Kini Hana tengah duduk di kursi sambil menyimak semua yang guru nya ajarkan. Sesekali Ia melirik ke arah Rey. Ia masih merasa bersalah atas kejadian tadi tiba-tiba sebuah ide melintas di pikiran nya.
Hana tersenyum getir memikirkan ide yang akan Ia sampai kan pada sahabat sekaligus cinta pertama nya itu.
Waktu pulang pun tiba seperti biasanya.
"Rey, kamu harus minta maaf pada Alisa. Seperti nya dia sangat kecewa sama kamu.
kamu harus menghiburnya," ucap Hana sambil memasukkan buku pelajaran ke dalam tas miliknya.
"Iya Han, aku merasa bersalah banget sama Alisa," Rey menunduk sedih.
"Gini Rey, kamu ajakin aja Alisa jalan, besok kan hari Minggu," Hana menyampaikan ide nya, yang langsung di sambut antusias oleh Rey.
"Oh... Iya-ya, kenapa aku gak kepikiran ke sana. Makasih Han, kamu emang sahabat terbaik ku," Rey memeluk Hana sekilas. Setelah itu Ia pun berlalu pergi meninggalkan Hana.
Hana tersenyum getir memikirkan semua kebodohan yang telah ia katakan untuk membuat Rey kembali berbaikan dengan Alisa. Dia telah menghancurkan perasaannya sendiri dengan memberikan ide itu agar Rey dan Alisa bisa menghabiskan waktu bersama. Setidak nya itu mengurangi rasa bersalah di hati nya. Walau tidak bisa di pungkiri di hati terdalam nya ia merasa begitu terluka.
"*K*uat kan hati Mu Hana. Demi persahabatan Mu dengan Rey," batin Hana.
Hana terus berusaha menguatkan hatinya.
Ia pun berjalan dengan langkah gontai keluar dari kelas menuju tempat parkir motor milik nya.
Zian, yang sedari tadi belum pulang menatap Hana penuh iba hati nya terasa sakit melihat gadis yang Ia cintai terus menerus mengorbankan ke bahagian nya demi orang lain.
"Hana, aku berjanji aku akan membuat kamu melupakan rasa cinta mu untuk Rey dan berpaling pada ku, Aku *a*kan mendapatkan mu dengan cara ku Hana, aku tidak akan membiarkan kamu menangis lagi."tekad Zian dalam hati.
*
Sesampai nya di rumah. Hana tampak termenung sambil duduk di tepi tempat tidur dadanya terasa sesak menahan rasa sakit yang Ia rasakan.
"Aku sudah tau ini akan terjadi. *Mengapa rasa nya tetap sakit seharusnya Aku sudah bisa mengendalikan hati ku. Tapi tetap saja rasa nya sangat sulit," batin Hana*.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menyadarkan Hana dari lamunan panjang nya.
"Hana, boleh ibu masuk?" tanya ibu dari luar kamar Hana.
"Iya Bu, masuk aja gak di kunci ko," jawab Hana.
Ceklek...pintu pun terbuka dan masuklah Ibu ke dalam kamar Hana. Lantas ia pun duduk di tepi ranjang.
"Han, kamu kenapa dari tadi Ibu liat wajah kamu ko kelihatan sedih sayang?" tanya Ibu lembut.
"Hana gak papa ko Bu, Hana boleh gak tidur di pangkuan ibu?" tanya Hana penuh harap. Pangkuan Ibunya selalu memberikan rasa nyaman untuk nya. Apalagi ketika hatinya tengah kalut seperti ini hanya pangkuan Ibunya lah yang selalu menenangkan hatinya.
"Boleh ko nak, sini!" Hana langsung membaringkan kepala di pangkuan ibu nya. Ibu Risna pun membelai kepala putri nya dengan lembut dan penuh kasih sayang.
"Han, kalau kamu mau. Kamu bisa ceritakan masalah kamu sama Ibu. Jika bisa Ibu akan coba bantu kamu nak," ucap Ibu hati-hati. Ibu Risna yang peka jika putrinya tengah bersedih, mencoba untuk memancing Hana agar mau membicarakan semua masalah yang ia hadapi padanya.
"Gak ada apa-apa ko Bu. Hana cuma lagi pusing mikirin pelajaran di sekolah," Hana berbohong. Ia tidak Ingin masalah nya di ketahui Ibunya. Jika Ibunya tau Hana menyukai sahabat nya sendiri apa yang akan di pikiran ibunya.
"Kamu sangat pandai menyembunyikan perasaan kamu dari orang lain Han, tapi tidak dari ibu kamu sendiri," celetuk Ibu Risna. Hana pun mendongak menatap wajah Ibunya.
"Apa maksud Ibu, apa Ibu tau tentang..?" ucap Hana terputus.
"Ya Ibu tau....! kalau kamu menyukai Rey sejak dulu," ucap Ibunya sambil menatap wajah cantik putrinya.
Seketika Hana langsung bangun dari pangkuan Ibunya Matanya membelalak karena terkejut.
"Jadi ibu tau semua nya?"
"Iya Nak. Ibu tau semua nya, apa kamu mau Ibu bilang sama Tante Ratna soal perasaan kamu sama Rey? dia pasti senang,"ucap Ibu sambi tersenyum lembut.
"Nggak Buk. Gak boleh ada yang tau tentang ini termasuk Ayah sekalipun, berjanji lah Bu pada ku, bahwa Ibu tidak akan memberi tahu siapa pun tentang semua ini termasuk Rey dan orang tuanya," Hana memohon pada Ibu Risna sambil memegang tangan nya. Jika semua orang tau, apa yang akan mereka pikirkan tentang Hana. Yang terutama adalah Rey, bagaimana Hana menghadapi nya nanti. Hana tidak akan bisa lagi menunjukan muka di hadapan Rey karena malu.
"Iya Nak, kalau memang itu yang kamu inginkan. Ibu berjanji ibu tidak akan menceritakan semua itu pada siapa pun."
"Terimakasih Bu!" Hana begitu lega dengan apa yang dia dengar.
"Bagi Hana. Persahabatan yang kami jalani bertahun-tahun lebih berharga dari pada rasa cinta yang Hana miliki untuk Rey Bu," Hana pun kembali membaringkan kepalanya di pangkuan ibunya. Matanya menerawang jauh.
"Iya sayang, Ibu akan selalu mendukung keputusan kamu,"
"Aku tidak menyangka putri ku sudah bisa berpikir dewasa sekarang. Baru beberapa tahun lalu dia selalu menangis dan mengadu jika ada orang yang mengambil mainan nya atau hanya sekedar meledek nya."
Bu Risna pun menyeka sudut matanya yang terasa basah.
"Terimakasih Bu, aku sayang Ibu," Hana memeluk Ibu nya dengan erat begitu pun sebaliknya ibu nya memeluk sambil mengelus kepala Hana dengan sayang seolah ingin menyerap semua rasa sakit yang di alami putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Öžôŕã
kaya kagak ada laki* lain aja hana
2021-01-17
1