Eps. 6

Mona dapat merasa kan kalo Darel menyukai Abel, beberapa kali Mona sering melihat Darel yang sangat perhatian kepada Abel.

"Apa bagusnya si Abel sih? masih cantikan gue kemana - mana daripada si Abel. Tapi kenapa Darel lebih milih Abel daripada gue. Darel emang gak peka kalo gue suka sama dia," gerutu Mona kepada dirinya sendiri.

Tiba - tiba Mita menghampiri mona yang terlihat sedang kesal dan berbicara sendiri.

"Kenapa lo Mon ngedumel sendiri gak jelas? Keliatan lagi kesel lo Mon?" tanya sahabat nya yaitu Mita.

"Iya gue lagi kesel tuh sama si Abel cewek yang so kegatelan. Gue perhatiin dia mesra - Mesran terus sama si Darel Mit, gimana gue gak kesel liat nya coba," jawab Mona.

"Gimana kalo kita kasih pelajaran aja dia, kita kerjain aja dia Mon," ucap Mita memberi usulan.

"Lo bener Mita, dia memang harus di kasih pelajaran," ucap Mona tersenyum licik.

"lagian juga emang tuh cewek kecentilan banget. So cantik banget, depan Darel," ucap Mita mengompori Mona.

"Kita harus pikirkan cara yang pantas buat kasih dia pelajaran biar dia kapok gak deketin Darel lagi dan jauhin Darel," kata Mona.

"Lo tenang aja gue udah siapin cara nya, kita liat nanti," ucap Mita tersenyum tipis.

Mona dan Mita pergi meninggalkan Abel dan Darel.

Abel bekerja di hotel ini hanya part time saja karena dia tidak bisa bekerja full sampai pagi. Abel bekerja dari pukul 6 sampai pukul 12 malam.

Waktu menunjukkan pukul 12 malam.

Isabella sedang mengemas barang nya memasukan nya kedalam tas dan bersiap - siap untuk pulang.

Diruangan tersebut hanya ada Abel.

"Brak . . . "

Mona menutup pintu loker milik Abel dengan sangat kencang.

Abel sangat kaget karena tidak melihat Mona masuk kedalam ruangan pegawai.

"Kenapa? kaget Lo?" tanya Mona sinis.

"Maksudnya apa ya mbak?" tanya Abel bingung.

"Mbak, mbak emang lo pikir kita mbak lo," jawab Mita ketus.

Abel bingung dengan perlakuan Mereka, kenapa mereka tiba - tiba marah kepada nya, padahal Abel tidak kenal dengan mereka hanya tau saja bahwa mereka bekerja di divisi yang sama dengan Darel.

"Lo tuh kalo jadi cewek jangan so kecentilan, ngerasa cantik lo, bisa deketin semua cowok disini," ucap Mona ketus sambil mendorong bahu Abel pelan.

Abel mengerutkan kening nya karena tidak mengerti maksud mereka.

"Saya tidak paham dengan apa yang kalian bicarakan, mungkin kalian salah orang," ucap Abel datar.

"Songong banget yah lo, Lo itu emang pantes buat di kasih pelajaran. Kita seret dia Mit," ucap Mona.

Mita dan Mona menyeret Abel kedalam toilet.

"Apa - apaan ini lepasin gue, mau di bawa kemana gue, salah gue tuh apa sebenarnya sama kalian, gue gak pernah sedikitpun ngusik kalian?" ucap Abel berontak.

"Diem gak Lo! kalo lo mau tau salah lo apa, ikutin apa kata gue!" teriak Mona.

Abel pasrah dan terpaksa mengikuti apa kata Mona Karena ingin tau apa yang akan di lakukan oleh mereka berdua. Sebenarnya Abel bisa saja melawan mereka berdua tapi Abel menahan nya.

Abel di dorong kedalam toilet dan badan nya membentur ke tembok.

Aww . . .

"Sebenarnya mau kalian berdua apa?" tanya Abel mulai kesal.

" Mau kita lo itu sadar diri kalo lo itu gak pantes buat siapa pun disini dan jangan so kecantikan deh lo! penampilan udah kaya gembel gini tuh gak cocok kerja disini, orang - orang juga bakal jijik liat penampilan lo kaya gini. Dan satu hal lagi yang perlu lo inget terus jangan pernah lo deketin Darel! dia itu punya gue, gue minta lo jauhin Darel, sekali aja gue liat lo sama Darel lo tanggung akibat nya sendiri!" ucap Mona sambil menunjuk Abel.

Abel hanya tersenyum tipis.

Dia bukan nya takut malah merasa lucu dengan mereka berdua.

"Udah ngomong nya? kalo udah gue cabut duluan," ucap Abel sambil akan melangkah berlalu pergi.

Mona dan Mita merasa geram dengan respon Abel yang seperti itu.

Langkah Abel terhenti karena kedua tangan Mona dan Mita menghadang nya.

Mona dan Mita mendorong Abel lagi hingga mundur beberapa langkah.

"Mulai berani yah lo sama kita berdua, emang gak ada takut - takutnya lo sama gue," ucap Mona sambil mendekati Abel.

Abel mulai kesal dengan perlakuan mereka berdua. Menurut nya Mona dan Mita sudah sangat keterlaluan. Mereka menindas Abel tanpa tau kebenaran nya seperti apa.

"Aww . . sakit, lepasin tangan kalian dari rambut gue atau kalian mau kalo gue berbuat kasar sama kalian," ucap Abel sambil menahan sakit.

Mona menggapai rambut Abel dan menjambak nya dengan kencang. Sedangkan Mita memegang kedua tangan Abel supaya tidak berontak.

"Uhhh takut nya . . haha . . " ucap Mona sambil tertawa di ikuti oleh Mita.

"Ternyata masih punya nyali juga lo. Dan kita gak takut sama lo cewek gatel," ucap Mita.

Kesabaran Abel sudah habis, dia tidak bisa diam saja di perlakukan seperti ini oleh Mona dan Mita.

"Bug . . "

"Bug . . "

" Aww . . "

"Aww . . "

Teriak Mona dan Mita bersamaan.

Abel menendang kaki Mona dan Mita dengan sangat kencang.

Mona dan Mita terduduk merasa kesakitan di kaki nya, melepaskan pegangan tangan nya dan memegang kaki nya yang sakit.

"Sorry gue harus lakuin itu sama lo berdua. Karena itu salah kalian juga, kalian gak bisa seenaknya memperlakukan seseorang seperti itu tanpa alasan yang jelas. Dan satu hal lagi yang perlu lo berdua dengar baik - baik, Darel dan gue gak ada hubungan apapun. Hubungan gue sama Darel hanya sebatas pertemanan dan gak lebih, jadi kalo kalian pikir kita pacaran itu salah. Kalo lo berdua gak percaya sama ucapan gue, lo berdua bisa tanya langsung sendiri ke Darel. Sangat disayangkan penampilan bagus tapi perilaku kalian jauh berbanding terbalik, gue harap kalian bisa berfikir yang jernih sebelum melakukan tindakan apapun atau akibatnya akan kalian rasakan sendiri," ucap Abel dengan lantang.

Setelah berbicara seperti itu Abel pergi meninggalkan mereka berdua di dalam toilet.

Abel melewati Mona dan Mita begitu saja.

"Mon sakit banget kaki gue," ucap Mita merintih kesakitan.

"Gue juga sama sakit kaki gue. Liat aja gue bakal balas dia lebih dari ini, beraninya dia ngelawan gue dan bikin gue kaya gini," ucap Mona.

"Lo bener Mon, kita harus balas dia lebih dari ini biar dia tau rasa," kata Mita.

Mereka berdua keluar dari toilet dengan tertatih - tatih.

Sedangkan Abel mengambil tas nya dan pergi menuju lobby.

"Jadinya gue pulang kemaleman banget kan, rese banget cewek gak jelas tadi malah nuduh gue yang enggak - enggak. Lagian juga gue gak tau kan kalo dia suka sama Darel, gue kan cuma temenan aja malah di kira pacaran. Harusnya kan ungkapin aja perasaan nya ke orang nya bukan malah marah - marah gak jelas ke gue. Mereka emang pantas kan dapetin hal itu, siapa suruh nyari gara - gara sama gue," omel Abel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!