Andra Dwi Anggara, mungkin orang lain menganggap hidupnya sangat indah. Namun kenyataannya tidak demikian, ia merasa keberuntungan tak pernah berpihak padanya.
Sosok ayah yang dari kecil tak pernah menganggapnya ada, yang sejak bertahun-tahun lalu malah pergi meninggalkan ia dan ibunya.
Dan sosok ibu yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Tak pernah memberikan perhatian, namun selalu menuntut Andra untuk menjadi sempurna, membuat Andra merasa bosan dengan kehidupannya.
Ia menginginkan kehidupan yang damai, dengan orang tua yang selalu menyayangi dan memperhatikannya, namun semua itu hanya mimpi semata baginya.
Ibunya bahkan jarang ada di rumah, itulah yang membuat Andra lebih sering menghabiskan waktunya di rumah Ella, dan membantu pekerjaannya.
"Kenapa justru di rumah yang sederhana ini gue bisa merasa punya keluarga." batin Andra.
Bu Halimah memang sangat ramah, sikapnya yang hangat membuat Andra menemukan Sosok ibu yang sebenarnya.
"Woooi nglamun!" teriak Ella sambil memukul punggung Andra.
"Gue harus ngapain?" tanya Andra sambil memandang bingung ke arah meja yang dipenuhi bahan-bahan kue.
"Lo bantu ibu nata di sana saja deh." ucap Ella sambil menunjuk ibunya yang sedang menyusun kue di kardus.
Tiga jam mereka berkutat dengan kue-kue, setelah selesai sang pelanggan datang, dan membawa kue-kue itu pulang.
"Udah kelar Ndra, sekarang lo pulang gih gue mau mandi." kata Ella sambil menatap Andra.
"Lo gak jadi privat di rumahnya Pak Bram?" tanya Andra.
"Ya jadilah, makanya lo buruan pulang." jawab Ella.
"Gue anter ya." ucap Andra.
"Gue naik motor aja, kalau lo anter emang gue pulang mau jalan kaki." jawab Ella sambil tertawa renyah.
"Gue anterin." kata Andra dengan cepat.
"Trus lo mau balik jam berapa? Udah pulang aja sekarang, siapa tau Tante Mirna udah nungguin." ucap Ella.
"Emang Mama pernah nungguin gue, mimpi lo Ell." jawab Andra sambil tersenyum kecut.
"Lo emang gak bisa positive thinking ya." ucap Ella sambil memukul bahu Andra.
"Fakta El." jawab Andra dengan singkat.
"Ya udah oke terserah lo. Tapi beneran Ndra gue naik motor aja, lo pulang gih, gue tau lo capek.'' ucap Ella.
"Ya udah deh, kalau begitu gue pulang dulu, lo hati-hati ya." ucap Andra sambil mengacak rambut Ella.
Ella mengangguk, dan bergegas masuk kamar mandi.
****
Ella menghentikan motor bututnya di depan rumah mewah tiga lantai.
Rumah besar dengan dominan warna putih itu adalah rumah Pak Abraham Renaldi, yang biasa Ella panggil Pak Bram, ayah kandung dari Dimas Renaldi.
Sudah 2 tahun Ella bekerja di sini, mengajar privat Albert, anak kandung dari Dirga Renaldi, putra pertama Pak Bram. Albert adalah anak yang cukup aktif dan sedikit nakal, namun ia sangat menurut kepada Ella. Hubungan Pak Bram dan keluarga Ella cukup baik. Dulu ayahnya Ella bekerja sebagai satpam di keluarga Renaldi, namun naas, kecelakaan telah merenggut nyawanya di usianya yang belum terlalu tua.
Kejeniusan dan ketelatenan Ella merubah sosok Albert menjadi anak yang lebih baik, terbukti saat kenaikan kelas kemarin ia masuk 5 besar, sekarang Albert sudah duduk dikelas 3 SD.
"Maaaa... Mbak Ella sudah datang."
Albert berlari mendekati Ella sambil berteriak memanggil ibunya.
"Pelan-pelan sayang nanti jatuh." ucap Ella sambil mengusap pipi Albert dengan lembut.
Dua jam kemudian.
Albert telah selesai belajar, baik tugas rumah hari ini ataupun untuk persiapan materi besok. Itulah pekerjaan Ella, membantu Albert belajar. Terkadang Ella merasa upah yang dia terima terlalu besar, dibandingkan dengan pekerjaannya yang tidak seberapa. Namun Pak Bram bersikeras jika itu pantas Ella dapatkan, mungkin karena hubungan keluarga yang baik, atau mungkin juga kasihan.
Albert mengemasi buku-bukunya, dan beranjak pergi meninggalkan Ella.
"Terima kasih Mbak Ella." ucap Albert sebelum kakinya melangkah di tangga yang pertama.
Ella tersenyum sambil mengangguk.
"Kamu mau langsung pulang El?"
tanya Natasya Ibunya Albert.
"Iya Mbak." jawab Ella.
"Tunggu El!" teriak Dimas yang baru saja datang, tampak pria tampan rupawan itu melangkah mendekati Ella. Ella sedikit terkejut dengan kedatangan Dimas.
"Kak Dimas, kapan pulang?" tanya Ella.
"Baru tadi pagi sampai rumah El, udah selesai?" Dimas balik bertanya.
"Udah kak, ini aku mau pulang." jawab Ella sambil tersenyum.
"Tunggu aku mau ngomong sebentar.'' kata Dimas sambil duduk di dekat Ella.
"Ada apa kak?" tanya Ella.
"El kamu ngobrol dulu sama Dimas, Mbak ke atas dulu ya, mau nemenin Albert tidur." ucap Natasya sambil berjalan menyusul Albert.
"Iya Mbak." jawab Ella sambil mengangguk.
"Aku ada titipan dari Yura buat kamu El." kata Dimas sambil meletakkan buku tebal di depan Ella.
"Yura nawarin kamu untuk kuliah di Imperium Unnivercity, salah satu univertas terbaik di London. Yura bekerja sebagai dosen di sana, dia bisa bantu kamu daftar lewat jalur beasiswa. Kalau kamu minat, kamu pelajari buku itu, itu berisi pengetahuan tentang Universitas Imperium, dan cara cepat buat kamu menguasai bahasa Inggris." kata Dimas menjelaskan dengan panjang lebar.
Ella terlihat bingung menanggapi kalimat Dimas, tak pernah terbayangkan di otaknya untuk kuliah di London.
Biaya hidup di sana yang tidak murah, jauh dari ibu, dan jauh dari Andra, seakan memberikan kesulitan tersendiri bagi Ella.
Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Ella bisa memilih kata yang tepat untuk menjawab Dimas.
"Aku bingung Kak, pasti gak mudah kuliah di sana. Walaupun aku dapat beasiswa, tapi biaya hidup di sana juga gak murah, dan aku juga belum pernah jauh dari ibu." jawab Ella.
Dimas tersenyum manis, menatap Ella dengan lembut, dan mengusap pelan rambutnya.
Ada kenyamanan yang Ella rasakan saat Dimas memperlakukannya dengan manis, karena sejak kedua kakaknya menikah, hubungan mereka tak sedekat dulu, mereka tak pernah lagi memanjakan Ella.
"Kamu gak usah khawatir, kamu bisa tinggal di rumahku, masih banyak kamar kosong di sana. Kamu sudah dewasa, kamu pasti bisa sedikit jauh dari ibu, dan ibu biar bersama Mas Gilang, dia pasti bisa jagain ibu.
Kamu bisa menjadi arsitek hebat seperti yang kamu impikan kalau kamu kuliah di sana, seperti aku dulu juga kuliah di sana." ucap Dimas.
"Aku pikir-pikir dulu ya Kak, buku ini akan aku pelajari, jadi ke London atau tidak, gak ada ruginya kan belajar bahasa Inggris." kata Ella dengan senyuman.
"Memangnya selama ini kamu ada rencana kuliah dimana?" tanya Dimas.
"Universitas Trijaya Kak." jawab Ella.
"Itu Universitas bagus, tapi itu akan sulit El. Kalau kamu kuliah di sini ambil jurusan arsitektur, aku gak bisa bantu kamu. Kamu tahu kan perusahaan Papa bergerak dibidang industri, kamu gak bisa magang, atau kerja di kantor Papa.
Kalau kamu kuliah di London, aku bisa bantu kamu, kamu bisa magang dan kerja di kantorku, karena sesuai dengan jurusan yang kamu ambil." kata Dimas kembali menjelaskan pada Ella.
Dimas memang benar, perusahaannya bergerak di bidang properti, Ella dijamin bisa kerja di sana.
Tapi apa iya dia harus tinggal satu atap dengan Dimas, rasanya sedikit kurang nyaman. Dan bagaimana dengan Andra, mereka sudah berencana kuliah di Universitas Trijaya.
"Apa aku bisa jauh dari kamu Ndra, hampir 6 tahun kita selalu bersama, aku pasti merindukan kamu." batin Ella.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Rif
monmaap, mmgnya kl org Surabaya ngomongnya lu gue jg ya???
2022-12-03
1
Siti Fatimah Fatimah
kesempatan nggak datang dua kali Ella...
2022-02-28
0
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-17
0