai Waktu
22 Lamaran
23 Terbang Ke London
24 Welcome To London
25 Masih Punya Aku
26 Callista Dan Varrel
27 Bolehkah Aku Menunggu
28 Sahabat Rasa Pacar
29 Masih Menunggunya
30 Putus Cinta
31 Kecewa Lagi
32 Presentasi Tender
33 Si Mata Biru
34 Je Pense Que Je T'aime
35 Kesedihan Ella
36 Galau Karena Rindu
37 Mencoba Melupakan
38 Pertengkaran
39 Mabuk
40 Perasaan Vino
41 Ternyata Menang
42 Dia Lagi
43 Je Suis Interesse Par Toi
44 Rindu Itu Sakit
45 Bersama Varrel
46 Pesta Pernikahan
47 Kekecewaan Varrel
48 Dua Tahun Kemudian
49 Keputusan Andra
50 Gagal Bertemu
51 Bertemu Kembali
52 Dilema
53 Kecurigaan Ella
54 Oh Ternyata
55 Niat Licik
56 Jebakan
57 Awal Kesendirian
58 Pergi Dari Apartemen
59 Tempat Tinggal Baru
60 Curiga
61 Gagal Pulang
62 Mulai Kerja
63 Hari Bahagia Untuk Nadhira
64 Aku Merindukanmu
65 Salah Paham
66 Ajakan Ke Kota Impian
67 Persiapan Ke Paris
68 Fakta Mengejutkan
69 Khayalan Yang Menjadi Kenyataan
70 Hari Pertama Di Paris
71 Kejutan Besar Untukmu
72 Romansa Cinta Dibawah Menara
73 Momen Romantis Di Kota Paris
74 Rahasia Masa Lalu Mirna
75 Ella Dan Kairi
76 Kemarahan Dimas.
77 Kematian Adit
78 Tentang Dimas Dan Ella
79 Luka Lama Kairi
80 Misteri Tentang Kairi
81 Kairi Dan Indonesia
82 Apakah Kehadiranku Salah?
83 Kembali Ke London
84 Rencana Yura
85 Tunangan Yang Tertunda
86 Angelina Morgant
87 Asal Kau Bahagia
88 Pergi Bersama Yura
89 Kejahatan Angelina Dan Yura
90 Malaikat Penolong
91 Penyesalan Angelina
92 Permintaan Yura
93 Perceraian
94 Satu Minggu Kemudian
95 Tuan Aliensky
96 Undangan Pernikahan
97 Memadu Cinta Di Taman Bunga
98 Pulang Ke Indonesia
99 Tiba Di Bandara Juanda
100 Meminta Restu
101 Kenyataan Yang Sulit Dipercaya
102 Pertemuan Andra Dan Ella
103 Mengunjungi Ella
104 Pemberitahuan
105 Tentang Perasaan
106 Penyesalan Andra
107 Perpisahan
108 Kebenaran Tentang Masa Lalu
109 Luka Dan Kecewa
110 Aku Mencintai Ella
111 Andra Dan Kesendiriannya
112 Menemui Andra
113 Pulang Ke Rumah
114 Keputusan Yang Menyakitkan
115 Tentang Luka
116 Kesalah Pahaman Yang Fatal
117 Belum Bisa Memaafkan
118 Antara Cinta Dan Kecewa
119 Seperti Mimpi
120 Sah
121 Pulang Ke Rumah Kairi
122 Keputusan Nadhira
123 Andra Dan Perasaannya
124 Kenyataan Pahit Tentang Suci
125 Kesalahan Yang Fatal
126 Selangkah Menuju Kebaikan
127 Pesta Pernikahan Ella Dan Kairi
128 Persiapan Ke Paris
129 Tiba Di Paris
130 Empat Bulan Kemudian
131 Rencana Ke Pulau Reunion
132 Tragedi
133 Dirawat Di Rumah Sakit
134 Sakitnya Kehilangan
135 Empat Bulan Kemudian
136 Menara Dan Kenangannya
137 Salsabilla Dela Vinci
138 Dia Kembali
139 Kembali Bersama
140 Rahasia Suci
141 Takut Kehilangan
142 Tetap Sahabat
143 Semakin Kritis
144 Ungkapan Cinta Dan Lamaran
145 Manisnya Cinta
146 Dua Tahun Telah Berlalu
147 Pingsan
148 Akhir Yang Bahagia (Happy Ending)
149 Ucapan Terima Kasih
150 Bonus Chapter 1
151 Elegi Cinta Aynara
152 Padam Suluh Jiwa
153 Promo (Bukan) Orang Ketiga
154 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 154 Episodes

1
PROLOG
2
Andra Dan Ella
3
Tawaran Dimas
4
Cemburu
5
Trio Bad Boy
6
Pesan Ella
7
Nathan
8
Tamparan Mama
9
Andra Tanpa Kabar
10
Gilang Dan Nina
11
Mengunjungi Andra
12
Tidak Mungkin Mencintaiku
13
Satu Permintaan
14
Menolak Tawaran
15
Kedatangan Suci
16
Hari Buruk
17
Keluar Dari Sekolah
18
Mengubah Keputusan
19
Belum Ada Kabar
20
Pesta Kelulusan
21
Hargai Waktu
22
Lamaran
23
Terbang Ke London
24
Welcome To London
25
Masih Punya Aku
26
Callista Dan Varrel
27
Bolehkah Aku Menunggu
28
Sahabat Rasa Pacar
29
Masih Menunggunya
30
Putus Cinta
31
Kecewa Lagi
32
Presentasi Tender
33
Si Mata Biru
34
Je Pense Que Je T'aime
35
Kesedihan Ella
36
Galau Karena Rindu
37
Mencoba Melupakan
38
Pertengkaran
39
Mabuk
40
Perasaan Vino
41
Ternyata Menang
42
Dia Lagi
43
Je Suis Interesse Par Toi
44
Rindu Itu Sakit
45
Bersama Varrel
46
Pesta Pernikahan
47
Kekecewaan Varrel
48
Dua Tahun Kemudian
49
Keputusan Andra
50
Gagal Bertemu
51
Bertemu Kembali
52
Dilema
53
Kecurigaan Ella
54
Oh Ternyata
55
Niat Licik
56
Jebakan
57
Awal Kesendirian
58
Pergi Dari Apartemen
59
Tempat Tinggal Baru
60
Curiga
61
Gagal Pulang
62
Mulai Kerja
63
Hari Bahagia Untuk Nadhira
64
Aku Merindukanmu
65
Salah Paham
66
Ajakan Ke Kota Impian
67
Persiapan Ke Paris
68
Fakta Mengejutkan
69
Khayalan Yang Menjadi Kenyataan
70
Hari Pertama Di Paris
71
Kejutan Besar Untukmu
72
Romansa Cinta Dibawah Menara
73
Momen Romantis Di Kota Paris
74
Rahasia Masa Lalu Mirna
75
Ella Dan Kairi
76
Kemarahan Dimas.
77
Kematian Adit
78
Tentang Dimas Dan Ella
79
Luka Lama Kairi
80
Misteri Tentang Kairi
81
Kairi Dan Indonesia
82
Apakah Kehadiranku Salah?
83
Kembali Ke London
84
Rencana Yura
85
Tunangan Yang Tertunda
86
Angelina Morgant
87
Asal Kau Bahagia
88
Pergi Bersama Yura
89
Kejahatan Angelina Dan Yura
90
Malaikat Penolong
91
Penyesalan Angelina
92
Permintaan Yura
93
Perceraian
94
Satu Minggu Kemudian
95
Tuan Aliensky
96
Undangan Pernikahan
97
Memadu Cinta Di Taman Bunga
98
Pulang Ke Indonesia
99
Tiba Di Bandara Juanda
100
Meminta Restu
101
Kenyataan Yang Sulit Dipercaya
102
Pertemuan Andra Dan Ella
103
Mengunjungi Ella
104
Pemberitahuan
105
Tentang Perasaan
106
Penyesalan Andra
107
Perpisahan
108
Kebenaran Tentang Masa Lalu
109
Luka Dan Kecewa
110
Aku Mencintai Ella
111
Andra Dan Kesendiriannya
112
Menemui Andra
113
Pulang Ke Rumah
114
Keputusan Yang Menyakitkan
115
Tentang Luka
116
Kesalah Pahaman Yang Fatal
117
Belum Bisa Memaafkan
118
Antara Cinta Dan Kecewa
119
Seperti Mimpi
120
Sah
121
Pulang Ke Rumah Kairi
122
Keputusan Nadhira
123
Andra Dan Perasaannya
124
Kenyataan Pahit Tentang Suci
125
Kesalahan Yang Fatal
126
Selangkah Menuju Kebaikan
127
Pesta Pernikahan Ella Dan Kairi
128
Persiapan Ke Paris
129
Tiba Di Paris
130
Empat Bulan Kemudian
131
Rencana Ke Pulau Reunion
132
Tragedi
133
Dirawat Di Rumah Sakit
134
Sakitnya Kehilangan
135
Empat Bulan Kemudian
136
Menara Dan Kenangannya
137
Salsabilla Dela Vinci
138
Dia Kembali
139
Kembali Bersama
140
Rahasia Suci
141
Takut Kehilangan
142
Tetap Sahabat
143
Semakin Kritis
144
Ungkapan Cinta Dan Lamaran
145
Manisnya Cinta
146
Dua Tahun Telah Berlalu
147
Pingsan
148
Akhir Yang Bahagia (Happy Ending)
149
Ucapan Terima Kasih
150
Bonus Chapter 1
151
Elegi Cinta Aynara
152
Padam Suluh Jiwa
153
Promo (Bukan) Orang Ketiga
154
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!