Hana tengah berjalan hendak masuk kelas. Namun, Dia heran ketika para murid tengah berkerumun. Dan terlihat sedang membicarakan sesuatu yang serius.
"Rey ini ada apa kenapa mereka berkumpul seperti itu? Tanya Hana pada Rey Ia sangat penasaran ada apa sebenarnya. Hingga semua murid tampak berkerumun seperti itu.
"Han, Aku dengar katanya papa nya Zian meninggal. Tapi, aku juga gak tau pasti itu benar atau nggak nya?" Jawab Rey.
Hana pun tertegun mendengar penuturan Rey.
"Emang nya Papah kenapa? apa Dia sakit?" Tanya Hana lagi. Dia tidak dapat menahan rasa penasaran nya.
"Aku dengar sih katanya papa nya Zian sakit nya udah lama dan di rawat di Singapur. Apa Zian gak pernah cerita apapun sama kamu Han? aku lihat akhir-akhir ini kalian semakin dekat." Ucap Rey pada.
"Nggak Rey Dia gak pernah cerita apa-apa sama aku." Ucap Hana berterus terang. Memang benar Zian tidak pernah membicarakan masalah pribadinya pada Hana. Lagi pula hubungan mereka tidak sedekat itu sampai Zian harus menceritakan masalah pribadinya pada Hana.
"Pantesan dia udah satu Minggu gak masuk sekolah aku pikir dia mengindari aku sebaiknya aku temui dia pulang sekolah nanti." batin Hana.
*
Di Rumah keluarga Hadinata. Zian nampak duduk termenung sendirian di kamar nya. Dia tak ingin menemui siapapun saat ini hati nya benar-benar hancur. Orang yang paling penting dalam hidup nya kini sudah tidak lagi bersama nya.
"Papah, kenapa papah ninggalin aku sendiri. setelah kepergian mamah hanya papah yang selalu ada untuk ku." gumam Zian dalam hati.
Zian begitu rapuh saat ini. Bahkan lingkaran hitam di matanya pun tampak begitu jelas. Sudah beberapa hari Zian tak tidur dengan nyenyak karena selalu menjaga Papah nya di rumah sakit.
flashback satu Minggu yang lalu.
Zian melangkah masuk ke dalam rumah nya. seketika seluruh pelayan pun menunduk memberi hormat padanya.
"Tuan muda, Anda di tunggu oleh Pak Reno di ruang kerja Tuan besar!" Ucap salah satu pelayan sambil terus menunduk tidak berani memandang wajah majikan nya.
Zian pun mengangguk. Dan berlalu ke ruangan kerja papah nya.
"Om Reno ada apa? Apa Papah baik-baik saja?" Tanya Zian yang sudah tau, pasti ada yang tidak beres jika Reno menemuinya secara mendadak seperti ini.
"Zian kondisi papah mu semakin memburuk. Sebaiknya kamu ikut Om ke Singapur. karna Papah mu juga ingin bertemu dengan mu!" Ucap Reno dengan wajah yang serius.
"Baik Om kita pergi sekarang!" Tanpa pikir panjang Zian pun langsung pergi ke Singapore bersama Reno. Yang di pikirkan nya saat ini hanya keadaan Papah nya.
Sesampai nya disana Zian pun langsung menuju Ruangan tempat papah nya di rawat. Dia terus berjalan tanpa memperdulikan para perawat yang menunduk hormat padanya.
Para dokter dan perawat sudah tidak asing lagi pada wajah tampan Zian. Karena mereka tau betul dia adalah pewaris tunggal kekayaan keluarga Hadinata yang menjadi salah satu penyumbang dana yang cukup besar di rumah sakit itu.
Ceklek... Zian pun membuka pintu ruang rawat VVIP tempat papah nya di rawat.
Zian pun menatap wajah pucat Papah nya. Wajah itu terlihat tenang Dan damai.
"Pah, kenapa Papah jadi gini lagi bukannya kemarin papah udah baikan!" Ucap Zian sambil menatap tubuh papah nya yang di penuhi dengan peralatan medis.
"Zian, kamu yang kuat ya Nak. Om yakin papah kamu pasti sembuh!" Ucap Reno sambil menyentuh pundak Zian. Seolah ingin menyalurkan kekuatan untuk nya.
"Iya Om!" Zian pun mengusap cairan bening dari sudut matanya.
Beberapa saat kemudian Gio, yaitu papah nya Zian menggerakkan jari tangan nya.
"Zi-zian...!" Ucap nya lirih hampir tak terdengar.
"Papah..!" Pekik Zian. Dia begitu senang ayah nya telah kembali sadar.
"Papah tenang Ya. Zian ada disini!" Zian pun menggenggam tangan papah nya.
Beberapa saat kemudian papah nya pun kembali tak sadar kan diri.
" Om, Papah Om. Kenapa papah diam lagi Om,?" Tanya Zian dengan panik.
" Dokter, Suster. siapa saja tolong papah." Teriak Zian dengan panik.
"Zian, kamu tenang jangan panik seperti ini." Ucap Reno menenang kan Zian.
"Tapi Papah Om." Ucap Zian tak mampu berkata-kata lagi. Dia benar-benar takut terjadi Apa-apa pada Papah nya.
Beberapa saat kemudian Dokter dan beberapa orang suster pun masuk ke ruangan Gio.
"Maaf Tuan silahkan kalian keluar dulu. Biar kami memeriksa keadaan Tuan Gio." Ucap seorang Dokter wanita tersebut.
"Zian, ayo biarkan papah mu di periksa Dokter dulu!" Reno pun menuntun Zian keluar dari ruangan papah nya.
Zian pun berjalan mondar-mandir di depan Ruang rawat papah nya. Hatinya begitu tak tenang, ketakutan yang besar kini melanda hati dan pikiran nya.
"Kenapa mereka lama sekali." Zian pun mulai kesal .
"Zian, Ayo duduklah dulu." Ucap Reno sambil menarik tangan Zian Dan mengajaknya duduk di kursi ruang tunggu.
"Minum lah dulu agar kamu lebih tenang!"
"Aku tidak mau Om." Ucap Zian menolak. Beberapa saat kemudian dokter yang menangani papah nya pun keluar.
"Dokter, gimana keadaan papah saya? Tanya Zian sambil menatap Dokter Wanita itu dengan tajam.
Dokter itu pun menunduk takut. Dia tau benar seperti apa sipat Tuan muda putra tunggal keluarga Hadinata itu.
"Cepat katakan bagaimana keadaan papah ku atau kau akan tau akibat nya?" Ancam Zian pada Dokter wanita itu sambil mencengkram kerah kemeja putih nya dengan erat.
"Zian, Apa yang kamu lakukan lepas kan dia. Bagaimana Dokter ini mau bicara jika kamu mengancam nya seperti itu." Reno pun menenang kan Zian agar dia tak menakuti Dokter wanita itu.
Zian pun melepas kan cengkraman nya itu.
"Baiklah katakan padaku bagaimana keadaan papah?" Tanya Zian sedikit lebih tenang. Namun, tetap berwajah dingin dan menyeram kan bagi dokter itu.
"Keadaan Tuan Gio sedang keritis Tuan muda. Saya akan berusaha semampu saya untuk menyelamatkan Tuan Gio." Tutur Dokter wanita Itu. Walaupun dia sangat takut dengan Tuan Muda di depan nya itu. Tapi, jika Dia tidak mengatakan nya pasti Tuan Muda akan menghukum nya.
"Apa yang kamu katakan? Kamu harus menyelamatkan Papah ku. bagaimana pun caranya aku tidak peduli, bila perlu panggil semua dokter terbaik yang ada di dunia ini Aku mau papah ku kembali seperti dulu." Ucap Zian dengan keras. lalu Zian pun terduduk lemas di kursi ruang tunggu.
Sudah berhari-hari Zian duduk menunggu nya. Dia pun sama sekali tidak tidur dan tidak mau makan wajah nya begitu pucat dan ada lingkaran hitam di bawah matanya.
"Zian, Kamu harus makan kamu tidak boleh seperti ini bagaimana kamu mau menjaga papah mu dalam keadaan seperti ini!? Ucap Reno.
Zian pun mengambil makanan yang di berikan Reno dan memakan nya beberapa suapan.
"Sudah. Aku sudah kenyang,."lalu ia pun kembali memberikan piring berisi makanan itu pada Reno.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Ciu Suke
kak widhie aku udah sampe sini hehe, semangat kaka
2021-01-26
0
callyouMaijoi
boom like Kaka 👍😊
mampir ya ke ceritaku Dua Istri Polos Ku 🤗
2020-09-09
1