Setelah cukup lama Hana berada di cafe itu Ia pun berpamitan untuk kembali pulang pada Rey dan juga Alisa.
Hana kini tengah berjalan menuju tempat parkir di susul oleh Zian yang mengikuti nya dari belakang.
"Heh...! bodoh kanapa kamu mau di ajakin nongkrong sama pasangan menyebal kan itu?" Zian sungguh sangat kesal pada kebodohan Hana.
Hana berbalik dan menatap tajam kearah Zian, "apaan sih kamu Zian? gak ada salahnya kan kalau aku kenalan sama pacar nya Rey. Lagian apa urusannya dengan kamu," ucapnya ketus.
"Heh...apa sih yang ada dipikiran kamu aku benar-benar gak ngerti. Kamu itu bodoh atau benar-benar bodoh? seharusnya kamu Itu benci sama pacar nya si Rey bukan nya malah bersikap baik sama dia," keluh Zian.
"*K*enapa sih si Zian? padahal ini semua gak ada hubungannya sama Dia," batin Hana.
Hana menautkan kedua alisnya bingung dengan sikap Zian yang di rasa Hana terlalu berlebihan.
"Kamu Udah puas ngatain aku bodoh! mungkin ya aku memang bodoh, bahkan benar-benar bodoh. Tapi aku gak mau cari musuh dalam hidup ku ini Zian. Lagian Ini adalah hidup ku, hati ku. Gak ada hubungan nya dengan mu atau Alisa jika Rey memang mencintai Alisa itu bukan kesalahan nya. Jadi gak ada alasan apapun untuk aku membenci nya," Hana memalingkan wajah agar Zian tak membaca ekspresi nyata di wajah nya.
Zian terdiam dia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Hana. Bagaimana dia bisa segampang itu menerima kehadiran Alisa di antara hubungan nya dan Rey dia ini begitu na'if dan juga lugu bisa-bisa nya dia menahan rasa sakit dan tetap bersikap biasa di hadapan mereka. Sedangkan Zian tahu benar jika Hana sudah lama menyukai Rey.
"Ah..Aku benar-benar tidak mengerti dengan pemikiran nya. Apakah itu kebaikan nya atau kebodohan nya.Tapi, yang jelas aku semakin tertarik padanya," batin Zian.
"Tapi Han, kamu kan...!"
Hana langsung memotong perkataan Zian dia tahu benar apa yang akan dia katakan.
"Sudah lah Zian. Jangan di bahas lagi aku mau pulang dulu, ini udah malem,"
Hana pun berlalu pergi meninggalkan Zian yang masih berdiri mematung di tempatnya.
Sungguh gadis yang aneh bagaimana bisa dia sekuat itu. Padahal jelas-jelas orang yang dia sukai tengah berkencan dengan wanita lain di hadapan nya sendiri. Dia benar-benar kuat atau hanya pura-pura? atau dia akan menangis diam-diam sendirian? ah bodoamat apa urusannya dengan Zian.
Zian pun beranjak masuk ke dalam mobil yang terparkir di samping nya.
***
Kini Hana tengah berada di kamar tidurnya.
Ia berbaring dengan posisi terlentang sambil menatap langit-langit kamar nya yang berwarna putih tulang. Pikiran Hana kembali berkelana mengingat pertemuan nya dengan Alisa.
"Apa sebaik nya aku berusah melupakan *rasa cinta ku pada Rey. A*ku tidak Ingin menjadi perusak hubungan sahabat ku sendiri, tapi bagaimana cara nya." batin Hana.
Pasti itu akan sangat sulit. Melupakan perasaan yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun dan sudah mendarah daging di hatinya apa Hana bisa melupakan semua itu dan membina hubungan dengan pria lain selain Rey? ah memikirkan semua itu sungguh membuat kepala Hana sangat pusing.
***
Esok harinya.
Hana tengah bersiap untuk pergi ke sekolah dia sudah rapih dengan seragam putih abu-abu nya, Ia pun menyelepang kan tas di pundak dan berjalan turun untuk sarapan terlebih dahulu.
"Pagi Ayah, Ibu...!" Hana menyapa keduanya yang sudah terlebih dahulu duduk di meja makan.
"Pagi juga nak...!" jawab bu Risna.
Hana mengambil dua lembar Roti dan mengoleskan selai coklat di atas nya dan mulai menyantap roti miliknya itu dengan tenang.
"Han, gadis yang semalam sama Rey itu siapa?" tanya Risna ingin tahu.
"Dia, Alisa Buk pacar nya Rey," jawab Hana dengan lesu. Pertanyaan Ibunya telah merusak harinya dengan susah payah dia berusaha mengalihkan pikirannya ke tempat lain tapi ibunya malah menanyakan semua itu.
"Oh... jadi dia pacar nya Rey. *Pantesan semalam Hana kaya gak mau ketemu mereka. Kasihan Hana seharusnya aku mencegah nya bertemu dengan gadis itu semalam. Pasti Hana sedih banget melihat orang yang dia sukai bersama dengan wanita lain," gumam ibu dalam hati*.
Ya Risna memang sudah tahu jika anaknya menyukai Rey anak tetangga sekaligus sahabatnya itu. Namun, dia tetap diam dan berpura-pura tidak tau, karena takut Hana merasa malu jika tau kalau Ibu nya sudah tau rahasia nya itu.
"Jadi Rey udah punya pacar. Hebat juga dia yah kecil-kecil udah mulai pacaran. Han kamu udah punya pacar belum?" tanya Ibu Hana sambil tersenyum menggoda putri nya.
Uhuk..Uhuk.. Hana terbatuk karena tersedak roti yang langsung meluncur ke tenggorokan nya tanpa bisa di tahan.
"Apaan sih bu Hana belum kepikiran ke sana. Hana masih mau pokus belajar," wajah Hana bersemu memerah. Bagaimana bisa Ibunya membicarakan masalah seperti di hadapan Ayah nya. Hana memang tidak terlalu dekat dengan Ayah nya hingga dia merasa malu jika membicarakan masalah seperti itu di depan Ayah nya.
"Bagus itu Han kamu jangan pacaran Dulu. Masa depan kamu Itu masih panjang sekarang pokus aja belajar dulu. Jodoh udah ada yang ngatur," sahut Ayahnya.
Hana hanya tersenyum sebagai balasan.
"Tapi Yah, gak ada salah nya kan kalau Hana punya pacar. Asalkan masih dalam batas wajar dan gak ganggu sekolah nya," sebenarnya Ibu Risna tau bahwa Hana putri semata wayangnya itu mencintai sahabat nya sendiri ya itu Rey. Hana bisa menyembunyikan perasaan nya dari orang lain tapi Tidak dari ibu nya sendiri. Risna tau betul seperti apa sikap putri nya itu.
"Bu, Yah. Hana berangkat sekolah dulu ya. Assalamualaikum!" dengan segera Hana pun berpamitan karena tidak mau terus mendengar kata-kata Ibunya yang selalu membahas tentang pacaran sungguh itu mengusik hati nya. Bukannya Hana tidak mau punya pacar tapi jika masalah hati memang sangat lah sulit baginya. Bukannya tidak ada laki-laki yang menyukai nya tapi Hana lebih memilih menyendiri dan mencintai Rey dalam diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments