Makan siang

Hening...Tak ada sepatah kata pun yang Terucap di antara mereka. Kegugupan yang Zian rasakan membuat nya memilih untuk diam.

Hana memberanikan diri untuk bertanya.

"Sebenarnya kita mau pergi kemana dari tadi ko gak nyampe-nyampe sih?" Hana mulai tak sabar. Dia juga agak takut dengan laki-laki di samping nya itu.

Zian hanya melirik Hana sekilas tanpa mau menjawab pertanyaan nya. Rasanya Ia masih kesal dengan kejadian yang Ia lihat tadi semua itu masih membekas di ingatan nya. Tangis lirih Hana seolah membuat hatinya sakit entah mengapa Zian pun tak tau.

Zian yang kala itu berjalan di koridor sekolah hendak pulang. Merasa heran melihat Hana berdiri mematung mengintip dari balik kaca jendela, "kenapa gadis bodoh itu berdiri di sana," gumam Zian

Karena penasaran, Ia pun ikut mengintip dari jendela yang berjarak kira-kira tiga meter dari Hana.

"Dasar mereka. *P*asangan gak tau diri bisa-bisa nya merka ciuman di kelas dasar menyebal kan," Zian mengumpat dalam hati saking kesalnya, dengan tangan mengepal menahan kemarahan.

Ketika melihat Hana akan pergi dari sana. dengan segera Ia pun bersembunyi di balik dinding agar tidak terlihat oleh Hana.

Zian mengepal kan tangan. Menahan amarah yang meluap di kepala nya, Ia benar benar-benar kesal saat Itu.

Ia pun mengejar Hana yang berlari ke toilet. Brak.. Suara pintu toilet di tutup cukup keras, membuat Ia mengurungkan niatnya dan memilih menunggu nya di luar. Zian menyandarakan punggung nya di dinding.

Terdengar suara isakan dari dalam toilet. Membuat Zian meyakini bawa gadis yang selama ini selalu muncul dalam pikiran nya itu kini tengah menangis di dalam sana.

Hati nya ikut merasakan sakit yang Hana rasakan. Sejak pertemuan pertama mereka yaitu hari pindah nya Zian ke sekolah ini. Sejak saat itu Iah, la mulai tertarik terhadap Hana. Ia selalu memperhatikan Hana dari kejauhan. Ia selalu berpikir bagaimana cara untuk mendekati Hana hingga kebetulan itu pun terjadi, Hana sendiri lah yang mendekat padanya.

***

"Dasar nyebelin," Hana mendelik sebal Ia merasa kesal terhadap Zian karna telah membawa nya secara paksa. Bahkan tidak mau menjawab pertanyaannya.

Zian hanya acuh mendengar Hana yang menggerutu. Dia tetap pokus pada kemudi nya.

Setelah beberapa saat akhirnya mobil Zian berhenti di sebuah restoran yang cukup mewah.

"Turun....!" perintah nya.

"Ngapain kita kesini?"

"Kita Makan lah. Bukan nya tadi kamu lapar," Jawab Zian keceplosan. Ia pun agak terkejut dengan kata-kata nya sendiri.

"Bagaimana dia bisa tau kalau aku sedang lapar,"batin Hana keheranan.

"Aku tidak lapar ko." Hana berbohong. Kruyuk... namun suara perut nya yang tidak tau kondisi itu membuat nya malu sendiri.

"Ah perut Kenapa kamu harus berbunyi di waktu yang salah". Hana menggigit bibir bawahnya menahan rasa malu, wajahnya bak kepiting rebus.

"Sudahlah ayo turun, aku tau kamu lapar," Zian tersenyum samar.

Mau tidak mau Hana pun mengikuti nya turun. Hana berjalan mengekor di belakang Zian.

Hana Ikut duduk setelah Zian memilih salah satu meja yang ada di pojok ruangan itu.

"Tuan Muda, Anda datang kemari!" pelayan itu nampak senang dan menunduk hormat.

Zian hanya mengaguk tanpa menjawab sapaan pelayan itu.

"Kamu mau pesan apa?" Zian bertanya sambil melihat-lihat buku menu di tangannya.

"Aku terserah kamu aja!" Hana yang tidak tahu menu makanan apa yang enak di Restoran itu membiarkan Zian memilih kan makanan untuk nya.

Zian pun mengangguk dan memilih beberapa makanan yang sekiranya Hana sukai.

"Mbak, saya pesan ini, ini dan juga ini," Zian menunjuk semua yang Ia pesan di buku menu pada pelayan itu.

"Baik Tuan Muda," pelayan itu pun mengangguk patuh. Setelah pelayan itu pergi kecanggungan pun mulai kembali. Mereka saling diam dan tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

Setelah sekian lama diam akhirnya Hana pun mencoba untuk mencair kan suasana canggung mereka.

"Zian kenapa kamu mengajak aku makan disini pasti harga nya mahal kan? kalau kamu nyuruh aku bayar sendiri maaf aku gak bisa. Uang jajan aku aja gak mungkin cukup buat beli minum disini," ucap Hana pelan, karena takut orang lain akan mendengar nya.

Sedari tadi Hana memikirkan tentang semua itu, dia takut jika Zian akan membuat nya membayar semua makan yang mereka pesan nanti.

Zian pun tersenyum samar, "kamu pikir aku gak punya uang, kalau cuma bayar makanan buat aku sih gak ada apa-apanya," Zian menyombongkan diri.

"Sombong," ledek Hana.

"Aku bukan sombong, itu emang kenyataan." ucapnya dengan percaya diri.

"Haha...Ia aku tau itu," Hana tertawa pelan.

"Kenapa kamu tertawa?" Zian sedikit kesal karena di tertawa kan seperti itu.

"Gak ko!" Hana pun kembali terdiam.

"*G*ak bisa bercanda dikit apa, dasar gak punya selera humor."

"Kamu gak percaya kalau aku anak orang kaya?" tanya Zian lagi.

"huuh dasar sombong."

"Aku percaya Anda adalah Tuan Muda Zian putra Hadinata, kamu tidak perlu memperjelas nya, nanti semua orang di sekolah akan gemetaran mendengar perkataan mu!" ucap Hana sedikit nyinyir.

"Bagaimana aku tidak percaya wajah mu saja sudah sering aku lihat di koran dan Televisi."

"Biarkan saja!" Hana menyelis ke arah nya.

'Benar-benar gila pujian.'

Lalu pesanan mereka pun datang. Hana hanya melongo menatap makanan lezat di depan nya itu, bagai mana tidak Zian memesan lima porsi makanan sekaligus, yang nampak enak-enak membuat cacing-cacing di perut Hana meronta-ronta minta di isi. Hana menelan ludah menatap makanan di depan nya itu. Ingin rasanya Ia segera menyantap makanan itu namun ia masih punya rasa malu.

"Ayo makan!" ucap Zian yang melihat Hana masih tak menyentuh makanan nya.

"Zian kenapa kamu pesan makanan sebanyak ini?" tanya Hana ke heranan. Masalah nya mereka kan hanya berdua bagaimana menghabiskan makanan sebanyak itu.

"Aku tidak tau makanan apa yang kamu suka. Jadi aku pilih saja semua makanan yang terlihat enak," Zian bicara dengan tenang, seolah semua ini tiadak ada artinya sama sekali.

"Astaga Tuan Muda, uang mu sebanyak apa sampai sekali makan, habis ber juta-juta," Hana menelan Saliva nya. Karena memikirkan harga makanan yang ada di depannya.

"Tapi Zian, kamu gak perlu pesan sebanyak ini bagai mana kita menghabiskan nya," Hana bingung mau makan yang mana karena semua nya nampak enak-enak.

"Sudahlah makan saja jangan banyak bicara," Zian mulai kesal.

"Aku hanya ingin menghibur mu hari ini, karena Aku bingung harus bagaimana aku mengajak mu makan disini. Agar Kamu bisa sejenak melupakan si Rey sialan itu."

Hana hanya menggeleng pelan. Ia di buat keheranan dengan kelakuan tuan muda kaya di depan nya ini. Lalu ia pun mulai makan dengan lahap tanpa malu-malu lagi rasa nya baru pertama kali Ia merasakan makanan seenak dan selezat ini seumur hidupnya. Meskipun Ibunya selalu masak makanan enak, namun makanan di Restoran ini sungguh berbeda mungkin karena harganya membuat makanan tersa begitu enak.

Setelah menghabiskan salah satu menu makanan yang tersedia di meja itu, Hana pun merasa kenyang dan tak sanggup lagi untuk makan.

"Zian, aku sudah kenyang lalu bagaimana dengan makanan yang masih banyak ini?" tanya Hana.

"Biar kan saja," jawab Zian acuh.

"Di biarkan? dasar gila yang benar saja makanan seenak ini di biarkan begitu saja."

"Tapi Zian, ini kan masih banyak sayang kan kalo di biarkan begitu saja, Kamu udah bayar mahal-mahal Lo," ucap Hana sambil menatap makanan itu penuh Iba.

Lalu Zian pun diam sejenak. Setelah beberapa saat Ia pun memanggil salah satu pelayan yang ada di sana.

"Mbak, tolong bungkus makanan ini" ucap Zian pada salah satu pelayan yang ada di sana. Sebenarnya Zian tidak pernah melakukan hal ini, untuk apa dia membawa makanan dari Restoran. Di rumah nya pun sudah ada koki yang bertugas untuk selalu masak makanan enak untuk nya.

"Baik Tuan," pelayan itupun mengaguk patuh.

Setelah membayar semua pesanan Zian dan Hana pun masuk ke dalam mobil milik Zian untuk segera pulang.

Terpopuler

Comments

michellionazee

michellionazee

semangat up nya kak ku

2021-02-07

0

Ftl03

Ftl03

Like dari Little Rainbow.. semangat terus Thor.. jgn lupa mampir dan tinggalkan jejak.. mari saling mendukung...

2021-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Murid pindahan
3 Cinta dalam Diam
4 Ketahuan olehnya
5 Kenyataan yang harus di terima
6 Makan siang
7 Kesepakatan
8 Pertemuan tak di inginkan
9 Tak sengaja bertemu
10 Mencoba melupakan.
11 Mentraktir
12 Merasa bersalah
13 Pelukan Ibu
14 Kencan Rey
15 Ciuman pertama
16 Pernyataan cinta
17 Menerima Alisa
18 Terbiasa
19 Kesedihan Zian
20 Meninggal nya Papah Zian
21 melayad
22 berkunjung
23 Merindukan
24 Jadian
25 Berdebar
26 Mengetahui
27 Penculikan yang terjadi
28 menyelamatkan
29 Ceroboh
30 Zian terluka
31 menjadi perawat
32 ke jujuran Hana
33 Cemburu
34 Mamuji Zian
35 Dobel Date part 1
36 Dobel Date part 2
37 Benih-Benih Cinta
38 Meninggalnya Alisa
39 Terpuruk
40 Salah paham
41 Album foto
42 Ulang tahun Rey
43 Menonton film
44 Jujurlah
45 Putus
46 Cinta yang tak terungkap
47 Perasaan Hampa
48 Kenangan bersamanya
49 Akhir cerita musim pertama
50 Visual pemain
51 Awal cerita kembali
52 Terimakasih sahabat ku
53 Apa itu Dia?
54 Pertemuan kembali
55 Hati yang kau sakiti
56 Lagu kenangan
57 Bicara denganmu
58 Mencari tahu tentang mu
59 Wekend bersama Della
60 Penjelasan
61 Pertengkaran
62 Masalalu Zian
63 Masa lalu Zian part 2
64 Masa lalu Zian part 3
65 Rapat HDN part 1
66 Rapat HDN part 2
67 Orang aneh
68 Pemaksaan yang kembali terulang
69 Kenyamanan yang belum pernah di rasakan
70 Semalam dengan mu
71 Kemarahan Ayah.
72 Diamnya Ayah
73 Zian menyebalkan
74 Ancaman mematikan
75 Alisa kah?
76 Airin
77 Kerja sama
78 HDN lagi.
79 Sisi dirimu yang sebenar nya
80 Bukit Hijau
81 Hubungan baru.
82 Lamaran
83 Desain Vila
84 Perlahan mulai kembali
85 Pertunangan
86 Pernyataan cinta Zian
87 Perubahan yang janggal
88 Menerima takdir
89 Ciuman kedua
90 Menyembunyikan pakta
91 Ingatan tentang Alisa
92 Foto apa?
93 Fitnah dan fakta
94 Masalah Berat
95 Keputusan Akhir
96 Pernikahan
97 Hari pertama di rumah Zian
98 Malam pertama bersama
99 Pagi yang lucu
100 Kedatangan Paman
101 Kita mulai dari awal
102 Hubungan yang mulai membaik
103 Kekonyolan Zian
104 Terbongkar nya kebohongan Zian
105 Pertengkaran
106 Akhirnya terjadi juga
107 Hubungan yang Sah
108 Akibat film horor
109 Permintaan maaf fart 1
110 Permintaan maaf fart 2
111 Permintaan maaf fart 3
112 Maaf di terima
113 Menginap
114 Cemburu
115 Mencoba memahami
116 Kue coklat
117 Benarkah penyakit Mag?
118 Bukan Mag
119 Kerjasama dengan Sofia
120 Hamil
121 Kemarahan Zian
122 Pengumuman
123 Kecewa
124 Depresi
125 Kembali sadar
126 Kembali kambuh
127 Halusinasi
128 Tamu tak di undang
129 Kemarahan Rey
130 Kemana Hana?
131 Kejahilan Hana
132 Ke rumah mertua
133 Rujak buatan Ibu
134 Kejutan ulang tahun
135 Pelaku di temukan
136 Masa lalu Reno part 1
137 Masa lalu Reno part 2
138 Episode akhir
139 Pinal episode akhir
140 Pengumuman
141 Extra Capter 1
142 Extra Capter 2
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal mula
2
Murid pindahan
3
Cinta dalam Diam
4
Ketahuan olehnya
5
Kenyataan yang harus di terima
6
Makan siang
7
Kesepakatan
8
Pertemuan tak di inginkan
9
Tak sengaja bertemu
10
Mencoba melupakan.
11
Mentraktir
12
Merasa bersalah
13
Pelukan Ibu
14
Kencan Rey
15
Ciuman pertama
16
Pernyataan cinta
17
Menerima Alisa
18
Terbiasa
19
Kesedihan Zian
20
Meninggal nya Papah Zian
21
melayad
22
berkunjung
23
Merindukan
24
Jadian
25
Berdebar
26
Mengetahui
27
Penculikan yang terjadi
28
menyelamatkan
29
Ceroboh
30
Zian terluka
31
menjadi perawat
32
ke jujuran Hana
33
Cemburu
34
Mamuji Zian
35
Dobel Date part 1
36
Dobel Date part 2
37
Benih-Benih Cinta
38
Meninggalnya Alisa
39
Terpuruk
40
Salah paham
41
Album foto
42
Ulang tahun Rey
43
Menonton film
44
Jujurlah
45
Putus
46
Cinta yang tak terungkap
47
Perasaan Hampa
48
Kenangan bersamanya
49
Akhir cerita musim pertama
50
Visual pemain
51
Awal cerita kembali
52
Terimakasih sahabat ku
53
Apa itu Dia?
54
Pertemuan kembali
55
Hati yang kau sakiti
56
Lagu kenangan
57
Bicara denganmu
58
Mencari tahu tentang mu
59
Wekend bersama Della
60
Penjelasan
61
Pertengkaran
62
Masalalu Zian
63
Masa lalu Zian part 2
64
Masa lalu Zian part 3
65
Rapat HDN part 1
66
Rapat HDN part 2
67
Orang aneh
68
Pemaksaan yang kembali terulang
69
Kenyamanan yang belum pernah di rasakan
70
Semalam dengan mu
71
Kemarahan Ayah.
72
Diamnya Ayah
73
Zian menyebalkan
74
Ancaman mematikan
75
Alisa kah?
76
Airin
77
Kerja sama
78
HDN lagi.
79
Sisi dirimu yang sebenar nya
80
Bukit Hijau
81
Hubungan baru.
82
Lamaran
83
Desain Vila
84
Perlahan mulai kembali
85
Pertunangan
86
Pernyataan cinta Zian
87
Perubahan yang janggal
88
Menerima takdir
89
Ciuman kedua
90
Menyembunyikan pakta
91
Ingatan tentang Alisa
92
Foto apa?
93
Fitnah dan fakta
94
Masalah Berat
95
Keputusan Akhir
96
Pernikahan
97
Hari pertama di rumah Zian
98
Malam pertama bersama
99
Pagi yang lucu
100
Kedatangan Paman
101
Kita mulai dari awal
102
Hubungan yang mulai membaik
103
Kekonyolan Zian
104
Terbongkar nya kebohongan Zian
105
Pertengkaran
106
Akhirnya terjadi juga
107
Hubungan yang Sah
108
Akibat film horor
109
Permintaan maaf fart 1
110
Permintaan maaf fart 2
111
Permintaan maaf fart 3
112
Maaf di terima
113
Menginap
114
Cemburu
115
Mencoba memahami
116
Kue coklat
117
Benarkah penyakit Mag?
118
Bukan Mag
119
Kerjasama dengan Sofia
120
Hamil
121
Kemarahan Zian
122
Pengumuman
123
Kecewa
124
Depresi
125
Kembali sadar
126
Kembali kambuh
127
Halusinasi
128
Tamu tak di undang
129
Kemarahan Rey
130
Kemana Hana?
131
Kejahilan Hana
132
Ke rumah mertua
133
Rujak buatan Ibu
134
Kejutan ulang tahun
135
Pelaku di temukan
136
Masa lalu Reno part 1
137
Masa lalu Reno part 2
138
Episode akhir
139
Pinal episode akhir
140
Pengumuman
141
Extra Capter 1
142
Extra Capter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!