Malam yang indah, banyak kembang api yang dinyalakan, berpendar-pendar di angkasa raya.
Acara pentas seni baru saja di mulai.
Setelah beberapa sambutan dari para guru dan panitia. Kini saatnya siswa-siswi menampilkan bakatnya.
Ada yang menyanyi solo, band, dan juga dance.
Malam ini adalah pesta kelulusan di sekolah SMA Harapan. Semua yang di sana merasa bahagia, menikmati acara yang berjalan dengan meriah.
Kecuali Ella.
Dia sengaja menjauh dari acara, meskipun sebenarnya dia adalah siswi yang meraih peringkat satu dalam ujian ini. Dia menyendiri di atap gedung sekolah. Duduk dibangku panjang bertemankan angin malam.
Sampai saat ini Andra belum menghubunginya. Ella juga sudah menyerah. Dia tidak lagi menghubungi Andra. Juga tidak berusaha menemuinya.
Jika Andra memang sengaja menghindarinya, untuk apa dia terus mengejar, pikir Ella saat itu.
Namun jujur, jauh didalam hatinya, dia sangat merindukan Andra. Dia masih sangat mencintai Andra.
Dia kini larut dalam lamunan.
Membayangkan saat-saat indah bersama Andra. Telah banyak, waktu yang mereka lewati bersama.
Pesta kelulusan, yang seharusnya menjadi hari paling bahagia. Namun kini terasa hampa tanpa adanya Andra disisinya. Ella larut dalam kesedihan dalam waktu yang cukup lama. Hingga kemudian ada satu suara yang membuyarkan lamunannya.
"Andai dari awal lo mau jujur, mungkin gak akan seperti ini kejadiannya." kata seseorang di belakang Ella.
Tanpa menolehpun Ella tahu siapa yang datang menghampirinya.
"Jujur atau enggak, gak akan ada bedanya Vin." jawab Ella tanpa menoleh.
"Setidaknya gue bisa bantu lo pacaran sama Andra. Dia gak akan sebodoh itu kalau pacaran sama lo." kata Vino sambil duduk di sebelah Ella.
"Mungkin lo bisa bantu gue, dan Andra pacaran. Tapi apa lo bisa membuat Andra tetap bertahan.
Andra mudah bosan dengan pacarnya, dan itu gak menutup kemungkinan dia juga akan bosan sama gue, kalau gue jadi pacarnya. Dan gue hanya akan menjadi mantan yang dilupakan." ucap Ella.
"Tapi dia sudah bertahun-tahun sama lo, dan dia gak bosan."
"Itu karena kita sahabatan Vin, bukan pacaran."
"Itu sama saja El."
"Itu beda Vin. Kita sahabatan tidak mengikat satu sama lain.
Tapi jika kita pacaran, kita akan saling mengikat. Gue gak akan bisa mengimbangi gaya pacarannya Andra. Dan bisa lo bayangin, kira-kira hanya berapa hari dia bertahan sama gue." kata Ella dengan panjang lebar.
"Tapi lo tahu kan, dia nyari cewek yang punya harga diri. Lo banget itu El. Seperti yang pernah gue bilang, dia itu ada rasa sama lo."
"Tapi buktinya dia gak pernah sadar dengan keberadaan gue. Gak pernah paham dengan perasaan gue."
"Dia hanya butuh waktu El."
"Kamu salah Vin. Itu karena dia memang gak punya perasaan apa-apa sama gue. Lo saja bisa memahami gue, kenapa dia enggak. Padahal gue lebih dekat sama dia, daripada sama lo."
Vino terdiam. Ia tidak bisa menjawab perkataan Ella.
"Bahkan sekarang dia menghilang,
Dia jauhin gue Vin." ucap Ella sambil menunduk.
"Dia gak jauhin lo El. Dia sekarang masih sibuk mencari bukti bahwa itu bukan anaknya. Jika dia sudah dapat buktinya, dia pasti akan menemui lo." kata Vino.
"Kalau ternyata terbukti itu anaknya.
Berarti dia gak akan menemui gue lagi."
"Bukan seperti itu El, dia pasti menemui lo saat masalahnya udah beres."
"Beres yang bagaimana maksudnya Vin. Setelah dia mendapatkan bukti.
Atau setelah dia selesai cetak undangan." ucap Ella sambil menatap Vino.
Lagi-lagi Vino terdiam. Bingung mau menjawab apa.
Memang susah berdebat dengan orang cerdas, pikir Vino saat itu.
"Apa lo percaya kalau itu bukan anaknya Andra?" tanya Ella kemudian.
"Memang lo nggak percaya?" kata Vino balik bertanya.
"Gue sudah pernah percaya sama dia. Dan ternyata gue kecewa. Sulit untuk bisa percaya lagi Vin." ucap Ella.
Vino mengangguk, sambil menghela nafas panjang. Ia paham betul bagaimana perasaan Ella. Ella pasti sangat sedih, dan juga terluka.
"Apa lo jadi ke London?" tanya Vino.
"Tentu saja."
"Lo yakin mau ninggalin Andra disaat dia sedang hancur. Biasanya lo yang jadi tempat curhatnya dia."
"Sebentar lagi dia akan menikah.
Untuk apa dia masih curhat ke gue?"
"Kalau Andra gak jadi menikah, apa lo gak jadi pergi?" tanya Vino.
"Gue akan tetap pergi."
"Kenapa?"
"Andra yang sudah mendorong gue untuk pergi." jawab Ella.
"Maksud lo?"
"Gue sudah sempat nolak tawarannya Kak Dimas. Gue lebih memilih kuliah di sini, demi dekat dengan dia. Tapi ternyata, pilihan gue salah Vin." kata Ella sambil tertawa hambar.
"Tapi, bukankah dari awal lo berniat kuliah di London?"
"Apa Andra yang kasih tahu lo?"
"Iya."
"Gue waktu itu minta pendapat sama dia, gue belum ambil keputusan.
Lalu semakin kesini hubungan kita semakin dekat, dan gue lebih memilih tetap di sini.
Hanya saja gue belum kasih tau dia, gue mau ngasih tahu dihari ulang tahunnya, biar jadi kejutan. Gue pengen lihat ekspresi bahagia dia.
Tapi, ternyata malah dia yang ngasih kejutan besar buat gue." ucap Ella sambil menunduk, menatap jemari kakinya yang dibungkus sepatu warna coklat.
"Sekarang rencana lo apa?"
"Gak ada, apapun yang terjadi, gue akan tetap ke London. Gue akan ngejar cita-cita di sana. Gue akan membuat Ibu bangga."
"Terus perasaan lo gimana?"
"Untuk sekarang gue memang masih cinta. Tapi gak tahu untuk nanti."
"Apa lo akan melupakan Andra?"
"Tergantung. Jika dia tidak jadi menikah, dan mau berubah, mungkin gue akan tetap cinta sama dia.
Tapi jika dia beneran menikah, gue harus melupakan dia Vin."
"Lo gak takut, dia akan jatuh cinta sama orang lain, saat lo pergi?"
"Jika itu terjadi, berarti dia memang bukan jodoh gue, Tuhan pasti menghadirkan orang lain untuk menggantikan Andra."
"Sesimpel itu El?"
"Mau bagaimana lagi. Terlalu berharap juga tambah terluka."
"Lo yang sabar ya El." kata Vino sambil menepuh bahu Ella.
"Iya Vin, mmmm kayaknya sudah malam, gue pulang duluan ya." ucap Ella sambil berdiri.
"Mau gue anterin?" Vino juga ikut berdiri.
"Gak usah, gue dijemput Mbak Garnis." jawab Ella sambil berlalu pergi. Namun baru dua langkah ia berjalan, ia kembali menoleh.
"Vin..."
"Kenapa El?"
"Lo janji ya, jangan mengatakan apapun sama Andra. Gue gak pengen dia tahu semuanya." kata Ella.
Vino tersenyum dan mengangguk.
"Gue janji El. Gue doain yang terbaik buat lo. Semoga lo berhasil di London, jangan lupa kasih kabar kalau sudah sampai di sana." ucap Vino.
"Makasih ya Vin. Lo juga baik-baik di sini, tinggalkan kebiasaan buruk. Saat gue kembali nanti, lo harus sudah jadi orang hebat.
Kita teman, gue pasti selalu kasih kabar." kata Ella dengan senyumannya.
"Gue duluan bye."
Kini Ella benar-benar pergi.
Vino hanya bisa menatapnya dari kejauhan.
"Lo gadis terhebat yang pernah gue temui El. Sangat beruntung orang yang bisa memiliki lo nanti.
Andra benar-benar bodoh, menyia-nyiakan gadis sebaik lo." gumam Vino.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Puttry
Suka bgt ma ceritanya thor 👍👍bahasa penyanpaiannya jg top bgt dah 😘 suka jg ma karaternya ella 😍
2021-12-27
0
Miss asthura
gk rela aku klo ntar ella sma Andra,, Andra ud ud kyak teh celup, celup sana celup sni,, murah lgi
2021-05-24
0
Alby Upy
💪💪💪Ella...
2021-02-01
0