Bab 7 : Bukan untuk bercerai

"Saya punya satu permintaan," Shakila bicara tanpa melihat kearah laki-laki yang berjalan di hadapannya saat ini.

Zahra sangat bahagia setelah Abian memutuskan untuk menikahi Shakila. Karena matahari sudah mulai tenggelam, Zahra meminta Abian mengantarkan Shakila pulang setidaknya sampai ke parkiran.

Sebagai laki-laki yang paham dan mematuhi aturan agama, Abian berjalan lebih dulu diikuti oleh Shakila di belakangnya.

"Kita cerai setelah mba Zahra sembuh," ucapan Shakila berhasil membuat Abian menghentikan langkahnya.

Abian terpaksa setuju menikah dengan Shakila karena permintaan Zahra, tapi Ia tidak berniat untuk menceraikan Shakila meskipun Zahra sudah sembuh dari penyakitnya.

Allah SWT sangat membenci perceraian dan Abian tidak ingin melakukan hal yang dibenci oleh Tuhannya.

"Kita belum menikah tapi kamu sudah membicarakan perceraian dengan saya sekarang?" tanya Abian tanpa berbalik menatap perempuan yang berada di belakang tubuhnya.

Abian tidak menyangka dibalik diamnya Shakila ternyata Shakila memikirkan hal seperti itu. Perceraian adalah hal yang diizinkan, tapi sangat tidak dianjurkan karena itu perbuatan halal yang paling dibenci oleh Allah SWT.

"Jika kamu tidak menginginkan pernikahan ini, kamu bisa bicara pada Zahra. Karena saya bersedia menikah denganmu bukan untuk bercerai."

Abian serius dengan ucapannya. Ia tidak akan menceraikan Shakila apapun yang terjadi, kecuali ada hal yang memang mengharuskan mereka bercerai.

"Baiklah," putus Shakila tanpa memberikan kepastikan bahwa dirinya akan menolak pernikahan ini atau menerimanya.

"Pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan, kamu tidak bisa bercerai dari saya jika sudah menjadi istri saya," tegas Abian.

Poligami bukan sesuatu yang mudah dilakukan, tapi Abian tidak akan menikah jika tujuan Shakila hanya untuk bercerai darinya setelah Zahra sembuh.

Abian tidak ingin memiliki dua istri, tapi Ia lebih tidak ingin melakukan sesuatu yang dibenci oleh Tuhannya.

"Ya, saya mengerti," Shakila masih belum memberi kejelasan apakah dirinya mau melanjutkan pernikahan ini atau tidak.

"Anda bisa kembali ke ruangan istri Anda, saya bisa pergi ke parkiran sendiri."

"Saya akan mengantarkanmu sampai ke parkiran, Zahra memang tidak melihat kita, tapi Allah maha melihat."

Sesaat Shakila merasa kagum terhadap Abian, tapi rasa kagumnya hanya sebatas rasa kagum sesama umat nabi Muhammad SAW.

Shakila kagum dengan rasa takut Abian terhadap Tuhan mereka. Membuatnya teringat dengan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang paling Ia kagumi, Umar Bin Khattab.

Shakila tidak mengetahui sejarah islam dengan baik, tapi Ia mengenal Umar Bin Khattab sebagai sahabat Rasulullah SAW yang tegas dalam memisahkan yang hak dan yang batil.

"Ya, Anda benar."

Setelahnya tidak ada percakapan lagi antara Abian dan Shakila, mereka melanjutkan perjalanan sampai ke parkiran rumah sakit.

Malamnya, Shakila menghubungi orang tuanya dan memberitahu mereka bahwa dirinya akan menikah dalam waktu dekat. Ia sudah memutuskan untuk menikahi Abian dan menjadi istri kedua laki-laki itu.

Shakila meminta orang tuanya datang dari desa ke Bandung untuk menjadi wali, tapi ayahnya menolak datang dan mengatakan supaya Shakila mengajukan wali hakim ke pengadilan agama.

Shakila sedih mendengarnya. Ingin rasanya Ia merengek supaya ayahnya datang, namun sejak kecil Ia tidak pernah merengek pada orang tuanya.

-

-

"Shakila pasti sedih, kenapa tidak kita tidak datang ke pernikahannya?" tanya ibu Shakila.

Ayah Shakila tidak mengatakan apa-apa. Air matanya keluar begitu saja tanpa bisa ditahan. Ayah Shakila bahagia putrinya akan menikah, tapi kehadirannya di pernikahan Shakila pasti hanya akan membuat Shakila mengenang hal buruk.

Shakila pernah mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah karena takut dengan pernikahan, takut memiliki suami seperti ayahnya yang suka selingkuh dan melakukan kekerasan.

Hati ayah Shakila sakit saat mengetahui putrinya mengalami trauma karena dirinya. Tapi Ia juga tidak bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki apa yang sudah terjadi.

Sekarang, Shakila akhirnya mau menikah. Ayah Shakila tidak ingin kehadirannya di pernikahan putrinya hanya merusak kebahagiaan putrinya.

"Akan jauh lebih baik jika kita tidak datang," ucap ayah Shakila masih dengan air mata yang bercucuran.

-

-

Kabar bahwa Abian akan menikah lagi sudah terdengar oleh orang tua Abian. Baik ibu maupun ayah Abian tidak ada yang melarang Abian menikah lagi, mereka hanya mengingatkan supaya Abian berbuat adil.

"Seharusnya kalian melarang mas Abian menikah lagi," Adam nampak keberatan dengan keputusan orang tuanya membiarkan Abian menikah lagi.

Keimanannya benar-benar diuji karena tidak ada satupun do'anya yang dikabulkan oleh Allah SWT. Ia ingin menerima semuanya, tapi hatinya tidak bisa melakukan itu.

"Yang mau dimadu mba Zahra, kenapa kakak yang merasa terpukul?" tanya Adiba heran melihat Adam yang terlihat tidak terima Abian ingin menikah lagi.

"Itu karena..." Adam mengusap wajahnya kasar.

Sulit baginya untuk menjelaskan pada keluarganya bahwa dirinya tidak terima karena perempuan yang akan kakaknya nikahi adalah pujaan hatinya.

"Kendalikan diri kamu, Adam. Papah yakin mas kalian bisa bertanggungjawab terhadap istri-istrinya," ucap tuan Hanafi melerai perdebatan yang mungkin akan terjadi antara kedua anaknya.

"Ck, kalian tidak mengerti," Adam pergi meninggalkan rumah karena tidak ada satupun keluarganya yang mau mendengarkannya.

"Siapa yang tidak mengerti? kakak yang tidak mengerti situasinya, dasar!" Adiba meneriaki Adam karena merasa kakaknya itu tidak masuk akal.

Adam tahu alasan dibalik Abian mau menikah lagi, tapi kenapa Adam tidak bisa mengerti seperti Adiba yang mengerti situasi kakak mereka?

-

-

"Mas Abian?" gumam Shakila melihat seseorang yang begitu familiar sedang memperhatikannya dari luar.

Shakila sedang berada di butiknya sekarang. Sedang mengurus sesuatu yang perlu diurus sebelum menikah dengan Abian.

Shakila tidak bisa melihat dengan jelas siapa yang memperhatikannya diluar karena jarak diantara mereka, tapi orang itu terlihat seperti Abian.

"Sepertinya bukan mas Abian, untuk apa juga mas Abian datang kesini?"

Shakila berusaha untuk tidak peduli dengan orang yang terlihat sedang memperhatikannya itu. Mungkin saja orang itu sedang melihat sesuatu dan bukan melihat kearahnya.

Shakila sudah berusaha tidak peduli, tapi laki-laki yang sedang melihat kearahnya itu tidak kunjung pergi, bahkan setelah beberapa menit berlalu.

"Aku tidak mungkin salah, orang itu sedang melihat kearahku."

Shakila tidak salah. Orang yang terlihat sedang memperhatikannya itu memang sedang memperhatikan setiap pergerakannya. Orang itu bukan Abian, tapi Adam yang perawakannya mirip Abian.

"Tiga hari lagi kamu akan menjadi milik mas Abian, bagaimana aku bisa melupakanmu secepat itu?"

Rasanya Adam ingin menghampiri Shakila saat itu juga dan mengatakan bahwa dirinya menyukai Shakila. Tapi Adam berusaha menahannya karena tidak ingin kalah oleh perasaannya sendiri.

Jika memang ini yang terbaik, Adam akan berusaha mengikhlaskan pujaan hatinya untuk kakaknya. Ia yakin semua yang menjadi takdir Allah adalah yang terbaik meskipun tidak sesuai dengan hatinya.

"Perasaan ini ada karena Allah yang menghadirkannya, tapi aku juga harus mengikhlaskanmu karena yang Allah takdirkan untukmu bukan aku."

Terpopuler

Comments

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

ada yaaa orang tua yg mengizinkan anak nya berpoligami...🤔🤔🤔

2024-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Menikahlah dengan suamiku
2 Bab 2 : Rumah sakit
3 Bab 3 : Meminta waktu berpikir
4 Bab 4 : Jalan takdir
5 Bab 5 : Anak kecil tanpa peran ibu
6 Bab 6 : Terjebak
7 Bab 7 : Bukan untuk bercerai
8 Bab 8 : Resmi menikah
9 Bab 9 : Pengasuh gratis
10 Bab 10 : Janji Adam
11 Bab 11 : Ketakutan Abian
12 Bab 12 : Dua wanita surga Abian
13 Bab 13 : Satu imam, dua makmum
14 Bab 14 : Bukan tipe idaman Shakila
15 Bab 15 : Cerita Zahra
16 Bab 16 : Siapa wanita itu?
17 Bab 17 : Mertua Abian
18 Bab 18 : Tinggal di rumah mertua
19 Bab 19 : Melepas rindu
20 Bab 20 : Kecemburuan Abian
21 Bab 21 : Belajar menjahit
22 Bab 22 : Rencana ke Jakarta
23 Bab 23 : Bibi perusak suasana
24 Bab 24 : Terbongkarnya rahasia
25 Bab 25 : Fitnah kejam
26 Bab 26 : Tukang fitnah harus pergi
27 Bab 27 : Obrolan tetangga
28 Bab 28 : Menantu dan mertua
29 Bab 29 : Menghabisi pelakor
30 Bab 30 : Dua kejadian
31 Bab 31 : Maaf, aku gagal
32 Bab 32 : Pemakaman Zahra
33 Bab 33 : Tulisan di kain kafan
34 Bab 34 : Secercah harapan
35 Bab 35 : Ibu-ibu pengajian
36 Bab 36 : Hilang ingatan?
37 Bab 37 : Kembalinya menantu Sanjaya
38 Bab 38 : Hukuman Allah
39 Bab 39 : Dusta Cinta
40 Bab 40 : Rencana kehamilan
41 Bab 41 : Keluarga harmonis
42 Bab 42 : Datang ke desa
43 Bab 43 : Keluarga kecil bahagia
44 Bab 44 : Hadiah untuk istri tercinta
45 Bab 45 : Wanda kembali berulah!
46 Bab 46 : Pengganggu kecil
47 Bab 47 : Pertemuan keluarga
48 Bab 48 : Hukuman penuduh zina
49 Bab 49 : Sudah terlambat
50 Bab 50 : Menikah tidak seburuk itu
51 Bab 51 : Drama Wanda masih berlanjut
52 Bab 52 : Laki-laki idaman Shakila
53 Bab 53 : Hamil
54 Bab 54 : Pertengkaran papah dan anak
55 Bab 55 : Batal umroh
56 Bab 56 : Menurunkan ego
57 Bab 57 : Hanya titipan
58 Bab 58 : Calon saingan Abian
59 Bab 59 : Umroh
60 Bab 60 : Selisih usia
61 Bab 61: Stalker
62 Bab 62 : Istri pengertian
63 Bab 63 : Saingan cinta antar saudara
64 Bab 64 : Pernikahan Adam
65 Bab 65 : Suamiku bukan pezina
66 Bab 66 : Sisi lain menantu Sanjaya
67 Bab 67 : Jangan menunjukkan wajah!
68 Bab 68 : Video viral
69 Bab 69: Mengurus masalah
70 Bab 70 : Kesedihan istri Abian
71 Bab 71 : Hampir saja
72 Bab 72 : Bahaya sosial media
73 Bab 73 : Kejahatan dibalas kebaikan
74 Bab 74 : Rencana lahiran
75 Bab 75 : Calon suami Adiba
76 Bab 76 : Lahirnya duplikat Abian
77 Bab 77 : Baju dinas Arsyila
78 Bab 78 : Wanita penggoda
79 Bab 79 : Penggoda terbaik
80 Bab 80 : Satu saja cukup
81 Bab 81 : Wanita Yang Dirindukan Surga
82 Bab 82 : Wanita Yang Dirindukan Surga 2
83 Bab 83 : Abian vs Arkana
84 Bab 84 : Mengingat Zahra
85 Bab 85 : Tidak apa-apa menangis
86 Bab 86 : Bicara baik-baik
87 Bab 87 : Arkana tantrum
88 Bab 88 : Hampir terharu
89 Bab 89 : Akhir pekan
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Bab 1 : Menikahlah dengan suamiku
2
Bab 2 : Rumah sakit
3
Bab 3 : Meminta waktu berpikir
4
Bab 4 : Jalan takdir
5
Bab 5 : Anak kecil tanpa peran ibu
6
Bab 6 : Terjebak
7
Bab 7 : Bukan untuk bercerai
8
Bab 8 : Resmi menikah
9
Bab 9 : Pengasuh gratis
10
Bab 10 : Janji Adam
11
Bab 11 : Ketakutan Abian
12
Bab 12 : Dua wanita surga Abian
13
Bab 13 : Satu imam, dua makmum
14
Bab 14 : Bukan tipe idaman Shakila
15
Bab 15 : Cerita Zahra
16
Bab 16 : Siapa wanita itu?
17
Bab 17 : Mertua Abian
18
Bab 18 : Tinggal di rumah mertua
19
Bab 19 : Melepas rindu
20
Bab 20 : Kecemburuan Abian
21
Bab 21 : Belajar menjahit
22
Bab 22 : Rencana ke Jakarta
23
Bab 23 : Bibi perusak suasana
24
Bab 24 : Terbongkarnya rahasia
25
Bab 25 : Fitnah kejam
26
Bab 26 : Tukang fitnah harus pergi
27
Bab 27 : Obrolan tetangga
28
Bab 28 : Menantu dan mertua
29
Bab 29 : Menghabisi pelakor
30
Bab 30 : Dua kejadian
31
Bab 31 : Maaf, aku gagal
32
Bab 32 : Pemakaman Zahra
33
Bab 33 : Tulisan di kain kafan
34
Bab 34 : Secercah harapan
35
Bab 35 : Ibu-ibu pengajian
36
Bab 36 : Hilang ingatan?
37
Bab 37 : Kembalinya menantu Sanjaya
38
Bab 38 : Hukuman Allah
39
Bab 39 : Dusta Cinta
40
Bab 40 : Rencana kehamilan
41
Bab 41 : Keluarga harmonis
42
Bab 42 : Datang ke desa
43
Bab 43 : Keluarga kecil bahagia
44
Bab 44 : Hadiah untuk istri tercinta
45
Bab 45 : Wanda kembali berulah!
46
Bab 46 : Pengganggu kecil
47
Bab 47 : Pertemuan keluarga
48
Bab 48 : Hukuman penuduh zina
49
Bab 49 : Sudah terlambat
50
Bab 50 : Menikah tidak seburuk itu
51
Bab 51 : Drama Wanda masih berlanjut
52
Bab 52 : Laki-laki idaman Shakila
53
Bab 53 : Hamil
54
Bab 54 : Pertengkaran papah dan anak
55
Bab 55 : Batal umroh
56
Bab 56 : Menurunkan ego
57
Bab 57 : Hanya titipan
58
Bab 58 : Calon saingan Abian
59
Bab 59 : Umroh
60
Bab 60 : Selisih usia
61
Bab 61: Stalker
62
Bab 62 : Istri pengertian
63
Bab 63 : Saingan cinta antar saudara
64
Bab 64 : Pernikahan Adam
65
Bab 65 : Suamiku bukan pezina
66
Bab 66 : Sisi lain menantu Sanjaya
67
Bab 67 : Jangan menunjukkan wajah!
68
Bab 68 : Video viral
69
Bab 69: Mengurus masalah
70
Bab 70 : Kesedihan istri Abian
71
Bab 71 : Hampir saja
72
Bab 72 : Bahaya sosial media
73
Bab 73 : Kejahatan dibalas kebaikan
74
Bab 74 : Rencana lahiran
75
Bab 75 : Calon suami Adiba
76
Bab 76 : Lahirnya duplikat Abian
77
Bab 77 : Baju dinas Arsyila
78
Bab 78 : Wanita penggoda
79
Bab 79 : Penggoda terbaik
80
Bab 80 : Satu saja cukup
81
Bab 81 : Wanita Yang Dirindukan Surga
82
Bab 82 : Wanita Yang Dirindukan Surga 2
83
Bab 83 : Abian vs Arkana
84
Bab 84 : Mengingat Zahra
85
Bab 85 : Tidak apa-apa menangis
86
Bab 86 : Bicara baik-baik
87
Bab 87 : Arkana tantrum
88
Bab 88 : Hampir terharu
89
Bab 89 : Akhir pekan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!