Eps. 9

"Dam, apa kamu tidak merindukan mami?" tanya Helena lembut.

Damian tersadar dari lamunan nya.

Damian tersenyum, lalu menghampiri mami nya dan memeluk nya.

"Sayang kamu juga putra mami sama papi. Jadi jangan berfikir kamu sendirian. Mami sangat merindukan mu Dam," ucap Helena.

"Dam juga sangat rindu mami," jawab Damian.

Damian begitu menyayangi Helena seperti ibu kandung nya sendiri, Damian melepaskan pelukan nya dan mencium kening mami nya.

Damian merasa sangat beruntung karena mempunyai Alex dan keluarga nya.

Damian bergantian memeluk papi nya.

"Dam anggap lah kita kedua orang tuamu juga. Kamu dan Alex sama - sama putra kami. Jangan sungkan kami sudah membesarkan mu dari kecil," ucap Hendrik.

"Baik pi Dam mengerti," jawab Damian.

"Yasudah kalo begitu kita masuk dan sarapan dulu. Mami sudah menyiapkan makanan kesukaan kalian berdua," ucap Mami Helena.

Di meja makan.

"Lex bagaimana dengan pekerjaan mu?" tanya Hendrik.

"Baik pi. Tidak ada masalah," jawab Alex singkat.

Hendrik hanya menganggukkan kepalanya.

"Oh yah Lex kamu menginap dimana semalam? kenapa tidak tidur dirumah saja?" tanya Helena.

"Dam dan Alex tidur di hotel," jawab Damian cepat.

Alex kesal karena Damian menjawab terlebih dahulu.

"Malam ini kalian berdua tidur di rumah yah," ucap Helena.

"Ya . . Tidak . . " jawab Damian dan Alex bersamaan.

Alex dan Damian saling melemparkan tatapan nya.

"Tidak bisa mi Alex menginap di hotel milik Alex sendiri dan ada yang harus di kerjakan oleh Alex disana. Mungkin lain kali kita berdua akan menginap disini," ucap Alex.

Alex memberikan tatapan tajam pada Damian.

Damian yang ditatap seperti itu hanya bisa pasrah.

"Baiklah kalo begitu kalian berdua harus sering - sering kesini. Ini juga rumah kalian berdua, mami dan papi akan menyambut terus kedatangan kalian berdua," ucap Helena.

Helena sedikit kecewa dengan keputusan Alex.

Hendrik juga bisa merasakan bahwa istrinya sedikit kecewa dengan keputusan putranya Alex.

"Lex, Dam, papi minta kalian menginap sehari saja di rumah ini. apa kalian tidak lelah setiap hari bekerja, kalian juga baru sampai di negara ini. Mami masih merindukan kalian, apa kalian tidak merindukan kami berdua? papi harap kalian berdua malam ini menginap dirumah ini.Kalo untuk masalah pekerjaan biar papi yang urus, papi akan menyuruh bawahan papi untuk mengerjakan nya," ucap Hendrik.

Alex dan Damian hanya bisa pasrah jika papi nya sudah berbicara seperti itu.

"Baiklah Alex dan Dam akan menginap disini, untuk masalah pekerjaan papi tidak usah menyuruh bawahan papi. Damian bisa mengerjakan nya sendiri," ucap Alex.

Damian menatap Alex tak percaya, mengapa dirinya yang selalu di korban kan.

Helena yang mendengar mereka berdua akan menginap pun merasa senang.

Sebenernya Helena memang merindukan kedua putra nya, tapi di balik itu semua Helena mempunyai misi untuk menjodohkan Alex dengan seorang Putri dari teman dekat nya.

Helena menatap kearah suaminya dan tersenyum tipis.

"Thank you papi, papi paling bisa di andalkan," ucap Helena dalam hatinya sambil melihat kearah Hendrik.

Hendrik yang melihat itu pun mengerti maksudnya.

Asal istri nya senang, Hendrik akan melakukan apapun untuk istrinya.

Waktu sudah menunjukkan siang hari.

Abel mengerjapkan matanya dan melihat jam.

"Astaga ini sudah sangat siang, gue tidur terlalu lama ini, pasti gara - gara semalem gue pulang hampir pagi. Untung aja Sekarang gue ambil libur kalo enggak bisa patah semua badan gue," gumam Abel.

"Aduh . . Pada sakit semua badan gue," keluh Abel.

krukk . .

Suara berasal dari perut Abel.

"Laper banget lagi," ucap Abel.

Abel beranjak dari tempat tidur nya dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

Tok . .

Tok . .

Abel mendengar suara pintu kamar nya di ketuk.

"Tumben banget ada yang nyariin gue sampe kesini, biasanya suka teriak - teriak dari bawah," gumam Abel setengah sadar.

Abel yang akan pergi ke kamar mandi pun mengurungkan niatnya.

Klek . .

Abel membuka pintu kamar nya.

"Iya ada apa?" tanya Abel.

Kedua mata Abel masih terpejam belum melihat siapa yang mengetuk pintu kamar nya.

"Sayang, cepat lah siap - siap kita makan siang bersama. Papah dan adik mu menunggu mu di meja makan," ucap Sinta selembut mungkin.

Abel yang mendengar suara tersebut pun sedikit syok lalu mengerjapkan matanya dan mengucek beberapa kali.

"Gak salah ini Mak lampir baik banget sama gue," ucap Abel dalam hati.

Abel bukan nya menjawab malah sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"Abel kamu denger mami?" tanya Sinta lagi.

Seketika Abel tersadar.

"Hemm . . iya nanti Abel kebawah," jawab Abel terbata.

"Yasudah kalo gitu kamu cepat cuci muka lalu turun kebawah yah, kasian takutnya papah dan adik kamu menunggu lama," ucap Sinta sambil tersenyum manis.

Sinta kembali menuju meja makan sedangkan Abel menutup pintu kamar nya lagi.

Abel duduk di tepian ranjang.

"Ko bisa Mak lampir sebaik itu sama gue, padahal dari semenjak dia nikah sama papah belum pernah bersikap manis seperti itu ke gue. Gue yakin ada yang lagi dia rencanakan, pasti ada maunya makanya dia baikin gue kaya tadi. Oke gue bakal ikutin permainan nya," ucap Abel.

Abel bergegas menuju kamar mandi setelah selesai Abel langsung turun menuju meja makan.

Dimeja makan sudah ada Atmajaya, Sinta dan Kalista yang sedang menunggu kedatangan Abel.

Abel duduk di sebelah kanan Atmajaya sedangkan Sinta dan Kalista di sebelah kirinya.

"Lama banget nunggu tuan putri turun," ucap Kalista menyinggung Abel.

"Kalista . . kamu diam, jangan merusak suasana di meja makan," ucap Sinta.

Kalista memutar bola matanya malas.

"Kenapa sih mami malah belain anak pembawa sial itu, bete in banget," ucap Kalista dalam hatinya.

"Tumben banget makan siang bareng kaya gini," ucap Abel.

"Ada yang ingin papah bicarakan. Sebaik nya kita makan terlebih dahulu," ucap Atmajaya.

Suasana di meja makan seketika menjadi hening karena semuanya fokus dengan makanan nya masing - masing.

"Papah minta nanti malam kalian berdua ikut papah ke acara makan malam. Ada pertemuan penting dengan kolega papah, papah harap kalian berdua dandan yang cantik dan jangan bikin malu disana," ucap Atmajaya.

"Tumben banget ngajak Abel ke acara gituan, biasa nya Abel gak pernah diajak kalo ada acara apapun," jawab Abel.

"Itu karena lo bisa nya cuma malu - maluin papah sama keluarga ini aja, makanya Lo gak pernah diajak," ucap Kalista.

"Kalista diam! papah minta kalian berdua ikut saja, tidak perlu banyak bertanya. Jaga sikap kalian berdua jangan berantem di depan kolega papah," ucap Atmajaya.

"Abel tidak bisa ikut," ucap Abel.

Atmajaya dan Sinta menatap Abel.

"Kenapa tidak bisa ikut nak?" tanya Sinta.

"Abel ingin istirahat," jawab Abel.

Atmajaya sedikit kesal karena Abel susah sekali di atur.

"Tidak ada penolakan! Papah minta kalian semua harus ikut, kalo tidak silahkan angkat kaki dari rumah ini," ucap Atmajaya dengan tegas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!