Kenyataan yang harus di terima

"Huuh.. Dasar nyebelin laki-laki aneh ngeselin dasar gila," Hana mengumpat sepanjang perjalanan saking kesal nya. Kruyuk... Suara perut nya yang demo begitu nyaring terdengar. Hana merasa kan perut nya lapar, tadi Ia hendak pergi ke kantin namun ia urungkan karna Ia malah pergi ke balkon dan melihat Rey pacaran.

'Uh Hana bodoh,'

"Aku lapar..!" Hana menyentuh perut yang terasa perih. Namun ketika Ia hendak melangkah bell pun berbunyi tanda pelajaran akan segera di mulai.

Hana berjalan dengan langkah gontai masuk ke dalam kelas. Ia harus terpaksa menahan lapar karna tidak mungkin Ia pergi ke kantin sekarang. Hana mendudukkan dirinya di kursi, dan pelajaran pun di mulai. Sulit sekali Hana mencerna apa yang di terang kan guru di hadapannya, rasa lapar membuat nya sulit berkonsentrasi, pikirannya melayang pada kantin dan makanan apa saja yang bisa Ia makan, rasa lapar membuatnya benar-benar tidak bisa pokus pada apa pun.

*

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya bell pun berbunyi kembali, tanda kelas telah di bubarkan. Dengan segera Hana membenahi semua buku pelajaran nya.

"Akhir nya pulang juga."

"Rey, gue duluan ya," ucap Hana. Ia hendak pergi menuju kantin dahulu sebelum pulang.

"Lah kok tumben, elu buru-buru Han, mau kemana?"

"Ada urusan bentar!"

"OK, Han hat-hati di jalan," ucap Rey mengingat kan Hana.

"Ya elu tenang aja gue bukan anak kecil lagi, gue bisa jaga diri sendiri ko," Hana megerucutkan bibir nya kesal. Entah mengapa Rey selalu memperlakukan nya seperti dia ini Anak kecil yang harus selalu di lindungi oleh nya.

"Iya gadis cerewet," Rey pun mengacak rambut Hana dengan gemas.

"Ih apaan sih Rey. Rambut gue jadi berantakan nih," Hana berpura-pura kesal akan perlakuan Rey. Tapi tidak bisa di pungkiri di dalam hati nya Ia merasa sangat senang ketika Rey memperlaku kan nya seperti tadi.

Hana berjalan setengah berlari ke arah kantin suasana sekolah memang sudah cukup sepi sekarang. Sesampai nya di sana ternyata kantin sudah tutup. Hana menghela napas panjang sambil memegangi perutnya yang keroncongan dan terasa perih akibat lama nya ia menahan lapar.

"Seperti nya aku harus menahan lapar sampai rumah," Hana beranjak pergi sambil memegangi perutnya nya yang tersa perih karena lapar. Tadi pagi dia belum sempat sarapan dan waktu Istirahat, dia habiskan berdebat dengan Zian si pria menyebalkan.

"Ah.. menyebalkan. Ini semua gara-gara dia kalau tadi gue gak bicara sama dia. Gue pasti bisa ke kantin dulu sebentar sebelum bell masuk berbunyi," tapi sekarang semua sudah terlanjur menyalahkan orang lain pun tak ada guna nya.

Drap...drap...drap...

Suara langkah kaki Hana terdengar menggema di lorong sekolah. Ketika Ia melewati kelas satu Ia berhenti sejenak. Mata nya seketika membola. Tatkala melihat pemandangan yang begitu menyayat hatinya. Hana melihat Rey tengah mencium Alisa. Rasa sakit, kecewa dan cemburu menyatu dalam hatinya.

Tes...tes...

Tanpa sadar air mata nya keluar.

Hana dengan segera lari meninggal kan tempat itu.

"kenapa ini, air mata ini tidak mau berhenti."gumam Hana dalam hati. Sambil terus mnyeka air mata dari pipi dengan pungggung tangan nya. Sakit hati nya begitu sakit itu yang ia rasakan saat ini kenapa begitu sakit?

Hana berlari ke arah toilet. Brak...Suara pintu toilet yang di tutup cukup keras terdengar nyaring di ruangan itu. Hana menangis sejadi-jadi nya, di dalam toilet itu Hana terus menangis tanpa henti berharap rasa sakit nya pun keluar dari hatinya seperti air matanya itu. Ia merasakan amat perih di hati nya.

Selama 30 menit Hana berada di toilet sambil menangis bahkan ia melupakan rasa lapar nya.

Setelah Ia bisa menghentikan tangisan nya Ia pun membasuh wajah nya di wastafel, Hana melihat wajah nya di cermin, tampak mata nya memerah dan sedikit membengkak akibat lama nya Ia menangis. lantas ia pun keluar dari dalam toilet dan berjalan menuju parkiran sekolah.

Ketika Ia hendak menaiki motor nya tiba tiba seseorang menarik tangan nya dan menyeret nya menuju mobil milik nya yang terparkir tak jauh dari tempat nya berdiri.

"Zian apa-apaan sih kamu, maen seret-seret aja,"ucap Hana dengan kesal.

"Masuk, jangan banyak tanya," ucap Zian entah kenapa dia tampak kesal.

"Tapi Zian, motor aku gimana masa aku tinggal di sekolah."

"Kamu tenang aja biar aku suruh supir aku nganterin motor kamu. Kirim kan saja alamat rumah kamu ke handphone ku," ucap Zian dengan nada memaksa.

"Tapi Zian, aku kan belum punya no hp kamu," Hana memberi alasan agar dia tak perlu ikut dengan laki laki aneh di depan nya ini.

"Sudah jangan banyak alasan Ingat janji kamu tadi siang," Zian kembali mengingat kan tentang perjanjian Hana dengan nya.

Dengan terpaksa Hana pun masuk ke dalam mobil milik Zian. Setelah Hana masuk ke dalam mobil, Zian menyusul nya masuk lewat pintu samping, dengan perasaan campur aduk Zian mengemudikan mobilnya entah apa yang tengah di rencanakan oleh nya.

Hana yang merasa canggung duduk bersama seseorang yang baru Ia kenal memilih memainkan ponselnya. Ketika ia meng hidup kan layar ponsel terdapat sebuah pesan singkat dari seseorang.

"Simpan nomor hp aku jangan di hapus." itulah isi pesan singkat itu.

"Dasar menyebal kan jika saja dia tidak mengetahui rahasia ku. Aku tidak akan pernah mau pergi dengannya. Sebaiknya Aku simpan nomor dia dengan nama apa ya?"

Hana tengah berpikir nama apa yang cocok dengan karakter Zian yang dingin itu.

Hana menoleh ke arah Zian, Ia pun tersenyum jahil, Tuan Muda gila. Nama itu yang Ia tulis sebagai nama Zian di kontak ponselnya.

"Kenapa kamu senyam-senyum sendiri?" tanya Zian penuh selidik.

"Bukan urusanmu." ucap Hana dengan ketus.

Terpopuler

Comments

zien

zien

semoga sukses selalu 💐💐💗💗🌹🌹

2021-05-18

0

michellionazee

michellionazee

semangat up nya

2021-02-07

0

Valent Bie

Valent Bie

aq suka ceritanya thor.. semangat y..

2021-01-15

1

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Murid pindahan
3 Cinta dalam Diam
4 Ketahuan olehnya
5 Kenyataan yang harus di terima
6 Makan siang
7 Kesepakatan
8 Pertemuan tak di inginkan
9 Tak sengaja bertemu
10 Mencoba melupakan.
11 Mentraktir
12 Merasa bersalah
13 Pelukan Ibu
14 Kencan Rey
15 Ciuman pertama
16 Pernyataan cinta
17 Menerima Alisa
18 Terbiasa
19 Kesedihan Zian
20 Meninggal nya Papah Zian
21 melayad
22 berkunjung
23 Merindukan
24 Jadian
25 Berdebar
26 Mengetahui
27 Penculikan yang terjadi
28 menyelamatkan
29 Ceroboh
30 Zian terluka
31 menjadi perawat
32 ke jujuran Hana
33 Cemburu
34 Mamuji Zian
35 Dobel Date part 1
36 Dobel Date part 2
37 Benih-Benih Cinta
38 Meninggalnya Alisa
39 Terpuruk
40 Salah paham
41 Album foto
42 Ulang tahun Rey
43 Menonton film
44 Jujurlah
45 Putus
46 Cinta yang tak terungkap
47 Perasaan Hampa
48 Kenangan bersamanya
49 Akhir cerita musim pertama
50 Visual pemain
51 Awal cerita kembali
52 Terimakasih sahabat ku
53 Apa itu Dia?
54 Pertemuan kembali
55 Hati yang kau sakiti
56 Lagu kenangan
57 Bicara denganmu
58 Mencari tahu tentang mu
59 Wekend bersama Della
60 Penjelasan
61 Pertengkaran
62 Masalalu Zian
63 Masa lalu Zian part 2
64 Masa lalu Zian part 3
65 Rapat HDN part 1
66 Rapat HDN part 2
67 Orang aneh
68 Pemaksaan yang kembali terulang
69 Kenyamanan yang belum pernah di rasakan
70 Semalam dengan mu
71 Kemarahan Ayah.
72 Diamnya Ayah
73 Zian menyebalkan
74 Ancaman mematikan
75 Alisa kah?
76 Airin
77 Kerja sama
78 HDN lagi.
79 Sisi dirimu yang sebenar nya
80 Bukit Hijau
81 Hubungan baru.
82 Lamaran
83 Desain Vila
84 Perlahan mulai kembali
85 Pertunangan
86 Pernyataan cinta Zian
87 Perubahan yang janggal
88 Menerima takdir
89 Ciuman kedua
90 Menyembunyikan pakta
91 Ingatan tentang Alisa
92 Foto apa?
93 Fitnah dan fakta
94 Masalah Berat
95 Keputusan Akhir
96 Pernikahan
97 Hari pertama di rumah Zian
98 Malam pertama bersama
99 Pagi yang lucu
100 Kedatangan Paman
101 Kita mulai dari awal
102 Hubungan yang mulai membaik
103 Kekonyolan Zian
104 Terbongkar nya kebohongan Zian
105 Pertengkaran
106 Akhirnya terjadi juga
107 Hubungan yang Sah
108 Akibat film horor
109 Permintaan maaf fart 1
110 Permintaan maaf fart 2
111 Permintaan maaf fart 3
112 Maaf di terima
113 Menginap
114 Cemburu
115 Mencoba memahami
116 Kue coklat
117 Benarkah penyakit Mag?
118 Bukan Mag
119 Kerjasama dengan Sofia
120 Hamil
121 Kemarahan Zian
122 Pengumuman
123 Kecewa
124 Depresi
125 Kembali sadar
126 Kembali kambuh
127 Halusinasi
128 Tamu tak di undang
129 Kemarahan Rey
130 Kemana Hana?
131 Kejahilan Hana
132 Ke rumah mertua
133 Rujak buatan Ibu
134 Kejutan ulang tahun
135 Pelaku di temukan
136 Masa lalu Reno part 1
137 Masa lalu Reno part 2
138 Episode akhir
139 Pinal episode akhir
140 Pengumuman
141 Extra Capter 1
142 Extra Capter 2
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal mula
2
Murid pindahan
3
Cinta dalam Diam
4
Ketahuan olehnya
5
Kenyataan yang harus di terima
6
Makan siang
7
Kesepakatan
8
Pertemuan tak di inginkan
9
Tak sengaja bertemu
10
Mencoba melupakan.
11
Mentraktir
12
Merasa bersalah
13
Pelukan Ibu
14
Kencan Rey
15
Ciuman pertama
16
Pernyataan cinta
17
Menerima Alisa
18
Terbiasa
19
Kesedihan Zian
20
Meninggal nya Papah Zian
21
melayad
22
berkunjung
23
Merindukan
24
Jadian
25
Berdebar
26
Mengetahui
27
Penculikan yang terjadi
28
menyelamatkan
29
Ceroboh
30
Zian terluka
31
menjadi perawat
32
ke jujuran Hana
33
Cemburu
34
Mamuji Zian
35
Dobel Date part 1
36
Dobel Date part 2
37
Benih-Benih Cinta
38
Meninggalnya Alisa
39
Terpuruk
40
Salah paham
41
Album foto
42
Ulang tahun Rey
43
Menonton film
44
Jujurlah
45
Putus
46
Cinta yang tak terungkap
47
Perasaan Hampa
48
Kenangan bersamanya
49
Akhir cerita musim pertama
50
Visual pemain
51
Awal cerita kembali
52
Terimakasih sahabat ku
53
Apa itu Dia?
54
Pertemuan kembali
55
Hati yang kau sakiti
56
Lagu kenangan
57
Bicara denganmu
58
Mencari tahu tentang mu
59
Wekend bersama Della
60
Penjelasan
61
Pertengkaran
62
Masalalu Zian
63
Masa lalu Zian part 2
64
Masa lalu Zian part 3
65
Rapat HDN part 1
66
Rapat HDN part 2
67
Orang aneh
68
Pemaksaan yang kembali terulang
69
Kenyamanan yang belum pernah di rasakan
70
Semalam dengan mu
71
Kemarahan Ayah.
72
Diamnya Ayah
73
Zian menyebalkan
74
Ancaman mematikan
75
Alisa kah?
76
Airin
77
Kerja sama
78
HDN lagi.
79
Sisi dirimu yang sebenar nya
80
Bukit Hijau
81
Hubungan baru.
82
Lamaran
83
Desain Vila
84
Perlahan mulai kembali
85
Pertunangan
86
Pernyataan cinta Zian
87
Perubahan yang janggal
88
Menerima takdir
89
Ciuman kedua
90
Menyembunyikan pakta
91
Ingatan tentang Alisa
92
Foto apa?
93
Fitnah dan fakta
94
Masalah Berat
95
Keputusan Akhir
96
Pernikahan
97
Hari pertama di rumah Zian
98
Malam pertama bersama
99
Pagi yang lucu
100
Kedatangan Paman
101
Kita mulai dari awal
102
Hubungan yang mulai membaik
103
Kekonyolan Zian
104
Terbongkar nya kebohongan Zian
105
Pertengkaran
106
Akhirnya terjadi juga
107
Hubungan yang Sah
108
Akibat film horor
109
Permintaan maaf fart 1
110
Permintaan maaf fart 2
111
Permintaan maaf fart 3
112
Maaf di terima
113
Menginap
114
Cemburu
115
Mencoba memahami
116
Kue coklat
117
Benarkah penyakit Mag?
118
Bukan Mag
119
Kerjasama dengan Sofia
120
Hamil
121
Kemarahan Zian
122
Pengumuman
123
Kecewa
124
Depresi
125
Kembali sadar
126
Kembali kambuh
127
Halusinasi
128
Tamu tak di undang
129
Kemarahan Rey
130
Kemana Hana?
131
Kejahilan Hana
132
Ke rumah mertua
133
Rujak buatan Ibu
134
Kejutan ulang tahun
135
Pelaku di temukan
136
Masa lalu Reno part 1
137
Masa lalu Reno part 2
138
Episode akhir
139
Pinal episode akhir
140
Pengumuman
141
Extra Capter 1
142
Extra Capter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!