Mentraktir

Kini Hana tengah berjalan di koridor sekolah menuju kelas nya.

"Hay Hana..!" sapa seorang laki-laki yang berjalan mengejar Hana.

"Hay... juga Dion," jawab Hana dengan malas.

"Hari ini kamu cantik banget Han," puji Dion yang membuat Hana mual mendengarnya.

"Makasih Dion," jawabnya datar. Pasal nya Hana sudah bosan mendengar kata-kata seperti itu, bukan senang Hana malah Merasa risih dengan Dion yang hampir setiap hari memuji dirinya dan berusaha mengambil hati nya dengan gombalan-gombalan yang sudah basi menurut Hana.

"Han, nanti sepulang sekolah kamu mau gak jalan sama aku?" Dion mengutarakan niatnya. Siapa tahu Hana mau, begitu pikirnya.

"Maaf Dion. Bukan nya aku gak mau pergi sama kamu tapi kalau pulang sekolah aku harus langsung pulang ke rumah," jawab Hana memberi alasan. Agar Dion tidak tersinggunga dengan penolakannya

"Oh.. gitu yah, gak papa ko Han aku ngerti," raut wajah Dion terlihat kecewa. Mamun, dia tetap memaksa untuk tersenyum.

"Minggir....!" ucap seseorang setengah berteriak dari belakang mereka. Bruk... Dion langsung jatuh tersungkur ke lantai, karna Zian mendorong nya cukup keras.

"Zian...! kamu apa-apaan sih!" Hana merasa kesal dengan kelakuan Zian.

"Habis dia menghalangi jalan. Aku mau lewat," ucapnya tanpa rasa bersalah.

"Seharusnya kamu permisi dulu. Bukan nya main dorong orang gitu aja. Gimana kalo Dion terluka kamu mau tanggung jawab," Hana benar-benar tidak suka dengan sikap Zian yang selalu kasar terhadap orang lain.

"Alah, dia itu lebay. Gitu doang sampe jatuh segala!" gerutu Zian sambil ngeloyor pergi begitu saja.

"Ingin rasanya aku melakukan nya lebih dari itu. Dan menghajar pria yang berani mendekati nya," batinnya. Entah mengapa Zian jadi merasa begitu posesiv pada Hana, dan kesal jika Hana di dekati cowok lain.

"Huh.. dasar nyebelin," Hana berjongkok untuk membantu Dion berdiri.

"Seneng banget rasanya di perhatiin Hana," batin Dion. Ia terus menatap Hana seakan enggan untuk berpaling.

"Dion, kamu gak papa kan?"

"Aku gak papa ko Han, kamu gak perlu khawatir," Dion tersenyum senang.

"Ih siapa juga yang khawatir."

"Ya syukur deh kalau kamu gak papa. Aku masuk dulu ya" pamit Hana yang ingin segera pergi menjauh dari Dion. Dion adalah Kaka kelas nya yang sudah sejak lama mengejar-ngejar Hana walaupun Hana sering kali menolak nya.

***

Waktu istirahat pun tiba. Kini Hana tengah berjalan menuju kantin sekolah bersama dengan Rey.

"Ka Rey, Ka Hana," teriak seorang gadis memanggil mereka. Seketika mereka pun menoleh untuk melihat siapa yang memanggil.

"Alisa..!" batin Hana. ketika ia melihat seorang gadis datang menghampiri mereka.

"Hay.. Ka Rey," sapa Alisa dengan senyum khasnya.

"Hay... juga manis ku," ucap Rey sambil mencubit pipi Alisa dengan gemas, terlihat pipi Alisa memerah bak buah tomat, "kamu mau ikut bareng kita ke kantin?" tanya Rey dengan lembut.

"Boleh ka, kebetulan aku juga mau ke sana!" seru Alisa dengan semangat.

Hana hanya menatap kemesraan mereka dengan sendu, kini ia benar benar harus berusaha melupakan rasa cinta nya pada Rey.

"Aku benar-benar sudah tidak punya harapan lagi untuk bisa menjadi kekasih nya Rey, tapi Aku juga sadar diri. Bahwa Aku hanya teman baginya."

Hana berjalan mengikuti Rey dan Alisa di belakang. Tiba-tiba seseorang membekap mulut Hana dan menyeretnya ke arah taman belakang sekolah.

"Lepasin aku Zian." Hana langsung tau siapa yang selalu membuat masalah dengannya. Hana pun meronta ronta berusaha melepaskan dari cengkeraman Zian. Ya Zian lah yang menyeret Hana dan membawa nya pergi bersama nya.

Zian pun melepas kan cengkraman tangannya.

"Zian kamu apa-apaan sih maen nyeret aku gitu aja sakit tau," Hana mengusap-ngusap pergelangan tangannya nya yang terasa sakit karena Zian.

"Aku, mau nagih janji kamu waktu itu," Zian memberi alasan. Padahal dia hanya tidak ingin jika Hana terus menerus sakit hati melihat Rey dan Alisa yang selalu mengumbar kemesraan mereka di sekolah.

Hana, menghela nafas berat. Gara-gara waktu itu Zian mendengar semua ungkapan hati nya. Dengan terpaksa Hana harus menuruti semua keinginannya, karna Hana takut jika Zian akan memberi tahu semuanya pada Rey.

"Ya, udah cepetan kamu mau apa?"

"Waktu itu kan seharusnya kamu yang traktir aku. Jadi sekarang kamu harus ganti rugi dan traktir aku makan," ucap Zian dengan senyum menyebalkan nya Itu.

"Aku pikir ada apa! Iya aku traktir kamu. Tapi aku gak mungkin bawa kamu ke restoran yang kemarin. Aku gak mampu bayar makanan di sana," ucap Hana dengan jujur.

"Aku beliin kamu cilok aja ya hehe."

"Ya, terserah kamu aja," ucap Zian walau dia tidak tau makanan apa yang dimaksud Hana.

"Ah.. biarkan saja dia membelikan ku makanan apapun. Yang penting dia tidak bersama dengan dua orang yang tidak tahu diri itu," batin Zian.

Dia sudah bertekad untuk berusaha menjauh kan Hana dari Rey.

Hana pun pergi ke luar gerbang sekolah untuk membeli cilok untuk dirinya dan juga Zian.

Tak lama kemudian Hana pun telah kembali dengan dua cup cilok bumbu kacang di tangan nya. Terlihat Zian masih duduk menunggu nya di tempat yang sama.

Hana memberikan satu cup cilok yang Ia bawa pada Zian.

"Nih..! Aku cuma bisa beliin kamu cilok," Hana duduk di samping Zian sambil menikmati cilok nya sendiri.

Zian mengambil cilok yang di berikan Hana. Zian menatap aneh pada makanan itu pasal nya dia belum pernah makan makanan dari pinggir jalan apa lagi makan cilok yang nampak asing di matanya

"Makanan apa ini? apa Aku harus memakan nya? tapi Kalau Aku tidak Makan Aku terkesan tidak menghargai makan yang dia belikan," batin Zian.

Hana menoleh ke arah Zian Ia pun mengernyit heran, karna Zian bukan nya memakan cilok yang Ia berikan namun Ia hanya menatap nya saja.

"Kenapa kamu gak suka ya? ya udah sinih kalo kamu gak mau biar aku aja yang makan," Hana hendak mengambil cup cilok itu dari tangan Zian. Namun, Zian menepisnya dengan cepat.

"Apaan sih kamu, ini kan punya aku enak aja, aku suka ko," Zian memaksakan diri mencoba makanan yang terlihat aneh itu. Ia menusuk satu cilok dan menggigit nya sedikit.

"Emh..lumayan juga," gumam nya.

Satu cilok sudah dia makan kedua, ketiga dan seterusnya Ia memakan nya tanpa henti sampai cilok itu pun tandas tak tersisa.

"Ternyata enak juga makanan ini, Aku pikir rasanya tidak enak, Ah..Aku mau lagi, nanti Akan ku suruh Koki membuat nya di rumah," batin Zian.

Hana terkekeh melihat tingkah Zian yang begitu lahap memakan cilok yang di berikan nya.

"Huuh.. dasar tadi aja kamu so gak suka gitu kaya orang yang baru pertama kali makan cilok. Tapi, sekarang kamu makan sampe habis," ledek Hana.

"Emang. Aku baru pertama kali makan cilok," jawab Zian dengan entengnya.

"Apa.... pekik Hana

"Apa dia gak pernah makan cilok yang bener aja?" batin Hana. Ia rasanya tak percaya bagaimana Zian tidak pernah makan cilok sedangkan kan makanan itu sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Ah sungguh aneh rasanya.

"Kenapa kamu gak percaya aku baru pertama kali makan cilok," ucap Zian. Ia menangkap raut wajah Hana yang nampak terkejut.

"Emh, iya sih aku heran masa kamu gak pernah makan cilok kan aneh." Hana terkekeh geli.

"Ya, selama ini aku hanya makan masakan koki di rumah. Gak pernah jajan sembarangan," ucapnya tanpa kebohongan.

"Oh....! terus kenapa kamu makan cilok tadi? kalau kamu gak pernah makan seharus nya kamu gak usah memakan nya Zian. Nanti kamu sakit," Hana merasa bersalah pada Zian.

"Gak papa ko. itu kan dari kamu, gak mungkin aku gak memakan nya," ucap Zian seraya tersenyum.

Deg....Jantung Hana tiba-tiba bedebar sangat kencang seolah dia habis lari keliling lapangan sebanyak seratus kali putaran. "Apaan sih si Zian kenapa dia jadi aneh gitu," gumam Hana dalam hati.

Terpopuler

Comments

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Kami datang membawa LIKE dan mengucap LANJUT .terimakasih🐘🐘🐘🐇🐇🐇🐿🐿🐿🦃🦃🦃🐔🐔🐔🐓🐓🐓🐣🐣🐣🐤🐤🐤🐥🐥🐥🐦🐦🐦🐧🐧🐧🕊🕊🕊🐢🐢🐢🐳🐳🐳🐋🐋🐋🐬🐬🐬🐟🐟🐟🐠🐠🐠🐡🐡🐡🐙🐙🐙🐚🐚🐚🦀🦀🦀🐌🐌🐌🐛🐛🐛🐜🐜🐜🐝🐝🐝🐞🐞🐞🦐🦐🦐🦑🦑🦑 💐💐💐🌸🌸🌸💮💮💮🏵🏵🏵🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌻🌻🌻🌼🌼🌼🌷🌷🌷⚘⚘⚘.

2021-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mula
2 Murid pindahan
3 Cinta dalam Diam
4 Ketahuan olehnya
5 Kenyataan yang harus di terima
6 Makan siang
7 Kesepakatan
8 Pertemuan tak di inginkan
9 Tak sengaja bertemu
10 Mencoba melupakan.
11 Mentraktir
12 Merasa bersalah
13 Pelukan Ibu
14 Kencan Rey
15 Ciuman pertama
16 Pernyataan cinta
17 Menerima Alisa
18 Terbiasa
19 Kesedihan Zian
20 Meninggal nya Papah Zian
21 melayad
22 berkunjung
23 Merindukan
24 Jadian
25 Berdebar
26 Mengetahui
27 Penculikan yang terjadi
28 menyelamatkan
29 Ceroboh
30 Zian terluka
31 menjadi perawat
32 ke jujuran Hana
33 Cemburu
34 Mamuji Zian
35 Dobel Date part 1
36 Dobel Date part 2
37 Benih-Benih Cinta
38 Meninggalnya Alisa
39 Terpuruk
40 Salah paham
41 Album foto
42 Ulang tahun Rey
43 Menonton film
44 Jujurlah
45 Putus
46 Cinta yang tak terungkap
47 Perasaan Hampa
48 Kenangan bersamanya
49 Akhir cerita musim pertama
50 Visual pemain
51 Awal cerita kembali
52 Terimakasih sahabat ku
53 Apa itu Dia?
54 Pertemuan kembali
55 Hati yang kau sakiti
56 Lagu kenangan
57 Bicara denganmu
58 Mencari tahu tentang mu
59 Wekend bersama Della
60 Penjelasan
61 Pertengkaran
62 Masalalu Zian
63 Masa lalu Zian part 2
64 Masa lalu Zian part 3
65 Rapat HDN part 1
66 Rapat HDN part 2
67 Orang aneh
68 Pemaksaan yang kembali terulang
69 Kenyamanan yang belum pernah di rasakan
70 Semalam dengan mu
71 Kemarahan Ayah.
72 Diamnya Ayah
73 Zian menyebalkan
74 Ancaman mematikan
75 Alisa kah?
76 Airin
77 Kerja sama
78 HDN lagi.
79 Sisi dirimu yang sebenar nya
80 Bukit Hijau
81 Hubungan baru.
82 Lamaran
83 Desain Vila
84 Perlahan mulai kembali
85 Pertunangan
86 Pernyataan cinta Zian
87 Perubahan yang janggal
88 Menerima takdir
89 Ciuman kedua
90 Menyembunyikan pakta
91 Ingatan tentang Alisa
92 Foto apa?
93 Fitnah dan fakta
94 Masalah Berat
95 Keputusan Akhir
96 Pernikahan
97 Hari pertama di rumah Zian
98 Malam pertama bersama
99 Pagi yang lucu
100 Kedatangan Paman
101 Kita mulai dari awal
102 Hubungan yang mulai membaik
103 Kekonyolan Zian
104 Terbongkar nya kebohongan Zian
105 Pertengkaran
106 Akhirnya terjadi juga
107 Hubungan yang Sah
108 Akibat film horor
109 Permintaan maaf fart 1
110 Permintaan maaf fart 2
111 Permintaan maaf fart 3
112 Maaf di terima
113 Menginap
114 Cemburu
115 Mencoba memahami
116 Kue coklat
117 Benarkah penyakit Mag?
118 Bukan Mag
119 Kerjasama dengan Sofia
120 Hamil
121 Kemarahan Zian
122 Pengumuman
123 Kecewa
124 Depresi
125 Kembali sadar
126 Kembali kambuh
127 Halusinasi
128 Tamu tak di undang
129 Kemarahan Rey
130 Kemana Hana?
131 Kejahilan Hana
132 Ke rumah mertua
133 Rujak buatan Ibu
134 Kejutan ulang tahun
135 Pelaku di temukan
136 Masa lalu Reno part 1
137 Masa lalu Reno part 2
138 Episode akhir
139 Pinal episode akhir
140 Pengumuman
141 Extra Capter 1
142 Extra Capter 2
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Awal mula
2
Murid pindahan
3
Cinta dalam Diam
4
Ketahuan olehnya
5
Kenyataan yang harus di terima
6
Makan siang
7
Kesepakatan
8
Pertemuan tak di inginkan
9
Tak sengaja bertemu
10
Mencoba melupakan.
11
Mentraktir
12
Merasa bersalah
13
Pelukan Ibu
14
Kencan Rey
15
Ciuman pertama
16
Pernyataan cinta
17
Menerima Alisa
18
Terbiasa
19
Kesedihan Zian
20
Meninggal nya Papah Zian
21
melayad
22
berkunjung
23
Merindukan
24
Jadian
25
Berdebar
26
Mengetahui
27
Penculikan yang terjadi
28
menyelamatkan
29
Ceroboh
30
Zian terluka
31
menjadi perawat
32
ke jujuran Hana
33
Cemburu
34
Mamuji Zian
35
Dobel Date part 1
36
Dobel Date part 2
37
Benih-Benih Cinta
38
Meninggalnya Alisa
39
Terpuruk
40
Salah paham
41
Album foto
42
Ulang tahun Rey
43
Menonton film
44
Jujurlah
45
Putus
46
Cinta yang tak terungkap
47
Perasaan Hampa
48
Kenangan bersamanya
49
Akhir cerita musim pertama
50
Visual pemain
51
Awal cerita kembali
52
Terimakasih sahabat ku
53
Apa itu Dia?
54
Pertemuan kembali
55
Hati yang kau sakiti
56
Lagu kenangan
57
Bicara denganmu
58
Mencari tahu tentang mu
59
Wekend bersama Della
60
Penjelasan
61
Pertengkaran
62
Masalalu Zian
63
Masa lalu Zian part 2
64
Masa lalu Zian part 3
65
Rapat HDN part 1
66
Rapat HDN part 2
67
Orang aneh
68
Pemaksaan yang kembali terulang
69
Kenyamanan yang belum pernah di rasakan
70
Semalam dengan mu
71
Kemarahan Ayah.
72
Diamnya Ayah
73
Zian menyebalkan
74
Ancaman mematikan
75
Alisa kah?
76
Airin
77
Kerja sama
78
HDN lagi.
79
Sisi dirimu yang sebenar nya
80
Bukit Hijau
81
Hubungan baru.
82
Lamaran
83
Desain Vila
84
Perlahan mulai kembali
85
Pertunangan
86
Pernyataan cinta Zian
87
Perubahan yang janggal
88
Menerima takdir
89
Ciuman kedua
90
Menyembunyikan pakta
91
Ingatan tentang Alisa
92
Foto apa?
93
Fitnah dan fakta
94
Masalah Berat
95
Keputusan Akhir
96
Pernikahan
97
Hari pertama di rumah Zian
98
Malam pertama bersama
99
Pagi yang lucu
100
Kedatangan Paman
101
Kita mulai dari awal
102
Hubungan yang mulai membaik
103
Kekonyolan Zian
104
Terbongkar nya kebohongan Zian
105
Pertengkaran
106
Akhirnya terjadi juga
107
Hubungan yang Sah
108
Akibat film horor
109
Permintaan maaf fart 1
110
Permintaan maaf fart 2
111
Permintaan maaf fart 3
112
Maaf di terima
113
Menginap
114
Cemburu
115
Mencoba memahami
116
Kue coklat
117
Benarkah penyakit Mag?
118
Bukan Mag
119
Kerjasama dengan Sofia
120
Hamil
121
Kemarahan Zian
122
Pengumuman
123
Kecewa
124
Depresi
125
Kembali sadar
126
Kembali kambuh
127
Halusinasi
128
Tamu tak di undang
129
Kemarahan Rey
130
Kemana Hana?
131
Kejahilan Hana
132
Ke rumah mertua
133
Rujak buatan Ibu
134
Kejutan ulang tahun
135
Pelaku di temukan
136
Masa lalu Reno part 1
137
Masa lalu Reno part 2
138
Episode akhir
139
Pinal episode akhir
140
Pengumuman
141
Extra Capter 1
142
Extra Capter 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!