Kau terluka?

Domic memarkirkan mobil mewahnya dengan mulus di depan mansion miliknya yang megah dan luas. Begitu pintu mobil terbuka, supir pribadi serta para pelayan segera mendekat, siap mengambil alih kendali kendaraan tersebut. Supirnya membungkuk sopan sebelum membawa mobil ke dalam bagasi, meninggalkan Domic yang kini berdiri di bawah teras besar rumahnya.

Suasana pagi terasa tenang, namun ada yang sedikit berbeda. Domic memandangi sekitar, sedikit heran ketika para pelayan yang biasanya menyambutnya dengan sopan kini tidak ada yang berani menatapnya. Mereka berpura-pura sibuk, berjalan tergesa atau berjongkok merapikan sesuatu yang tak perlu dirapikan.

Domic tidak terlalu peduli. Ia melangkah masuk ke dalam mansion, yang langsung di sambut oleh seorang pelayan tertua bernama Martha. Domic dan Anna biasanya memanggil Ibu Martha karena usianya yang jauh dari mereka, dan selain itu Ibu Martha merupakan sosok pengurus Domic sedari kecil. Ia adalah wanita yang berpengalaman dan setia, selalu hadir saat Domic kembali ke rumah.

“Selamat pagi, Tuan. Apakah Tuan menginginkan teh, atau mungkin makanan ringan untuk menyegarkan diri?” sapa Bu Martha dengan suara rendah, namun lembut.

Domic menggeleng, menjawab dengan nada datar, “Tidak Bu Martha, aku sudah sarapan bersama Felly dan Ayah. Tidak perlu menyiapkan apa-apa.”

Bu Martha terdiam, lalu mengangguk pelan, “Baik, Tuan. Saya pamit untuk kembali bekerja,” lalu ia mundur pelan, bersiap meninggalkan Domic. Tetapi Domic kembali bertanya membuat Bu Martha mengurungkan niatnya untuk pergi.

Domic tiba-tiba teringat sesuatu, sesuatu yang lebih penting dari sarapan. “Dimana Carollin? Apakah putriku sudah berangkat sekolah atau masih disini?.” tanya Domic, suaranya berubah sedikit lebih tenang.

Bu Martha kembali terdiam sejenak, menatap mata pria dewasa yang dulu terasa begitu kecil di matanya. Jauh di lubuk hati Martha, ia begitu sangat kecewa pada sang Tuan yang sudah ia rawat sedari kecil. Martha tidak pernah membayangkan Domic akan melakukan ini, terlebih pada istri dan anaknya sendiri.

“Bu Martha?.” tanya Domic kembali saat Martha malah diam dan menatapnya.

Bu Martha berdehem, menunduk sedikit sambil menjawab. “Nona Carollin sudah dua hari ini tidak ada di mansion. Dia sedang cuti sekolah dan berlibur ke rumah teman nyonya Anna, Selena.” jawab Bu Martha.

Alis Domic bertaut, terlihat tidak senang. “Mengapa tidak ada yang memberitahu ku soal ini?.”

“Saya pikir nyonya Anna telah memberitahu anda, Tuan.”

Domic mendegus kasar, “Aku bahkan tidak tahu siapa wanita bernama Selena itu. Lalu dimana Anna sekarang?.”

“Nyonya berada di kamarnya.” jawab Martha tetap tenang.

Domic mengangguk. Ia berjalan sambil melepas jas hitam yang membalut tubuhnya dan merenggangkan dasi yang terasa mencekiknya.

Domic berjalan perlahan menaiki tangga menuju kamar, namun di tengah jalan, sesuatu menarik perhatiannya. Dari salah satu koridor ia melihat Ambar, salah satu maid, keluar dari kamarnya dengan membawa sebuah kotak P3K di tangannya. Domic berhenti, alisnya mengerut tajam, merasa ada yang tidak beres.

“Ada apa?,” tanya Domic tiba-tiba dengan nada tajam, membuat Ambar yang sedang terburu-buru tersentak dan menghentikan langkahnya.

Ambar menunduk dalam, menahan getaran di tubuhnya yang selalu muncul tiap kali Domic memandangnya. “I-iya, Tuan?”

“Mengapa kau membawa kotak P3K itu? Apa yang terjadi?” tanya Domic dengan nada dingin, sorot matanya tajam penuh kecurigaan.

Ambar mengalihkan pandangannya ke lantai, seakan takut menatap Domic. Dengan suara yang gemetar, ia menjawab pelan, “Nyonya Anna… dia terluka. Saya baru saja selesai mengobati lukanya.”

Seketika, Domic dapat merasakan sesuatu yang tak nyaman di dadanya meski wajahnya tetap dingin. Pikirannya langsung tertuju pada Anna.

“Apa yang terjadi padanya? Apa Anna terluka?.”

Ambar menelan ludah, jelas terlihat gugup. Ambar bingung, haruskah ia memberitahu Domic yang sebenarnya? Namun bagaimana jika Nyonya Anna marah?

“Katakan ada apa?!.” tanya Domic lagi kesal.

“N-nyonya Anna.. semalam memecahkan beberapa barang di bawah, Tuan. Nyonya terluka akibat pecahan itu.” jawab Ambar mau tak mau jujur.

Deg!

Domic terdiam, seluruh tubuhnya terasa membeku. Pikiran dan emosinya berputar. Dan ia tahu alasan di balik tindakan Anna adalah karena dirinya. Semua ini adalah akibat ulahnya—akibat keputusan yang telah ia buat.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Ambar lagi, Domic melangkah cepat menuju kamarnya dan Anna.

Ketika Domic membuka pintu, dia melihat Anna duduk di tepi ranjang, punggungnya lurus dan tegap, tangannya sibuk meraba balutan plester yang menutupi luka di tangannya. Saat mendengar langkah Domic, Anna tersentak, matanya melebar sejenak melihatnya berdiri di ambang pintu. Namun, ekspresi Anna segera berubah menjadi dingin dan penuh kebencian.

Domic mendekat, tanpa menunggu aba-aba, tangannya langsung meraih tangan Anna yang terluka, mengangkatnya di depan wajahnya untuk memeriksa. “Apa yang kau lakukan pada dirimu?” suaranya tegang dengan nada cemas yang Domic coba sembunyikan.

Anna segera menarik tangannya dari genggaman Domic. “Apa urusannya denganmu? Kau peduli? Mengesankan.” jawab Anna dengan sinis.

Domic mengerutkan kening, matanya berkedip cepat dengan tatapan yang dingin dan keras. “Apa maksudmu? Tentu aku peduli, Anna. Jika sesuatu terjadi padamu, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri.”

Domic kembali memegang tangan Anna yang terluka, mencoba memeriksa lebih dekat, namun Anna segera menarik tangannya kembali seolah sentuhan Domic adalah api yang membakar kulitnya. “Jangan sentuh aku,” bisik Anna dengan nada penuh kebencian, hampir tidak terdengar, tapi cukup untuk membuat Domic berhenti.

Domic memandang Anna dengan rahang mengeras, tapi tidak melepaskan tatapan cemas di matanya. “Jangan menguji kesabaran ku Anna. Kau tahu aku tidak punya cukup kesabaran untuk menghadapimu yang seperti ini.” ucap Domic tajam.

Anna tertawa kecil, menatap Domic dengan tajam, matanya penuh dengan luka yang tak terucapkan. “Kesabaran?” Anna mengulang kata itu dengan sinis, seolah Domic baru saja mengucapkan sesuatu yang tak masuk akal. “Kau bicara soal kesabaran setelah semua yang kau lakukan? Kau menikahi adikku, Domic. Dan sekarang kau berdiri di sini, mencoba menasihati aku soal kesabaran?”

Suara Anna bergetar, penuh dengan emosi yang tertahan, tapi Anna tetap berdiri tegak, menolak untuk terlihat lemah di hadapan Domic. “Kau kehilangan hak untuk peduli. Kau kehilangan hak untuk memegang tanganku lagi. Jadi, jangan berpura-pura kau peduli tentang luka ini atau tentang aku. Kau hanya ingin mengontrol ku. Itu saja yang kau inginkan dari awal.”

Domic mengepalkan tangannya, mencoba menahan amarah yang mulai membuncah di dalam dirinya. Domic mendekat, wajahnya semakin keras, suaranya semakin rendah tapi tajam seperti pisau “Apa yang kau inginkan dariku, Anna? Kau tahu kesepakatannya. Ini sudah diputuskan jauh sebelum semua ini terjadi. Aku bertanggung jawab. Aku menjalankan tugasku. Aku tahu kau marah. Dan aku tidak akan terlalu menganggap perkataan mu barusan. Aku akan tetap peduli padamu, aku akan tetap menyentuhmu, karena kau istriku. Dan aku tidak akan minta maaf atas keputusan itu. Aku sudah melakukan hal yang benar!.”

“Melakukan hal yang benar?.” Anna hampir tertawa getir. “Menikahi Felly adalah hal yang benar? Are you crazy, Domic?!.” tanya Anna tak habis pikir. Air mata luruh membasahi pipinya.

Domic menggeram, menarik Anna mendekat dan mencekal pergelangan tangan Anna kasar. Mata Domic menyala marah. “Stop Anna! Aku tidak akan membiarkan dirimu atau siapa pun menyalahkanku atas apa yang sudah terjadi.”

Anna terisak tertahan, ia meringis kesakitan, namun matanya tetap penuh kemarahan. “Kau selalu seperti ini, Domic. Selalu menganggap dirimu benar. Selalu menyakiti tanpa memikirkan perasaan orang lain. Kau membuat keputusan tanpa pernah bertanya bagaimana aku merasa, bagaimana ini menghancurkan aku. Dan sekarang, kau menyakitiku. Ini menyakitkan Domic! Tidak ada yang lebih menyakitkan dari apa yang sudah kau lakukan padaku.”

Domic melepas cekalannya dan menghempaskan tangan Anna kasar. Domic mengacak rambutnya frustasi, lalu menatap Anna yang sudah mulai menangis. Tak lagi menahan air matanya yang menggenang di pelupuk mata. “Demi Tuhan berhenti merajuk, Anna! Jangan menempatkan dirimu sebagai korban di sini. Aku tidak akan biarkan kau memutarbalikkan segalanya.”

Domic mendekat, matanya penuh dengan intensitas yang nyaris mengancam. “Aku melakukan apa yang harus kulakukan. Situasinya rumit, dan kau tahu itu. Jangan mengira kau satu-satunya yang tersakiti di sini.”

Domic berhenti sejenak, suaranya semakin dingin. “Aku peduli padamu, Anna, entah kau mau percaya atau tidak. Tapi kalau kau terus bicara seperti ini, kau hanya akan memperburuk keadaan. Jadi berhenti menyalahkan ku untuk semua yang terjadi. Kita sudah cukup menderita tanpa harus melukai diri sendiri lebih jauh. Kita punya Carollin, putri kecil kita. Apapun yang terjadi di antara kita, dia tidak boleh melihat ibunya hancur seperti ini. Dia butuh kita… dia butuh kita berdua.”

Domic menatap Anna dengan penuh permohonan. “Jadi, berhentilah bersikap seolah aku adalah musuhmu. Kau boleh membenciku, Anna, tapi jangan jadikan Carollin korban dari semua ini. Aku tidak akan membiarkan kau melukai dirimu, dan aku tidak akan membiarkan kau menghancurkan kehidupan anak kita. Kita harus memikirkan putri kita. Jangan biarkan rasa sakitmu merusak apa yang tersisa. Aku tahu aku sudah membuat kesalahan, tapi kau dan Carollin masih lebih penting daripada semua ini.” lanjut Domic.

Anna menggeleng tak sangka. Perasaannya hancur berkeping-keping. Anna tidak percaya bagaimana Domic bisa berbicara tentang pentingnya Carollin, seolah-olah Anna yang menghancurkan segalanya. Padahal, Domic lah yang memecah kehidupan mereka, Domic lah yang menghancurkan semuanya.

Anna merasakan kemarahan yang bercampur dengan kesedihan. Air matanya jatuh tanpa bisa dihentikan, tapi bukan karena kelemahan—melainkan karena sakit yang begitu dalam. Bagaimana bisa Domic berbicara seolah dialah yang terluka? Bagaimana bisa dia mengabaikan pengkhianatan yang dia lakukan dan kini menempatkan beban pada Anna untuk menjaga apa yang tersisa?

Ucapan Domic bukan hanya membuat Anna tak bisa berkata-kata, tapi juga membuat Anna merasa tersudutkan. Seakan-akan, semua kerusakan yang terjadi adalah tanggung jawabnya untuk diperbaiki. Padahal, yang dirasakan Anna sekarang hanyalah kehancuran—bukan hanya sebagai istri, tapi sebagai ibu yang harus melindungi putrinya dari kenyataan yang ayahnya ciptakan.

Tangan Anna gemetar. Anna merasa seperti tercekik oleh ketidakadilan situasi ini. Domic berdiri di sana, memintanya untuk memikirkan Carollin, sementara dia sudah merampas keutuhan keluarga mereka dengan keputusannya sendiri. Domic sungguh angkuh dan tidak ingin di salahkan bahkan pada kesalahan yang ia perbuat sendiri.

“Keluar,” kata Anna lirih, suaranya nyaris bergetar. “Aku tidak mau melihat wajahmu lagi.”

“Anna—.”

“Keluar!.” teriak Anna tak tahan.

Domic mendengus, tanpa sepatah kata pun lagi, pria itu berbalik dan meninggalkan kamar, meninggalkan Anna yang kembali menangis di dalam kamar yang sudah runtuh itu.

...\~\~\~\~...

...Carollin Domic Alarik...

...Momy Carollin...

...Dady Carollin...

Terpopuler

Comments

Annie Soe..

Annie Soe..

Fix domic suami super egois,
mau menang sndiri,
membenarkan smua kelakuannya,
Hanya pendapatnya yg betul..

2025-01-28

0

Diah Anggraini

Diah Anggraini

bisa bisanya kau domic ambil keputusan yang nyudutin anna

2025-02-15

0

Sulis Tyawati

Sulis Tyawati

bosan thor bacanya, Anna bisanya nangis aja menye2 trs

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Surat USG
2 Keputusan
3 Pergi
4 Rumah Selena
5 Kebanaran Pilu
6 Kasihani aku
7 Pernikahan
8 Aku harus apa
9 Kau berbeda
10 Hancur sendirian
11 Bayi kita
12 Kau terluka?
13 Kelak kau akan menjadi Ibu
14 Akting
15 Foto pernikahan
16 Bolehkah Tante ikut?
17 Ambil saja!
18 Ingin tinggal bersama
19 Kepura-puraan di depan Carro
20 Satu hari bahagia
21 Perasaan Marcus dan permintaan tinggal bersama
22 Permintaan tinggal bersama
23 Keputusan sepihak
24 Desakan keluarga Darmadi
25 Rapuh
26 Ancaman Alarik
27 Keluar atau Pergi
28 Adik baru
29 Peringatan
30 Pertengkaran Domic & Marcus
31 Ingin di obati
32 Permohonan Carro
33 Usir paksa
34 Ingin mati saja
35 Carro merajuk & ancaman
36 Uncle Marcus
37 Sesuatu yang ingin di katakan
38 Keterkejutan
39 Prasangka
40 Sikap tidak biasa
41 Jangan senang dulu
42 Siapa kekasih Felly?
43 Kemarahan Domic & Pria misterius
44 Mencari tahu
45 Bingung
46 Informasi dugaan mantan kekasih Felly
47 Bersiap untuk acara amal
48 Acara amal
49 Pengkuan kecil Carro
50 Mengganggu Domic
51 Cari yang seperti momy
52 Siapa pria itu
53 Uncle Alex
54 Foto mengejutkan
55 Pergi
56 Hancurnya dunia Carro
57 Isi dokumen
58 Putus asa
59 Kemarahan Felly
60 Kedatangan Alexander
61 Rasa kagum
62 Amarah Domic
63 Rencana licik
64 Satu langkah lebih dekat
65
66 Kabar mengejutkan dari Selena
67 Hancur lebur
68 Jangan pergi
69 Anna yang berbeda
70 Mr. Harisson
71 Pagi yang memalukan
72 Apa yang kau sembunyikan dariku
73 Mencari tahu informasi
74 Penjagaan Anna
75 Mengapa tidak Uncle saja yang jadi Dady?
76 Felly?
77 Lupa pada Domic
78 Surat cerai
79 Menjalankan rencana
80 Jangan dekati Anna
81 Tawaran tinggal
82 Menjelang perceraian
83 Kedatangan Jonathan
84 Ketakutan
85 Menghitung jam
86 Ruang sidang
87 Perebutan hak asuh
88 Penyesalan
89 Terkejut
90 Dibuntuti
91 Hak waris
92 Kehancuran Domic
93 kembali ke apartement
94 Sisi lain Carro
95 Darmadi dan keputusannya
96 Rasa tidak terima
97 Malam pengusiran
98 Pasta Bolognese
99 Rindu Carro
100 Pertemuan
101 Dendam membara
102 Nekat
103 Kehilangan
104 Kehilangan di bayar kehilangan
105 Takut dan kalut
106 Dugaan benar
107 Vidio ancaman
108 Detik-detik
109 Gudang Tua
110 Pengorbanan
111 Penangkapan
112 Cinta sepihak
113 Kritis
114 Membawa pulang
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Surat USG
2
Keputusan
3
Pergi
4
Rumah Selena
5
Kebanaran Pilu
6
Kasihani aku
7
Pernikahan
8
Aku harus apa
9
Kau berbeda
10
Hancur sendirian
11
Bayi kita
12
Kau terluka?
13
Kelak kau akan menjadi Ibu
14
Akting
15
Foto pernikahan
16
Bolehkah Tante ikut?
17
Ambil saja!
18
Ingin tinggal bersama
19
Kepura-puraan di depan Carro
20
Satu hari bahagia
21
Perasaan Marcus dan permintaan tinggal bersama
22
Permintaan tinggal bersama
23
Keputusan sepihak
24
Desakan keluarga Darmadi
25
Rapuh
26
Ancaman Alarik
27
Keluar atau Pergi
28
Adik baru
29
Peringatan
30
Pertengkaran Domic & Marcus
31
Ingin di obati
32
Permohonan Carro
33
Usir paksa
34
Ingin mati saja
35
Carro merajuk & ancaman
36
Uncle Marcus
37
Sesuatu yang ingin di katakan
38
Keterkejutan
39
Prasangka
40
Sikap tidak biasa
41
Jangan senang dulu
42
Siapa kekasih Felly?
43
Kemarahan Domic & Pria misterius
44
Mencari tahu
45
Bingung
46
Informasi dugaan mantan kekasih Felly
47
Bersiap untuk acara amal
48
Acara amal
49
Pengkuan kecil Carro
50
Mengganggu Domic
51
Cari yang seperti momy
52
Siapa pria itu
53
Uncle Alex
54
Foto mengejutkan
55
Pergi
56
Hancurnya dunia Carro
57
Isi dokumen
58
Putus asa
59
Kemarahan Felly
60
Kedatangan Alexander
61
Rasa kagum
62
Amarah Domic
63
Rencana licik
64
Satu langkah lebih dekat
65
66
Kabar mengejutkan dari Selena
67
Hancur lebur
68
Jangan pergi
69
Anna yang berbeda
70
Mr. Harisson
71
Pagi yang memalukan
72
Apa yang kau sembunyikan dariku
73
Mencari tahu informasi
74
Penjagaan Anna
75
Mengapa tidak Uncle saja yang jadi Dady?
76
Felly?
77
Lupa pada Domic
78
Surat cerai
79
Menjalankan rencana
80
Jangan dekati Anna
81
Tawaran tinggal
82
Menjelang perceraian
83
Kedatangan Jonathan
84
Ketakutan
85
Menghitung jam
86
Ruang sidang
87
Perebutan hak asuh
88
Penyesalan
89
Terkejut
90
Dibuntuti
91
Hak waris
92
Kehancuran Domic
93
kembali ke apartement
94
Sisi lain Carro
95
Darmadi dan keputusannya
96
Rasa tidak terima
97
Malam pengusiran
98
Pasta Bolognese
99
Rindu Carro
100
Pertemuan
101
Dendam membara
102
Nekat
103
Kehilangan
104
Kehilangan di bayar kehilangan
105
Takut dan kalut
106
Dugaan benar
107
Vidio ancaman
108
Detik-detik
109
Gudang Tua
110
Pengorbanan
111
Penangkapan
112
Cinta sepihak
113
Kritis
114
Membawa pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!