"Sudah lah kenapa kalian malah bertengkar seperti itu," ucap Helena yang mulai jengah dengan kedua putranya.
Kadang - kadang terlihat akur kadang - kadang juga seperti kucing dan anjing.
"Tante Helena?" sapa seorang wanita yang berpakaian cukup sexy.
Helena yang merasa dirinya di panggil pun melihat kearah sumber suara.
Helena mengerutkan kening nya karena tidak mengenal wanita yang memanggil namanya itu.
"Maaf siapa ya? " tanya Helena bingung.
"Tante gak kenal siapa aku? aku putri nya teman tante, Putri keluarga Davidson," jawab wanita tersebut dengan bangganya.
Helena berfikir sejenak. "Oh ya tante ingat kamu Jane kan? Ahh kamu sudah sebesar ini ternyata, tante sampai tidak mengenali kamu," kata Helena sambil memeluk Jane.
"Sudah lama gak ketemu, Tante juga semakin cantik," ucap Jane sambil tersenyum manis.
Alex yang melihat interaksi keduanya memutar matanya jengah sedangkan Damian hanya biasa saja malah muak melihat Jane. Mereka berdua merasa wanita di depan nya ini memang sedang mencari perhatian dari Alex dan Damian.
Dari cara berpakaian nya yang memang cukup sexy dengan belahan dada yang cukup rendah hingga menyembul keluar.
Helena tersipu malu dipuji seperti itu oleh Jane."Ahh kamu bisa saja. Oh ya duduk lah Jane, ini putra tante Alex dan Damian," ucap Helena memperkenalkan kedua putranya.
Alex dan Damian yang diperkenalkan oleh maminya pun hanya acuh tak acuh.
"Jangan diambil hati ya mereka berdua memang seperti manusia es, sangat dingin," celetuk Helena tanpa rasa bersalah.
Alex dan Damian menatap tak percaya kepada mami nya yang selalu meledek putranya sendiri dihadapan orang lain.
"Tidak apa - apa tante," ucap Jane.
Jane memang sudah tau Alex sangat lama dan sekarang dia mulai tertarik dengan Alex semenjak Alex berhasil memimpin perusahaan nya sendiri yang berada di luar negeri. Keluarga Davidson dan keluarga Braxton memang sudah lama saling berhubungan dengan baik.
Sebenarnya Jane juga tidak sengaja melihat Helena berada di cafe tersebut dan tidak ada niat untuk menyapa nya tapi ketika melihat Alex duduk di kursi nya Jane langsung menghampiri meja Helena supaya bisa mendapatkan perhatian dari Alex.
"Oh ya Jane apa kedua orang tua mu masih di luar negeri?" tanya Helena.
"Iyah tante mereka masih disana malah ninggalin Jane sendiri disini, Jane jadi sering kesepian tante," ucap Jane sedikit manja.
Alex dan Damian yang mendengar nya malah ingin muntah di tempat.
"Mereka berdua memang benar - benar keterlaluan. Sudah bau tanah masih saja sibuk berpacaran. Kau tenang aja Jane biar tante yang menyuruh mereka cepat pulang. Oh yah kalo kamu kesepian sering - sering lah berkunjung kerumah tante," ucap Helena.
Jane yang mendengar ucapan Helena pun bersorak riang. " Yes, rencana gue berhasil buat sering - sering berkunjung kerumah tante Helena untuk bertemu dengan Alex," ucap nya dalam hati.
"Baiklah tante, Jane akan berkunjung kerumah tante," ucap Jane.
Dari tadi Jane mencuri - curi pandang terus ke arah Alex sedangkan Alex merasa risih dengan kehadiran nya Jane sejak pertama kali menghampirinya. Alex tau kalo Jane memang sedang memperhatikan nya dan mencoba untuk mendekati nya.
"Kak Alex apa kau boleh memanggil mu dengan sebutan Kakak?" tanya Jane manja sambil membusungkan badan nya.
"Hmmm," jawab Alex.
Alex sadar sekarang Jane sedang menggodanya dengan badan nya.
Jane yang mendengar jawaban Alex pun mengeraskan rahangnya. "Sial! Sombong sekali, Lo liat aja sebentar lagi lo akan bertekuk lutut dihadapan gue, tidak ada yang berani menolak pesona seorang jane," ungkap Jane dalam hati.
"Mam ayok kita pulang, Alex ada urusan di rumah," ajak Alex kepada Helena.
Alex sudah sangat muak melihat Jane jadi cepat - cepat Alex mengajak Helena untuk pulang.
"Ahh baiklah ayok kita pulang," kata Helena.
Helena tau kalo Alex malas dengan Jane makanya dia meminta cepat - cepat pulang.
"Jane kami pulang lebih dulu yah, kapan - kapan kamu berkunjung lah kerumah tante yah," ucapan Helena berpamitan pada Jane.
"Besok Jane akan berkunjung kerumah tante," ucap Jane.
"Tante tunggu kedatangan mu Jane," jawab Helena sambil sedikit berteriak berlalu pergi karena Alex sudah merangkul Helena.
Damian baru beranjak dari duduk nya, sebelum pergi Damian membisikkan sesuatu kepada Jane. "Setau saya keluarga Davidson itu cukup kaya, tapi kenapa putri nya terlihat sangat miskin. Jika kau butuh pinjaman uang katakanlah kepada ku dan belilah pakaian yang memang tidak kurang bahan seperti itu, kasian sekali buah melon ada sangat terlihat sesak," ucap Damian sambil melirik kearah buah melon nya.
Setelah berbicara seperti itu Damian langsung pergi begitu saja menyusul Alex dan maminya.
Mendengar ucapan Damian yang memang sengaja menghina nya menjadi geram . "Sialan Damian! berani - beraninya anak pungut seperti kau menghina keluarga Davidson. Lihat saja kau akan tau akibat nya berani bermain - main dengan keluarga Davidson," ucap Jane.
Alex dan Helena pulang bersama menggunakan mobil milik Alex. "Ah sial. mami sama Alex malah ninggalin gue lagi! gara - gara wanita jadi - jadian itu gue jadi di tinggalin," gerutu Alex kesal. Alex memasuki mobilnya dan pulang sendiri ke kediaman Braxton.
Abel telah sampai di rumah nya , dia memarkirkan motonya di garasi. Abel tahu setelah ini pasti akan ada drama lagi.
Abel memasuki rumah nya dan berjalan menuju kamar nya.
"Bagus yah kamu malah mentingin orang lain daripada keluarga sendiri," ucap Sinta.
Ternyata Sinta dan Kalista sudah menunggu Abel di ruang tamu, karena kamar nya harus melewati dulu ruang tamu.Sinta dan Kalista duduk sambil menyilangkan tangan mereka di dada.
"Karena Kalista memang pantas di perlakukan seperti itu," jawab Abel datar.
"Harusnya kamu tuh ngaca! kamu sama pelayan itu sama - sama rendahan beda dengan Kalista. Berani - beraninya kamu berbicara seperti itu kepada Kalista! Apa kamu lupa kalau kamu itu terlahir dari rahim seorang wanita yang rendahan juga, ya memang buah jatuh tidak jauh dari pohon nya," ucap Sinta penuh penekanan.
"Plak . . "
Tangan Abel mendarat di pipi Sinta.
"Plak . . " suara tamparan lagi yang begitu nyaring.
Abel memegang sudut bibir nya yang mengeluarkan darah.
Yah yang di tampar adalah Abel.
Abel meneteskan air matanya. Tidak hanya menahan perih di sudut bibirnya tapi menahan perih hatinya juga karena yang menampar nya adalah ayah nya sendiri.
"Berani nya kamu Abel menampar istri papah kamu sendiri! Kamu harus ingat dia ibu kamu juga," bentak Atmajaya.
Sinta dan Kalista yang melihat itu tersenyum penuh kemenangan.
"Apa papah tau kenapa Abel tampar dia?" tanya Abel sambil menunjuk kearah Sinta.
Air mata Abel sudah tidak bisa terbendung lagi. air matanya terus mengalir begitu saja.
mohon dukungan nya yah!! Jangan lupa tinggal kan jejak like, love, atau pun komen!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments