Gilang Dan Nina

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mobil Vino berhenti tepat di depan rumah Ella.

"Terima kasih ya Vin." ucap Ella sambil keluar dari mobil, dan masuk ke dalam rumahnya dengan terburu-buru.

Vino tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya kala melihat tingkah Ella.

"Takut banget sama gue. Hmmmm dasar cewek, mau bilang suka saja ribet banget." ucap Vino sambil memandang Ella dari belakang.

"Tapi gue kasihan juga sama lo El. Pasti sakit banget menyimpan perasaan pada cowok seperti Andra." gumam Vino dengan pelan.

Sementara itu Ella mengintip Vino dari jendela rumahnya. Dia melihat mobil Vino yang memutar balik, dan melaju meninggalkan rumahnya.

Ella beranjak pergi setelah mobil Vino menghilang di belokan.

"Hah aman." ucap Ella sambil mengelus dadanya.

"Kok lo bisa tahu sih Vin, kalau gue suka sama Andra. Emang kelihatan banget ya. Harusnya walaupun lo tahu, pura-pura gak tahu saja, biar gue gak malu. Lo nyebelin deh Vin." gerutu Ella.

Lalu Ella masuk ke ruang tengah.Namun tidak ada ibunya di sana. Hanya ada beberapa kue yang siap diantar, tampak tersusun rapi di atas meja.

"Ibu kemana ya." gumam Ella sambil melangkah memasuki kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar Ella mengganti bajunya. Kini ia memakai celana jeans panjang yang dipadu dengan kaos putih bergambar kucing dibagian depannya.

Rambut yang tadi ia gerai, kini disisir rapi dan dikuncir tinggi, menggunakan pita rambut warna putih.

Dia keluar dari kamarnya, dan mendapati ibunya yang baru saja datang dari warung.

"Ibu dari mana?" tanya Ella.

"Dari warung depan beli kopi.

Persediaan kopi Ibu sudah mau habis." jawab ibunya.

"Owhh." jawab Ella sambil mengangguk. Ia paham betul jika ibunya adalah pecinta kopi hitam.

"Kok kuenya cuma sedikit Bu, masih ada yang belum dibuat ya?" tanya Ella.

"Ibu sudah selesai Nak. Tadi Mbak mu kesini, terus kuenya sebagian dibawa sama Mbak mu, sekalian diantar sambil pulang." jawab ibunya.

"Mbak Garnis?" tanya Ella.

"Iya."

"Sama Mas Ariel?"

"Iya. Kamu cepat makan gih.

Tadi dibawakan soto sama Mbak mu." jawab ibunya.

"Masih kenyang Bu. Nanti saja makannya." jawab Ella berbohong.

Hari ini dia tidak nafsu makan, perutnya tidak merasa lapar sama sekali, mungkin karena karena ia masih memikirkan tentang Andra.

Ahhh terkadang cinta memang mengenyangkan.

"Jadi cuma ini yang harus Ella antar Bu?" tanya Ella sambil berdiri.

Dia meneliti satu persatu alamat pelanggannya. Hatinya sedikit lega, karena tidak terlalu banyak yang harus dia antar. Keadaan benar-benar mengerti, jika hari ini ia sedang gerah hati. Lalu matanya terpaku pada satu alamat yang menurutnya menarik.

"Alamat ini kan searah dengan rumah nya Andra. Yang harus gue kirim juga gak banyak. Kayaknya masih ada waktu untuk berkunjung kesana. Gue ingin tahu, dia baik-baik saja, atau tidak." batin Ella dalam hatinya.

"Iya.Tapi boleh Ibu minta tolong Nak."

Kata ibunya.

"Minta tolong apa Bu?" tanya Ella.

"Tolong antarkan ini ke Mas mu" kata ibunya sambil mendekat, dan membawa satu kotak kue brownis.

"Tadi Ibu sengaja membuat lebih banyak. Tadi Mbak mu sudah bawa, jadi tolong antarkan ini ke Mas mu.

Dan untuk kamu juga ada, itu di meja dapur." kata ibunya sambil menunjuk ke arah dapur.

Ella mengangguk dan tersenyum.

"Iya Bu. Nanti Ella akan mampir ke Mas Gilang, ini ngantarnya juga ada yang ke arah sana. Oh ya Bu, nanti Ella mau mampir sebentar ya ke rumah teman." jawab Ella.

"Iya nak, hati-hati ya."

Lalu Ella dan ibunya membawa kue-kue itu keluar, dan menyusunnya di ransel motor Ella.

***

Di dalam sebuah rumah yang sederhana, di pinggir gang kecil.

Sepasang suami istri sedang duduk bersama di ruang tamu. Mereka adalah Gilang, dan Nina.

"Sampai kapan kita seperti ini terus Mas?" tanya Nina sambil menatap suaminya.

Gilang masih diam. Dia bingung harus menjawab apa. Matanya menatap sepiring singkong rebus, dan segelas kopi yang ada di atas meja.

"Mas." panggil Nina.

Gilang menoleh, menatap istrinya yang sedang kesal. Dia tahu jika rumah tangganya tidaklah mudah.

Kesulitan ekonomi membuat keharmonisan keluarganya memudar.

Dia hanyalah tukang ojek online, upahnya tidak seberapa.

Dan istrinya bekerja mencuci baju, dan menyetrika pada pemilik laundry, di sebelah rumahnya.

Namun itu tidak setiap hari, hanya kadang kala, hanya saat cucian sedang ramai. Sedangkan kebutuhan hidupnya tidak sedikit.

Mereka telah mempunyai dua orang anak. Anak yang sulung bernama Arga, umurnya 11 tahun, kini telah duduk dikelas 5 SD.

Dan adiknya bernama Ardi, umurnya 8 tahun , sekarang duduk dikelas 2 SD.

Untuk biaya makan sehari-hari, dan untuk biaya sekolah anak-anaknya.

Belum lagi untuk membayar angsuran di Bank setiap bulan.

"Kamu sabar ya sayang, Mas akan berusaha." jawab Gilang menenangkan istrinya.

"Aku sudah cukup sabar Mas, aku bahkan rela gak pernah beli make up, tapi penghasilan kamu cuma cukup untuk makan. Bagaimana dengan biaya sekolahnya anak-anak, bagaimana dengan angsurannya di Bank. Aku capek Mas." jawab Nina dengan kesal.

Gilang menghela nafas panjang, dan membuangnya dengan kasar.

Kepalanya berdenyut sakit, memikirkan bagaimana lagi caranya untuk mendapatkan uang.

"Aku cuma ingin memperbaiki hidup kita Mas. Ijinkan aku ke Hongkong.

Aku gak bermaksud pergi dari kamu, aku cuma ingin bekerja membantu kamu." ucap Nina.

"Tapi aku gak mau kamu merantau ke negeri orang. Kalau kamu mendapat majikan yang buruk bagaimana, aku gak bisa menjaga kamu. Percaya sama Mas, Mas akan berusaha lebih keras lagi." jawab Gilang sambil memegang kedua bahu Nina. Matanya menatap lembut ke arah Nina, berharap istrinya mau mengerti. Dia tidak rela jika istrinya pergi ke Hongkong menjadi TKW.

"Berusaha seperti apa lagi Mas, aku capek seperti ini terus. Kalau aku kerja di Hongkong upahnya besar, cukup untuk melunasi hutang-hutang kita, dan sisanya kita pakai untuk modal membuka usaha." ucap Nina. Matanya kini telah berkaca-kaca.

"Kalau harus ke negeri orang, jangan kamu biar Mas saja."

"Kamu mau kemana mas?" teriak Nina sambil berdiri.

"Kalau kamu yang jadi TKI, butuh biaya besar untuk kesana. Memangnya kamu ada uang?

Tapi kalau aku yang jadi TKW, hanya butuh sedikit biaya. Kamu jangan aneh-aneh dong Mas." sambung Nina.

"Mas bisa cari pinjaman dulu, untuk modal pergi kesana." jawab Gilang.

"Kamu mau cari hutang kemana lagi Mas, ke Bank? Sertifikat rumah Ibu saja masih kita jadikan jaminan di sana. ke Garnis? Memangnya kamu mau keluarganya Ariel semakin menginjak-injak keluarga kita.

Atau ke rentenir? Biar semakin hancur hidup kita." teriak Nina.

Ella yang saat itu sedang berdiri di depan pintu, diam terpaku mendengarkan pertengkaran mas, dan mbak iparnya.

Ella tahu jika kesulitan ekonomi adalah alasan utamanya.

Dengan ragu-ragu Ella mengetuk pintu. Dia berpura-pura seolah tak mendengarkan apa-apa.

"Eh ada Ella, masuk Dek!" kata Nina saat membuka pintu rumahnya.

Matanya merah, dan sembab terlihat jelas jika habis menangis.

Sementara Gilang, ia masih duduk termangu di kursi ruang tamu. Menoleh sekilas ke arah Ella, dan sedikit tersenyum.

"Ada titipan dari Ibu Mbak." kata Ella sambil memberikan satu kotak brownis yang ia bawa.

"Owhh makasih ya Dek, masuk dulu sini." jawan Nina.

"Iya Mbak, tapi maaf ya, Ella buru-buru. Masih ada yang belum diantar."

"Masih banyak Dek?" tanya Nina.

"Tinggal satu Mbak, tapi rumahnya lumayan jauh. Ella persmisi dulu ya Mbak, Mas Ella pamit ya." Kata Ella berpamitan.

"Iya Dek terima kasih ya. Titip salam untuk Ibu ya." ucap Nina.

"Iya Mbak." jawab Ella.

***

Tepat pukul 04.00 sore, motor butut Ella berhenti tepat di depan gerbang rumah Andra. Pak satpam mendekat, dan kemudian membukakan pintu gerbangnya.

"Eh ada Mbak Ella, silakan masuk Mbak!" kata pak satpam.

"Andra ada Pak?" tanya Ella.

"Ada Mbak di dalam." jawab pak satpam.

"Owh iya Pak, terima kasih ya." ucap Ella.

Lalu Ella memajukan motornya, dan menyusuri pelataran rumah Andra.

Di sana ada air mancur yang dihiasi bunga-bunga yang tumbuh di sekitarnya.

Ella memarkirkan motornya di garasi, di samping mobil Andra.

Lalu Ella menghampiri Bik Surti, pelayan di rumah Andra yang saat itu sedang membersihkan taman.

"Bik Surti!" sapa Ella.

"Eh ada Non Ella."

"Jangan panggil saya non Bik, panggil Ella saja." kata Ella sambil tersenyum.

"Gak enak saya Non. Non Ella kan temannya Tuan Andra." jawab Bik Surti.

"Tapi saya orang biasa Bik, bukan orang besar seperti Andra. Panggil Ella saja ya." kata Ella.

"Mmmm ya sudah, saya panggil Mbak Ella saja kalau begitu." ucap Bik Surti ragu ragu.

"Baiklah Bik. Oh ya, Andra ada Bik?" tanya Ella.

"Ada Non eh maksudnya Mbak Ella.

Mmm Tuan Andra ada. Tapi..."

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Naila Zakhwan

Naila Zakhwan

ahh curiga ada Vani...🤔🤔🤔 sabar El... Qwe mendukung mue

2020-12-09

2

Dian Anggraeni

Dian Anggraeni

10 jempol dulu ya kak...ditunggu di Dunia Pararel karya Iyoy 🙏🙏🙏🙏🙏

2020-12-02

2

Little Peony

Little Peony

Semangat selalu thor

2020-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Andra Dan Ella
3 Tawaran Dimas
4 Cemburu
5 Trio Bad Boy
6 Pesan Ella
7 Nathan
8 Tamparan Mama
9 Andra Tanpa Kabar
10 Gilang Dan Nina
11 Mengunjungi Andra
12 Tidak Mungkin Mencintaiku
13 Satu Permintaan
14 Menolak Tawaran
15 Kedatangan Suci
16 Hari Buruk
17 Keluar Dari Sekolah
18 Mengubah Keputusan
19 Belum Ada Kabar
20 Pesta Kelulusan
21 Hargai Waktu
22 Lamaran
23 Terbang Ke London
24 Welcome To London
25 Masih Punya Aku
26 Callista Dan Varrel
27 Bolehkah Aku Menunggu
28 Sahabat Rasa Pacar
29 Masih Menunggunya
30 Putus Cinta
31 Kecewa Lagi
32 Presentasi Tender
33 Si Mata Biru
34 Je Pense Que Je T'aime
35 Kesedihan Ella
36 Galau Karena Rindu
37 Mencoba Melupakan
38 Pertengkaran
39 Mabuk
40 Perasaan Vino
41 Ternyata Menang
42 Dia Lagi
43 Je Suis Interesse Par Toi
44 Rindu Itu Sakit
45 Bersama Varrel
46 Pesta Pernikahan
47 Kekecewaan Varrel
48 Dua Tahun Kemudian
49 Keputusan Andra
50 Gagal Bertemu
51 Bertemu Kembali
52 Dilema
53 Kecurigaan Ella
54 Oh Ternyata
55 Niat Licik
56 Jebakan
57 Awal Kesendirian
58 Pergi Dari Apartemen
59 Tempat Tinggal Baru
60 Curiga
61 Gagal Pulang
62 Mulai Kerja
63 Hari Bahagia Untuk Nadhira
64 Aku Merindukanmu
65 Salah Paham
66 Ajakan Ke Kota Impian
67 Persiapan Ke Paris
68 Fakta Mengejutkan
69 Khayalan Yang Menjadi Kenyataan
70 Hari Pertama Di Paris
71 Kejutan Besar Untukmu
72 Romansa Cinta Dibawah Menara
73 Momen Romantis Di Kota Paris
74 Rahasia Masa Lalu Mirna
75 Ella Dan Kairi
76 Kemarahan Dimas.
77 Kematian Adit
78 Tentang Dimas Dan Ella
79 Luka Lama Kairi
80 Misteri Tentang Kairi
81 Kairi Dan Indonesia
82 Apakah Kehadiranku Salah?
83 Kembali Ke London
84 Rencana Yura
85 Tunangan Yang Tertunda
86 Angelina Morgant
87 Asal Kau Bahagia
88 Pergi Bersama Yura
89 Kejahatan Angelina Dan Yura
90 Malaikat Penolong
91 Penyesalan Angelina
92 Permintaan Yura
93 Perceraian
94 Satu Minggu Kemudian
95 Tuan Aliensky
96 Undangan Pernikahan
97 Memadu Cinta Di Taman Bunga
98 Pulang Ke Indonesia
99 Tiba Di Bandara Juanda
100 Meminta Restu
101 Kenyataan Yang Sulit Dipercaya
102 Pertemuan Andra Dan Ella
103 Mengunjungi Ella
104 Pemberitahuan
105 Tentang Perasaan
106 Penyesalan Andra
107 Perpisahan
108 Kebenaran Tentang Masa Lalu
109 Luka Dan Kecewa
110 Aku Mencintai Ella
111 Andra Dan Kesendiriannya
112 Menemui Andra
113 Pulang Ke Rumah
114 Keputusan Yang Menyakitkan
115 Tentang Luka
116 Kesalah Pahaman Yang Fatal
117 Belum Bisa Memaafkan
118 Antara Cinta Dan Kecewa
119 Seperti Mimpi
120 Sah
121 Pulang Ke Rumah Kairi
122 Keputusan Nadhira
123 Andra Dan Perasaannya
124 Kenyataan Pahit Tentang Suci
125 Kesalahan Yang Fatal
126 Selangkah Menuju Kebaikan
127 Pesta Pernikahan Ella Dan Kairi
128 Persiapan Ke Paris
129 Tiba Di Paris
130 Empat Bulan Kemudian
131 Rencana Ke Pulau Reunion
132 Tragedi
133 Dirawat Di Rumah Sakit
134 Sakitnya Kehilangan
135 Empat Bulan Kemudian
136 Menara Dan Kenangannya
137 Salsabilla Dela Vinci
138 Dia Kembali
139 Kembali Bersama
140 Rahasia Suci
141 Takut Kehilangan
142 Tetap Sahabat
143 Semakin Kritis
144 Ungkapan Cinta Dan Lamaran
145 Manisnya Cinta
146 Dua Tahun Telah Berlalu
147 Pingsan
148 Akhir Yang Bahagia (Happy Ending)
149 Ucapan Terima Kasih
150 Bonus Chapter 1
151 Elegi Cinta Aynara
152 Padam Suluh Jiwa
153 Promo (Bukan) Orang Ketiga
154 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 154 Episodes

1
PROLOG
2
Andra Dan Ella
3
Tawaran Dimas
4
Cemburu
5
Trio Bad Boy
6
Pesan Ella
7
Nathan
8
Tamparan Mama
9
Andra Tanpa Kabar
10
Gilang Dan Nina
11
Mengunjungi Andra
12
Tidak Mungkin Mencintaiku
13
Satu Permintaan
14
Menolak Tawaran
15
Kedatangan Suci
16
Hari Buruk
17
Keluar Dari Sekolah
18
Mengubah Keputusan
19
Belum Ada Kabar
20
Pesta Kelulusan
21
Hargai Waktu
22
Lamaran
23
Terbang Ke London
24
Welcome To London
25
Masih Punya Aku
26
Callista Dan Varrel
27
Bolehkah Aku Menunggu
28
Sahabat Rasa Pacar
29
Masih Menunggunya
30
Putus Cinta
31
Kecewa Lagi
32
Presentasi Tender
33
Si Mata Biru
34
Je Pense Que Je T'aime
35
Kesedihan Ella
36
Galau Karena Rindu
37
Mencoba Melupakan
38
Pertengkaran
39
Mabuk
40
Perasaan Vino
41
Ternyata Menang
42
Dia Lagi
43
Je Suis Interesse Par Toi
44
Rindu Itu Sakit
45
Bersama Varrel
46
Pesta Pernikahan
47
Kekecewaan Varrel
48
Dua Tahun Kemudian
49
Keputusan Andra
50
Gagal Bertemu
51
Bertemu Kembali
52
Dilema
53
Kecurigaan Ella
54
Oh Ternyata
55
Niat Licik
56
Jebakan
57
Awal Kesendirian
58
Pergi Dari Apartemen
59
Tempat Tinggal Baru
60
Curiga
61
Gagal Pulang
62
Mulai Kerja
63
Hari Bahagia Untuk Nadhira
64
Aku Merindukanmu
65
Salah Paham
66
Ajakan Ke Kota Impian
67
Persiapan Ke Paris
68
Fakta Mengejutkan
69
Khayalan Yang Menjadi Kenyataan
70
Hari Pertama Di Paris
71
Kejutan Besar Untukmu
72
Romansa Cinta Dibawah Menara
73
Momen Romantis Di Kota Paris
74
Rahasia Masa Lalu Mirna
75
Ella Dan Kairi
76
Kemarahan Dimas.
77
Kematian Adit
78
Tentang Dimas Dan Ella
79
Luka Lama Kairi
80
Misteri Tentang Kairi
81
Kairi Dan Indonesia
82
Apakah Kehadiranku Salah?
83
Kembali Ke London
84
Rencana Yura
85
Tunangan Yang Tertunda
86
Angelina Morgant
87
Asal Kau Bahagia
88
Pergi Bersama Yura
89
Kejahatan Angelina Dan Yura
90
Malaikat Penolong
91
Penyesalan Angelina
92
Permintaan Yura
93
Perceraian
94
Satu Minggu Kemudian
95
Tuan Aliensky
96
Undangan Pernikahan
97
Memadu Cinta Di Taman Bunga
98
Pulang Ke Indonesia
99
Tiba Di Bandara Juanda
100
Meminta Restu
101
Kenyataan Yang Sulit Dipercaya
102
Pertemuan Andra Dan Ella
103
Mengunjungi Ella
104
Pemberitahuan
105
Tentang Perasaan
106
Penyesalan Andra
107
Perpisahan
108
Kebenaran Tentang Masa Lalu
109
Luka Dan Kecewa
110
Aku Mencintai Ella
111
Andra Dan Kesendiriannya
112
Menemui Andra
113
Pulang Ke Rumah
114
Keputusan Yang Menyakitkan
115
Tentang Luka
116
Kesalah Pahaman Yang Fatal
117
Belum Bisa Memaafkan
118
Antara Cinta Dan Kecewa
119
Seperti Mimpi
120
Sah
121
Pulang Ke Rumah Kairi
122
Keputusan Nadhira
123
Andra Dan Perasaannya
124
Kenyataan Pahit Tentang Suci
125
Kesalahan Yang Fatal
126
Selangkah Menuju Kebaikan
127
Pesta Pernikahan Ella Dan Kairi
128
Persiapan Ke Paris
129
Tiba Di Paris
130
Empat Bulan Kemudian
131
Rencana Ke Pulau Reunion
132
Tragedi
133
Dirawat Di Rumah Sakit
134
Sakitnya Kehilangan
135
Empat Bulan Kemudian
136
Menara Dan Kenangannya
137
Salsabilla Dela Vinci
138
Dia Kembali
139
Kembali Bersama
140
Rahasia Suci
141
Takut Kehilangan
142
Tetap Sahabat
143
Semakin Kritis
144
Ungkapan Cinta Dan Lamaran
145
Manisnya Cinta
146
Dua Tahun Telah Berlalu
147
Pingsan
148
Akhir Yang Bahagia (Happy Ending)
149
Ucapan Terima Kasih
150
Bonus Chapter 1
151
Elegi Cinta Aynara
152
Padam Suluh Jiwa
153
Promo (Bukan) Orang Ketiga
154
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!